Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Harto
"Karya akhir ini melakukan pembahasan mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Ide awal dari penulisan karya tulis ini adalah dengan melihat perkembangan pasar saham di Indonesia. Investasi yang dilakukan oleh para investor baik dalam dan luar negeri menimbulkan sebuah ide yaitu informasi apakah yang dipakai para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi ke suatu saham. Apakah informasi yang berasal dari data akuntansi atau informasi lainnya yang diperoleh oleh para investor. Dari ide awal inilah kemudian berkembang pada pengujian rasio keuangan (sebagai data akuntansi) dan pengaruhnya terhadap harga saham.
Penelitian ini melihat pengaruh pengumuman rasio keuangan pada JSX Quarterly Index terhadap pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45. Metode penelitian karya akhir ini menggunakan metode panel data, karena data pengujian dibagi dua yaitu cross-section (banyak perusahaan) dan time series (tahun pengujian lebih dari satu tahun).
Hasil pengujian diharapkan lebih akurat dengan menggunakan metode ini dan uji model menggunakan random effect model (alasan pemilihan bab 3). Dari hasil pengujian didapatkan hasil rasio keuangan earning per share, return on equity, dan price to book value berpengaruh sigifikan terhadap harga saham, sedangkan rasio keuangan price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dapat disimpulkan dari hasil pengujian bahwa para investor dalam keputusan investasi pada suatu saham, menggunakan informasi rasio keuangan seperti earning per share, return on equity, dan price to book value. Sedangkan informasi rasio keuangan seperti price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak menjadi dasar informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 23836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Maria Lusiana
"Harga saham dapat mencerminkan kinerja (performance) suatu pernsahaan. Saham-saham perusahaan yang baik kinerjanya akan mempunyai nilai yang relatif tinggi (berharga tinggi). Hal ini disebabkan karena saham tersebut diminati oleh banyak investor yang membuat permintaan akan saham tersebut melebihi penawarannya sehingga berdampak pada kenaikan harga saham tersebut. Sebaliknya, buruknya kinerja suatu pernsahaan dapat mengakibatkan jatuhnya harga saham tersebut.
Penelitian ini ditujukan pada perusahaan-perusahaan yang sahamnya masuk dalam daftar Bursa Efek Jakarta periode Januari 1999 sampai dengan Desember 2001 dengan periode penelitian selama 3 tahun. Sampel yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu data rata-rata dan data kwartal yang untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model cross-sectional regression dan pooled regression.
Multikrisis yang menerpa kondisi domestik Indonesia cukup telak memukul perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aneka krisis tersebut mengakibatkan transaksi saham di BEJ yang selama bertahun-tahun didominasi investor asing menjadi semakin sepi. Menghadapi hal tersebut, Bursa Efek Jakarta tampaknya tak dapat mentolerir kondisi para anggota bursa yang kinerjanya terns terpurnk sehingga melakukan pelelangan saham terhadap anggota bursa yang kinerjanya terus menurun.
Berkaitan dengan seluruh kondisi di atas, penulis menemukan bahwa sektor industri barang konsumsi mernpakan salah satu sektor industri yang masih terns bertahan menghadapi berbagai guncangan akibat krisis ekonomi di Indonesia. Hal ini terjadi terntama didukung oleh kekuatan industri rokok dan industri makanan yang secara relatif tidak secara signifikan terpengaruh oleh kemerosotan kondisi ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 dan ini terlihat pada minat investor terhadap saham perusahaan go public sektor industri barang konsumsi yang memiliki harga saham yang atraktif di mata para investor.
Menggunakan alat analisis statistik yaitu model regresi tinier berganda (metode enter), peneliti menemukan bahwa dalam rata-rata (cross-sectional regression), variabel Earning per Share, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi variasi harga saham baik secara simultan maupun parsial pada tingkat signifikansi 5 persen. Sedangkan pada data kwartal (pooled regression) baik secara simultan maupun parsial diperoleh bahwa disamping keempat rasio keuangan tersebut, variabel Return on Equity juga berpengaruh secara signifikan terhadap variasi harga saham pada tingkat signifikansi 5 persen.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian empiris sebelumnya adalah : jenis data yang digunakan, jumlah data sampel yang diambil serta kondisi ekonomi pada pasca krisis ekonomi nasional selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Mursal
"Investasi dalam bentuk Saham mempunyai risiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis saham, Investor perlu menganalisis risiko yang dihadapi dan keuntungan yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis fundamental yang melihat kondisi internal berdasarkan data-data akuntansi perusahaan yang sahamnya akan dibeli.
Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk menguji pengaruh leverage keuangan yang diukur dengan debt to equity ratio (DER), Financial Leverage (FL), degree of financial leverage (DFL) dan risiko saham yang diukur dengan beta (β) terhadap return saham perusahaan.
Return adalah pendapatan atau hasil investasi yang dilakukan oleh Investor. Angka return saham didapatkan dengan membagi closing price saham pada waktu t dikurangi dengan closing price saham pada waktu t-1 dengan closing price saham pada waktu t-l.
Leverage Keuangan yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) adalah perbandingan tingkat hutang terhadap modal sendiri perusahaan, Financial leverage (FL) adalah perbandingan total hutang dengan total aktiva perusahaan, dan degree of financial leverage (DFL) adalah persentase perusabahan laba per lembar saham dengan persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak.
Keputusan menggunakan hutang dalam struktur modal perusahaan tentunya akan menimbulkan risiko akibat adanya beban bunga yang timbul dari penggunaan modal asing tersebut. Risiko saham yang diukur dengan koefisien beta (β) merupakan ukuran risiko pasar suatu saham. Koefisien beta mengukur sampai sejauh mana harga saham turun naik bersamaan dengan turun dan naiknya harga pasar.
Penelitian dalam Tesis ini dilakukan terhadap 95 Perusahaan yang sahamnya telah listing di Bursa Efek Jakarta dengan rentang waktu penelitian dari triwulan pertama 1994 s/d triwulan keempat Desember 1996. Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan regresi linier berganda.
Data diolah dengan menggunakan Program Komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 10. Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi dengan menggunakan metode ENTER. Selanjutnya untuk menentukan model regresi dan tingkat signifikansi masing-masing variabel independen secara rinci satu persatu digunakan analisis regresi dengan metode Stepwise.
Hasil penelitian dengan metode ENTER menunjukkan bahwa secara bersama-sama DER, FL, DFL dan Risiko saham berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Namun dengan metode Stepwise di antara ke empat variabel bebas yang diduga mempengaruhi return saham, ternyata hanya variabel risiko (beta) yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam rentang waktu penelitian Risiko (beta) berpengaruh signifikan terhadap return saham dan sebaliknya DER, FL dan DFL tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para investor yang melakukan analisis fundamental dalam menentukan investasi saham sebaiknya memperhatikan Risiko (beta) saham perusahaan yang sahamnya hendak dibeli, kareina terrbukti makin tinggi risiko maka makin tinggi pula return."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agul Bayumashudi
"Kondisi perekonomian yang mulai membaik menghasilkan keuntungan yang berarti bagi sebagian orang. Mereka dapat menginvestasikan kelebihan uang mereka dalam berbagai bentuk investasi. Perkembangan bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya index pasar modal. Saham dapat dijadikan salah satu bentuk investasi yang, jika dikelola dengan baik, akan memberikan keuntungan bagi investor.
Tujuan investor dalam melakukan investasi di pasar keuangan, khususnya saham, adalah selain deviden juga return dari capital gain. Capital gain merupakan keuntungan selisih harga jual dan harga beli saham. Bagi investor yang mengharapkan return dari capital gain perlu cermat dalarn memilih saham yang akan dibeli. Keputusan pemilihan saham yang tepat akan memberikan return sesuai harapan. Sebaliknya, kesalahan dalarn pernilihan saham yang dibeli akan memberikan kerugian yang tidak diharapkan.
Dalam memutuskan membeli suatu saham, kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor yang mungkin dapat memperngaruhi harga saham tersebut di masa datang. Baik yang terkait dengan kondisi perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham seperti faktor ekonomi secara umum.
Selain itu, dalam melakukan investasi, perlu dipahami prinsip yang telah dikenal luas di kalangan investor yaitu "jangan menaruh telur dalam satu keranjang". Dengan kata lain, dalam melakukan investasi, kita jangan menempatkan uang yang akan kita investasikan ke dalam satu aset investasi saja tapi Iebih dari satu. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko. Istilah untuk melakukan investasi pada banyak aset adalah diversifikasi. Dalam melakukan diversifikasi, kita memerlukan panduan yang baik bagaimana memilih aset-aset investasi yang akan kita miliki sehingga memperoleh trade-off antara risiko dan return yang paling baik.
Karya Akhir ini akan mengimplementasikan dan menganalisis salah satu metode diversifikasi yang dikenalkan oleh Harry M. Markowitz, pada tahun 1952. Metode ini membantu investor dalam memilih aset investasi dan menghitung porsi masing-masing aset tersebut secara ilmiah untuk membentuk suatu portofolio yang paling optimum.
Hasil pengolahan data yang dilakukan dalam Karya Akhir ini telah menghasilkan portofolio optimal dengan expected return per bulan sebesar 3,99% dan standar deviasi sebesar 11,36%. Hasil pengukuran kinerja portofolio menunjukkan bahwa portofolio tersebut memperoleh nilai kinerja yang baik. Ukuran kinerja portofolio Treynor memberikan nilai 2,09; Sharpe sebesar 0,26; Jensen alpha sebesar 1,57 dan Information Ratio sebesar 0,83. Kinerja portofolio dalam investasi virtual selama tiga bulan pertama 2006 menunjukan kinerja yang sangat baik dengan menghasilkan return sebesar 20,95% dibandingkan dengan pasar sebesar 12,85%.
Karya Akhir ini diharapkan dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi pada aset yang akan dibeli, dalam hal ini adalah saham, terutama dalam proses pembentukan portofolio investasi.
Karya Akhir ini menggunakan sampel data bulanan saham LQ-45 dalam periode 2001 s.d. 2005 (60 bulan). Saham LQ-45 tersebut diseleksi lagi sehingga terpilih lima belas saham yang dipakai dalam peneiitian ini.

The better economic condition in Indonesia recently has resulted excess incomes for some people. They can invest their excess of money or their idle money in many investment forms. Capital market has growth high recently indicated by the highest market indices since it established. Stock market could be selected as an investment form that would give profit for the investor while managed properly.
Investment objectives in financial market, especially in stocks are dividends and return from capital gain. Capital gain is return from difference between selling and buying of stocks. If investor willing to have returns from the capital gain he has to choose the company listed stocks in order to purchase selectively. The right decision in selecting the stock will result a good return as expected. Otherwise, it could result unexpected loss.
In selecting stock, we cannot ignore the other factors that will effect to the stock price in the future. It came either from corporate conditions or from economic factors.
In investing, we should understand the principle of investing: "don't put the eggs in one b askel". In o ther w ords, w hen we invest, invest t hem in many investment forms. The purpose is to reduce investment risk by diversification. Indeed, we need some guidance to diversify our investment forms in order to have the best trade-off between risk and return.
This Final Assignment will implement and analyze one of diversification methods introduced by Harry M. Markowitz in 1952. This method will help investors to select the investment assets and the nght proportion of the assets in the portfolio scientifically that expected to have an optimum portfolio.
This Final Assignment has made an optimal portfolio with expected return of 3.99% and standard deviation of 11.36%_ The portfolio performance measurements resulted good performance rating for this portfolio. Treynor's portfolio measure gave score of 2.49, Shame's measure of 0.26, Jensen alpha of 1.57, and Information Ratio of 0.83. The portfolio performance in virtual investing for first three months of 2006 shows that the portfolio has result better return of 20.95% compared to capital market return of 12.85%.
This Final Assignment could help investors to make their investment decisions in order to select the investment assets for their portfolio especially in stocks.
This Final Assignment use monthly data of LQ-45 stocks prices in period of 2001 to 2005. Those LQ-45 stocks were selected for sample and only fifteen stocks selected as sample.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Andrew Sebastian
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah strategi pemilihan aset dalam portofolio yang didasarkan pada informasi pertumbuhan pendapatan historis (4Q, 8Q, dan 12Q terakhir) mampu menghasilkan abnormal return atau tidak. Setiap portofolio yang dibentuk kemudian di-hold dengan masa kepemilikkan 1M, 3M, 6M, 9M, dan 12M. Gross return dari setiap portofolio kemudian dievaluasi dengan model fama-french three factors, carhart four factors, dan fama-french five factors. Hasilnya, diperoleh nilai abnormal return yang negatif dan konsisten dari saham-saham yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan rendah pada ketiga periode pengamatan dan terkoreksi dalam 9M hingga 12M. Sedangkan saham yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan tinggi hanya mencatatkan nilai abnormal return yang negatif dari periode pengamatan jangka menengah (8Q) dan terkoreksi dalam 1M hingga 12M.

ABSTRACT
This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.;This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.;This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.;This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period., This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.]"
[, ], 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Reinhard
"Volatilitas return sebuah saham menggambarkan fluktuasi pada return saham tersebut, yang sekaligus juga menunjukkan risikonya. Investor yang spekulatif menyukai saham-saham yang mempunyai volatilitas tinggi, karena memungkinkan memperoleh keuntungan (gain) yang besar dalam jangka waktu yang singkat. Selain keuntungan besar, volatilitas yang tinggi dapat mengakibatkan kerugian (loss) yang besar pula. Untuk menghindari kerugian ini, dibutuhkan model yang dapat digunakan memprediksi return dan volatilitas saham.
Volatilitas juga dipandang sebagai salah satu ukuran kecepatan pasar (speed of the market). Pasar yang bergerak lambat (move slowly) adalah pasar yang bervo]alilitas rendah (low-volatility market), sedangkan pasar yang bergerak cepat (move quickly) adalah pasar yang bervolatilitas tinggi (high-volatility market).
Tujuan penelitian ini adalah membuat model dan menganalisis tingkat volatilitas return saham-saham perbankan yang ada di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode 1998-2005. Model-mode] yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan untuk melakukan peramalan (forecasting) volatilitas masa yang akan datang. Dalam pembuatan model optimal ini, model ARMAIARIMA terbukti cukup baik dijadikan sebagai model dasar untuk conditional mean. Dari 23 bank yang diteliti, 17 bank memiliki volatilitas yang heteroskedastic, sedangkan 6 bank lainnya homoskedastic. Terhadap bank-bank yang volatilitasnya homoskedastic, model volatilitasnya cukup dihitung menggunakan formula deviasi standar biasa. Volatilitas yang bersifat heteroskedastic akan berupa conditional variance dan estimasinya lebih cocok menggunakan metoda ARCH (AutoRegressive Conditional Heteroskedasticity).
Penelitian ini membuktikan bahwa model ARCHIGARCH beserta varian-variannya cukup baik untuk memodelkan volatilitas yang heteroskedastic. Model ARCH(1) adalah model keluarga ARCHIGARCH yang paling cocok digunakan memodelkan saham-saham perbankan Indonesia, jauh lebih cocok (fit) dibandingkan dengan model GARCH(l,l) yang sangat digemari di beberapa pasar global dunia. Model volatilitas ARCH(l) dipakai oleh 8 bank, kemudian model EGARCH dipakai oleh 4 bank, yaitu 2 bank memakai model EGARCH(0,1,0), I bank memakai model EGARCH(1,1,4), dan I bank lagi memakai model EGARCH(1,0,1). Model volatilitas lainnya yang digunakan adalah 3 bank menggunakan model TARCH(1,1,1), 1 bank menggunakan model GARCH(1,1), dan I bank lagi menggunakan model PARCH(1,1,0,1). Keseluruhan model-model optimal yang dihasilkan ini sudah signifikan pada significance level 5%.
Temuan lain dari penelitian ini menyimpulkan penggunaan variabel-variabel makroekonomi seperti tingkat SBI, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga kredit ternyata tidak cocok digunakan sebagai regressor untuk pembuatan model conditional mean dan conditional variance, terutama bila dikombinasikan dengan GARCH(I,I). Akan tetapi variabeI-variabel makroekonomi ini dapat digunakan untuk perbaikan model conditional mean dengan jalan menambahkannya pada model ARMAJARJMA yang diperoleh, seperti terlihat pada model untuk 5 bank_ Penggunaan model ARCHIGARCH bagi perbaikan conditional mean dapat dilakukan melalui penambahan komponen ARCH-MIGARCH-M, seperti terlihat pada model untuk 6 bank.
Bagi investor yang memiliki karakteristik risk averse, melakukan investasi dengan membeli dan menyimpan saham-saharn perbankan Indonesia bukanlah hal yang dianjurkan. Kesimpulan ini didasarkan pada temuan yang menyatakan hanya 8 dari 23 bank yang memiliki rata-rata return bulanan yang positif. Dui 8 yang positif ini ada 3 bank yang memberikan return rata-rata diatas return rata-rata IHSG, dan hanya 2 bank yang diatas return rata-rata tingkat SBI. Return rata-rata saham perbankan Indonesia secara keseluruhan adalah -0,52% per bulan. Bagi investor yang memiliki karakteristik risk-taker, membeli saham-saham perbankan Indonesia cukup menjanjikan, karena volatilitas saham-saham perbankan di Bursa Efek Jakarta cukup tinggi. Penelitian ini menunjukkan ada bank yang volatilitas return-nya mencapai 33% per bulan, dan bahkan ada juga yang return maksimumnya diatas 100% per bulan.

The volatility of a share's returns depicts the fluctuation of the returns of the shares which at the same time also shows its risk. Speculative investors like shares of high volatility, because such shares make possible to earn large gains within a short time. Besides big gains, high volatility could bring big losses too. To avoid these losses, a good model is needed that could be used to predict the return and volatility of shares.
Volatility is also deemed as one of measurements to rate the speed of the market. A market that moves slowly is a low-volatility market, while a market that moves quickly is a high-volatility market.
The goal of this research is to create the optimal models and analyze the return volatility of banking shares listed on the Jakarta Stock Exchange (JSX) during the 1998-2005 period. The models created is expected to be useable for the forecasting of future volatility. In making the optimal model, the ARMAIARIMA model is proven to be good enough as a basic model for the conditional mean. Of 23 banks examined, 17 showed a heteroskedastic volatility, while 6 others showed a homoskedastic volatility. On the banks with homoskedastic volatility, it is adequate to calculate the model's volatility by applying the naive method based on historical sample variance (i.e. ordinary standard deviation formula). The heteroskedastic volatility will take the conditional variance form and its estimation is more suitable using the AutoRegressive Conditional Heteroskedasticity (ARCH) method.
The research proves that the ARCHIGARCH (Generalized ARCH) model along with its variants is good enough to be a model of a heteroskedastic volatility. The ARCH(1) model is of the family of ARCHIGARCH models which is most suitable for use to model Indonesian banking shares, more fit in comparison with the GARCH(1,1) model which is the most favorite among several world global market. The ARCH(1) volatility model is used by 8 banks, the EGARCH model by 4 banks, i.e. 2 banks use the EGARCH(0,1,0), I bank uses the EGARCH(1,1,4) model, and another 1 bank uses the EGARCH (1,0,1) model. The other volatility models used are: 3 banks uses the TARCH (1,1,1) model, 1 bank uses the GARCH(1,1) model, and 1 more bank uses the PARCH (1,1,0,1) model. The whole optimal models created are already significant at the significance level of 5%.
Another finding of this research concluded that the macroeconomic variables such as SBI rate, inflation rate, and credit interest rate are not suitable for use as the regressors in making the conditional mean and conditional variance model, particularly when combined with GARCH(1,1). These macroeconomic variables, however, could be used to make improvements on the conditional mean model by adding it to the ARMAIARIMA model obtained, such as to be seen in the model for 5 banks. An application of the ARCHIGARCH model to improve on the conditional mean can be done through adding an ARCH-MI LARCH-M model, as seen in the model for 6 banks.
For investors with risk-averse characteristic, to invest by purchasing and holding Indonesian banking shares is not encouraged. This conclusion is based on the finding that only 8 out of 23 banks have have a positive average monthly return. Of the 8 with positive average, 3 banks yielded an average return above the IHSG average return, and only 2 banks had an average return above the SBI rate. The average return of Indonesian banking shares as a whole is -0,52% per month. For investors who are risk-taker, to buy Indonesian banking shares is quite promising, because the volatility banking shares on the Jakarta Stocks Exchange is quite high. The research shows there was a bank which had a return volatility of 33% per month, and there was even a maximum return of over 100% per month.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kuntari Sunarto
"Investasi pada saham untuk saham-saham yang telah go-public di pasar modal akan memberikan return (hasil) dan risk (risiko) bagi investornya. Sehubungan dengan return dan risk ini maka investor harus memilih kombinasi saham yang dapat memberikan return dan risk yang optimal. Pengamatan pada saham-saham yang paling aktif tiap bulannya di Bursa Efek Jakarta antara bulan Oktober 1993 sampai dengan September 1994 terpilih 20 saham sebagai saham kandidat, yaitu saham-saham: 1. Argha Karya Prima Industry (disingkat AKPI), 2. Astra International Incorporation (ASII), 3. Bank Danamon (BDMN), 4. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), 5. Bank Internasional Indonesia (BNII), 6. Barito Pacific Timber (BRPT), 7. Duta Anggada Realty (DART), 8. Dharmala Intiland (DILD), 9. Gajah Tunggal (GJTL), 10. Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), 11. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP)5 12. Intl Indorayon Utama (INRU), 13. Indocement Tunggal Perkasa (INTP), 14. Jakarta International Hotel and Development (JIHD), 15. Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), 16. Pan Brothers Tex (PBRX), 17. Panin Bank (PNBN), 18. Surabaya Agung Industry Pulp (SHIP), 19. Smart Corporation (SMAR) dan 20. Tjiwi Kimia (TKIM).
Model penentuan proporsi portfolio optimal yang digunakan pada penelitian ini adalah Model Single Index: (disingkat Model SI) dan Model Constant Correlation (Model CC). Dengan mengamati data Indeks Harga Saham Individual (IHSI) diperoleh return saham individu. Dari data suku bunga deposito / bulan pada bank-bank pemerintah diperoleh return untuk risk free assets. Dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperoleh return pasar.
Pengolahan data di atas, dengan menggunakan Model Single Index, terpilih 5 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INTP, 3. INKP, 4. BDNI dan 5. TKIM; dengan proporsi optimal untuk masing-masingnya adalah: 1. 80,90175%, 2. 8,65353%, 3. 6,89664%, 4. 1,88740% dan 5. 1,46068%. Sedangkan dengan menggunakan Model Constant Correlation, terpilih 3 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INKP dan 3. INTF; dengan proporsi masing-masingnya adalah: 1. 91,70473%, 2. 7,80834% dan 3. 0,486937..
Setelah penentuan proporsi portfolio optimal dengan kedua model di atas, kemudian dihitung: expected return portfolio, variance return portfolio dan standard deviation portfolio untuk masing-masing model. Pada Model Single Index, di mana 5 saham terpilih, menghasilkan return (yang ditunjukkan oleh expected return portfolio) yang lebih kecil dengan risk (variance dan standard deviation return portfolio) yang lebih kecil pula. Sedangkan pada Model Constant Correlation, dengan 3 saham terpilih, menghasilkan return yang lebih besar dan risiko yang lebih besar pula.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T7226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Suseno
"Skripsi ini membahas perkembangan pertanian dan industri, serta kondisi sosial di Korea pada masa penjajahan Jepang tahun 1910-1945. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif yang digunakan untuk menganalisa data sekunder, dapat disimpulkan bahwa pertanian di Korea berkembang pesat pada awal masa penjajahan hingga tahun 1930-an, sedangkan industri di Korea baru mulai dikembangkan sejak tahun 1930-an hingga 1945. Pengembangan di bidang industri yang dimulai sejak tahun 1930-an memunculkan dampak sosial berupa pergantian mata pencaharian sebagian masyarakat Korea yang semula petani menjadi buruh dan pekerja pabrik. Akan tetapi, sangat disayangkan pertambahan jumlah buruh dan pekerja pabrik di Korea tidak diiringi dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai sehingga upah yang mereka dapatkan pun relatif rendah.

This thesis discusses about Korean agriculture and industry development during Japanese imperialism 1910-1945. This thesis also discusses about Korean social condition in relation with the development of agriculture and industry. Through descriptive qualitative research used to analyse secondary data, this research shows that Korean agriculture development was started in early Japanese imperialism until 1930’s, meanwhile Korean industry development was started in 1930’s until 1945. The social condition shows that since industry had been developed since 1930's, the number of Korean farmers went down but Korean labors rised significantly. Unfortunately, they did not have enough academic qualification so that their monthly payment was relative low.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odhor Rita Rosmawati
"ABSTRAK
Pasar Modal telah menjadi bagian yang penting dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Melalui pasar modal di satu sisi sebuah perusahaan dapat memperoleh dana yang relatif lebih murah dan cepat untuk pengembangannya, dan sisi lain pemilik modal dapat melakukan investasi dalamfinancial asset.
Setiap investor dapat memilih berbagai investasi yang ada di pasar modal, dimana setiap jenis investasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing baik dalam hal tingkat pengembalian. (return) maupun resikonya. Oleh karena itu disamping harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding melakukan investasi di sektor lain, pemilik modal yang bcrinvestasi dalam saham harus menyadari adanya kemungkinan untuk mengalami kerugian yang besar pula.
Kerugian mcrupakan resiko dalam suatu investasi. Resiko investasi dalam bentuk saham bisa terjadi jika perusahaan yang menerbitkan saham mengalami kerugian sehingga tidak membagikan dividen, terjadi capita/loss akibat penurunan harga saham atau hilangnya modal akibat likuidasi perusahaan. Untuk memperkecil resiko investasi pada saham tersebut, pemilik modal dapat membentuk suatu portfolio saham. Tetapi pembentukan portfolio mempunyai banyak kemungkinan. Salah satu metode yang bisa
digunakan untuk membuat suatu portfolio saham adalah melalui metode Simple Ranking Devices.
Metode Simple Ranking Devices menerapkan single index model dalam pembentukannya, yang mcrupakan penyederhanaan model Markowitz baik dalam hal input yang digunakan maupun penaksiran dari input tersebut. Indeks tunggal yang dipakai dalam karya akhir ini adalah indeks harga saham di Bursa Efek Jakarta, dengan batasan penelitian mulai dari tanggal I Januari 2000 sampai 31 Desember 2001. Disamping indeks sebagai variabel dalam metode ini, dibutuhkan variabel lain yaitu tingkat pengembalian aset bebas resiko, yang dalam hal ini memakai tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia.
Pemilihan saham-saham yang kemudian menjadi kandidat portfolio optimal dilakukan dengan mencrapkan beberapa seleksi. Pertama, memilih saham-saham dari emiten yang sudah melakukan go-public selama periode l Januari 2000 sampai 31 Desember 200 I sepenuhnya. Kedua, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan tingkat pcngcmbalian negatif pada periode pengamatan. Ketiga, membuang saham-saham dari emiten yang memberikan hasil ncgatif dari perbedaan tingkat pengembalian sahamnya terhadap tingkat pengembalian aset bebas resiko.
Dengan menggunakan metode Simple Ranking Devices dan saham-saham kandidat portfolio yang sudah melalui poses seleksi, diperoleh kombinasi saham yang akan dipakai dalam invcstasi berikut bobot dan prosentase masing-masing saham dalam portfolio terscbut. Berdasarkan kombinasi saham dan prosentase tersebut, dapat diperoleh tingkat pengembalian dan resiko dari portfolio.
Dari basil perrhitungan yang dilakukan penulis untuk saham-saham di Bursa Efek Jakarta selama periode 1 Januari 2000 sampai 3 I Desember 2001, diperoleh 27 saham yang merupakan anggota portfolio optimal berikut prosentasenya dalam portfolio.
Melalui pengkajian metode indeks tunggal yang dilakukan penulis dalam karya akhir ini, dapat menjadi suatu masukan kepada investor dalam memilih saham yang akan diinvestasikan dengan membentuk suatu portfolio optimal. Pemakaian Simple RankingDevices merupakan salah satu cara yang dapat dipakai oleh investor untuk memperoleh portfolio optimal, dengan ccpat dan sederhana.
Untuk lebih mcmpcrmudah pelaksanaan investasi, apabila basil dari perhitungan portfolio optimal membcrikan jumlah saham yang cukup banyak, maka dapat dilakukan penyederhanaan dengan mcngeluarkan saham-saham yang hanya memberikan prosentase yang kecil dalam portfolio optimal tersebut.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyogo Jayalie
"Meningkatnya biaya kesehatan telah menjadi issu-issu ekonomi, politik, dan sosial di banyak negara maju dan yang sedang berkembang. Berbagai usaha telah dilakukan dalam upaya untuk melakukan penghematan biaya kesehatan dan mencari sumber sumber pembiayaan alternatif. Tanpa usaha-usaha penghematan biaya dan penemuan sumber sumber pembiayaan alternatif, sektor kesehatan makin lama akan makin mengurangi porsi pembiayaan sektor-sektor ekonomi yang lain, sebagaimana telah terjadi di banyak negara maju.
Sistem Asuransi Kesehatan yang berjalan dewasa ini dianggap turut bertanggung jawab dalam peningkatan biaya kesehatan dari tahun ke tahun. Sistem kapitasi dan cara pembayaran pradana, serta penerapan cara pembayaran paket di rumah sakit, merupakan cara?cara yang antara lain ditempuh untuk dapat mengurangi lajunya peningkatan pengeluaran dalam bidang kesehatan.
Di Indonesia, baru 10% pendudUk yang tercakup dalam sistem asuransi kesehatan, dimana sebagian besar di antaranya dicakup oleh PERUM HUSADA BHAKTI, yang melayani pegawai negeri, penerima pensiun dan anggota keluarganya. Asuransi Kesehatan komersial belum begitu berkembanh sebagian disebabkan karena kesulitan dalam memperkirakan resiko yang mungkin terjadi yang bisa berakibat terjadinya kerugian dan sebagian lagi karena belum dilaksanakannya cara kontrol yang efektif. Bentuk asuransi kesehatan dengan menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana telah dilaksanakan oleh Perum HUSADA BHAKTI, PKTK-ASTEK, dan beberapa badan-badan yang sifatnya tidak menekan keuntungan, Seperti YPK-BAPINDO, OPK RS MITRA KELUARGA, YAYASAN MEDICAL SCHEME, dan DUKK RS ST. Carolus.
Telah dilakukan studi perbandingan antara asuransi kesehatan konvensional yang menjalankan konsep fee-for-services dengan badan-badan penyelenggara pemeliharaan kesehatan non-komersial yang menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana. Gambaran sementara yang diperoleh adalah bahwa konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana dapat diterapkan pada asuransi asuransi komersial. Disamping dapat mengendalikan biaya pemeliharaan kesehatan, konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini jua sedikit banyak akan membuat pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien.
Lingkungan eksternal dalam menjalankan usaha asuransi kesehatan di indonesia cukup banyak mendukung. Dibutuhkan komitmen politik - dan kalau mungkin finansial - dari pemeriritah untuk asuransi kesehatan dengan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>