Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwinta
"Penelitian ini bertujuan menganalisis secara empiris fenomena small firm effect dimana saham-saham dari kelompok small firm dapat mengungguli saham dari kelompok large firm dan fenomena value effect dimana saham-saham dari perusahaan kelompok value dapat mengungguli kinerja saham-saham kelompok growth berlaku dan untuk saham yang diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini juga bertujuan menganalisis model multi faktor Fama dan French apakah menjelaskan variasi dari return saham dan nilai adjusted return (Alpha) menyangkut kedua fenomena diatas dan dapat diketahui apakah faktor risiko umum (return pasar, SMB dan HML) dalam model ini dapat menjelaskan fenomena size dan value effect di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa rata-rata return saham berhubungan dengan: (1) skala usaha perusahaan (size) yang diukur dengan satuan Market Equity (ME merupakan hasil dari perkalian harga saham dikalikan jumlah seruluh saham yang beredar). (2) book-to-market-equity(BE/ME) yang merupakan rasio nilai buku dari saham terhadap nilai pasarnya.(3) rasio earning/price (ELI)), cash flow/price (CRP), dan penjualan yang terjadi di masa lalu. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh faktor-faktor diatas terhadap return yang terjadi dengan cars merangking seluruh saham berdasarkan skala usaha (size) dan rasio book-to-market-equity(BE/ME), serta uji model Fama dan French melalui regresi dengan memasukkan seluruh faktor yang dianggap mempengaruhi expected return.
Jika harga sama dinilai secara rasional, perbedaan yang terjadi dalam rata-rata return yang dihasilkan disebabkan oleh perbedaan tingkat resiko dari masingmasing saham. Dengan demikian dengan menggunakan penilaian secara rasional, skala usaha dan nilai book-to-market-equity merupakan ukuran tingkat sensitifitas terhadap faktor resiko umum dalam return yang dihasilkan. Bukti yang didapatkan menunjukkan ukuran skala usaha dan nilai book-to-marketequity adalah sensitif terhadap resiko yang mempengaruhi rata-rata return yang dihasilkan telah sesuai dengan penilaian harga secara rasional.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa adanya sebuah hubungan yang signifikan antara faktor pasar,skala usaha dan nilai book to market equity dan tingkat pengembalian saham yang diharapkan (expected return) di Bursa Efek Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Kurniasih
"Analisis Anomali Size Effect dan Book To Market Effect Terhadap Return Saham dengan Menggunakan Model Tiga Faktor Fama dan French di Bursa Efek Jakarta Penelilian ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk menganalisis apakah terdapat anomali size effect dan book to market eject di Bursa Efek Jakarta. Kedua, untuk mempelajari dan menjelaskan apakah model tiga faktor Fama dan French dapat digunakan untuk menganalisis anomali size :feet dan book to market eject terhadap return saharn di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Metode penelifian yang digunakan adalah explanatory survey dengan jenis penelitian veriiikatif. Obyek penelitian adalah semua saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta pada periode Januari 2001-Desember 2003. Untuk memenuhi tujuan penelitian pertama digunakan uji statistik beda rata-rata, sedangkan tujuan penelitian kedua dipenuhi dengan menggunakan uji statistik F, analisis regresi dan korelasi persamaan linier ganda.
Hasil penelitian menunjukkan adanya indikasi size eject dan book to market eject di BEJ. Indikasi tersebut masing-masing ditunjukkan dengan nilai size premium dan value premium yang positiff Hasil uji statistik beda rata-rata pada tingkat signiiikansi oz = 5% menunjukkan p-value sebesar 00242685 untuk pengujian size eject dan 0.0138520 untuk pengujian book to market ejject. Hasil uji F dan uji t pada model regresi Fama dan French rnasing-masing menunjuldcan bahwa secara bersama-sarna dan secara individu ketiga faktor pada model tersebut memiliki hubungan yang signitikan terhadap retum saham.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa anomali size effect dan book to market eject texjadi di Bursa Efek Jakarta. Selain itu model tiga faktor Fama dan French dapat digunakan dalam analisis anomali size eject dan book to market effect serta merupakan model yang baik dalam memperkirakan return saham di Bursa Efek Jakarta. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan investor sebagai bahan pertimbangan dalarn merumuskan strategi investasi di bursa saham dengan tetap memperhalikan likuiditas saham dan fundamental keuangan perusahaan.

The Analysis of Size Effect and Book To Market Effect To Stock Return by Using Three Factor Model F ama and French in Jakarta Stock Exchange There are two purpose in this reseach. First, to analyze whether anomalies of stee #act and book to market eject exist in Jakarta Stock Exchange. Second, to learn and to explain whether the Three Model Factor Fama and French can be used for analyzing size eject and book to market effect toward stock return in Jakarta Stock Exchange.
The research method is explanatory survey with venjicative type of research. Object of research is all stocks traded in Jakarta Stock Exchange during January 2001-December 2003. To fuyill the _first purpose, the t-statistic test to examine the ditference between two sample means dw:-s from zero is applied, while the F -statistic test, regression analyses and correlation of m ultiple regression model is applied for fulfilling the second purpose.
The research result shows an indication of size eject and book to market eject in Jakarta Stock Exchange. These indications are each represented by positive size premium and positive value premium. The result of deference test between two sample means di1j'ers}G?om zero at level of signyicance oz = 5% shows p-value of size eject 00242685 and p-value of book to market eject 00138520.Meanwhile the result of F-test ana' t-test on regression model of Fama and French each shows significant correlation between three factors and stock retum togetherly or individually.
Based on the theory and research result, it can be concluded that size eject and book to market eject exist in Jakarta stock exchange. Besides the three factor model of F ama and French can be used for analyzing the anomaly of size eject and book to market effect and a good predictor of stock returns. Ajierward, the result of this research can be used by investor as considerations in formulating strategies of investment in capital market without neglecting the stock 's liquidity and corporate jitndamental finance."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Lanni Palmitha Rosetty
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tentang momen imbal hasil pasar di Indonesia yaitu volatilitas, kecondongan dan keruncingan (volatility, skewness dan kurtosis) dan meneliti mana di antara mereka yang mampu menangkap eksposur risiko. Dengan bantuan cross section dari tingkat imbal hasil, penulis ingin melihat momen pasar mana yang bisa menangkap eksposur risiko. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, dengan melihat pergerakan imbal hasil portofolio yang telah disusun berdasarkan koefisien delta volatilitas, delta kecondongan dan delta keruncingan yang didapat dari rumus univariate dan multivariate dan pendekatan yang kedua adalah dengan melihat pergerakan Jensen's alpha yang telah dihitung menggunakan Fama-French Three Factor Model. Ada empat periode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu periode 2002-2012, periode sebelum krisis, periode krisis dan periode setelah krisis. Hasil penelitian di Indonesia menyatakan bahwa keruncingan dari imbal hasil pasar perbulan yang menggunakan rumus univariate mampu menangkap eksposur risiko, baik itu average return maupun Jensen?s alpha.

This study analyzes moments of market return in Indonesia, they are volatility, skewness and kurtosis and analyzes which one of them is able to capture exposure of risk. With the help of cross-section of stock return, authors want to see which one from three moments of market return can capture risk. There are two approaches in this study. The first one is by looking at the movement of the portolio return that had been prepared based on the coefficient of delta volatility, delta skewness and delta kurtosis obtained from univariate and multivariate formula and the second one is by looking at the movement of Jensen's alpha that had been calculated using Fama-French Three Factor Model. There are four period used in this study, those are 2002-2012, before crisis period, crisis period, and after crisis period. The results in Indonesia stated that the kurtosis of monthly market returns using univariate formula is able to capture the exposure of risk, both average returns and Jensen's alpha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Syahlena
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk menganalisis keberadaan anomali Monday effect di Bursa Efek Indonesia. Kedua, untuk membuktikan bahwa anomali Monday effect secara signifikan dapat dijelaskan dengan menggunakan model tiga faktor Fama-French. Variabel dependen dari penelitian ini adalah excess return harian serta memasukkan variabel dummy dan conditional variance sebagai variabel independen dalam regresi nya. Untuk memenuhi tujuan penelitian kedua, faktor risiko yaitu return pasar dan size premium dimasukkan ke dalam model regresi. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur volatilitas return adalah metode autoregressive conditional heteroskedasticity ARCH dan generalized autoregressive conditional heteroskedasticity GARCH . Hasil penelitian menemukan bahwa adanya anomali Monday effect di Bursa Efek Indonesia. Anomali Monday effect tersebut dapat dijelaskan oleh faktor risiko yaitu return pasar dan ukuran perusahaan.

ABSTRACT
There are two purposes in this study. First to analyze whether anomaly of Monday effect exist in Indonesia Stock Exchange. Second, to examine whether Monday effect can be explained by Fama French rsquo s three factor model. Dependent variable of this study is daily axcess return which includes dummy variable and conditional variance as independent variables in its regression. To fulfil the second purposes, market return and size premium are included in the regression model. Autoregressive conditional heteroskedasticity ARCH and generalized autoregressive conditional heteroskedasticity GARCH were used as analytical methods to measure return volatility. The results in the study show that anomaly of Monday effect exist in Indonseia Stock Exchange. Furthermore, anomaly of Monday effect are explained by market return and the size of the firms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifdah Aulia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari ukuran perusahaan, book to market, dan momentum dalam Fama-French Three Factor Model dan Carhart Four Factor Model terhadap imbal hasil saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2016. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah imbal hasil portofolio saham. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dalam Fama-French Three Factor Model dan Carhart Four Factor Model, yaitu beta, SMB, HML, dan WML. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan Fama-French Three Factor Model dan Carhart Four Factor Model. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data bulanan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 Variabel dalam Fama-French Three Factor Model berpengaruh terhadap imbal hasil saham, 2 Variabel dalam Carhart Four Factor Model berpengaruh terhadap imbal hasil saham dengan performa signifikansi variabel HML yang lebih baik, 3 Carhart Four Factor Model mampu menjelaskan variasi imbal hasil saham lebih baik dari Fama-French Three Factor Model dengan nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi walaupun perbedaannya tidak signifikan.

ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of firm size, book to market, and momentum in Fama French Three Factor Model and Carhart Four Factor Model to the stock return on listed companies during 2007 to 2016. The dependent variable used in this study is portfolio stock returns. The independent variables used in this study are variables on Fama French Three Factor Model and Carhart Four Factor Model that are beta, SMB, HML, and WML. The hypothesis testing was performed using multiple regression analysis of Fama French Three Factor Model and Carhart Four Factor Model. The data used in this study are monthy data. The results indicate that 1 There is an effect of variables on Fama French Three Factor Model to the stock return, 2 There is an effect of variables on Carhart Four Factor Model to the stock return with HML variable performs better in significance, 3 Carhart Four Factor Model provide better explanation to the variation in stocks rates of return than Fama French Three Factor Model with higher coefficient of determination although the difference is not significant.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Octaviani
"ABSTRAK
Harga minyak yang berfluktuasi dirasakan kuat mempengaruhi perekonomian negara berkembang yang mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat informasi harga minyak menjadi penting dalam pertimbangan investor pasar modal. Penelitian ini kemudian ingin menguji apakah terdapat pengaruh berbeda dari pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil saham Indonesia dengan memperhatikan sektor, lag, size, dan threshold effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pergerakan harga minyak tidak berdampak signifikan pada imbal hasil saham namun memperlihatkan arah berbeda pada pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil tiap sektor. Untuk lag, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek lag yang signifikan meskipun hanya terjadi pada beberapa perusahaan. Kemudian terkait size, terdapat pola unik dimana semakin besar size pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil menjadi negatif signifikan. Sedangkan treshold effect belum dapat dibuktikan terjadi karena variabel threshold turnover rate tidak memiliki dampak yang signifikan dalam memisahkan pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil.

ABSTRACT
Large fluctuation of oil price have a strong influence on emerging country economy that is depend on oil as their prior energy source. Thats why oil price information become important to investor. In this research, we examine whether growth oil price have a significant impact on stock return by examining sector, lag, size, and threshold effect. We find that in general, growth oil price have no significant impact on stock return but have a different sign of influence on each sector. There is no significant lag effect although we find it significant on some firm. Then, we find a unique tren that bigger the firm size, growth of oil price give more negative significant effect on return. Last, we find no threshold effect because the turnover rate as a threshold variable have no significant effect to divide the impact of growth oil price on return."
S47458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Edria
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif signifikan pada perekonomian dan pasar saham secara global. Pandemi tersebut juga memengaruhi sentimen investor, dengan demikian pasar saham diduga menjadi tidak efisien, yang pada akhirnya membuat anomali pasar, seperti anomali kalender menjadi fenomena yang tidak dapat terhindarkan. Anomali kalender merupakan fenomena yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut, khususnya pada saat krisis karena investor memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk bersikap tidak rasional. Penelitian ini akan mengamati apakah anomali kalender terjadi di Indonesia pada saat sebelum dan saat terjadinya pandemi Covid-19. Dengan menggunakan metode OLS regression, peneliti menemukan bahwa anomali kalender yang diproksikan dengan menggunakan day-of-the-week effect (DOW) dan turn-of-the-month effect (TOM) memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham beberapa indeks sektoral dengan hasil yang berbeda. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat perbedaan fenomena anomali kalender yang terjadi pada saat sebelum dan saat terjadinya pandemi Covid-19. Harapannya, penelitian ini dapat memberikan pencerahan kepada investor atau manajer investasi dalam memaksimalkan profit dengan memanfaatkan anomali kalender pada saat sebelum dan saat terjadinya krisis seperti Covid-19 atau krisis lainnya yang terjadi di masa depan.

The Covid-19 pandemic had a significant negative impact on the global economy and stock market. It also affected investors’ sentiments, so the stock market was expected to become inefficient, resulting in market anomalies such as calendar anomalies, could not be avoided. The calendar anomalies are interesting phenomena to be studied further, especially in the crisis period because the investors’ irrationality tends to be higher. This study examines whether the calendar anomalies occurred in Indonesia before and during the Covid-19 pandemic. Using OLS regression, we find that the calendar anomalies proxied by the day-of-the-week effect (DOW) and turn-of-the-month effect (TOM) significantly influence several sectoral indices’ stock returns differently. The findings also show the difference in calendar anomalies that happened before and during the Covid-19 pandemic. This study could shed light on investors or investment managers' maximizing their profits by utilizing calendar anomalies before and during a crisis such as Covid-19 and other crises in the future. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurnia Chandra
"Di dalam era global seperti sekarang ini, setiap perusahaan berusaha untuk mengambil setiap kesempatan yang ada dan memperluas bisnisnya di mana pun dan kapanpun. Perkembangan bisnis yang akan dilakukan tentunya akan membutuhkan modal yang cukup sehingga tujuan ekspansi dapat berjalan dengan rencana yang sudah dipersiapkan secara matang, terencana, dan terkendali.
Beiersdorf AG merupakan salah satu dari banyaknya perusahaan yang melakukan ekspansi ke luar negeri dengan misi global dari puluhan tahun lalu, masuk ke Indonesia dan kini memiliki posisi pasar yang sangat kompetitif dengan perusahaan sejenisnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan jawaban atas pertanyaan sebagai berikut: pertama, apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar DAX? Dan yang kedua adalah apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dengan net present value dan internal rate of return dan investasinya di Indonesia?
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG pada bursa Deutscher Aktien Index (DAX) dapat diamati melalui koefisien korelasi.
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG dan risikonya dapat diamati melalui analisis koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML).
Dengan ditemukan koefisien beta, maka expected return akan didapatkan untuk menghasilkan net present value dan internal rate of return. Kedua variabel tersebut kemudian juga dilihat hubungannya dengan return saham Beiersdorf AG pada bursa DAX dan return pasar saham DAX.
Penelitian ini memakai data sekunder yang diambil dari Beiersdorf AG, PT Beiersdorf Indonesia, Bursa DAX, dan Bank Indonesia. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Data pengamatan adalah data bulanan, yailu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran sebagai berikut: pertama, adanya korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar bursa DAX. Kedua, imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap net present value memiliki korelasi yang positif sedangkan imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap internal rate of return memiliki korelasi negatif. Korelasi antara imbal hasil saham Beiersdorf AG dengan kedua variabel tersebut tidak terlalu signifikan.
xviii + 1 09 halaman + 16 tabel + 3 gambar + 1 Iampiran
Daftar Pustaka : 40 buku, 5 jurnal, 1 1 lain-lain (Tabun 1970 - Tahun 2005)

In global era nowadays, every corporation is trying to take any chances and widening their business wherever and whenever. Business expansion which will be executed, certainly needs adequate financial capital with the result that expansion objective can be run by mature and controllable planning.
Beiersdorf AG is one of many corporations which do the abroad expansion with global vision for many years, penetrated to Indonesia and now have a competitive market position against same-industry companies.
The aims of this research are giving the answer upon questions as follow: first, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange?s return? Second, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and net present value & internal rate of return from its investment in Indonesia?
Correlation between Beiersdorf AG's stock return on Deutscher Aktien Index (DAX) can be monitored by correlation coefficient. For calculating the correlation coefficient.
Correlation between Beiersdorf AG's stock and its risk can be seen through security beta coefficient analysis with using Capital Assc` Pricing Model (CAPM) model: Security Market Line (SML) approach.
When beta coefficient have been found, the expected return will be calculated to earn net present value and internal rate of return. Both variables then can be monitored the correlation between Beiersdorf AG's stock return in DAX stock exchange and DAX stock exchange's return.
This research uses secondary data which are taken from Beiersdorf AG, Beiersdorf Indonesia, DAX stock exchange, and Bank of Indonesia. The data arc historical data collected from year 1999 until year 2003. Observed data arc monthly data i.e. the beginning and ending period data also data on those months themselves.
Research results give description as follow : first, there is a positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange's return. Second, Beiersdorf AG's stock return toward net present value have a positive correlation while Beiersdorf AG's stock return toward internal rate of return have a negative correlation. Correlation between Beiersdorf AG's stock return to both variables is not too significant.
xviii + 109 pages + 16 tables -r 3 pictures + 1 appendix
Bibliography : 40 books, 5 journals, I 1 others (Year 1970 - Year 2005)
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Dewanto
"Di lingkungan bisnis yang sangat kompetitif saat sekarang, tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang diperolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituntut pula untuk memberikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut menginvestasikan dananya ke perusahaan. Kemudian, perkembangan selanjutnya menghendaki perusahaan untuk tidak hanya bertumpu pada peningkatan keuntungan perusahaan sendiri melainkan lebih jauh untuk meningkatkan nilai bagi para pemodal atau investor.
Terhadap latar belakang tersebut di atas tidak heran jika pada tahun-tahun belakangan ini pengukuran berdasarkan nilai atau value based banyak mendapat perhatian. Sistem pengukuran baru ini bertujuan untuk mengukur kinerja secara periodik dalam konteks perubahan dalam nilai. Mengingatkan nilai berarti sama dengan meningkatkan hasil investasi pemegang saham jangka panjang, sehingga ukuran kinerja keuangan yang didasarkan pada laba akuntansi saat ini sudah dianggap tidak memadai lagi.
Nilai tambah ekonomis ( Economic Value Added = EVA) merupakan suatu pendekatan yang telah dipatenkan oleh Stewart & Company yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, dimana EVA menghitung economic profit dan bukan accounting profit dan present value nilai EVA secara periodik di masa depan dikenal dengan Market Value Added (MVA). Selain EVA, tolok ukur lain yang banyak digunakan untuk mengetahui kinerj a perusahaan adalah Residual Income dan Arus kas Operasi (cash flow operation).
Penelitian ini mempunyai tujuan : (1) menganalisis secara parsial pengaruh economic value added, market value added, residual income dan arus kas operasi (cash flow operation) terhadap Imbal Hasil Saham yang diterirna oleh pemegang saham perusahaan publik sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan (2) menganalisis secara simultan pengaruh economic value added, market value added, residual income dan arus kas operasi (cash flow operation) terhadap Imbal Hasil Saham yang diterirria oleh pemegang saham perusahaan publik sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Metode yang digunakan untuk melihat kontribusi pengaruh masing-masing variabel diatas terhadap Imbal Hasil Saham digunakan analisis regresi linier sederhana (uji t) dan untuk mengetahui pengaruh kesemua variabel secara simultan terhadap Imbal Hasil Saham digunakan analisis regresi berganda (uji F).
Dari hasil uji t terhadap saham sektor pertambangan periode 1995 - 2004 disimpulkan bahwa secara parsial dihasilkan bahwa EVA, MVA, Residual Income dan Arus Kas Operasi (cash flow operation) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Imbal Hasil Saham dan mempunyai hubungan positif terhadap Imbal Hasil Saham. Sedangkan dari hasil uji F terhadap variabel , MVA, Residual Income dan Arus Kas Operasi (cash flow operation) secara simultan dihasilkan bahwa ke empat variabel tersebut secara bersama-sama secara signifikan tidak mempengaruhi Imbal Hasil Sahara, sehingga keempat variabel tersebut bukanlah faktor utama yang menentukan imbal hasil saham maupun dividen.
Dari hasil kesimpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut:
1. Dilakukan uji statistik terhadap ke empat variabel tersebut dengan mengasumsikan bahwa ke empat variabel babas tersebut saling berhubungan satu sama lain (korelasi), dimana pada penelitian ini diasumsikan tidak saling berhubungan.
2. Agar model REVA (Refined Economic Value Added) dipakai sebagai salah satu altematif tolok ukur terhadap Imbal Hasil Saham.

Today business environment getting competitive, the company responsibility of exploiting capital that obtained from market capital not so easy, because company have to give more advantage for all investor in the company. F or next development, company will be not only focus in improvement company advantage only, but will be more raised the investor value.
From that reason, no wonder if measurement base value getting a lot of attention lately. This measurement system aim to measuring periodic performance when the value changes. Improving value means as same as improving result of long term investment from stockholder. So measurement of finance performance base on accountancy profit is not adequate in this time.
Economic Value Added is approach which has been patented by Stewart & Company, it used to measure a company performance. EVA calculated the economic profit not calculated the accounting profit. And the periodical of present value in EVA, it called Market Value Added (MVA). The other measure rods to calculate the company performance beside EVA are Residual Income and Cash Flow Operation.
This research have purpose : (I) Analyzing by partial a Influence of Economic Value Added, Market Value Added, Residual Income and Cash Flow Operation to Rate of Return accepted by public company stockholder specially in a mining company that enlisted at Jakarta Stock Exchange or BEJ. (2) Analyzing by simultaneous a Influence of Economic Value Added, Market Value Added, Residual Income and Cash Flow Operation to Rate of Return accepted by public company stockholder specially in a mining company that enlisted at Jakarta Stock Exchange or BEJ
The Method that I used to see influence contribution of each variable above to Rate of Return, it is a modest Tinier regression analysis (T test) and to know influence from all the variable by stimulant to Rate of Return used doubled regression analysis (F test).
Result from T test to share of mining company at period 1986 until 2004, concluded by partial are EVA, MVA, Residual Income, and Cash Flow Operation haven't positive influence to Rate of Return and have positive relation to Rate of return. While result from F test to variable such as MVA, Residual Income, and Cash Flow Operation by simultaneous that the forth variant together not influence Rate of Return so signification. That's mean the forth variable are not the main factor determining Rate of Return and dividend also.
From the conclusion result above, I give some following suggestion are:
1. I Suggestion to used statistical test with assuming the variables each other have correlation, which in this research assumed no correlation among variables.
2. I Suggestion to used Refined Economic Value Added (REVA) model as a one of alternative measuring to Rate of Return.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>