Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Cleisia Tyas Alemina Theodora Inakawa
"ABSTRAK
Skripsi ini berjudul "Evaluasi Penggunaan Social Networking Blitzmegaplex Terhadap Sikap Khalayak (Studi Kasus Penarikan Film Hollywood di Indonesia periode Februari 2011-Oktober2011)". Kesimpulan dari skripsi ini didapatkan bahwa lewat jejaring sosial yang dimilikinya Blitzmegaplex memberikan informasi dan juga berinteraksi dengan publik. Langkah aktif yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui twitter dan Facebooknya berhasil memberikan pengertian kepada publik dan mempertahankan citra Blitzmegaplex sebagai perusahaan yang baik.Tetapi dibalik keberhasilan kinerja jejaring sosial Blitzmegaplex terdapat beberapa kekurangan diantaranya terlalu seringnya Blitzmegaplex memberikan informasi dengan bahasa inggris yang dirasa kurang baik. Karena tidak semua publik Blitzmegaplex dapat berbahasa inggris dan mengerti apa yang mereka
informasikan jika mereka memakai bahasa asing."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Rismawanharsih
"Penelitian ini membahas kebijakan-kebijakan kriminal di negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura, dan Vietnam tentang perdagangan manusia dan perdagangan narkoba. Bermula dari fakta yang menggambarkan bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang rentan terhadap ancaman transnational organized crimes atau yang selanjutnya disebut sebagai TOCs, terutama dalam bentuk perdagangan manusia dan perdagangan narkoba. Dalam lalu lintas perdagangan manusia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN ini tak hanya sebagai negara transit sebagaimana yang umum diketahui selama ini, namun juga sudah mengarah ke negara asal dan negara tujuan. Begitu pula dengan perdagangan narkoba dunia yang sudah mengidentifikasi keberadaan Segitiga Emas Asia Tenggara yaitu Laos, Myanmar, dan Thailand sebagai salah satu kawasan penghasil narkoba khususnya yang berjenis opium terbesar di dunia.
Menanggapi segala permasalahan itu, setiap negara anggota ASEAN merumuskan kebijakan kriminal pada taraf nasionalnya. Pembuatan kebijakan kriminal tak lepas dari lingkungan kebijakan itu sendiri seperti tingkat ekonomi dan demokrasi di samping juga ancaman TOCs terkait. Setelah kebijakan kriminal dibentuk, substansinya diimpelementasikan oleh stakeholders (pemangku kepentingan) yang termasuk di dalamnya adalah polisi sebagai agen penegak hukum.

This research is about criminal policy on human trafficking and drug trafficking in Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philippine, Singapore, Thailand, and Vietnam as the country members of ASEAN. It starts with the fact that the South-East Asia is the vulnerable region to transnational organized crimes threat, particularly human trafficking and drugs trafficking. In human trafficking cases, country members of ASEAN not only happen to be the transit countries but also as the origin and destination countries. Furthermore, countries in South-East Asia are also identified as the significant drugs producers. As we know, South-East Asia possed the infamous Golden Triangle which consists of Laos, Myanmar, and Thailand as the world major opium producers.
Regarding the situation, each of ASEAN country members has their own criminal policy. The national criminal policy making is influenced by many factors such as economic and democracy rate within a country. Whenever the criminal policy is completely formed, there are stakeholders who implement it and police officers are one of the criminal policy stakeholders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aqsa
"Perubahan tren gaya rambut pria dewasa di Indonesia dimanfaatkan oleh sejumlah kalangan untuk meraup keuntungan. Saat ini, pada umumnya pria dewasa di Indonesia tersebut sedang menggemari gaya rambut serupa dengan model rambut yang disisir rapi dari depan ke arah belakang kepala. Agar tampak selalu rapi, dibutuhkan sebuah produk penata rambut yang mampu menjaga agar rambut tersebut tetap seperti awal melakukan sisiran, tidak berubah-ubah terlebih berantakan. Melihat kebutuhan tersebut, sejumlah kalangan memproduksi produk penata rambut yang biasa dikenal dengan nama pomade. Proses pembuatan yang terbilang cukup mudah, bahan baku yang dapat ditemui di Indonesia, serta merupakan potensi bisnis yang cukup besar, sejumlah kalangan memproduksi serta menjual pomade buatannya.
Sehingga saat ini banyak sekali beredar di Indonesia pomade-pomade buatan rumah. Semakin banyak merek tentunya akan semakin sulit bersaing jika tidak melakukan strategi-strategi pemasaran yang tepat. Penerapan strategi integrated marketing communication nampaknya dibutuhkan dalam melakukan pemasaran, agar komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap khalayak jelas dan konsisten sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak sesuai dengan harapan perusahaan.

Changes on men hairstyle are being utilized by a number of people to reap the benefits. In general, men in Indonesia are fond of hair style similar to the model slicked hair from the front toward the back of the head. To be always neat, they need hair styling products which able to keep their hair slick and neat. Based on this need, a number of people produce hair styling products commonly known by the name of pomade. Manufacturing process is quite simple, the raw materials can be found in Indonesia, as well as a substantial business potential, a number of people producing and selling homemade pomade.
So, today many circulating in Indonesia homemade pomade.More and more brands will certainly be increasingly difficult to compete if the company does not do marketing strategies appropriately. Implementation of integrated marketing communication strategy seems to be needed in marketing. Thus, communication from the company to public become clear and consistent, which lead to well-received message by the audience delivered in accordance with the company's expectations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Palinggi, Cathy Valentine
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara faktor containment dengan potensi melakukan kekerasan oleh guru terhadap murid di SMPN Depok. Faktor containment diukur melalui dua elemen containment theory yang dikemukakan oleh Reckless, yaitu faktor dalam diri (inner containment) dan faktor luar diri (outer containment). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif. Data primer diperoleh melalui survey pada 60 guru di salah satu SMPN Depok. Dari 2 (dua) hipotesa penelitian, 1 (satu) diantaranya dapat terbukti bahwa terdapat hubungan antara faktor containment dengan potensi melakukan kekerasan oleh guru, semakin tinggi faktor containment maka akan semakin rendah potensi melakukan kekerasan.

This research focuses on finding the correlation between the containment factor with the potential for violence committed by teachers against students in Junior High School. The containment factor measured by two elements of containment theory suggested by Reckless specially inner containment and outer containment. This research is quantitative which use survey method, which tool sample 60 respondents from one of the Junior High School in Depok. From 2 (two) hypotheses, 1 (one) of them can be proved that there is a correlation between the containment factor and the potential for violence committed by teachers, when the containment factor is high, then the potential for violence will be low.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yuliana
"Dalam seni ekologis, materialitas objek-objek alam dihadirkan sebagai representasi hubungan manusia dan multispesies non-manusia. Dalam karya seni kontemporer yang partisipatif, Jatiwangi art Factory memaknai ulang tanah yang menjadi elemen penting bagi masyarakat Jatiwangi, Jawa Barat, yang dikenal sebagai penghasil genteng sejak 1905. Penelitian ini berlatar di Jatiwangi dan Kassel, Jerman—lokasi di mana peneliti terlibat dalam sebuah karya seni ekologis berjudul New Rural Agenda, sebuah konferensi performatif yang menghadirkan representasi human dan non-human untuk membicarakan agenda baru pedesaan, yang dipresentasikan di Documenta Fifteen, sebuah perhelatan penting bagi seni kontemporer dunia. Penelitian ini menggunakan metode autoetnografi, di mana peneliti melakukan refleksi dan analisis pengalaman ketubuhan “mengalami tanah” yang tersituasikan, dan menggunakan paradigma materiality turn dalam kajian Antropologi. Penelitian ini ingin menarasikan dan mengurai proses terbentuknya materialitas baru dan memori kolektif akan “tanah” dan multispesies lainnya dari mengalami “peristiwa seni” dari sudut pandang seniman.

In ecological art, the materiality of natural objects is involved as a representation of the relationship between humans and non-human multispecies. In contemporary participatory works of art, Jatiwangi art Factory reinterprets land as an essential element for the people of Jatiwangi, West Java, who have been known as tile producers since 1905. This research is set in Jatiwangi and Kassel, Germany, where researchers are involved in a work of ecological art entitled New Rural Agenda. This performative conference presents human and non-human representations to discuss the new rural agenda presented at Documenta Fifteen, a historical event for contemporary world art. This thesis research uses the autoethnography method, in which the researcher reflects and analyzes the bodily experience of "experiencing Tanah" on situated and views it from the paradigm of materiality turn in Anthropology studies. This research aims to narrate and describe the process of forming new materiality and collective memory of "Tanah" and other multispecies from experiencing art performance from the artist's point of view."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahnaz Savitri
"Perkembangan teknologi terutama penggunaan media sosial memungkinkan terbentuknya beragam komunitas online, di mana salah satunya adalah komunitas fandom K-pop di media sosial Twitter yang disebut K-Pop Stan Twitter. Penelitian ini akan berfokus pada salah satu fandom K-Pop yang bernama Inner Circle. Penelitian ini akan menggunakan metode etnografi digital untuk menjelaskan bagaimana anggota fandom Inner Circle membentuk identifikasi mereka saat mereka menegosiasikan produktivitas dan budaya partisipasi mereka melalui platform media sosial. Temuan dari penelitian ini menyatakan bahwa identifikasi dapat mencakup tiga dimensi: inti, isi, dan perilaku. Inti dari fandom Inner Circle diartikulasikan dalam kiasan positif ―fandom yang dewasa‖, yang ditunjukkan oleh keyakinan, nilai, norma, dan rutinitas kelompok, yang dibandingkan dengan kelompok lain. Identifikasi juga diperkuat melalui pengalaman kelompok, sejarah dan tradisi, dan ritual di mana penggemar sama-sama membangun makna. Demografi, anggota fandom, ukuran fandom yang kecil, interaksi parasosial, serta audiens yang dibayangkan, adalah faktor-faktor yang memengaruhi proses identifikasi. Penelitian ini akan menjelaskan motivasi penggemar bergabung dengan Stan Twitter, serta alasan mereka menggunakan akun Twitter khusus penggemar. Penelitian ini juga memperhatikan dua jenis teks penggemar yaitu tweet penggemar serta profil Twitter penggemar yang merupakan cara anggota menunjukkan dedikasi dan semangat untuk fandom mereka. Selain itu, penelitian ini akan menunjukkan bagaimana penggemar membentuk representasi selebritas yang menjadi objek fandom mereka pada komunitas fandom virtual yang dibayangkan.

The development of technology, especially the use of social media, allows the formation of various online communities, one of which is the K-Pop fandom community on Twitter called K-Pop Stan Twitter. This research will focus on one of the K-Pop fandoms named Inner Circle. This study then draw on digital ethnographic data to explore how members of inner Circle fandom form their identification as they negotiate their productivity and participatory culture through online social media platforms. The findings of this study suggest that identification can include three dimensions: core, content, and behavior. The core of the Inner Circle fandom is articulated in the positive tropes of “mature fandom”, represented by the group’s beliefs, values, norms, and routines, as compared to other groups. Identification is also strengthened through group experience, history and tradition, and rituals in which fans build meaning together. Demographic, fandom size, parasocial interactions, and imagined audience are factors influencing the identification process. This study will explain fans' motivations to join Stan Twitter, as well as the reasons they are using a Twitter fan acoount. This study also pays attention to two types of fan text, namely fan tweets and fan Twitter profiles which are one way for members to show their dedication and passion for their fandom. In addition, it will show how fans shape the representation of celebrities who are the object of their fandom in an imagined virtual fandom community."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pitaloka Ayu Radhinda
"Penelitian ini menelaah mengenai proses komunikasi melalui perantara komputerisasi atau Computer Mediated Communication dengan menggunakan variabel user interface design yang merupakan tampilan dari suatu sistem. Penggunaan sistem teknologi bernama Learning Management System (LMS) MyScool dalam proses belajar merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, karenanya menyediakan sistem yang dapat diterima oleh guru dan murid adalah suatu hal yang penting. Penelitian ini juga mengaitkan teori Technology Acceptance Model (TAM) dan faktor didalamnya untuk melihat bagaimana user interface design pada LMS dapat diterima dan mempengaruhi niat berperilaku guru dan siswa untuk belajar online dengan menggunakan LMS MyScool. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan pengaruh masing-masing elemen dari user interface design, yaitu argument quality, image appeal, navigation design, dan connectedness terhadap niat berperilaku pengguna. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode Regresi Linear Sederhana pada guru dan murid di beberapa sekolah di pulau Jawa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial elemen user interface design dalam LMS MyScool yang berupa argument quality dan navigation design memberikan pengaruh positif terhadap faktor PU dan navigation design memberikan pengaruh positif terhadap faktor PEoU. sedangkan image appeal dan connectedness tidak memberikan pengaruh positif pada PU ataupun PEoU. Namun secara keseluruhan, user interface design dalam LMS MyScool memberikan pengaruh positif terhadap behavioral intention pengguna LMS MyScool.

This research examines about communication process that mediated by computer or known as Computer Mediated Communication that focused on user interface design that shown in the system. In Indonesia, it was a something new to using Learning Management System (LMS) in online learning process. Based on that situation, it is important to provide a system that is acceptable for teachers and students. This research using Technology Acceptance Model (TAM) factors to see how User Interface Design inside LMS MyScool will be accepted by user and affecting their behavioral intentions. This research tries to describe about the effect of each element of user interface design to behavioral intention of LMS MyScool’s users. Research was conducted by quantitative approach and Simple Linear Regression method to teachers and students on several schools in Java. Results of this research is shown that user interface design elements which is argument quality and navigation design is give an effect to perceived of usefulness and on the other hand navigation design is give an effect to perceived ease of use. Whereas image appeal and connectedness not giving a significant effect neither to PU nor PEoU. But overall, the statistic test result for user interface design in LMS MyScool give a significant effect to behavioral intention."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Alya Ramadhanty
"Permasalahan pencurian listrik masih menjadi masalah yang serius yang dihadapi oleh seluruh dunia, khususnya pada negara berkembang yakni Indonesia. Pencurian listrik juga menimbulkan kerugian materil yang tidak sedikit dan berdampak pada kerugian ekonomi perusahaan listrik jangka pendek maupun jangka panjang. Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai Pelaksanaan Program Pendisiplinan Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) sebagai bentuk upaya pencegahan kejahatan pencurian listrik. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana program ini dijalankan dengan melihatnya dari konsep kejahatan properti, social crime prevention dan juga teori crime triangle. Program P2TL ini bertujuan untuk mencegah kejahatan pencurian listrik dengan melakukan perencanaan secara menyeluruh dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan dukungan pihak-pihak yang terlibat. Program Pendisiplinan Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) ini diharapkan dapat menjadi bentuk pencegahan social crime prevention dan community crime prevention yang tepat dan efektif agar dapat meminimalisir pencurian listrik.

The problem of electricity theft is still a serious problem faced by the whole world, especially in developing countries, specifically Indonesia. Electricity theft also causes significant material losses and has an impact on the short-term and long-term economic losses of the electricity company. This Final Project discusses the Implementation of the Electricity Use Discipline Program (P2TL) as a form of preventing the crime of electricity theft. The purpose of this paper is to find out how this program is run by looking at it from the concept of property crime, social crime prevention and also the theory of the crime triangle. This P2TL program aims to prevent the crime of electricity theft by planning thoroughly and conducting outreach to the community with the support of the parties involved. The P2TL program is expected to be an appropriate and effective form of social crime prevention and community crime prevention in order to minimize electricity theft."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Irma Suryani
"Tulisan ini berupaya menjelaskan film dokumenter The True Cost melalui pendekatan kriminologi visual. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah film dokumenter The True Cost memposisikan fast fashion sebagai bentuk kejahatan lingkungan terhadap negara-negara yang tidak atau belum maju (Global South). The True Cost merupakan film dokumenter yang rilis pada tahun 2015 dengan Andrew Morgan sebagai sutradaranya. Film ini menampilkan mengenai kenyataan di balik murahnya fast fashion.
Fast fashion sebagai bentuk kejahatan lingkungan dianalisis menggunakan teori Southern Green Criminology oleh Goyes. Teori ini melihat bahwa fast fashion sebagai bentuk kejahatan lingkungan diciptakan oleh Global North dengan mengorbankan Global South.
Hasil analisis menunjukkan bahwa murahnya fast fashion ternyata dibayar mahal oleh kerusakan lingkungan di kawasan Global South. Film dokumenter ini memperlihatkan fast fashion sebagai kejahatan lingkungan yang merugikan manusia, hewan, dan ekosistem. Berbagai macam kejahatan lingkungan tersebut ditemukan dari proses produksi dan siklus akhir fast fashion, dimana keduanya terjadi di Global South.

This paper attempts to explain The True Cost documentary film through a visual criminology approach. The aim is to answer the question of how The True Cost documentary film positions fast fashion as a form of environmental crime against countries that are not or have not yet developed (the Global South). The True Cost is a documentary film released in 2015 with Andrew Morgan as the director. This film shows the reality behind the cheapness of fast fashion.
Fast fashion as an environmental crime is analyzed using the Southern Green Criminology theory by Goyes. This theory sees that fast fashion as a form of environmental crime was created by the Global North at the expense of the Global South.
The results show that the cheapness of fast fashion is paid for by environmental damage in the Global South. This documentary film shows fast fashion as an environmental crime that harms humans, animals, and ecosystems. Various kinds of environmental crimes are found in the production process and the final cycle of fast fashion, both of which occur in the Global South.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA5331
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>