Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iting
"Lada hitam dikenal masyarakat umum sebagai bumbu masakan yang memberikan rasa pedas. Ekstrak Iada hitam mengandung piperin yang dapat mempengaruhi kecepatan hantar saraf. Kecepatan hantar saraf dapat diketahui dengan mengukur jarak antara elektroda perangsang dan elektroda perekam dibagi durasi masa laten.
Tujuan penelitian: mengetahui durasi masa laten potensial aksi otot gastroknemius kontralateral pada kelompok tikus yang diberi piperin dan kelompok tikus kontrol sebagai pembanding. Penelitian eksperimental ini di dilakukan secara in vivo. Sampel menggunakan tikus Spargue-Dowley jantan dengan (n=15) kontrol dan (n=15) perlakuan. Tikus kontrol diberi CMC dosis 10 mL/kg dan tikus perlakuan diberi piperin dosis 100 mg/kg yang dilarutkan dengan CMC. Pengukuran durasi masa laten potensial aksi dengan menempatkan elektroda perangsang pada telapak kaki kiri dan elektroda perekam pada otot gastroknemius kontralateral. Pengukuran durasi masa laten dilakukan pada tiga waktu yaitu menit ke-5, 30 dan 60.
Hasil Rerata durasi masa laten potensial aksi menit ke-5 pada kelompok kontrol (11,55 kurang lebih 1,36) milidetik dan rerata pada kelompok perlakuan (10,92 kurang lebih 1,35) milidetik. Hasil pengukuran menit ke-30 rerata durasi masa laten pada kelompok kontrol (11,90 kurang lebih 2,87) milidetik dan kelornpok tikus perlakuan (16,36 kurang lebih 7,76) milidetik. Durasi masa laten menit ke-60, kelompok kontrol (13,35 kurang lebih 6,35) milidetik dan kelompok perlakuan (15,36 kurang lebih 8,37) milidetik. Durasi masa laten potensial aksi pada ketiga waktu pengukuran tidak berbeda bermakna dengan p>0.05.
Hipotesis penelitian berupa durasi masa laten potensial aksi kelompok yang diberi piperin lebih panjang dibanding durasi masa laten kelompok kontrol ditolak, berdasarkan: rerata durasi masa laten potensial aksi pada 3 waktu pengukuran antara kelompok yang diberi piperin dan kelompok kontrol tidak berbeda bermakna (p<0.05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T16243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Inayah
Jakarta : Salemba Medika, 2006
612.3 LIN a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nisapratama
"ABSTRAK
Memiliki anak kandung merupakan salah satu tujuan umum dari pernikahan. Untuk menghasilkan anak, organ reproduksi yang sehat sangat diperlukan, dimana sekitar 40 kasus infertilitas berasal dari faktor pria. Analisis semen merupakan pemeriksaan rutin untuk menganalisa status kesehatan sistem reproduksi pria menggunakan referensi dari WHO tahun 1999, salah satu faktor penting yang berpengaruh adalah motilitas sperma. Pria dengan asthenozoospermia memiliki nilai abnormal pada beberapa zat yang berkontribusi membangun motilitas cairan sperma, salah satunya adalah Seng, sebuah mikronutrien vital dalam pertumbuhan sel, motilitas, viabilitas, volume, pH, konsentrasi, dan morfologi sperma. Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsentrasi Seng dalam cairan semen terbukti memiliki korelasi dengan motilitas, konsentrasi, dan morfologi sperma. Namun adapula beberapa literatur yang menyatakan bahwa kadar seng tidak berkontribusi terhadap infertilitas pria. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh konsentrasi seng terhadap pria infertil dengan asthenozoospermia. Dengan demikian, prevalensi infertilitas karena jumlah seng yang tidak memadai dapat dicegah sehingga jumlah infertilitas di Indonesia dapat berkurang. Penelitian ini menggunakan metode comparative case-control. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Departemen Biokimia FKUI. Data dan Sampel diambil melalui proses masturbasi dan didapatkan dari RSIA Sayyidah. Adapun jumlah sampel adalah lima belas 15 untuk asthenozoospermia, dan dua puluh 20 sampel untuk normozoospermia. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kandungan Seng pada semen plasma diketahui tidak berhubungan dengan asthenozoospermia pada pria infertil. Hasil dari kedua kategori, asthenozoospermia dan normozoospermia tidak menunjukan perbedaan bermakna yang signifikan.

ABSTRACT
Abstract To reproduce and have children is one of the main objectives of married couple. To breed and produce children, having a healthy reproductive organ is required, where about 40 cases of infertility come from male factors. Seminal plasma analysis is a rouine examination to analyze male reproduction health status using the reference value from WHO 1999, one of the important factor is sperm motility. Males with asthenozoospermia has abormal value of several substances that build sperm motility, one of them is Zinc, a vital micronutrient in cell growth, mobility, viability, volume, pH, concentration, and morphology.Several studies stated that Zinc concentration in seminal fluid is proven to have strong correlation with male infertility. In contrast, there are also some literatures stated that zinc concentration and male infertily has has no correlation. This study aimed to find the correlation between seminal plasma Zinc concentration and asthenozoospermia in infertile males. This research project used comparative case control method. Data an sample were taken from RSIA Sayyidah through masturbation process. Then the data was analysed in Biochemistry Laboratory FKUI. As a result, fifteen asthenozoospermic semen plasma and twenty normozoospermic semen plasma are included in this project. Based on the statistical analysis, zinc was not shown to have any association with asthenozoospermia in infertile men. Both groups, the asthenozoospermic and normozoospermic sampples do not show any significant difference."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Nurlaila Shoffa
"ABSTRACT
Kondisi psikis mahasiswa selama mengikuti praktikum anatomi dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Kondisi psikis dapat dipengaruhi oleh efek formalin yang digunakan sebagai pengawet kadaver, pengalaman dengan kadaver, suasana laboratorium, serta faktor lain. Sebuah studi cross-sectional dilakukan untuk mengetahui perbedaan kondisi psikis antara mahasiswa lama dengan mahasiswa baru. Kondisi psikis positif dan negatif dinilai menggunakan kuesioner Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) yang telah dimodifikasi. Data mahasiswa baru diambil pada sesi praktikum anatomi pertama, sedangkan data mahasiswa lama diambil pada sesi praktikum ketujuh. Sebanyak 151 mahasiswa laki-laki dan 222 mahasiswa perempuan berpartisipasi dalam penelitian, terdiri dari 206 mahasiswa baru dan 167 mahasiswa lama. Psikis positif terbanyak pada mahasiswa lama adalah tertarik, sedangkan pada mahasiswa baru adalah fokus. Psikis negatif terbanyak pada kedua kelompok adalah rasa tidak nyaman. Dengan uji chi square didapatkan hubungan yang bermakna antara rasa bangga dengan status mahasiswa (p=0,002), sementara psikis negatif dan psikis positif lainnya tidak menunjukkan hubungan yang bermakna (p>0,05).

ABSTRACT
Students’ psychical condition during anatomy laboratory session could affect learning process. These psychical conditions are influenced by effects of formaldehyde used on cadaver, the experience of seeing cadaver, laboratory condition, and other factors. A cross-sectional study was done to seek the differences of psychical conditions between old and new students during anatomy laboratory session. Students’ positive and negative psychical conditions were examined by using modified Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) questionnaire. The data of new students were obtained on the first anatomy laboratory session, while those of old students on the seventh session. A total of 151 male and 222 female students participated in this study, which consisted of 206 new students and 167 old students. The most common positive psychical condition found in old students was interested, while in new students was focus. On the other hand, the most common negative psyhical condition in both old and new students were uncomfortable. The chi square test showed that there was a relationship between proud feeling with students’ status (p=0.002). On the contrary, no relationship was found between negative psychical and other positive psychical conditions with students’ status (p>0.05)."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William
"Kafein yang merupakan salah satu komponen utama dalam minuman berenergimemiliki dampak pada berat badan dan aktivitas fisik Konsumsi kafein akanmenyebabkan peningkatan dari kesadaran dan kewaspadaan Dengan terjadinyapeningkatan ini maka aktivitas fisik akan meningkat sehingga berat badan dapatturun Hal ini masih menjadi perdebatan beberapa ahli antara hubungan kafeindengan berat badan Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh kafein terhadap berat badan dan aktivitas fisik Penelitian dilakukan denganmemakai 15 ekor hewan coba tikus yang akan diberi Minuman B kafein danakuades Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan pemberian bahan uji setiap hariselama 5 hari per minggu dan dilakukan selama 3 minggu Berat badan diukur setiappagi hari 30 menit setelah pemberian bahan uji dan aktivitas fisik dalam detik diukurselama 3 menit Hasil penelitian menunjukan tidak terjadi perbedaan yang bermaknapada perubahan berat badan dari minuman berenergi B dengan kafein p 0 251 Minuman B dengan akuades p 0 762 dan kafein dengan akuades p 0 105 Tidakterdapat perbedaan yang bermakna dari aktivitas fisik tikus antara Minuman Bdengan kafein p 0 076 terdapat perbedaan bermakna antara Minuman B denganakuades p 0 001 dan antara kafein dengan akuades p 0 000 Batas penilaiankemaknaan ditentukan dengan nilai p 0 05.

Caffeine is one of major component in energy drinks have impact to body weight andphysical activity Consumption caffeine will increase consciousness and alertness Byincrease physical activity the body weight can be decreased It is still debate by someexpert the correlation between caffeine and body weight So the purpose of thisresearch was to determine the effect of caffeine on body weight and physical activity This research was conduct by using 15 rats that each five of them was given B drinks caffeine and aquadest respectively The research was conducted by administering thetest substance daily for 5 days per week for 3 weeks Body weight was measuredevery morning 30 minutes after administration of the test substance and physicalactivity measured in seconds for 3 minutes Result from this research is notsignificant The result showed up in rat body weight between B drinks and Caffeine p 0 251 Minuman B and akuades p 0 762 caffeine and aquadest p 0 105 Furthermore no significant result in mouse physical activity between Minuman Band Caffeine p 0 076 but have significant result between B drinks and aquadest p 0 001 and between caffeine and aquadest p 0 000 There is significant result ifp 0 05 "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Septiani Farhan
"ABSTRAK
Latar belakang: Kelelahan (fatigue) adalah suatu fenomena fisiologis teljedinya
penurunan toleransi terhadap kerja flsik. Penyebabnya sangat spesiflk bergantung pada
karakteristik kerja tersebut. Ada dua pendapat yang menjelaskan timbulnya kelelahan
otot pada olahraga dengan intensitas tinggi dan durnsi singkat. Pertama, bahwa
penimbunan asam laktat merupakan penyebub timbulnya kelelahan otot, hal ini
disebabkan pemenuhan kebutuhan energi bergantung pada sistem fosfagen dan glikolisis
anaerob dan jalur metabolisme int menghasilkan produk samping yaitu asam laktat.
Dengan meningkatnya ketergantungan energi dari gHkolisis anaerob menyebabkan
terjadinya akumulasi asam laktat.
Pada pendapat kedua, kelelahan timbul akibat penimbunan It bebas yang berasal dari
basil Hidrolisis ATP dan glikolisis anaerob pada otot yang aktif. Kedua proses ini
menghasi!kan H+ bebas. Dengan makin meningkatnya intensitas dan kebutuhan akan
ATP, maka proses glikolisis anaerob dan ATP hidrolisis semakin meningkat, maka
akumulasi H+ bebas tersebut akan menimbulkan kelelahan otot.
Tujuan: Bagaimanakah pengaruh 1-F dan laktat terhadap timbulnya kelelahan otot yang
ditandai dengan menurunnya kekuatan kontraksi dari otot rangka tersebut?
Metode: Penelitian ini menggunakan 3 kelompok perlakuan. Otot gastrocnemius Rana
sp di rendarn dalam larutan perlaknan yang berbada yaitu sodium laktat (kelompok 1),
asam laktat (kelompok 2) dan asam sitrat (kelompok 3) selama 30 menit. Otot yang Ielah
direndam kemudiao dirangsang dengan kontraksi submaksimal dengan frekuensi 5 Hz
dan voltase 20 volt. Gambatan kontraksi direkam dengan menggunakan
mekanomiogram. Dihitung durasi mulai awal konttaksi hingga timbulnya penurunan
kekuatan kontraksi 50%. Data dianalisis dengan uji ANOVA.
Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna antara waktu kelelahan yang ditimbulkan
oleh sodium laktat dibandingkan dengan asam laktat (P<0,0T32809-Fanny septiani farhan5), Terdapat perbedaan yang
bermakna aot:ara waktu kelelahao yang ditimbulkan oleh sodium laktat dibandingkan
dengan asam sitrat (P<0,05), dan terdapat perbedaan yang bennakna ant:ara waktu
kelelahan yang ditimbulkan oleh asam laktat dibaodingkan dengan asam sitrat (P<0,05),
sehingga urutan timbulnya kelelahan dari yang tereepat hingga yang terlarna adalah asam
sitrat, asam laktat dan natrium laktat.
Kesimpulan: H+ merupakan faktor utama terhadap timbulnya kelelahan otot pada otot
rangka Rana sp.

Abstract
Background: Fatigue describes a condition in which a muscle is no longer able to
generate or sustain the expected power output. Fatigue is influenced by the intensity and
duration of the contractile activity. Multiple factors have been proposed to play a role in
fatigue. The popular opinion says that the accumulation of lactic acid as the main cause
of fatigue. During intense exercise, muscle and blood lactate can rise to very high levels.
Lactic acid becomes accumulated, has a direct detrimental effect on muscle performance.
The second opinion show that an increase concentration of hydrogen ions and a decrease
in pH (increase in acidity) within muscle or plasma, causes fatigue. The accumulation of
hydrogen ion release from glycolysis and ATP hydrolysis. The cell buffering capacity is
exceeded and fatigue developed.
Aims: The present study was designed to evaluate the role of W and lactate· in causing
muscle fatigue.
Design: the research uses 3 groups of treatment. Gastrocnemius muscle of Rana sp is
submerge in 3 different solutions. Sodium lactate (group 1), lactic acid (group 2) and
citric acid (group 3) for 30 minutes. The muscle is being stimulated using stimulator in
sub maximum contraction with frequency 5 Hz and 20 volt. the duration of fatigue is
observed from the initiation of contraction until 50% reduction of the muscle
contraction. Data is analyzed with ANOVA.
Result: The result of analysis showed that there were statistical differences on duration
of fatigue between sodium lactate and lactic acid, between lactic acid and citric acid, and
between lactic acid and citric acid (P
Conclusion: W accumulation plays big role in emerging muscle fatigue."
2009
T32809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Toelihere, Mozes R.
Bandung: Angkasa, 1979
591.16 MOZ f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Guyton, Arthur C.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1994
611 GUY f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ganong, W.F.
Jakarta: EGC, 1991
612 GAN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mulroney, Susan E.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2009
612 MUL n (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>