Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Yuliastuti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui huhungan positif antara komunikasi antarpribadi yang mencakup dimensi kedekatan, empati, sikap positif, keterbukaan, kesetaraan dan sikap mendukung. masing-masing sebagai dimensi pada variabel. bebas, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan produktivitas kerja sebagai variabel terikat. Lehih lanjut, penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas tersebut berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan umur dapat meramalkan produktivitas kerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengetahui berapa besar sumbangan masing-masing dimensi variabel hebas tersebut terhadap variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dari hulan Oktober 1998 hingga Januari 1999. Populasi penelitian ini adalah karyawan dan pimpinan di kalangan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI Jakarta, Cibinong, dan Serpong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional dengan Sampel berjumlah 84 orang. Sampel tersebut diambil dengan teknik purposive random sampling. Dua buah instrumen penelitian yang digunakan adalah 1) instrumen komunikasi antarpribadi yang mencakup dimensi kedekatan, empati, sikap positif, keterbukaan, kesetaraan dan sikap mendukung; 2) instrumen pengukur produktivitas kerja mencakup dimensi iklim komunikasi, kepuasan-kerja, dan motivasi kerja. Kedua instrumen ini berbentuk kuesioner dan menggunakan skala likert.
Instrumen komunikasi antarpribadi memiliki 43 butir soal, instrumen produktivitas kerja memiliki 51 butir soal. Kedua instrumen tersebut telah memenuhi syarat sebagai alat pengukur, baik validitas maupun reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi sederhana. Seluruh analisis di dalam pene1itian_ini menggunakan perangkat program komputer SPSS/PC+.
Penelitian menemukan terdapat hubungan positif antara komunikasi antarpribadi dan produktivitas kerja. Hal itu menunjukkan bahwa semakin; baik komnnikasi antarpribadi karyawan maupun pimpinan maka semakin tinggi pula produktivitas kerja mereka. Di pihak lain, juga terdapat hubungan positif yang bermakna antara kedekatan dan produktivitas kerja. Ada hubungan positif yang bermakna antara empati dan produktivitas kerja.
Terdapat pula hubungan positif yang bermakna antara sikap positif dan produktivitas kerja. Selain itu terdapat hubungan positif yang bermakna antara kesetaraan dan produktivitas kerja, jugs terdapat hubungan positif yang bermakna antara sikap mendukung dan produktivitas kerja."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fathonah
"Komunikasi menjadi suatu yang sangat esensial di dalam setiap aktivitas organisasi. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat diteropong dari keberhasilan komunikasi. Rumah sakit telah ditetapkan sebagai organisasi. Salah satu kegiatan pokok rumah sakit adalah rawat inap yang sering dijadikan indikator baik buruknya manajemen rumah sakit. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak dan paling lama di ruang rawat inap, sehingga perawat dapat dikatakan sebagai penentu baik-buruknya pelayanan rumah sakit. Untuk itu di ruang rawat inap harus diciptakan iklim kerja yang kondusif, salah satu yang membentuk iklim kerja adalah iklim komunikasi. lklim komunikasi mempengaruhi cara hidup anggota organisasi dan dapat menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam produktivitas anggota organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, berdasarkan hasil survei dari rumah sakit rata-rata kepuasan kerja adalah kurang, dimana kepuasan kerja akan berdampak terhadap perilaku pegawai antara lain: produktivitas, absensi, kecelakaan kerja, dan perputaran pegawai. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang produktivitas kerja perawat pelaksana, iklim komunikasi ruang rawat inap dan hubungan antara iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana. Metode yang dipakai adalah diskripsi korelasi dan pengumpulan data dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 172 orang, waktu penelitian bulan mei, 2002. Instrumen penelitian terbagi tiga bagian yaitu: karakteristik responden, iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana.
Karakteristik responden berumur antara 20 - 54 tahun, paling banyak wanita, pendidikan terakhir D III Kep/Keb, masa kerja antara 6 bulan - 34 tahun. Hasil analisa univariat pada variabel iklim komunikasi menunjukkan rata-rata kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengar dalam komunikas ke atas, dan memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi masuk dalam kategori baik. Untuk variabel dependen yaitu produktivitas kerja perawat pelaksana secara komposit masuk dalam kategori baik. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara iklim komunikasi dengan produktivitas kerja perawat pelaksana, dan hasil analisa multivariat sub variabel iklim komunikasi yang paling berperan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan rumah sakit dan bidang keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan iklim komunikasi, menterjemahkan visi, misi, dan tujuan rumah sakit kedalam uraian tugas, adanya program orientasi pegawai, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan komunikasi dan manajemen serta memberikan penghargaan bagi pegawai yang produktif. Untuk penelitian selanjutnya disarankan: yang tertarik dengan iklim komunikasi, mengembangkan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan observasi atau wawancara langsung dan penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Hidayat
"Penelitian ini didasari oleh suatu anggapan bahwa setiap individu melakukan suatu tindakan tertentu berdasarkan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Kebutuhan dan tujuan ini dapat menimbulkan suatu dorongan jika ada harapan bahwa seseorang akan mampu untuk memuaskan kebutuhan dan mencapai tujuannya. Ada tidaknya harapan ini dapat menunjang pelaksanaan tugas individu sehingga individu akan mendapatkan kepuasan kerja dan meningkatkan motivasi kerja. Setiap perusahaan, lembaga ataupun departemen baik swasta maupun pemerintah, profit maupun non profit perlu memelihara motivasi kerja, terutama dengan adanya persaingan pasar bebas dalam era globalisasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara efektivitas komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja. Menurut Devito bahwa efektivitas komunikasi antarpribadi ada lima dimensi yaitu : Keterbukaan, Empati, Dukungan , Kepositifan, dan Kesamaan. Kelima faktor ini dapat dikategorikan pada dimensi pengharapan dalam teori motivasi Kinlaw. Lebih jauh penelitian ini ingin melihat dari kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi tersebut, dimensi mana yang mempunyai hubungan paling tinggi terhadap motivasi kerja.
Dalam pengumpulan data, angket disebarkan kepada pegawai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan (PPPGK) Jakarta dari golongan I, II, III, dan IV masing-masing 75 %. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik sampel acak distratifikasi (Stratified random sampling). Sedangkan teknik analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.
Hasil analisis deskriptif tentang persepsi pegawai terhadap kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi dan tingkat motivasi kerja pegawai menunjukkan pada tingkatan sedang. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan secara bersamaan kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi yang memiliki hubungan positif dan signifikan adalah keterbukaan dan kepositifan. Sedangkan dimensi empati, dukungan, dan kesamaan tidak berhubungan secara signifikan. Namun apabila dikontrol dengan golongan terdapat perbedaan terutama untuk golongan III dan IV dimana dimensi yang berkorelasi hanya dimensi kepositifan. Sedangkan bagi golongan I dan II sama yaitu keterbukaan dan kepositifan. Begitu pula jika dikontrol dengan jabatan dimana untuk jabatan widyaiswara hanya ada satu dimensi yang berkorelasi yaitu empati. Sedangkan bagi jabatan staf administrasi sama yaitu keterbukaan dan kepositifan.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor komunikasi khususnya komunikasi antarpribadi berhubungan cukup tinggi terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai. Ini dapat dilihat dari Koefisien Determinasi ( R 2) sebesar 0,340 (34 %) terhadap motivasi kerja. Sedangkan sisanya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain di luar faktor komunikasi. Sebagai akhir faktor-faktor di luar komunikasi perlu diteliti lebih lanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Arisiswanti
"Teknologi Informasi dipandang tengah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mulai dari orang muda sampai dengan tua mulai mengenal teknologi ini, begitu pula tidak hanya di dunia pendidikan saja akan tetapi juga di dunia perkantoran. Beragam jenis teknologi informasi banyak diminati oleh masyarakat dunia, dimulai dari telepon seluler, internet, teleconference, dan lain ragamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) khususnya internet terhadap kepuasan karyawan dalam mendapatkan informasi. Analisis tidak melihat pada hasil yang dicapai akan tetapi untuk mengukur bagaimana dan seberapa efektif karyawan dalam mendapatkan kepuasan informasi dengan memanfaatkan sarana dan prasarana TIK seperti internet, dan media sosial lainnya. Selain itu, penelitian ini untuk menelaah apakah efek dari penggunaan internet dapat memberikan hasil positip terhadap pekerjaan atau malah memberikan efek negatif serta untuk mengukur sejauh mana karyawan efektif berkomunikasi dengan dunia luar kantor dengan menggunakan teknologi ini.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuesioner terhadap pegawai Pusbindiklat Peneliti LIPI dengan pendekatan Uses and Gratification serta beberapa teori lainnya yang ditentukan berdasarkan sampling.
Dari hasil analisis, pengaruh literasi informasi terhadap tingkat kepuasan karyawan menunjukan bahwa dapat diliat dari manfaat dari internet yang diperoleh oleh karyawan memiliki pengaruh secara signifikan dibanding dengan dimensi variabel lainnya, kegiatan lain seperti mengakses data dan informasi melalui internet serta pengaruh dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan utama menunjukan tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap penciptaan ide/gagasan, penyelesaian pekerjaan sesuai tujuan serta kebiasan bekerja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan yang memetik manfaat dari internet ada di setiap lini, dan hasilnya dapat langsung dirasakan oleh mereka, baik peningkatan terhadap pekerjaan, hubungan sosial ataupun pola komunikasi antar staf dan pimpinan.

Information technology is seen as a world which is currently experiencing rapid growth. Ranging from young to old people getting to know these technologies, as well as in the world of education is not only alone but also in the world of office. Various types of information technology in great demand by the people of the world, starting from mobile phones, internet, teleconferencing, and other varieties.
This study aims to analyze the role of information and communication technology (ICT), especially the Internet on employee satisfaction in getting information. Analysis did not look at the results achieved but to measure how and how effective employee satisfaction in getting information by leveraging ICT infrastructure such as the Internet, and other social media. In addition, this study to examine whether the effect of the use of the Internet can provide positive results to the job or even have negative effects as well as to measure the extent to which employees communicate effectively with the outside world using this technology office.
This study uses kuantiatif method using measurement through questionnaires to employees Pusbindiklat Peneliti LIPI with the Uses and Gratification approach as well as some other theories. The expected outcome of this research is to provide input and ideas for the management of human resources in fostering and support for employees.
From the analysis, the authors obtain information about the influence of literacy on the level of employee satisfaction showed that the results obtained by the employee benefits significantly, other activities such as accessing data and information via the internet as well as the influence of the level of education and main occupation showed no significant influence on the creation of idea / ideas, as well as the completion of the work for the purpose for working habits.
It can be concluded that employees who have benefited from the internet is in every line, and the results can be directly felt by them, either increase the employment, social relationships or patterns of communication between staff and management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Budyatna
Jakarta: Universitas Terbuka, 1994
302.2 MUH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amirsyah Sahil
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Nurhayani
"Pernikahan merupakan salah satu tahap dalam siklus kehidupan. Keputusan memilih baik disengaja maupun tidak untuk menikah atau menundanya sementara waktu, tergantung pada bagaimana seseorang merespon alternatif yang ada dalam masyarakat. Yang jelas, apa pun keputusannya - menikah atau tidak - sebagian besar tergantung pada individu yang bersangkutan. Jika dulu masyarakat (khususnya orangtua) begitu anaknya dewasa sibuk mencarikan jodoh yang tepat, saat ini meskipun masih ada, kebiasaan itu memudar. Individu lebih bebas memilih pendampingnya. Salah satu alternatif untuk mencari teman dan kalau mungkin melanjutkannya ke jenjang pernikahan adalah melalui Rubrik Kontak SK Kompas. Dalam memahami konsep diri peminat & peserta Kontak, juga bagaimana mereka mempersepsi dirinya, penelitian yang bersifat kualitatif ini menggunakan definisi konsep diri dari Adler & Towne, terutama bagaimana seseorang melihat dirinya dalam tiga dimensi dari diri, yaitu: perceived self, desired self, dan presenting self. Adler & Towne mendefinisikan konsep diri sebagai sekumpulan persepsi seseorang yang relatif stabil mengenai dirinya sendiri baik dari segi fisik, sosial maupun psikologisnya. Perubahan konsep diri dimungkinkan dengan adanya reflected appraisal & social comparison. Penilaian yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya disebabkan antara lain adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perception, dan social expectation. Penulis mengamati & mewawancarai tujuh informan berusia 32-45 tahun yang belum menikah, kemudian penulis uraikan gambaran diri dan pergaulan informan. Selanjutnya penulis analisa berdasarkan persepsi fisik, psikologis, & persepsi sosial informan. Kemudian penulis membandingkan antara gambaran diri informan yang bersifat pribadi (perceived self), dengan gambaran diri yang bersifat publik (presenting self) dan gambaran diri yang ideal (desired self). Hasil penelitian sebagai berikut: terdapat kesesuaian antara beberapa elemen dari dimensi konsep diri beberapa informan, juga ketidaksesuaian antara beberapa dimensi konsep diri informan lainnya yang berkorelasi dengan keterlambatan para informan untuk menikah. Pada elemen fisik, untuk informan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri. Namun pada informan pertama, dan keenam hanya terdapat kesesuaian antara perceived self dengan presenting self. Pada elemen sosial, dikategorikan dalam kelompok : Pertama, berkaitan dengan persahabatan dan kekeluargaan, terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri pada informan pertama, ketiga, keempat, kelima, & ketujuh. Sedangkan pada informan kedua, & keenam terdapat ketidak sesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Kedua, berkaitan dengan penjajagan atau pergaulan dengan lawan jenis yang mengarah pada pernikahan. Pada keseluruhan informan, terdapat kesesuaian antara dimensi perceived self dengan desired self, namun bila dikaitkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiganya. Semua elemen konsep diri baik fisik, psikologis maupun sosial berkaitan dengan belum menikahnya para informan sampai berusia 32-45 tahun, namun yang tampak dominan adalah elemen psikologis. Pada umumnya dalam elemen ini, terdapat kesesuaian antara perceived self dengan desired self, tetapi jika dihubungkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Ketidaksesuaian antara tiga dimensi tersebut disebabkan adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perfection, dan social expectations. Para informan menganggap pernikahan adalah hal yang sakral, karena itu sebaiknya menikah sekali seumur hidup. Semua informan berharap suatu saat akan bertemu dengan seseorang yang dapat dijadikan pendamping hidup. Lima informan belum menikah karena faktor ketidaksengajaan (choosing by default), dan dua informan memilih dengan sengaja (choosing by knowledgeably)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjanto
"Dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat dimungkinkan untuk terjadinya perubahan. Terjadinya perubahan dapat menimbulkan gangguan terhadap perencanaan, maka penerapan sistem manajemen perubahan dalam kaitannya dengan produktivitas tenaga kerja menjadi sangat penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas penerapan manajemen perubahan oleh para kontraktor dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan. Oleh karena itu, dibuatlah kuisioner untuk mengumpulkan data dari para praktisi di lapangan. Selanjutnya data yang didapatkan diolah dengan menggunakan analisa statistik, yaitu dengan software SPSS. Faktor-faktor ini dikelompokkan dalam tahap menciptakan kondisi yang siap terhadap perubahan, tahap identifikasi dan diversifikasi perubahan, tahap evaluasi perubahan dengan kondisi lapangan, tahap implemetasi, serta tahap pembelajaran setelah perubahan. Analisa deskriptif menghasilkan kualitas penerapan manajemen perubahan yang berbeda untuk tiap variabel dengan kelompok tahap evaluasi dan diversifikasi perubahan sebagai yang terbaik. Analisa korelasi menghasilkan faktor memprediksi dampak terhadap biaya sebagai faktor yang paling berpengaruh sementara dari analisa regresi didapatkan bahwa kontribusi manajemen perubahan terhadap produktivitas tenaga kerja adalah 34,3%. Kata kunci : manajemen perubahan, produktivitas, tenaga kerja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>