Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrio Sukmoko
"Latar belakang. Menurut hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Indonesia 1992, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular telah menduduki urutan teratas. Obesitas berhubungan dengan peningkatan mortalitas kardiovaskular. Pengaruh peningkatan berat Madan sebagai faktor independen komorbiditas terhadap kelainan struktur dan fungsi jantung ini belum dapat dibuktikan.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya peningkatan massa ventrikel kiri pada wanita obes sebagai bagian yang menentukan fungsi ventrikel kin.
Metode. Sebanyak 90 subyek penelitian terdiri dari 45 orang obes (BMI > 25 KgIM2) dan non obese (BM <25 kgfM2) sebagai kontroi. Dengan menggunakan M mode Ekokardiografi dilakukan pengukuran massa ventrikel kin jugs dilakukan pemeriksaan CT Abdomen untuk menilai ketebalan lemak viseral. Faktor lain seperti tekanan darah, resistensi insulin, dan lingkar pinggang juga dievaluasi.
Hasil. Didapatkan perbedaan bermakna massa ventrikel kin antara kelompok obes dan non obes (P=0,000), juga tekanan darah sistolik (P-0,005), tekanan dash diastolik (P=0,006), lingkar pinggang (P=0,000), lemak viseral (P=0,000), HOMA-IR (P=0,000). Penelitian ini membuktikan korelasi yang bermakna antara massa ventrikel kin dengan ketebalan lemak viseral (r = 0,67 , P = 0,000), dengan IMF (r = 0,67 , P = 0,000), dengan lingkar pinggang (r = 0,69 , P = 0,000), dengan HOMA-IR (r = 0,57 , P = 0,000).
Kesimpulan. Penelitian ini adalah penelitian pertama yang mengkorelasikan antara massa ventrikel kiri dengan peningkatan tebal lemak viseral, IMT, lingkar pinggang dan HOMA-IR pada populasi wanita Indonesia usia produktif. Lebih jauh pads penelitian ini memperlihatkan hubungan antara obesitas dengan peningkatan kelainan kardiovaskular.

Background. Based on Indonesia Household Health Survey 1992, the leading cause of death is cardiovascular diseases. Obesity is related to the increase of cardiovascular mortality rate. The role of body weight as an independent co-morbidity factor for structure abnormality and cardiac function has not been proven yet.
Objective . This study aims to measure left ventricular mass of obese women which partly determines the function of left ventricular.
Method. The total study subjects is 90, which consists of 45 obese women (BMI > 25 KgIm2) and 45 non-obese women (BMI < 25 Kg/m2) as control group. They are evaluated by M mode echocardiography and CT Scan abdomen to measure visceral fat, blood pressure, insulin resistance and waist circumference. Both groups were correlated.
Result. There are significant differences in left ventricular mass of obese and non-obese group (P = 0.000), systolic blood pressure (P = 0.000), diastolic blood pressure (P = 0.006), waist circumference (P = 0.000), visceral fat (P = 0.000), and HOMA-IR (P = 0.000). With bivariant analysis, it comes to a conclusion that there are significant correlation between left ventricular mass and visceral fat (r = 0.67, P = 0.000); between BMI and left ventricular mass (r = 0.67, P = 0.000); between waist circumference and left ventricular mass (r = 0.72, P = 0.000); and also between HOMA-IR and left ventricular mass (r = 0.57, P = 0.000).
Conclusion . This is the first study that correlation between increasing of left ventricular mass and visceral fat, BMI, waist circumference and HOMA-IR on The Indonesian Women Population. So far, this study shows a relationship between obesity and high cardiovascular risk.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uray Naviandi
"Obesitas telah ditetapkan sebagai epidemi global dengan berbagai dampak bagi kehidupan sosial, ekonomi, psikologi, serta kesehatan tidak hanya pada individu namun juga keluarga. Bahkan pada wanita, obesitas mempengaruhi siklus hidup (life cycle). Prevalensi overweight dan obesitas dewasa di Indonesia terus meningkat terutama pada wanita (32,9 persen) pada tahun 2013. Ini menjadi tantangan dalam menghadapi bonus demografi mengingat jumlah populasi wanita akan meningkat menjadi 152,6 juta pada tahun 2035 dengan populasi wanita usia produktif (15-54 tahun) diperkirakan mencapai 85,86 juta (56,2 persen dari total populasi perempuan). Tingginya obesitas wanita usia produktif mengindikasikan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi peningkatan obesitas.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menganalisis faktor sosio-demografi yang mempengaruhi terjadinya obesitas pada wanita usia produktif dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik multinomial. Secara khusus, penelitian ini mempelajari pengaruh living arrangement dan status kawin (sebagai variabel utama) terhadap obesitas wanita dengan menggunakan data 301.119 wanita usia 15-54 tahun yang tercakup dalan Riskesdas 2013.
Adapun model regresi dikontrol oleh karakteristik sosio-ekonomi dan demografi seperti umur, tempat tinggal, pendidikan, status kerja, status ekonomi, kesehatan mental; dan gaya hidup wanita seperti merokok, konsumsi beresiko dan aktifitas fisik. Wanita yang tinggal bersama pasangan ditambah anggota rumahtangga lainnya adalah lebih berpeluang untuk obesitas dibandingkan wanita yang tinggal sendiri atau kategori living arrangement lainnya. Selain itu, status perkawinan juga berpengaruh signifikan terhadap obesitas. Wanita kawin lebih cenderung untuk obesitas dibandingkan yang cerai maupun belum kawin.

Obesity has been defined as a global epidemic with various impacts on social, economic, psychological, and health not only on individuals but also on families. It affects life cycle. The prevalence of overweight and obese adults in Indonesia was quite high, especially among women (32,9 percent) in 2013. It was a challenge for the demographic dividend considering the number of female population will reach 152,6 million in 2035 with the productive female population (age 15-54) is expected to be 85,86 millions (56,2 percent of total female population). This indicates that there are certain factors that affect the increase of obesity in women of productive age.
The primary objective of this study is to analyze the socio-demographic of obesity in women of productive age. It uses descriptive analysis and multinomial logistic regression. Specifically, the paper examined the effects of living arrangement and marital status (as the main independent wariables) on women obesity status by analysing the data of 301.119 women aged 15-54 included in Indonesia Basic Health Research 2013.
The regression is controlled for socio-economy and demography characteristics such as age, living area, education, working status, economic status, mental health; and women life style such as smoking, consumption risk, and physical activity. The preliminary results suggest that women living with a spouse plus others are more likely to be obese than women living alone or in other living arrangement. In addition, "marital status" is a significant predictor of obesity. Married woman are more likely to be obese than divorced nor single woman.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Win Johanes
"Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian diet rendah kalori seimbang selama 14 hari terhadap berat badan (BB), indeks massa tubuh (IMT), tebal lipatan kulit total. (TLK), massa lemak tubuh (ML), massa tubuh bebas lemak (MBL), rasio lingkar pinggang-lingkar panggul (R Lpi-Lpa) , dan kadar leptin serum.
Tempat : Rumah Sakit Sumba Waras, Grogol
Bahan dan cara: Penelitian ini merupakan studi eksperimentai pra dan pasca pemberian diet rendah kalori seimbang 915,23 kkal dengan komposisi 55,81% karbohidrat, 19,46% protein dan 24,73% lemak selama 14 hari terhadap 39 subyek perempuan obes (19-55 tahun) yang telah memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan. Data yang dikumpulkan meliputi data karateristik demografi, data asupan energi dan makronutrien, antropornetri, komposisi tubuh, dan kadar leptin serum.
Hasil : Terjadi penurunan berat badan secara bermakna (p<0,05) dari 70,99 ± 8,62 menjadi 68,81 ± 8,36 kg (3,07%); penurunan IMT secara bermakna (p<0,05) dari 30,20 ± 3,11 kg/m2 menjadi 29,36 ± 2,94 kg/m2 ( 3,04%); penurunan TLK secara bermakna (p<0,05) dari 99,32 ± 12,07 mm menjadi 91,29 f 10,85 mm (8,08%); penurunan ML secara bermakna (p<0,05) dari 35,41 ± 2,75 % menjadi 33,65 ± 2,73% (1,76 %) peningkatan persentase MBL secara bermakna. (p<0,O5) dari 64,59 2,74 menjadi 66,35 2,73% (2,72%);penurunan Lpi secara bermakna (p<0,O5) dari 85,87 7,31 menjadi 83,35 ± 7,09 cm (2,93%); penurunan Lpa secara bermakna (p<0,05) Bari 107,59 ± 6,67 menjadi 106,49 f 6,37 cm (1,02%); penurunan R Lpi-Lpa secara bermakna (p(O,O5) dari 0,80 ± 0,05 menjadi 0,78 ± 0,04 (2,24 %); penurunan kadar leptin serum secara bermalma (p<0,05) dari 23,31 (12,06-71,22) menjadi 18,18 (7,90-65,11) pg/mL (22,01 %); ditemukan korelasi positif antara kadar leptin serum dengan ML secara bermakna (p<0,05) sebelum perlakuan 0=0,47 ; p t,003) dan sesudah perlakuan (r3,57 ; p=0,001).
Simpulan : Pemberian diet rendah kalori seimbang sebesar 915,23 kkal/h selama 14 hari dapat dengan efektif menurunkan berat badan, IMT, tebal lemak bawah kulit, persentase lemak, meningkatkan persentase massa bebas lemak, menurunkan rasio lingkar pinggang lingkar panggul dan kadar leptin serum, serta ditemukan korelasi positif bermakna antara massa lemak tubuh dan leptin serum baik sebelum maupun sesudah perlakuan.

Objective : To identify the effect of balanced low-calorie diet for 14 days on body weight (BW), body mass index (BMI), total skin fold thickness (SFT), fat mass (FM), fat-free mass (FFM), waist to hip ratio (WHR) and serum leptin level.
Place : Sumber Waras Hospital, Grogol
Material and Method : This study is a pre- and post-experimental balanced low-calorie diet 915.23 kcallday with the composition of 55.81 % carbohydrate, 19.46 % protein and 24.73 % fat for 14 days on 39 obese-women subjects (19-55 years old) who have met the inclusion and exclusion criteria. The collected data include demographic characteristic, macronutrient and energy intake, as well as of anthropometry, FM, FFM, and serum leptin level.
Results : Body weight reduction occurs significantly (p<0.05) from 70.99 ± 8.62 to 68.81 ± 8.36 kg (3,07%), BMI reduction is significant (p<0.45) from 30,20 + 3,11kglm2 to 29,36 ± 2,94 kghn' (3,04%); significantly reduced SFT (p<0.05) from 99,32 ± 12,07 mm to 91,29 ± 10,85 mm (8,08%); significantly reduced FM (p<0,05) from 35.41 ± 2.75% to 33.65 ± 2.73% (1.76%); significantly increased FFM percentage (P<0.05) from 64.59 ± 2.74 to 66.35 ± 2.73 (2.72%); significantly reduced WC (waist circumference) (p<0.05) from 85.87 ± 7.31 to 83.35 ± 7.09 (2.93%); significantly reduced HC (hip circumference) (p<0.05) from 107.59 ± 6.67 to 106.49 ± 6.37 (1.02%); significantly reduced WHR (p<0.05) from 0.80 ± 0.05 to 0.78 ± 0.04 (2.24%); significantly reduced serum leptin level (p<0.05) from 23.31 (12.06 - 71.22) to 18.18 (7.90 - 65.11) (22.01%); positive correlation is observed between serum leptin level and FM significantly (p<0,05) before treatment (r= 0.47; p = 0.003) and after treatment (r=0,57;
Conclusions : Balanced low-calorie diet may effectively reduce body weight, BMI, skin fold thickness, percentage of fat mass, to increase percentage of fat free mass, to reduce waist to hip ratio and serum leptin level. There is a statistically significant positive correlation between serum leptin and body fat mass both before and after treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T12428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Lukman Gismar
"Obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak berlebih pada bagian abdomen (perut) dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik yang ditandai oleh indikator lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara, menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia, yakni 41,9% dengan prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai 55,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4307 perempuan, sebanyak 61,8% mengalami obesitas sentral. Faktor dominan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta adalah status pernikahan (AOR = 2,933)

Central obesity is a condition of excess fat accumulation in the abdomen (visceral fat) and is associated with an increased risk of cardiometabolic disease characterized by an abdominal circumference >80 cm for women and >90 cm for men. The prevalence of central obesity in DKI Jakarta, the nation's capital, is the second highest in Indonesia at 41.9% with the prevalence of central obesity in women reaching 55.2%. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta. This research design is cross-sectional using Riskesdas 2018 data. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 4307 women, 61.8% had central obesity. The dominant factor of central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta is marital status (AOR = 2.933)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karimah Nasar
"Obesitas merupakan akumulasi berlebihan lemak pada jaringan adiposa dan telah menjadi masalah utama di beberapa negara berkembang, terutama Indonesia. Obesitas menyebabkan komplikasi low back pain. Hal ini disebabkan oleh kerusakan struktur dari tulang belakang akibat peningkatan beban yang harus ditopang tubuh. Rasa nyeri tersebut menyebabkan penurunan tingkat aktivitas fisik, lalu menurunkan tingkat kebugaran dengan melihat nilai VO2 max. Dalam penelitian ini, dianalisis hubungan antara tingkat kebugaran dengan derajat obesitas pada wanita berusia >40 tahun yang mengalami komplikasi low back pain. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan 60 sampel dari rekam medis pasien dari RSCM, Jakarta. Data variabel derajat obesitas dan tingkat kebugaran kemudian dimasukkan dalam tabel 2x5 untuk diuji menggunakan metode chi square. Hasil yang ditemukan adalah terdapat hubungan antara tingkat kebugaran dengan derajat obesitas wanita berusia >40 tahun yang mengalami komplikasi low back pain

Obesity is an excessive accumulation of fat on adipose tissue cell and has become a major problem in some developing countries, especially Indonesia. Obesity causing low back pain, it is caused by the damage that is happened on the structure of the spine due to increase on the load that must be supported by the body. Those pain can cause decrease in physical activity levels, and causing reduce to the level of the fitness, and then causing reduce the level of fitness by examining the value of the VO2 Max. This research analyzes the relationship between the fitness level in obesity women with aged more than 40 years who have complications of low back pain. The method used is cross sectional with 60 samples from medical records of patient on RSCM Jakarta. The variable degree of obesity and the level of the fitness then being inputted in the table 2x5 to be tested by using chi square method. The result found that there is relationship between the level of the fitness of woman with obesity aged more than 40 years who have low back pain complication."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah Hanifah
"Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan pria. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat khususnya pada kelompok usia dewasa dan tinggal di perkotaan. Obesitas sentral dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, wanita cenderung kurang aktivitas fisik sehingga risiko mengalami obesitas sentral semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa (≥ 18 tahun) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain studi cross sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Sebanyak 2.922 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis dengan regresi cox menunjukkan perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu tidak terdapat hubungan secara statistik antara aktivitas fisik sedang (APR=1,04 ; 95%=0,81-1,34) dan aktivitas fisik ringan (APR=0,99 ; 95% CI=0,76-1,29) dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa di Provinsi DKI Jakarta setelah dikontrol oleh variabel usia, pendidikan, pekerjaan, serta konsumsi buah dan sayur. Meskipun begitu, aktivitas fisik tetap memberi manfaat untuk kesehatan. Memperkuat intensitas aktivitas fisik, skrining kesehatan secara rutin khususnya pengukuran lingkar perut, serta membiasakan aktivitas fisik cukup sejak dini untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mencegah obesitas sentral pada kelompok wanita usia dewasa. 

Women has a higher risk of developing central obesity than men. The prevalence of central obesity continues to increase, especially in the adult age group and those living in urban areas. Central obesity is influenced by many factors, one of which is physical activity which has many health benefits. However, women tend to lack physical activity and the risk of women developing central obesity is greater. This study aims to determine the relationship between physical activity and central obesity in the adult women (≥ 18 years) in DKI Jakarta Province. This research has a cross-sectional study design using Riskesdas data on 2018. A total of 2,922 subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis using cox regression show a difference from previous research that there is no statistical relationship between moderate physical activity (APR = 1.04 ;  95% CI =0.81-1,34) and low physical activity (APR = 0.99 ; 95% CI = 0.76-1.29) with central obesity in the adult women population in DKI Jakarta Province after controlled by the age, education, occupation, consumption of fruit and vegetables variables. Even so, physical activity still provides health benefits. Strengthening the intensity of physical activity, regular health screening especially waist circumference, and  getting used to sufficient physical activity from an early age to increase physical activity and prevent central obesity in adult women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kemala Dewi
" ABSTRAK
Obesitas adalah penyakit multifaktorial yang dapat terjadi akibat akumulasi jaringan lemak yang berlebihan. Obesitas memiliki banyak komplikasi dan salah satu komplikasinya adalah Low Back Pain. Nyeri yang terjadi pada penderita Low Back Pain pada hakekatnya bukanlah merupakan suatu penyakit spesifik, melainkan merupakan sebuah keluhan atau gejala yang dirasakan. Keluhan nyeri inilah yang nantinya akan menimbulkan penurunan produktivitas dan keterbatasan aktivitas penderitanya. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai hubungan antara tingkat nyeri dengan derajat obesitas pada wanita usia diatas 40 tahun yang mengalami obesitas dengan komplikasi low back pain di RSCM. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60. Pengambilan data menggunakan rekam medis pasien yang kemudian dianalisis menggunakan metode chi square. Hasil yang didapat adalah terdapat hubungan antara tingkat nyeri dengan derajat obesitas pada wanita usia diatas 40 tahun yang mengalami obesitas dengan komplikasi Low Back Pain di RSCM.

ABSTRACT
Obesity and Low Back Pain in RSCM Obesity are multifactorial disease caused by excessive accumulation of fat tissue. Obesity came with many complications such as low back pain. Low back pain itself was not a spesific disease, it was just one of the symptoms or pain complaints that experienced by patients. It will gradually created some activity limitations which decrease patient productivity. This research focused on the relation between pain scale and degree of obesity for obese women above 40 with low back pain complications at cipto mangunkusumo hospital RSCM . This research was designed with cross sectional using 60 samples of obese women. The data was taken from patient medical record which was analyzed using chi square method. In conclusion, obesity degree relates with pain scale for obese women above 40 with low back pain complication at RSCM."
2016
S70379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ardila Mutiara Sari
"ABSTRAK
Obesitas sentral berhubungan dengan penyakit kardiovaskular (CVD) dan infark mikardium. Keduanya berhubungan erat dengan kematian. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi obesitas sentral dan beberapa faktor yang terkait di kelompok perempuan dewasa Desa Ketug, Kecamatan Butuh, Jawa Tengah tahun 2015.
Penelitian ini melibatkan 120 perempuan dewasa berusia 20-59 tahun sebagai sampel penelitian. Data sosiodemografi dikumpulkan menggunakan kuesioner dan lingkar pinggang diukur langsung oleh peneliti menggunakan pita ukur.
Berdasarkan cut off ≥80cm, prevalensi obesitas sentral di kelompok perempuan dewasa Desa Ketug sebesar 47.5%. Berdasarkan analisis bivariat, secara signifikan obesitas sentral berhubungan dengan beberapa faktor berikut: umur asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat, riwayat obesitas sentral orangtua dan jumlah anak yang dilahirkan. Berdasarkan analisis multivariat, asupan lemak merupakan faktor dominan (OR:9.492) terhadap kejadian obesitas sentral di Desa Ketug.
Prevalensi obesitas sentral di Desa Ketug cukup tinggi. Untuk itu, perilaku gizi seimbang harus ditingkatkan karena secara signifikan kelebihan zat gizi makro berhubungan dengan kejadian obesitas sentral. Selain itu, masyarakat harus mendukung program KB (Keluarga Berencana) untuk mengontrol jumlah kelahiran, karena jumlah anak yang dilahirkan berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas sentral sentral di kelompok perempuan Desa Ketug.

ABSTRACT
Central obesity is associated with cardiovascular disease (CVD) and myocardial infark. There are strong indications both CVD and myocardial infark associated with increased mortality. This study set out to evaluate the prevalence of central obesity and some related factors among adult women in Ketug Village, Purworejo, Central Java in 2015.
The sample included 120 adult women, aged 20-59 years, residing the rural area of Ketug Villlage. Simple random sampling was performed to size the sample. Sociodemographic data were collected using the multidimensional questionnaire and waist circumference (WC) was measured by the researcher.
According to WC criteria (≥80cm), the prevalence of central obesity was 47.5%. Bivariate analysis revealed that central obesity was significantly associated with these factors: age, energy intake, fat intake, cabohydrate intake, central obesity history, and parity. Based on logistic regresion analysis, the factor that was most closely associated with central obesity was fat intake (OR:9.492).
This study found that prevalence of central obesity in Ketug Village was still high. These findings suggest that contraception and balance nutrition may have important role against the higher odds of central obesity associated with over macronutrients and higher parity in rural society. Further studies are necessary to reveal the mechanisms behind this association
"
2015
S59704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Utami Dewi
"ABSTRAK
Prevalensi obesitas di Indonesia makin meningkat . Obesitas yang terjadi akibat energi yang masuk lebih besar daripada yang dikeluarkan akan menyebabkan peningkatan massa lemak total tubuh, termasuk massa lemak viseral. Massa lemak dapat melatarbelakangi penyakit degeneratif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui korelasi rasio asupan energi (AE) terhadap kebutuhan energi total (KET) individu dengan massa lemak viseral dan kadar HbA1c plasma pada subjek obesitas di Indonesia.
Penelitian ini merupakan studi potong lintang, yang dilakukan di kantor Balaikota DKI Jakarta pada bulan September sampai dengan Oktober 2014. Subjek penelitian didapatkan melalui Simple Random Sampling, sebanyak 52 orang yang sesuai kriteria penelitian ditetapkan sebagai subjek penelitian. Didapatkan hasil sebagian besar subjek termasuk usia 46–55 tahun (55,8%), sebagian besar subjek penelitian adalah perempuan (65,4%), dengan IMT sama besar antara obes 1 dan 2. Lebih dari separuh subjek penelitian mempunyai rasio AE terhadap KET yang kurang karena under report pada pelaporan asupan per hari. Hampir seluruh subjek laki-laki mempunyai massa lemak viseral berlebih (94,4%), sementara pada subjek perempuan sebagian besar mempunyai massa lemak viseral normal. Seluruh subjek mempunyai massa lemak total berlebih. Kadar HbA1c plasma pada 75% subjek termasuk kategori berisiko DM. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara rasio AE terhadap KET dengan massa lemak viseral (r = 0,1; p=0,7). Korelasi antara rasio AE terhadap KET dengan kadar HbA1c didapatkan hasil bermakna dengan kekuatan sedang untuk usia 46–55 tahun (r=0,42;p=0,02). Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara massa lemak viseral dengan kadar HbA1c plasma.

ABSTRAK
The prevalence of obesity in Indonesia is increasing. Obesity, as the consequence of greater energy ingested than energy expended, cause an increase in total body fat mass including visceral fat mass that underlie degenerative diseases. The aim of this study was to find correlation between ratio of energy intake (EI) to individual total energy requirement (TER) with visceral fat mass and HbA1c levels in obese subject. The method used in this study was cross sectional, held in the institution of Balaikota DKI Jakarta during September to October 2014. The subject was obtained by simple random sampling and 52 subjects who meet study criteria were enrolled in this study. The results showed most of subjects age between 46–55 years (55,8%), majority of subjects were female (65,4%), with the same number of subjects categorized as obese 1 and obese 2. More than half of this subjects have ratio of EI to TER less than normal. Majority of the male subject have visceral fat mass greater than normal criteria (94,4%), while most of female subjects have normal criteria of visceral fat mass. All of the subjects have greater level of total body fat mass. Level of HbA1c in most of the subject are normal categories (75%). Ratio EI to TER did not correlate significantly with visceral fat mass (r=0,1; p=0,7). There were significant positive correlation between ratio EI to TER with HbA1c level in age of 46–55 year (r=0,42;p=0,02). Visceral fat mass did not correlate significantly with HbA1c plasma levels."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magna Fitriani
"ABSTRAK
Obesitas masih menjadi salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Obesitas meningkatkan risiko terkenanya penyakit low back pain. Low Back Pain akan mempengaruhi fleksibilitas dari pasien. Terdapat masalah yaitu penurunan fleksibilitas pada pasien obesitas yang telah berkomplikasi LBP. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai hubungan antara tingkat fleksibilitas dengan derajat obesitas pada wanita berusia diatas 40 tahun yang menderita low back pain di RSCM. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 56. Data sampel diambil melalui rekam medis pasien yang kemudian dianalisis menggunakan metode mann-whitney test. Hasil yang didapat adalah terdapat penurunan rata-rata range of motion pada obesitas II sebesar 8,93 derajat dibanding obesitas I obesitas I mean = 64,82 derajat dan obesitas II mean = 55,89 derajat Ditemukan juga bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat fleksibilitas dengan derajat obesitas pada wanita berusia diatas 40 tahun yang menderita low back pain di RSCM p>0,05 .

ABSTRACT
Obesity is one of the most concerns in world health including Indonesia. The obesity causes low back pain. Moreover, the low back pain interferes patient rsquo s flexibility. However, the reffered research shows the flexibility declined by LBP obesity patient. Thus, this research analyses the corelation of flexibility degree and obesity grade of women aged above 40 years old who suffers low back pain in RSCM. The design of this research is using cross sectional method with 56 samples. The samples data then analysed using mann whitney test method. In conclusion, the average of range of motion of obesity II declines 8,93 degree from obesity I the average of obesity I 64,82 degree and obesity II 55,89 degree . The result also found that no correlation of flexibility degree and obesity grade in women aged above 40 years old who suffers low back pain in RSCM p 0.05 "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>