Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Mulia
"Studi tentang pola perbedaan dan faktor yang mempengaruhi praktek KB jangka pendek dan jumlah anak dalam rumah tangga dilakukan dalam dua tahap, pertama dengan memakai metode analisa regresi logistik multinomial untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi dan demografi dan jumlah anak terhadap praktek KB, kedua menggunakan analisis regresi linier untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi dan demografi dan praktek KB terhadap jumlah anak.
Studi dilakukan mengingat bahwa upaya program KB untuk menurunkan kelahiran telah menunjukkan keberhasilan dengan penurunan angka kelahiran total (TFR) dari 5,6 anak pada periode 1970-an menjadi 2,6 anak pada periode 2002-2003. Kondisi saat iuti dimana TER di Indonesia telah sampai ke level 'hard rock' dimana untuk menurunkan TFR ke level lebih rendah lebih sulit dari sebelumnya. Untuk analisis ini digunakan Data SDKI 2003-2003 dengan menggunakan program SPSS 11,5.
Dari hasil analisa diperoleh bahwa faktor sosial ekonomi dan demografi serta jumlah anak sangat berpengaruh terhadap praktek KB rumahtangga, dan faktor sosial ekonomi dan demografi serta praktek KB sangat berpengaruh terhadap jumlah anak yang dimiliki. Faktor usia isteri tua berpengaruh terhadap pemilihan metode KB, Semakin tua usia isteri semakin cenderung untuk tidak KB, dan semakin tua isteri semakin banyak jumlah anak dalam rumahtangga. Isteri melahirkan diusia resiko cenderung tidak KB dibanding yang melahirkan diusia aman, dan isteri yang melahirkan anak diusia cenderung mempunyai anak lebih banyak dari yang melahirkan diusia aman.
Beberapa variabel lainnya seperti pendidikan isteri dan suami, diskusi KB dengan suami, dikunjungi PKB 12 bulan terakhir, status kerja isteri, indek kekayaan, frekwensi perkawinan isteri, tempat tinggal dan wilayah propinsi mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap praktek KB rumah tangga dan jumlah anak yang dimiliki."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risty Ivanti
"Keikutsertaan KB merupakan upaya pengaturan kelahiran yang diharapkan dapat menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Angka kelahiran nasional selama 10 tahun terakhir menunjukkan angka yang stagnan 2,6 dan belum mencapai target nasional 2,1 dengan angka pemakaian kontrasepsi hanya mengalami peningkatan 1 persen di priode yang sama. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder SDKI 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan KB pasangan usia subur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor status ekonomi, pendidikan istri, paritas, sumber Informasi KB melalui diskusi, sumber Informasi KB melalui layanan KB dan tokoh masyarakat, dan sumber informasi KB melalui petugas kesehatan berhubungan dengan keikutsertaan KB pasangan usia subur. Adapun faktor yang dominan berhubungan adalah sumber informasi melalui diskusi dengan keluarga/teman/kerabat.
Saran dari studi ini adalah meningkatkan akses informasi KB secara luas, cara dan media yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik daerah dan karakteristik masyarakat di daerah tersebut. Kemudian menumbuhkan semangat melayani peserta KB dengan komunikatif di kalangan petugas kesehatan (bidan, dokter dan perawat) agar dapat meningkatkan pelayanan KB.

The Participation of family planning is an effort of birth control that is expected to reduce population growth rate and increase family welfare. The number of nationality fertility rate for the last 10 years shows is stagnant in 2,6 and not yet achieve national target 2,1 with the contraceptive prevalence rate just increased 1 percent in the same period. This study is a secondary data analysis of Demographic and Health Survey 2012 a quantitative study using cross sectional design. This research to analyze factors related to the family planning participation of reproductive age couple.
The analysis resulted that the factors of economic status, education wife, parity, source of family planning information through discussions, information resource planning services and family planning through community leaders, and family planning resources through health workers associated with family planning participation of reproductive age couple. The dominant factor is associated resources through discussions with family/friends/relatives.
Suggestions of this study is to improve access to family planning information widely, and the way the media is used according to the characteristics of the region and the characteristics of people in the area. Then grow the spirit of serving participant family of planing with good communicative among health care workers (midwives, doctors and nurses) in order to improve family planning services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ummu Salmah
"KB Mandiri adalah gerakan KB Nasional yang dimaksudkan untuk mendorong perwujudan terciptanya suatu perilaku melalui persiapan mental dan lingkungan dukung dengan kemampuan dan kesadaran sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap akseptor KB menuju KB mandiri pedesaan di tiga kecamatan tersebut diatas.
Penelitian ini mencoba mengkaji tiga faktor dari peserta KB yang meliputi 13 variabel yaitu 1) Faktor predisposisi (umur, pendidikan, jumlah anak dan pengetahuan responden), 2). Faktor pemungkin (ketersediaan tempat pelayanan KB, jarak tempat pelayanan KB, ketersediaan kelompok gotong royong KB dan pendapatan responden) dan 3). Faktor penguat (pengaruh Kepala Desa, Ibu Ketua PKK Desa, Jupen KB, PPKBD dan Suami responden), yang kesemuanya ini adalah variabel independen (bebas) sedangkan variabel dependen (terikat) adalah sikap membayar pelayanan KB.
Selanjutnya, pengolahan dan analisa data menggunakan program STATPACK. Dalam pada itu, untuk melihat gambaran distribusi responden menurut berbagai karakteristik dilakukan analisis persentasi dan uji Kai Kuadrat digunakan untuk melihat adanya perbedaan bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat, yang juga secara tidak langsung menunjukkan adanya hubungan. Sedangkan keeratan hubungan antara kedua variabel tersebut ditentukan dengan melihat besarnya koefisien dari phi, cramar's V dan contingency coefisien.
Dari hasil uji Kai Kuadrat didapatkan lebih dari separuh variabel peneilitian menunjukkan adanya hubungan dengan sikap membayar pelayanan KB. Secara rinci variabelvariabel tersebut adalah sebagai berikut : 1). Untuk faktor predisposisi adalah variabel pendidikan dan variabel pengetahuan yang meliputi tentang pernah mendengar KB mandiri, tahu arti KB mandiri dan tahu tempat memperoleh pelayanan KB mandiri; 2). Faktor pemungkin adalah variabel jarak tempat pelayanan KB, variabel ketersediaan tempat pelayanan KB mengenai Bidan dan dokter praktek swasta serta Puskesmas/Puskesmas pembantu dan dari variabel tentang ketersediaan kelompok gotong royong adalah kelompok akseptor KB dan kelompok KB dan UPPKA (usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor); sedangkan 3). Dari faktor penguat kelima variabelnya menunjukkan adanya hubungan, yaitu pengaruh kepala desa, Ibu ketua PKK desa, Jupen KB, PPKBD dan pengaruh suami responden. Dengan keeratan hubungan bervariasi antara 0.005 - 0.291.
Berdasarkan sikap masyarakat tentang keinginan membayar pelayanan KB yang cukup memadai(78.6 %) dibarengi dengan peluang yang ada dimasyarakat, maka disarankan untuk melakukan intervensi KB Mandiri pedesaan dilokasi tersebut. Dilain pihak, untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana gambaran karakteristik dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian ber-KB dari peserta yang sudah mandiri disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmat Munawar
"Tingkat fertilitas di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan sejak dimulainya program Keluarga Berencana (KB) secara nasional. Pada periode tahun 1994-1997 terjadi penurunan angka fertilitas yang relatif kecil. Besar kecilnya penurunan fertilitas tergantung dari besar kecilnya perubahan faktor-faktor penentu fertilitas. Penelitian terhadap faktor-faktor penentu fertilitas ini cukup strategis untuk membahas masalah fertilitas di Indonesia.
Faktor penentu fertilitas secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor penentu tidak langsung dan faktor penentu langsung. Faktor penentu tidak langsung dalam mempengaruhi fertilitas melalui faktor penentu langsung. Hal ini berarti secara substansi terdapat hubungan yang erat antara kedua kelompok faktor penentu fertilitas tersebut. Faktor penentu fertilitas -baik langsung maupun tidak langsung-- yang menjadi penyebab naik turunnya fertilitas dapat dijadikan sebagai dasar pembinaan. Pembinaan fertilitas yang dilakukan rnelalui program KB, sejak pelita I dilakukan secara bertahap mulai wilayah Jawa dan Bali, wilayah Luar Jawa dan Bali I, dan wilayah Luar Jawa Bali II. Pengelompokan wilayah pembinaan ini tetap dipertahankan, padahal perkembangan jaman telah mampu merubah factor-faktor penentu fertilitas.
Tujuan penulisan tesis ini adalah: pertama, mengukur tingkat keeratan hubungan antara kelompok faktor penentu tidak lansung dan faktor penentu langsung secara simultan tahun 1994 dan 1997; kedua, mencari faktor-faktor penentu fertilitas yang dominan baik untuk tahun 1994 maupun tahun 1997; ketiga memeriksa ketepatan pengelompokan wilayah pembinaan program KB di Indonesia berdasarkan faktor-faktor penentu fertilitas tahun 1994 dan 1997; keempat, membuat pengelompokan wilayah altematif berdasarkan faktor-faktor dominan penentu fertilitas tahun 1997.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data publikasi SDKI 1994 dan 1997 dengan unit pengamatan/sarnpel adalah propinsi. Variabel-variabel yang dilibatkan dalam Analisis adalah variabel yang secara substansi merupakan faktor penentu fertilitas baik tidak langsung maupun langsung. Agar tujuan tercapai perlu didukung metade analisis statistik yang memadai yaitu Analisis Korelasi Kanonik, Analisis Diskriminan, Analisis Komponen Utama, Analisis Faktor dan Analisis KelompoklCluster.
Hasil-hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa :
pertama, terdapat korelasi yang sangat kuat antara faktor penentu fertilitas tidak langsung dengan faktor penentu langsung. Hal ini terjadi pada tahun 1994 dan tahun 1997.
kedua, diperoleh lima faktor dominan penentu fertilitas di Indonesia yaitu pada tahun 1994 adalah (1) Program KB, (2) Pendidikan dan Perkawinan, (3) Kemampuan Ekonomi. (4)Pekerjaan dan (5) Kematian Bayi. Pada tahun 1997 juga diperoleh lima faktor dominan,diantaranya adalah (1) Program KB, (2) Pendidikan dan Perkawinan, (3) Kesehatan lbu danAnak, (4) Kemampuan Ekonomi dan (5) Pekerjaan.
ketiga, terjadi ketidaktepatan klasifikasi pengelompokan wilayah pembinaan program KB sebesar 33,3% pada tahun 1994 dan 18,5% pada tahun 1997 jika diperiksa dengan faktor-faktor penentu fertilitas.
keempat, pengelompokan wilayah yang dibuat berdasarkan faktor dominan penentu fertilitas menghasilkan lima kelompok wilayah. Hal yang menarik adalah propinsi Timor Timur berdiri sendiri dalarn kelompok 5 yang terpisah dengan propinsi-propinsi lain."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Archipas Sumbung La`lang
"Keberhasilan Gerakan KB Nasional dalam mengajak PUS menjadi peserta KB memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan. Akan tetapi, keberhasilan ini masih menghadapi kendala. Salah satunya masih ada PUS yang tidak ingin anak lagi tetapi tidak memakai kontrasepsi modern.
Sejalan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui faktor apa yang mempengaruhi sehingga timbulnya unmet need akan kontrasepsi di Sulawesi Tengah. Faktor itu dilihat dari segi demografi, sosial ekonomi serta faktor hubungannya dengan program.
Penelitian ini merupakan penelitian secara cross sectional dengan menganalisa data sekunder SDKI 1994.
Pengambilan data yang berasal dari SDKI 1994 dilakukan dengan merujuk pada daftar pertanyaan sesuai dengan kerangka konsep. Dari jumlah sampel sebanyak 725 PUS, dilihat PUS yang tidak pakai kontrasepsi modern, yang sedang hamil tapi tidak diinginkan/tidak disengaja dan yang subur tapi tidak ingin anak lagi atau ingin tapi 2 tahun kemudian. Data tersebut kemudian diolah secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 26,3 % responden dengan unmet need. Variabel yang berhubungan bermakna dengan unmet need adalah aktivitas seksual dan kunjungan petugas KB. Pada analisa ini juga dilakukan interaksi dan hasilnya menunjukkan ada interaksi antara jumlah anak hidup dengan pendidikan dan jumlah anak hidup dengan kunjungan petugas KB.
Dari hasil penelitian tersebut, disarankan untuk dilakukan pendekatan baru dengan menambahkan kegiatan dari program yang selama sudah ada. Hal tersebut penting artinya karena program yang selama ini telah ada belum dapat menurunkan angka unmet need. Disamping itu ketersediaan dana, tenaga, sarana dan metoda juga diperlukan. Perlu ditingkatkan kerjasama dengan instansi terkait khususnya dalam upaya peningkatan pendidikan bagi PUS.
Semakin dimantapkan institusi masyarakat yang selama ini telah ada. Peningkatan kunjungan petugas KB terutama PUS dengan jumlah anak banyak serta yang berpendidikan rendah.
Pembentukan kelompok KB baru lebih ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dan peserta KB.

Factor that Influence Unmet Need of Family Planning in Central Sulawesi (Secondary Analitical Data SDKI 1994) The success of the National Family Planning Program in persuading fertile couples to participate in Family Planning has proven to be successful. However this success still face same problem among time their are still fertile couples how are going true an a result of not using modern contraception method.
The another in this cases has riset influence the factor of Unmet Need of contraception in central Sulawesi. This factor have been recorded by statically demographi (age, sexual activity, number of children, living condition), Social Economic (education and work status), the relationship with Family Planning Program (knowledge of contraception, National Family Planning employ visit, active participation in the program).
The riset has been conducted using cross sectional analysis with SDKI 1994. Data was taken from questioner survey SDKI 1994. From total of 725 fertile couples survey, the data was categories to does how that not using modern contraception method, does how are carrying un wanted pregnancy and does do not was to have another child or are planning to have another child with in 2 years.
Data in process univariat, bivariat and multivariat. From the riset it has been show there are 26,3 % respondent with unmet need. Variable there is significant relationship between unmet need are sexual activity and national family planning employ visit. Analysis has been conducted with conform their is an interaction between number of children with education level and number of children with national family planning employ visit.
From the riset result it is advisable to try new approached and intensity current program. This is because current event has not lower unmet need. Thus operational fund and power and facilities need to be provide.
The need to be corporation with another sector to increase education of fertile couples. The number outlet of Sub PPKBD, need to be increase to a level of 1 in each RW.
Visit by national family planning employ must be increase ini corelation with the number of children and education level of an area. Formation of additional family planning group need be to increase to improve family welfare and increase number of participation in the program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraidah
"Gerakan keluarga berencana (KB) nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu peningkatan kuantitas dan kualitas KB. Secara kuantitas mampu menurunkan TFR 2.85 menjadi 2.75 dan secara kualitas dengan meningkatkan metode penggunaan metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET). Secara nasional penggunaan MKET 36.2 % pada tahun 1998/1999. Sedangkan di kelurahan Pasir Putih dan Bungo Timur kecamatan Muara Bungo baru 20 %. Sehubungan dengan hal tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya penggunaan MKET dan tingginya Non-MKET di kelurahan Pasir Putih dan Bungo Timur dari angka nasional. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penggunaan MKET di kedua kelurahan tersebut.
Subyek penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi efektif dan non efektif di kelurahan Pasir Putih dan Bungo Timur kecamatan Muara Bungo Jambi. Sedangkan yang menjadi kajian penelitian yaitu faktor umur istri, pendidikan istri, pendidikan suami, status bekerja istri, kesejahteraan ekonomi, jumlah anak yang masih hidup, jumlah anak yang diinginkan, pengetahuan KB, dan persepsi terhadap petugas. Hubungan antara faktor-faktor tersebut dicari dengan pendekatan korelasional, kemudian dilanjukan dengan analisis univariat dan bivariat. Untuk melihat Hubungan serta faktor yang dominan melalui analisis multivariat.
Berdasarkan uji univariat dan bivariat diperoleh gambaran karakteristik sosiodemografi responden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penggunaan MKET dan Non-MKET yaitu umur istri > 35 tahun, pendidikan istri, status bekerja istri, pengetahuan KB, dan persepsi terhadap petugas. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu pendidikan suami, kesejahteraan ekonomi, jumlah anak yang masih hidup, dan jumlah anak yang diinginkan. Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan yang paling berhubungan adalah umur istri > 35 tahun (P = 0.0000) setelah dikontrol oleh variabel status bekerja istri, pengetahuan KB, dan persepsi terhadap petugas.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas peserta KB melalui peningkatan pengetahuan KB pada ibu-ibu. Memotivasi PUS muda untuk ikut MKET dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap alat metode KB yang sesuai dengan kebutuhan.

Factors Related to the Choice of Selected Effective Contraception Method (MKET) and Non selected Effective Contraception Method (Non-MKET) in Acceptors of Family Planning in Pasir Putih and Bungo Timur Sub District Muara Bungo District, Bungo Regency, Jambi Province 1999/2000Family planning program is purposed to increase the welfare of children and mother which refers to the welfare and small family norms. In order to achieve this purposes we have to enhance the quality of family planning both qualitatively and quantitatively. Quantitatively by decreasing total fertility rate (TFR) from 2.85 to 2.75. Qualitatively by increasing the use of MKET. In 1998/1999, Nationally, the use of MKET is 36.2 % but in Pasir Putih and Bungo Timur sub district to it is only 20 %.
Based on the description above, the problem of this research is that the use of MKET relatively lower than those of non MKET. Therefore, the purpose of this research is to know the factors related to the choice of MKET and non- MKET in these sub district. The subject of this research is the couples in fertile age which use MKET and non MKET in this area. The factors are the age of wives, education of wives and husbands, working status of wives, economic welfare, number of living children, number of expected children, knowledge of family planning and perception of health provider. Relation of those factors will be tested by using correlational approach. Univariate as well as Bivariate analysis. To investigate dominant factor, I used Multivariate analysis.
Based on univariate and bivariate analysis it is known that factors related to the choice of MKET and non- MKET are the age education, working status, knowledge on of family planning and the perception of health provider. On the other side, those that are not related to are education of husbands, economic welfare, number of living children and expected children. The result of double logistic regresion analysis showed that the most dominant factor is the age of wives (P = 0.0000) after controling by working status of wives, knowledge of family planning and perception of health provider.
The efforts that could be done to improve the quality of acceptors are by intensifing cooperation with regional goverment, relevant institution as well as implementing regulation which support MKET services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirodjudin Hamid
"Program keluarga berencana dimaksudkan untuk melakukan pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui upaya penurunan fertilitas wanita Indonesia. Upaya yang dilakukan meliputi pelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) dan menggerakkan Pasangan Usia Subur (PUS) untuk menggunakan alat kontrasepsi. Persoalannya di antara wanita PUS terdapat segmen yang kebutuhannya terhadap K.B. tidak terpenuhi (unmet need KB) dan merupakan faktor resiko bagi upaya peningkatan prevalensi kontrasepsi dan kematian ibu karena melahirkan. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu, diketahui banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB. , meliputi faktor-faktor pendapatan, jumlah anak, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, wilayah tempat tinggal. Untuk mencapai tujuan penelitian, desain yang digunakan adalah cross sectional, menggunakan data SDKI tahun 1997. Sampel adalah semua akseptor dan kelompok unmet need K.B.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17410 responden kejadian unmet need K.B. ditemukan 14,9 %, 50,0 % dengan pendapatan rendah, 34,3 % mempunyai anak lebih dari tiga orang, 48,6. % tidak berkerja, 70,5 % tinggal di pedesaan, 63,6 % berpendidikan rendah, dan 4,1 % dengan pengetahuan kurang tentang metode keluarga berencana. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan wilayah tempat tinggal dengan kejadian unmet need K.B. dan pengetahuan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian unmet need K.B.
Untuk mengendalikan atau menurunkan kejadian unmet need K.B. kegiatan penyuluhan dan konseling perlu ditetapkan sebagai kegiatan prioritas dengan sasaran prioritas terdiri dari kelompok wanita PUS berpendapatan rendah, anak lebih dari tiga orang, tidak bekerja, dan tingkat pendidikan rendah. Dari aspek wilayah prioritas diarahkan kepedesaan.

Factors Related to Unmet Need of Family Planning(Analysing Data of SDKI 1997)Family planning program aimed to control birth rate by decreasing woman's fertility. These efforts including to establish Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) and encouragement of Pasangan Usia Subur (PUS) to use contraceptive. The issue unmet need of family planning among PUS's women and as risk factor of contraceptive prevalence and maternal mortality. From previous studies, there are some factors related to unmet need of family planning.
Objective of this study to find out factors that related to unmet need of family planning, including income, parity, mother?s job, mother's education, mother?s knowledge, and neighborhood. Using cross sectional design and SDKI's data year of 1997. The sample is all the acceptors and the unmet need of family planning group.
The result of this study shows that from 17410 respondents unmet need of family planning is 14,9 %, 50 % at low income, 34,3 % have 3 or more children, 48,6 % jobless, 63,6 % uneducated, 4,1 % low knowledge about family planning method, and 70,5 % living in villages. There is significant relationship between income, parity, job, education, knowledge, and neighborhood and knowledge is the most influenced factor.
To control or decreasing the unmet need of family, planning, dissemination information activities and counseling should be taken in to account as priority to target group which are women with low income, have 3 children or more, jobless, and uneducated. From territory aspect, priority directed to village.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukmawati
"Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan status kesehatan wanita, dan berperan penting dalam menyelamatkan kehidupan, terutama untuk menurunkan Angka Kematian Maternal. KB memungkinkan seorang wanita dapat merencanakan kehamilannya sehingga dapat menghindari kehamilan yang tidak diharapkan, seperti umur terlalu tua atau terlalu muda serta jumlah persalinan yang terlalu sering. Masalah penelitian adalah masih rendahnya pemanfaatan kontrasaepsi IUD diantara Akseptor KB, serta masih terbatasnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi IUD diantara akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Samarang Kabupaten Garut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dan dominan dalam pemanfaatan pelayanan kontrasepsi IUD diantara akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Samarang Kabupaten Garut. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah sampel seluruhnya 194 orang. Analisa data dilakukan dengan Chi Square dan Regresi Logistik.
Hasil penelitian memberikan indikasi bahwa akseptor KB berpeluang untuk memanfatkan pelayanan Kontrasepsi IUD apabila pendidikannya makin tinggi, akseptor mempunyai pekerjaan, jumlah keluarga sedang, persepsi aman tentang alat kontrasepsi IUD, tidak merasa malu, persediaan alat kontrasepsi IUD banyak, alat pemasangan IUD lengkap, petugas pelaksana KB lebih tua, petugas sangat terlatih, privasi dari petugas sangat terjamin prosedur pelayanan sesuai dan sikap petugas yang baik.
Untuk mempertahankan kelestarian akseptor KB yang sudah memanfaatkan pelayanan kontrasepsi IUD dan meningkatkan cakupan kontrasepsi IUD, maka perlu dilakukan beberapa cara antara lain; berupaya memberikan penyuluhan pada kelompok sasaran tentang keuntungan alat kontrasepsi IUD, serta meningkatkan berbagai kompetensi petugas KB.

The Factors Related to The Use of IUD Service among Accepter in The Working area of Samarang Sub District Center of District of Garut 2001The family planning program has important role in developing the quality of woman's life, especially by decreasing the maternal mortality related to pregnancy and giving birth. Having followed the program, it would be possible for woman to make a plan for her pregnancy and avoid an unexpected pregnancy, such as too young or too old of age of pregnancy that is dangerous for her for giving birth. The research problem is that among reproductive age of female there is a consider low of use of IUD and lack of information about the factors associated to this issue in the working area of Samarang Sub District center of District of Garut.
The aim of the research is to get information the main factors in retting to the use of IUD service for user of the program in the working area of Samarang Sub District center of District of Garut. The research design is a Cross Sectional with 194 samples. The data analysis is through Chi Square and Logistic Regression.
The result of the research indicates that the accepter will be possibly to use the IUD service in they have higher education, have a job, have safe perception on IUD, not to feel shy, there are adequate supplies of IUD, complete equipment for installing IUD, more adult and skillful officials for the program, guaranteed privacy from the officials, good procedures and good attitude of the officials.
To keep the user having use IUD services continuously and to increase the number of IUD users, there for the health provider need to have others activity such as to give complete information to the target group and to improve skills of Family Planning officials.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hastuti
"Upaya Pemerintah dalam mengendalikan laju penduduk melalui program KB telah memperlihatkan hasil cukup baik dengan cakupan KB 57,4% (BKKBN, 2000). Namun pada masyarakat daerah banyak cakupan KBnya masih rendah, seperti pada Ibu-ibu PUS Wali murid SDIT IQRO yang mempunyai anak : 2 mencapai 62,6% serta belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah tersebut. Penelitian dilakukan secara kuantitatif, sample dipilih secara acak sederhana, diundi dari 595 Wali murid berdasarkan rumus estimasi proporsi (Ariawan, 1988) didapatkan sampel sebesar 183, pada penelitian ini dipakai 185 sampel yang berusia 15-49 tahun, bersuami, domisili di Komplek Perumahan IQRO. Yang menjadi kajian adalah factor umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, jumlah anak, nilai anak, dukungan keluarga, perilaku petugas dan lokasi pelayanan. Rancangan penelitian adalah Cross Sectional, analisis data Univariat, Bivariat, Multivariat.
Berdasarkan hasil analisis Univariat dan Bivariat diperoleh faktor-faktor yang berhubungan yaitu dukungan keluarga dan perilaku petugas yang tidak berhubungan adalah umur, pendidikan, pengetahuan,jumlah anak, nilai anak, sikap, dan lokasi, hasil Multivariat yang dominan adalah perilaku petugas.
Pengupayaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan KB sesuai hasil penelitian adalah peningkatan peran petugas, pelatihan kader sebagai konselor, pendekatan kepada tokoh masyarakat/agama, pembinaan keluarga PUS secara ekonomi melalui edit lunak dengan tujuan faktor -faktor yang berhubungan dengan program KB dapat diatasi sehingga program KB lebih berhasil.

Factors Related to Family Planning Participation, PUS Mother Student's Custody of the IQRO Islamic Integrated Elementary School, Sub District of Pondok Gede, Bekasi City, year of 2004Government efforts in controlling the population rate through Family Planning program (KB) has showed good result, with KB coverage 57,4% (BKKBN,2000) but in district region the coverage is still low, like among PUS mother student custody of SDIT IQRO who has children more than two reach 62,6% and not yet revealed the factors i,hich related to this issue. This study was carried out quantitatively; the sample has chosen by simple random sampling, taken from 595 student's custody based on proportion estimating formula (Ariawan, 1988) gained 183 samples, sample aged 15-49 years old, has husband living in IQRO residential. Factors which have been studied are age, education, knowledge, attitude, number of child, child's value, family support, behavior, officer and service location. Study design is cross sectional using univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Based on the result of univariate and bivariate analysis showed that factors which related to Family Planning are family support and officer behaviors and the unrelated factors are age, education, knowledge, number of child, child's value, attitude, and location. Multivariate analysis showed the most dominant variable is officer behaviors.
Efforts which can be done to increase KB coverage based on the results of this study are improving officer's role, training as counselor, public figure or religious figure approaching, PUS family development economically by easy loans which related to any action to success the family planning program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Astrida
"Program KB Mandiri mulai dicanangkan dengan adanya seruan Presiden RI, Suharto, pada tanggal 28 Januari 1987, yang intinya menyerukan supaya dikembangkan "KB Mandiri" mulai dari kota-kota besar (termasuk DKI Jakarta) dan masyarakat yang sudah maju (Suyono: 1988: 22). Pengertian KB Mandiri pada tingkat individual dan keluarga adalah Kelompok penduduk yang melaksanakan KB bukan karena anjuran dan ajakan saja, tetapi telah tumbuh dari kesadaran dan rasa tanggungjawabnya sendiri terhadap kesejahtraan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsanya. Sehubungan dengan itu hadir atau tidak hadirnya para petugas KB mereka tetap melaksanakan KB dan dimana perlu pergi mencari pelayanan walau dengan biaya sendiri (Suyono: 1988: 19).
Sampai saat ini pengertian Program KB Mandiri yang lazim dipakai dan dikemukakan, misalnya pada kegiatan-kegiatan operasional di lapangan, evaluasi Program KB ataupun dalam Pencatatan Pelaporan Program adalah: Program yang mengarahkan masyarakat/individu untuk menggunakan jasa pelayanan KB jalur swasta dan membayar sendiri jasa pelayanan serta kebutuhan kontrasepsinya. Sejak kegiatan Program KB Mandiri dilaksanakan sampai kini, dikenal sebutan akseptor mandiri yaitu: akseptor yang membayar sendiri pelayanan kontrasepsi yang diperolehnya di tempat - tempat pelayanan KB milik swasta. Lainnya adalah akseptor yang menggunakan jasa pelayanan KB milik Pemerintah untuk memperoleh pelayanan kontrasepsi. Sehubungan dengan itu, maka perbedaan antara 2 (dua) kategori akseptor tersebut terletak pada membayar sendiri dengan tidak membayar dan tempat pelayanan yang digunakan, yaitu milik Pemerintah dengan Swasta.
Kampanye secara besar-besaran KB Mandiri dimulai pada bulan Mei 1987. Terlebih dahulu Program ini dikembangkan di kota-kota besar. Asumsinya kehidupan perkotaan yang begitu kompleks dan heterogen baik pada aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan keakraban dengan teknologi canggih, mengakibatkan masyarakat kota lebih kritis serta mempunyai harapan yang lebih mengenai pelaksanaan pelayanan KB Mandiri dibandingkan masyarakat pedesaan. Oleh karena itu mereka dianggap lebih siap menerima Program tersebut. Namun sejalan dengan percepatan operasional Program KB umumnya dan khususnya KB Mandiri, salah satu masalah yang perlu segera dibenahi dan dicari langkah-langkah keluarnya adalah masalah kesiapan balk masyarakat maupun pengelola program. Sebab proses alih kelola yang mengarah pada kemandirian ini menyangkut banyak perubahan di dalamnya, antara lain arah pendekatan dari supply oriented menjadi demand oriented, artinya masyarakat yang semula lebih banyak menerima karena diajak dan diberi oleh petugas Program, kini Iebih aktif mencari dan meminta, sedangkan petugas lebih banyak melayani.
DKI Jakarta termasuk salah satu kota yang sejak awal telah ditunjuk untuk mengawali pelaksanaan Program KB Mandiri. Pada dasarnya perkembangan hasil program KB di DKI Jakarta secara kuantitatip dan kualitatip relatif meningkat dari tahun ke tahun. Secara kuantitatif terlihat dari jumlah Akseptor Aktif yang menunjukkan kenaikan baik dilihat dari jumlah fisik maupun persentasenya terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS). Pada akhir Pelita II (197811979) jumlah akseptor aktif di DKI Jakarta adalah sebesar 188.000 atau 21,6% dari PUS, kemudian menjadi 581.000 atau 51,7% dari PUS pada akhir Pelita III - (198311984). Dan pada akhir Pelita IV (198811989) yang lalu jumlah tersebut telah mencapai 854.615 atau 67,28 % dari PUS. Pada akhir Pelita V diharapkan akan mencapai 994200 atau 61,20 % dari PUS.
Sebagai dampak dari keikutsertaan KB aktif itu adalah perubahan yang terus terjadi terhadap berbagai ciri kependudukan di DKI Jakarta ke arah mutu penduduk yang relatif lebih baik. Perubahan yang paling bermakna adalah tingkat pertumbuhan (alami) penduduk dapat dikendalikan, walaupun persentase penurunannya relatif kecil. Periode 1961 - 1971, 1971 - 1980 dan 1980 - 1985 berturut-turut adalah (secara eksponensial): 4,32% ; 3,9% ; dan 3,7% per-tahun. Gejala penurunan tingkat pertumbuhan penduduk tersebut diperkuat dengan berbagai ciri demografis yang lain seperti jumlah anak yang dilahirkan hidup/per wanita kawin dari 3,64 pada tahun 1980 menjadi 3,065 pada tahun 1985; serta penurunan persentase penduduk kelompok umur 15 tahun ke bawah dari 39,04% pada tahun 1980 menjadi 35,23% pada tahun 1985.
Sedangkan pencapaian hasil kualitatif dari program KB DKI Jakarta adalah makin tampak kesadaran masyarakat untuk menanggulangi masalah kependudukan melalui program KB, yang mencerminkan bahwa program KB merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah dengan segenap lapisan masyarakat. Keadaan ini dibuktikan oleh kegiatan partisipasi masyarakat yang makin meluas, seperti kelompok-kelompok akseptor sampai ke tingkat?"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>