Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba ditentukan oleh faktor ekonomi. Dengan menggunakan model analisis Multi Indeks, penelitia ini menyimpulkan bahwa tingkat pengembalian pasar, tingkat inflasi yang tidak diharapkan tingkat bunga deposito dan harga emas berpengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Sementara pendapatan bersih dan nilai tukar tidak berpengaruh nyata."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (06) Juni 2003: 31-40, 2003
MUIN-XXXII-06-Juni2003-31
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suripno
"Penelitian ini menganalisis dampak parameter ekonomi makro terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan Arbitrage Pricing Theory. Pengamatan dilakukan setiap bulan dari bulan Januari 1993 sampai dengan bulan Juli 1996. Sampel yang digunakan adalah Saham Industri Pertanian dengan jumlah saham 7 perusahaan dan industri non pertanian dengan jumlah saham 20 perusahaan.
Metodologi empiris yang dipergunakan adalah dengan melakukan regresi linear berganda dart faktor-faktor makro Inflasi, Suku Bunga Bank, Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar Amerika, Pertumbuhan Industri dan Market Return.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa imbal hasil saham Industri Pertanian tidak signifikan dipengaruhi oleh variabel faktor makro market return , inflasi, suku bunga dan pertumbuhan industri, sedangkan imbal hasil saham industri non pertanian signifikan dipengaruhi oleh suku bunga bank, faktor-faktor ekonomi makro lainnya seperti inflasi, market return dan pertumbuhan industri tidak berpengaruh."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Wirjono
"Tesis ini berisi analisis fenomena ekonomi terhadap bursa saham. Tolok ukur analisis yang digunakan adalah indikator-indikator ekonomi dan nilai transaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Periode analisis data bulanan dan triwulanan mulai 1 Januari 1995 hingga 31 Maret 2001. Dalam kurun waktu tersebut menunjukkan fenomena ekonomi yang bervariasi. Penelitian ini paling tidak melengkapi beberapa penelitian sebelumnya dengan topik serupa namun dengan metode analisis yang berbeda. Pertarna dengan stepwise analysis, kemudian uji multikolinieritas , dan analisis regresi.
Hasil analisis data triwulanan tidak dapat disimpulkan oleh karena lemahnya signifikansi. Begitupun hasil analisis data bulanan tidak dapat menyatakan pengaruh tingkat inflasi maupun pertumbuhan jumlah uang beredar terhadap nilai transaksi saham. Yang dapat dinyatakan hanya pengaruh suku bunga deposito dan nilai tukar. Pengaruh suku bunga relatif besar dan bersifat negatii sedangkan pengaruh nilai tukar relatif tidak berarti dan bersifat positip. Perbedaan dengan hipotesis awal dapat diindikasikan secara irnplisit bahwa fluktuasi nilai tukar bersifat temporer sedangkan ekspektasi investor bersifat jangka panjang. Namun bagaimana pun juga temuan penelitian ini menarik untuk ditindaklanjuti pada penelitian berikutnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Mutiara
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai strategi "decile" portofolio yang terdiri dari saham-saham mispriced untuk meneliti pengaruhnya terhadap return saham. Tingkat stock mispricing diukur menggunakan variance ratio model, dan return menggunakan return minggu pertama dan minggu kedua setelah periode mispricing. Regresi dilakukan menggunakan panel data dan per portofolio, dan hasil regresi keseluruhan portofolio mengindikasikan tingkat stock mispricing memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return, sedangkan regresi untuk masing-masing portofolio menunjukkan hanya portofolio 1 sampai 3 yang berpengaruh positif signifikan, portofolio lainnya menunjukkan tidak ada pengaruh, bahkan portofolio 10 menunjukkan hasil negatif signifikan.

Abstract
This study discusses the strategy of "decile" portfolio of mispriced stocks to examine its effect on stock returns. Stock mispricing levels were measured using the variance ratio model, and return using the return the first week and second week after a period of mispricing. Regression was performed using a panel data and a portfolio, and the overall regression results indicate the level of stock mispricing portfolios have significant positive influence on return, while the regression for each portfolio indicates the portfolio is only 3th to 5th portfolio have a significant positive effect, other portfolio showed no effect, even a 10th portfolio showed a significant negative effect."
2012
T32174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Angeline
"Sebelum melakukan investasi di bursa saham, individu atau organisasi harus memastikan bahwa saham yang dipilih akan mendatangkan return positif di waktu yang akan datang dengan tingkat risiko tertentu. Dalam mempertimbangkan saham yang dipilih, investor perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat yang mempengaruhi return saham tersebut Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah likuiditas saham, tingkat leverage dan risiko sistematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah likuiditas saham dan risiko sistematik memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara tingkat leverage dengan return saham. Industri consumer goods dipilih sebagai obyek penelitian karena saat ini industri consumer goods merupakan salah satu sektor yang masuk kategori berisiko paling kecil karena perusahaan - perusahaan sektor tersebut memiliki kinerja yang cukup bagus.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil seluruh populasi pada perusahaan consumer goods yang listing di Bursa Efek Jakarta Metade regresi akan digunakan untuk mengetahui hubungan antara dependen variabel return saham dengan independen variabel likuiditas saham yang diukur dengan menggunakan bid ask spread , leverage (debt to equity ratio) dan risiko sistematik. Regresi menggunakan cross-section dengan menggunakan program SPSS pada level of significance 5% (a = 0,05). Setelah model diperoleh, maka model ini harus diuji dengan apakah sudah memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) atau belum.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisa regresi ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif serta pengaruh yang signifikan antara likuiditas saham, tingkat leverage (debt to equity ratio) dan risiko sistematik dengan return saham secara parsial. Sedangkan secara bersama-sa-na likuiditas saham, tingkat leverage dan risiko sistematik mempunyai pengaruh terhadap return saham.
Investor yang akan melakukan investasi pada saham di industri consumer goods, hendaknya mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalarn pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat pengembalian yang diharapkannya, berapa besar risiko yang hams ditanggungnya dan berapa ke-liquid-an investasi tersebut.
Walaupun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas saham, tingkat leverage dan risiko sistematik dengan return saham, namun pada penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan sampel dari industri yang berbeda. Variabel yang diteliti juga perlu diperluas seperti iikuiditas saham yang bukan hanya dapat diukur dari bid-ask spread melainkan juga dari volume perdagangan saham atau komisi penjualan.

Before doing investment in stock exchange, an individual or organization must ensure that the stock will give positive return with the certain risk On considering what stock will be choose, investor must know any factors will affect that return. Hat the stock chosen will be the one that can give positive return in the future. Some of the factors are stock liquidity, leverage and systematic risk The aim of this research is to find out whether stock liquidity and systematic risk have positive correlations on the stock return and to know whether leverage has influence to the stock return. Consumer goods industry is chosen for this research object as this industry is one of the business sectors attracting which have low risk because the company in that sector have good performance.
This research has been done by taking sampling on consumer goods companies listed in Jakarta Stock Exchange. Regression method will be used to know the relationship between dependent variable stock return with the independent variable stock liquidity which measured by bid ask spread, leverage (debt to equity ratio) and systematic risk Regression analysis using cross-section with SPSS on level of significance 5% (a = 0,05). After regression model completed that must be tested whether that model has come up into BLUE criterion (Best Linear Unbiased Estimator) or not.
The result of this research using regression analysis indicates that there are positive correlations and significant influences between stock liquidity, leverage (debt to equity ratio) and systematic risk on the stock return partially. In other hand, stock liquidity, leverage and systematic risk have significant influences on the stock return simultaneously.
Investor who will doing investment in stock on consumer goods sector, must consider about some important things in making investment decision, some of that are how much expected return and risk that he want also how liquid that investment.
Although this research showing significant influences between stock liquidity, leverage and systematic risk in accordance with the stock price, but in next research, it's better to use sample from another industry. Beside that, it should utilizing different variables factors like another method to measure liquidity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhian Febrianto
"Salah satu cara pencarian dana yang saat ini sering kita dengar dan sudah banyak dilakukan di banyak perusahaan besar, adalah dengan mengeluarkan saham. Saham merupakan sebuah sertifikat kepemilikan alas perusahaan, di mana kepemilikan ini periodenya tergantung pemegang saham tersebut, bisa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tetapi umumnya kepemilikan saham untuk jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu perusahaan telekomunikasi yang posisi sahamnya cukup stabil di Bursa Efek, yakni PT Indosat.
Mencermati pergerakan jual - beli saham di sektor telekomunikasi dalam kurun waktu 2002-2004, posisi Indosat masih cukup kuat dalam jajaran 10 besar perusahaan terbuka. Hal itu terjadi karena perusahaan Indosat merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi besar, sehingga mampu menunjukkan eksistensi yang menjanjikan di dunia pertelekomunikasian. Berbagai fenomena mempengaruhi pergerakan penjualan sahamnya, mengingat saham merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati dan tidak terlalu fluktuatif seperti halnya kurs dollar ataupun suku bunga Bank.
Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat, sorta keterbatasan waktu, maka penulis mencoba menganalisa hal sebagai berikut, dengan menggunakan data laporan tahunan Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta :
a. Faktor yang berpengaruh pada volume perdagangan saham, meliputi nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 1 bulanan dalam periode 2002 - 2004.
b. Faktor terpengaruh adalah volume perdagangan saham PT. Indosat di bursa efek jakarta dalam periode 2002 - 2004.
Dari penelitian dan penganalisaan data tersebut diatas diperoleh hasil bahwa dalam periode 2002 - 2004 pergerakan volume penjualan saham di bursa efek Jakarta, khususnya saham PT.Indosat, dipengaruhi oleh kurs dollar amerika dan suku bunga SBI, tapi pengaruh yang diberikan sangatlah lemah.. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung untuk kurs dollar secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.74 dan simultan sebesar 0.56. Begitu pula untuk suku bunga SBI pengaruhnya sangat lemah, hal ini juga disebabkan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung balk secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.16 dan simultan sebesar 6.66.
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan return sebagai variabel terikatnya, didapat kesamaan dalam hal pengaruhbaik kurs dollar maupun variable SBI memberikan pengaruh yang positif, hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang memberikan pengaruh yang negatif . Dengan berbagai masukan penelitian terdahulu, penulis berkesimpulan bahwa baik menggunakan return saham maupun volume perdagangan saham akan didapatkan pengaruh yang sama dari variabel kurs dollar, sedangkan dari variabel SBI akan didapat nilai pengaruh yang berbeda.

Old perception thought that telecommunication just to build and smoothness the business. But presently, telecommunication not just for the business, a very fast revolution in technology take over a junction of telecommunication as an entertainment , information provider tools, etc. One of the big companies in Indonesia who always develop their telecommunication market is Indosat Corporation, which sure need a big sources too finding their expanding plan. One of the many ways is through stocks or shares.
Shares, is the certificate which issued by the company with the nominal should be pay and period limitation on it. The public holders who have this certyicate have a contribution with the company as long as the period on it. There is mutual benefit between holder and issuer until the end of period agreed through the stock letters, during 2002 - 2004, Indosat always in top ten of Big companies in Jakarta Stock Exchange. Since Indosat is a big company, many phenomenons in economic and politic both outside and inside Indonesia take apart in influences their shares trade, but the prospect of this company is quit strong to be ignored by the investor. This bright side of Indosat, made the writer would like to know more about their transaction shares fluctuation in BEJ for period 2002 - 2004 in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certificate for the some period January 2002 up to December 2004.
Based on those data which taken from Annual report issued by Bank Indonesia, and using E Views and SPSS application to calculated and analyzed it got the result that The exchange rate fluctuation both partially or simultaneous give a very weak signyicantly impact to Indosat transaction shares fluctuation, partially at 0.74 and simultaneous at 0.56. Same result for interest of Bank Indonesia certnicate at 0.16 and 6.66. But there are unknown variable beside above which is give a big influence in Indosat transaction shares fluctuation at 37.42 percentage.
Comparing with previous research in shares returned in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certnicate, it also give a result that both factors give a positive impact to the return of shares. From this and some of previous research can be concluded that during the period 2002 - 2004, both exchange rate of Indonesia currency versus US dollar and the Interest of Bank Indonesia certificate give a positive influence to the Indosat transaction shares fluctuation, even so weak.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi makro terhadap return saham khususnya pada industri otomotif dan komponennya di Bursa Efek Jakarta. Penelitian terdahulu atas pengaruh kondisi makro terhadap return saham telah banyak dilakukan pada sektor industri yang berbeda-beda. Seperti penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004) tentang pengaruh makro terhadap return saham farmasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa variabel makro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham farmasi, tetapi variabel market return berpengaruh signifikan terhadap return. Ati (2004), melakukan penelitian tentang pengaruh market return, Inflasi, SBI, Kurs, Harga emas dan jumlah uang beredar (M2) terhadap return saham industri barang konsumsi. Hasilnya menerangkan bahwa variabel yang paling berpengaruh pada induslri ini adalah variabel market return, sedangkan variabel SBI tidak berpengaruh terhadap mayoritas return saham sektor industri konsumsi.
Peneliti mengambil sampel 12 saham yang tergolong dalam industri otomotif dan komponennya dalam rentang periode tahun 2000-2003. Variabel makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, SBI, Inflasi, Kurs dan Uang beredar. Variabel ini adalah variabel makro yang sering digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap return saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel makro berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan komponennya, tetapi secara individu atau uji t diketahui variabel SBI dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham otomotif dan kornponennya. Sedangkan variabel IHSG, Kurs dan uang beredar berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel IHSG merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap return saham. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Manurung dan Saragih (2004).
Pengaruh variabel makro pada industri ini sangat kecil sekitar 5.46%, artinya seluruh variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen-nya sebesar 5.46%, sedangkan 94.54% dijelaskan oleh variabel lain. Pengaruh lain diduga dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para investor, calon investor, mahasiswa dan peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna bagi semua pihak.

The goal of this research is to find out about the influences of macro conditions to stock return, especially for listed companies in automotive industry. Previous researches have been done for many kinds of industries. Manurung and Ferdinand (2004), learnt about the influence of macro condition to stock return in Pharmachy industries. The outcome shows that variable macro does not influence the stock return significantly, but market return variable has the strongest influence to stock return. Ati (2004), did the same research about market return, Inflation, SBI, exchange rate, Price of Gold and Money supply to the stock return for consumption industries. The result again shows that market return has the strongest influence to stock return.
Researcher takes 12 companies in automotive industry as sample and the time frame is between 2000-2003. Macro variables used in this research are IHSG, SBI, Inflation rate, exchange rate and money supply. These are the common variables used by many past researchers.
The final result of this research shows that all variables have small influence to the stock return. IHSG, especially has the strongest influence among all. But t-test shows that SBI and inflation rate do not influence stock return significantly. Exchange rate and money supply have small significant influence. IHSG as a market retum is the strongest factor to influences stock return. This result supports the previous research by Manurung and Saragih (2004).
The influence of macro variables in this industry is very small It is about 5.46% and it means that all independent variables only explain the variation of the dependent variable for 5.46%. Meanwhile 94.54% are explained by another variable and It is not explained in this research.
The researcher expects this research to give a big contribution for everyone especially the investor, potential investor, colleges and the fellow researchers who Want to continue the research in other industries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T16977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhini Andriani
"Aspek market microstructure di bursa saham merupakan aspek yang banyak dibicarakan, telah diteliti namun masih banyak yang dapat diteliti Iebih lanjut. Apa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah bagaimana memetakan perilaku investor dalam hal melakukan transaksi jual atau beli dengan sejumlah variabel-variabel informasi yang ada di layar trading BEJ. Hipotesa-hipotesa yang disusun berasal dari penelitian-penelitian market microstructure Lo & MacKiniay (1992) yang menggunakan model ordered probit dan kemudian dimodelkan kembali oleh Purwanto (2001) dengan menggunakan model ordered logit yang menggunakan data intraday. Jika periode penelitian diubah menjadi harian atau adanya efek agregasi maka kekonsistenan hipotesa-hipotesa dari penelitian terakhir kembali diuji.
Dari penelitian didapatkan temuan bahwa informasi di layar trading berupa volume bukan merupakan prediktor yang baik untuk menjelaskan perilaku investor, ini mendukung temuan Juh Lin et al. (1998). Frekuensi digunakan sebagai variabel penjelas bagi model market microstructure dengan menggunakan data harian.
Secara ekonomi, model penelitian ini sederhana karena tidak menggunakan data yang diambil langsung dari layar BEJ, melainkan berupa data harian yang teragregasi. Namun penyederhanaan ini mengandung trade off berupa ketidakakuratan data, seperti tidak terpetakannya transaksi di dalam pasar modal sehingga volume tidak bisa digunakan, dan hasil uji beberapa variabel penjelas menunjukkan hasil yang berbeda tanda dengan hipotesa awal.
Walaupun demikian, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 10 saham unggulan yang diteliti, return indeks saham gabungan atau JSXCR merupakan informasi yang mempengaruhi keputusan jual atau beli investor, sehingga merupakan variabel penting dalam model market microstructure."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arovati Wardani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap prinsip keterbukaan (disclosure) yang merupakan Salah satu standar informasi dari Pasar Modal yang harus ditegakkan dalam menciptakan Pasar Modal yang adil bagi semua pihak. Bagi perusahaan yang telah menawarkan sahamnya di pasar modal (go public) lewat prosedur Initial Public Offering (IPO) diwajibkan untuk menerapkan Prinsip Keterbukaan. Keterbukaan merupakan jiwa dari Pasar Modal di Indonesia yang telah mendapat legalisasi dalam UU no. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Indonesia.
Keterbukaan fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga secara rasional para investor dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.
Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud).
Fakta materiel yang disampaikan kepada masyarakat (investor), tidak
memerlukan pembuktian tetapi lebih banyak tergantung informasi
apa yang harus disampaikan. Fungsi keterbukaan untuk mencegah
terjadinya penipuan ini merupakan pendapat yang telah berlangsung
sejak Pasar Modal diperkenalkan di dunia.
Prinsip Keterbukaan merupakan fokus utama dari Pasar Modal, dan UU no. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah mengatur pelaksanaan Prinsip Keterbukaan sehingga investor dan pelaku bursa lainnya mempunyai informasi yang cukup dan akurat untuk pengambilan keputusara Namun dernikian, disadari bahwa UU no. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan berbagai aturan pelaksanaannya belum cukup baik dalam memuat ketentuan-ketentuan Prinsip Keterbukaan.
Masih terdapatnya lubang-lubang (loopholes) kelemahan dalam UU no. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal inilah kemudian banyak dimanfaatkan oleh mereka yang tidak beritikad baik. Hal ini
dikarenakan tidak terperincinya standar penentuan fakta material
sangat berpotensi terhadap pelanggaran Prinsip Keterbukaan. Pada
akhirnya, dapat menimbulkan perbuatan curang dalam penjualan
saham dan merugikan investor. Ketentuan standar peraturan fakta
material dan ketentuan perbuatan curang adalah nafas hukum pasar
modal.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, sejumlah emiten yang
mendaftarkan perusahaannya di Pasar Modal, telah melakukan
pelanggaran Prinsip Keterbukaan. Sejauh ini, hukuman terhadap
pelanggaran Prinsip Keterbukaan ini adalah denda. Belum ada
pelanggaran Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal yang dijatuhi
hukuman kurungan. Hal ini merupakan loopholes yang perlu
dipertimbangkan dalam penerapan pelaksanaan UU No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T16263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>