Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62966 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanti Agustinova
"Dalam beberapa dekade terakhir, telah banyak sekali dibuat telaah mengenai industri jasa terlebih sejak sektor ini menunjukkan perannya yang signifikan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini peneliti mempunyai ketertarikan secara khusus terhadap industri kepelabuhanan karena sektor ini memiliki peranan strategis dalam perdagangan dan perekonomian nasional yang sekaligus merupakan industri yang memberikan manfaat yang kompetitif bagi kepentingan nasional.
Untuk itu, peneliti berkeinginan untuk menjadikan PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) sebagai subyek penelitian karena peranan strategisnya yang penting di dalam kepelabuhanan di Indonesia dan juga karena keuntungan peneliti yang telah bekerja cukup lama di JICT. PT. Jakarta International Container Terminal adalah sebuah perusahaan Joint Venture dimana sahamnya 48,9% dimiliki oleh PT. Pelindo II, 51% dimiliki oleh Hutchison Port Jkt Pte Ltd. yang dulu dikenal sebagai Grosbeak PTE Ltd. dan 0.1% oleh Koperasi Pegawai Maritim (KOPEGMAR).
Sebagai sebuah terminal petikemas yang melayani jasa bongkar muat petikemas internasional, JICT telah berhasil menjadi terminal pilihan di Indonesia selama bertahun-tahun dan selama ini selalu memimpin dalam kompetisi dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Tanjung Priok. Namun, tantangan bagi JICT adalah bagaimana JICT dapat menjadi pelabuhan yang mempunyai standar pelabuhan kelas dunia seperti pelabuhan Port Klang di Malaysia atau bahkan pelabuhan PSA (Port of Singapore Authority) di Singapura Permasalahan yang terjadi saat ini bagi JICT adalah perusahaan ini lebih banyak mengandalkan pengukuran kinerja perusahaannya melalui pengukuran kinerja finansial dan indikator produktivitas operasional di lapangan, sehingga walaupun kedua indikator ini menunjukkan kinerja yang baik pada kedua aspek tersebut, namun keduanya merupakan indikator yang mewakili kinerja yang telah lampau. Indikator ini tidak dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaannya untuk berkompetisi di masa depan. Untuk itu, JICT membutuhkan suatu pengukuran kinerja yang dapat memberikan mereka gambaran bagaimana mereka mempersiapkan diri dan mengelola setiap kesempatan yang ada untuk berkompetisi di masa depan.
Riset ini menggunakan teori Performance Management sebagai dasar kerangka pemikiran dan dengan mengacu kepada kerangka teori tersebut, peneliti memilih Balanced Scorecard sebagai metode untuk menganalisa kinerja JICT. Metode Balanced Scorecard ini memungkinkan JICT untuk mengevaluasi kinerjanya dengan menggunakan beberapa perspektif yang tidak hanya menggunakan perspektif finansial tapi juga perspektif dari sisi pelanggan, proses bisnis internal, dan juga aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Riset ini menggunakan data primer dari survey terhadap pelanggan dan juga kepada karyawan JICT. Survey terhadap karyawan penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan tentunya berpengaruh kepada kepuasan pelanggan. Data sekunder digunakan untuk mengukur perspektif finansial dan proses bisnis internal.
Hasil dari pengukuran kinerja tersebut dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard mengklasifikasikan JICT sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja ?Baik?, dengan total nilai 68 dari total skor maksimum 85. Namun, penelitian ini menemukan bahwa manajemen JICT kurang berhasil dalam aspek yang penting dari kepuasan pelanggan yaitu dimensi empati. Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi agar manajemen JICT lebih memfokuskan aspek ini untuk menyeimbangkan antara harapan pelanggan dan kemampuan perusahaan dalam melayani pelanggan. Selain itu, manajemen JICT perlu meningkatkan kemampuan inovasinya karena hasil survey mengindikasikan output yang tidak memuaskan dari produk inovasi yang telah dibuat oleh JICT. Rekomendasi dari hasil riset ini diharapkan dapat memberikan sumbang-saran bagi manajemen JICT dalam rangka menjadikan JICT sebagai sebuah pelabuhan petikemas berkelas internasional.

There has been voluminous work regarding the service industry especially since this sector has demonstrated its importance as a major source of economic growth in recent decades in advanced economies. Of particular interest within this industry is the sea port sector owing to its strategic overall role in the national trade and economy as well as a source of competitive advantage for any nation.
The author wishes to take up the subject of PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) due to its strategic importance within the port authority and the author's vantage position working within the company for the past several years. JICT is a Joint Venture company where 48,9% of its shares are owned by Indonesian Port Corporation (IPC) II, 51% by Hutchison Port Jkt Pte Ltd. formerly known as Grosbeak PTE Ltd. and 0.1% by Maritime Employee Cooperative (KOPEGMAR).
As a leading terminal in handling international containers, JICT has managed for years to stay ahead of the competition among existing rivals in the strategic Tanjung Priok port, thereby establishing itself as the preferred terminal in Indonesia. Yet the challenge remains for JICT to be one of the world's leading container terminals in the likes of those in Singapore or even in Port Klang, Malaysia. The problem however for JICT is that they have thus far relied only on financial and operational indicators for their performance measurement. While these indicators have served them well, they are lagging indicators that merely describe past performance. They could not help JICT in assessing their capabilities for facing future competition. What JICT needs is a performance measurement that would allow them to give a handle on how best to prepare for and exploit any opportunities presented from the dynamics of future competition.
The theory of Performance Management presents the basis of the theoretical framework of this research. Within this framework the author selected the Balanced Scorecard approach as the method for studying JICT's performance. The Balanced Scorecard enables JICT to assess its performance from a set of perspectives to include not only a Financial perspective but also the Customer, the Internal Business Process and the Learning and Growth perspectives. This research used primary data from a survey of JICT longstanding customers as well as from its staffs and employees. The importance of employees' survey is to reveal the level job satisfaction which undoubtedly affect staffs performance and ultimately to customers' satisfaction. The secondary data is used to measure the financial and internal business process perspectives.
The overall result was JICT achieving a classification of 'Good' based on a total score of 68 out of 85. However, the research found that JICT management has fallen short of important aspects of customer expectation particularly on the empathy dimension. Such attention to this aspect is needed in order to balance the customer needs and the company's capability. More importantly JICT management needs to improve its innovative capability as the survey indicated an unsatisfactorily output from its existing innovations that have been in place for several years."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24446
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo Dwi Atmoko
"Penerapan teknik continuous improvement (CI) dan desain organisasi yang mendukung untuk selalu dilakukannya CI di perusahaan, serta dilakukannya evaluasi yang konsisten dan periodik terhadap hasil pencapaian kinerja yang sejalan dengan strategi & tujuan bisnis merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja. Pada perusahaan tempat peneliti melakukan penelitian telah menerapkan satu desain organisasi CI yang disebut dengan konsep Mini-Company, dimana setiap karyawan dalam satu mesin (link up) tergabung dalam satu struktur organisasi yang lebih kecil (working unit).
Namun dalam prakteknya, evaluasi kinerja yang tepat untuk setiap Mini Company pada tingkat operasional belum dilakukan dan dievaluasi secara periodik. Untuk itu diperlukan sistem pengukuran kinerja seperti apa yang tepat untuk mengevaluasi penerapan Mini Company pada tingkat operasional untuk mendukung tujuan dan strategi bisnis sebagai dasar perbaikan berkesinambungan.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan evaluasi pondasi dasar strategi perusahaan dengan melakukan klarifikasi dan review terhadap sasaran strategis yang telah ditetapkan, untuk kemudian diturunkan dan diselaraskan dengan sasaran strategis di level operasional perusahaan (Mini Company). Usulan pengukuran kinerja Mini-Company dalam penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC).
Rancangan pengukuran kinerja Mini Company yang diusulkan dalam penelitian ini telah dilakukan simulasi dengan menggunakan data-data KPI secara aktual dan diperoleh hasil yang dapat diterima oleh perusahaan sebagai alat ukur kinerja Mini Company.

The implementation of continuous improvement (CI) and organizations design to support for CI application in overall company activities, with consistent and periodic performance evaluation which in line with business strategy and goals, is a factors that plays an important role in improving performance. At the company where researchers conducted the study have implemented a continuous improvement organization design called Mini Company concept, in which each employee in one machine (link up) incorporated in a smaller organizations structure (working units).
However, in practice, appropriate performance evaluation for each Mini Company at the operational level has not been conducted and evaluated periodically. Therefore, we need performance measurement system that is appropriate to evaluate the application of the Mini Company at the operational level to support the objectives and business strategy as a basis for continual improvement.
Steps being taken in this study were evaluated for the basic foundation of the company's strategy by clarifying and reviewing of strategic objectives that have been established, for then aligned with strategic objectives at the company?s operational level (Mini Company). Proposed Mini-Company performance measurement in this study was designed using the Balanced Scorecard (BSC) approach.
The design of Mini Company performance measurement proposed in this research has been simulated using the actual KPI data, and the results obtained can be accepted by the company as a measurement of Mini Company performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30838
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Akbar
"Balanced Scorecard saat ini telah menjadi suatu topil yang sangat menarik untuk dibahas oleh para akademisi maupun praktisi bisnis. Metode ini adalah alat pengukuran kinerja yang menggabungkan antara aspek keuangan dan nonĀ­ keuangan yang menjadi jawaban atas kritik terhadap mctode konvensional yang hanya menggunakan data keuangan sebagai dasar untuk melakukan suatu pcnilaian kinerja suatu perusahaan atau organisasi.
Dalam studi kasus ini, penelitian ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap PT. DEF, Tbk dalam rnelakukan penyusunan Key Performance Indicator (KPI) dan mclakukan pembcntukan metodc pengukuran kinerja yang berdasarkan prinsip-prinsip Balanced Scorecard. Hasil yang di dapat dari pcnclitian ini adalah suatu ran<;angan barn untuk pengukuran kinerja perusahaan berupa Balanced Scorecard yang sesuai dengan visi dan misi serta menunjang strategi perusahaan.

In several years, Balanced Scorecard has been a topic that mostly being discussed by academics and practitioners. The method itself is a performance measurement tools that combines financial and non-financial aspects, Moreover, Balanced Scorecard could be said as an answer for critics regarding conventional performance measurement tools that only based on financial data.
This study was assigned to evaluate the formulation of Key Performance Indicator (KPI) of PT. DEF, Tbk and generating a new performance measurement system which based on the principles of Balanced Scorecard. The result of the study is the development of Balanced Scorecard which used for measuring the performance of the company which fit company's vision and mission.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32405
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masagus Mochamad Ivans
"Penelitian ini berberfokus untuk mengukur kinerja dan pengentbangan strategi menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan analisanya secara deskriptif analisis. Betdasarkan basil penelitian yang diketahui bahwa tingkat kinerja Diijen Imigrasi dengan pendekatan Balanced Scorecard berada di level cukup baik dengan total skor 27. Perincian pengukuran ini adalah sebagai berikut: Kinelja Pembelajaran dan Fertumbuhan organisasi berada di kondisi cukup baik dengan skor 10, kineija proses bisnis internal berada pada posisi san gat baik dengan skor 9, kinerja pelanggan berada pada posisi yang kurang baik dengan skor 5 dan kinerja keuangan berada pada posisi yang baik dengan skor 3 dengan tingkat penyerapan anggaranya sebesar 82,0 1%. Guna meningkatkan kinerja organisasi maka Ditjen Imigrasi perlu untuk melakukan pengembangan strategis berdasarkan hasil penelitian dengan pendekatan Balanced Scorecard yaitu: Aspek Pembelajaran dan pertumbuhan yang perlu diperhatikan adalah penggunaan sistem informasi keimigrasian guna mencegah tetjadinya peianggaran keimigrasian, mengadakan pelatihan bagi para pegawai tentang aplikasi e?Office, mengadakan sosialisasi visi dan misi kepada pegawai dalam rangka pemahaman bersama untuk mencapai sasaran. Aspek Ptoses Bisnis lnternal yang perlu diperhatikan, menciptakan inovasi dalam proses pelayanan guna meningkatkan pelayanan, Mengadakan kegiatan Pengawasan Orang Asing dalam rangka mengatasi keberadaan imigran illegal dan pelanggaran keimigrasian di Indonesia dan Aspek Pelanggan yang perlu dilakukan adalah melakukan penyederhanaan prosedur pelayanan. Pembangunan sarana dan prasarana dalam meningkatkan pelayanan dan pengawasan keimigrasian.

The research focuses on measuring performance and developing strategies using the Balanced Scorecard approach, This research is using a quantitative method supported by qualitative data, and it is analyzed descriptively Based on the result of this research. it is identified that the level of Directorate General of immigration performance with the Balance Scorecard approach is in a good level with total score 27. The details of this measurement are as follows: Learning and Growth Performance of the organization are in fairly good condition with score 10, the performance of internal business processes are at excellent condition with score 91 the performance of its customers are in a poor position with score 5 and financial performance Is in good position with score 3 with the level of budget absorption is 82,01 %. In order to improve performance of organization. so the Directorate General of Immigration should make strategic development based on research results with the Balanced Scorecard approach which is: Learning and growth aspects which is to be noted is the use of immigration information systems in order to prevent the occurrence of immigration violations, conduct training for employees about the application of e-Office, held a socialization vision and mission for employees in order to achieve a common understanding. The Internal business process aspect which is have to be considered in creating innovation of the service process in order to improve service, conducting foreigners control activities in order to overcome the pressure of illegal immigrants and immigration violations in Indonesia and Customer Aspect needs to be done is to simplify procedures for services, facilities and infrastructure development in order to improve services and control immigration."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2011
T33691
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Wikan Paramastri author
"Bisnis kelapa sawit memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini didukung dari keunggulan yang dimiliki kelapa sawit dibandingkan minyak nabati lainnya. Saat ini, PTPN V sedang berusaha keras untuk rneningkatkan penjualannya. Namun kendala yang dihadapi PTPN V sampai saat ini adalah masih adanya idle capacity dan masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan masukan dalam merancang sistem pengukuran kinerja yang komprehensif bagi PTPN V dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard yang disesuaikan dengan strategi dan kondisi perusahaan.
Penelitian ini menggunakan analisis makro (PESTEL dan five forces), SWOT; TOWS dan peta strategi. Setiap strategi dibuat dengan menggunakan tolak ukur kuantitatif yang terukur (KPI). Tahap terakhir adalah membuat inisiatif strategik sebagai suatu acrion plan agar tujuan akhir perusahaan tercapai.

Palm oil business has its own attractiveness. This statement is supported by the advantages that palm oil have compared to other vegetable oils. Nowadays, PTPN V is striving to increase its sales. The obstacles encountered to date by PTPN V are the existence of idle capacity and the use of traditional performance measurement to date.
The purpose of this study was to provide input in designing a comprehensive performance measurement system for PTPN V by using the Balanced Scorecard concept tailored to the strategy and condition of the company.
This study uses macro analysis (PESTEL and five forces analysis), SWOT analysis, TOWS analysis and strategy maps. Each strategy is made by using quantitative measurement (KPI). The last step is to create a strategic initiative as an action plan for the company to reached its final objective.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T31608
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ismadjaja Toengkagie
"Sejak beroperasinya PT. BBJ pada tanggal 15 Desember 2000 sampai dengan tahun 2004 belum ada konsep pengukuran kinerja yang menjadi pengukuran PT. BBJ. Dalam praktek selama ini setiap tahun pihak PT. BBJ menyusun Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT), sebelum dilaksanakan RKAT tersebut disampaikan terlebih dahulu kepada BAPPEPTI untuk dibahas agar BAPPEPTI sebagai Badan Pengawas dapat mengetahui program kerja yang akan dilaksanakan oleh PT. BBJ. Selanjutnya program kegiatan tersebut pada setiap akhir tahun dilaporkan kepada BAPPEPTI dalam bentuk laporan tahunan. Dalam laporan tahunan tersebut yang dilaporkan pelaksanaan kegiatan selama satu tahun termasuk laporan keuangan yang meliputi ; Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas. Sefama ini Iaporan pelaksanaan kegiatan dan laporan keuangan yang disampaikan oleh PT. BBJ digunakan oleh BAPPEBTI sebagai bahan evaluasi sampai sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PT. BBJ.
Walaupun sampai saat ini belum ada peraturan atau standar pengukuran kinerja terhadap industri perdagangan berjangka, namun pada kesempatan ini penulis mencoba untuk melakukan pengukuran kinerja terhadap PT. BBJ yang bergerak dalam bidang industri perdagangan berjangka dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Adapun tujuannya adalah ingin mengetahui sampai sejauh mana kinerja PT. BBJ sampai saat ini bila diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard.
Pendekatan pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini tidak hanya mengukur kinerja keuangan saja tetapi juga mengukur kinerja dari aspek non keuangan. Aspek non keuangan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu : aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek bisnis internal dan aspek pelanggan.
Khusus untuk pengukuran kinerja keuangan kami menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-100/MBU/2002 Tanggal O4 Juli 2002, yang kami sesuaikan dengan lndustri Perdagangan Berjangka.
Penelitian mengenai pengukuran kinerja PT. BBJ ini dilakukan secara deskriptif analitis untuk mendeskripsikan bagaimana mengukur kinerja perusahaan dengan mengukuran pendekatan Balanced Scorecard.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kesehatan PT. BBJ dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, secara keseluruhan selama 4 tahun terakhir ini (tahun 2001 sid 2004) berada dalam kualifikasi kinerja sangat balk dengan skor 81 (delapan puluh satu) dengan perincian sebagai berikut : kinerja pertumbuhan dan pembeiajaran PT. BBJ berada daiam kualifikasi kinerfa baik dengan skor 24 (dua puluh empat), sedangkan kinerja proses bisnis intemal PT. BBJ berada pada kondisi kualltikasl balk dengan skor 12 (dua belas) dan kinerja aspek pelanggan PT. BBJ berada pada kualifikasl balk dengan skor 13 (tiga beias) dan terakhir adalah kinerja keuangan PT. BBJ berada pada kualifikasi sangat baik dengan skor 32 (tiga puluh dua).
Diharapkan dimasa yang akan datang PT. BBJ harus dapat Iebih meningkatkan kinerja yang dianggap masih kurang, khususnya aspek tingkat pendapatan perusahaan per pegawai, peningkatan inovasi, dan untuk dibidang keuangan adaiah aspek asset turn over. Sehingga dimasa-masa mendatang kinerja-kinerja tersebut minimal akan sama dengan kinerja-kinerja Iainnya.

There was no draft of company working measurement became the measurement of PT.BBJ since the Operation of PT. BBJ on 15 December 2000 until 2004. Practically, every year PT BBJ arranges Yearly Working Plan Budget (YWPB) and in advance submitted to BAPPEPTI to be considered so that BAPPEPTI, as a controller, could realize the working plan implemented by PT.BBJ. Then, the said activity program at the end the year and in the form of yearly report handed to BAPPEPTI. In the yearly report the things reported would be one year activity implementation along with financial report covering: Balance Sheet, Income Statement, Statement of Changes in Financial Position, and inflow/outtiow of cash. So far, activity implementation and financial report that submitted by PT.BBJ is used by BAPPEBTI as an evaluation of how far the development of activity implementation can be reached by PT.BBJ.
Nevertheless, there is still no rules or working measurement standardization over future trading, yet, the writer try to do the working measurement over PTBBJ operated in industrial future trading by using Balanced Scorecard Approach. The purpose would be how to realize how far PT.BBJ managed to do until the present time if measured by using Balanced Scorecard approach.
This approach is not only measure financial working but also measure the working derived from non-financial aspect. Non-financial aspect consists of 3 (three) aspects, they are : learning and growth aspect, internal business aspect and customer aspect. To specially measure financial working we apply The Decree of the Ministry of BUMN No KEP-100/MBU/2002 dated 04 July 2002 which we adjust it to lndustry of Future Trading.
This examination of the PT.BBJ working measurement is analytically and descriptively done to describe how to measure the working of company by using Balanced Scorecard approach.
By using Balanced Scorecard approach, based on the examination, it soon be realized that the healthy level of PT.BBJ for the last 4 years (2001 up to 2004) is in excellent working performance with score 81 (eighty one) and the details, as follow : the performance of PT.BBJ leaming and growth is good performance with score 24 (twenty four), mean while PT. BBJ internal business process is in the condition of good qualification with score 12 (twelve) and the working of PTBBJ customer aspect is in good qualification with score 13 (thirteen) and finally would be PT. BBJ financial working is in excellent qualification with score 32 (thirty two).
In the future PT.BBJ must be able to enhance its performance which is regarded still minimal, especially the earning level of company workers, innovation, and as for financial held shall be tum over asset aspect. So that the said working shall be minimally equivalent to the other workings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman Akbar
"ABSTRAK
PT Sigma Solusi Integrasi merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan
teknologi informatika yang berada di indonesia. Pada saat ini perkembangan
didalam dunia TIK cukup pesat khususnya di Indonesia, sehingga membuat
persaingan antara perusahaan penyedia layanan TIK cukup ketat. Oleh karena itu
dalam bersaing penyusunan strategi haruslah melihat kondisi lingkungan
diperusahaan itu sendiri dan evaluasi pelaksaan strategi yang disusun harus dapat
selalu dipantau dan diperbaiki. Namun pada saat ini penyusunan strategi dibuat
berdasarkan keputusan manajemen dan pengukuran kinerja hanya dilakukan
melalui laporan keuangan dan jumlah pelanggan. Hal ini tidak cukup karena
selain laporan keuangan perusahaan juga membutuhkan laporan kinerja dari
perspektif lain untuk melihat keadaan sesungguhnya disuatu perusahaan. Pada
penelitian ini akan dilakukan analisis SWOT sehingga perusahaan dapat
menentukan strategi perusahaan yang sesuai dengan kondisi lingkungan baik itu
eksternal maupun internal perusahaan. Kemudian melalui perancangan Balanced
Scorecard perusahaan dapat melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan
melalui pencapaian dari strategi yang telah ditentukan yang dilihat dari 4
perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses internal pembelajaran dan
pertumbuhan

ABSTRACT
PT Sigma Solutions Integration is a provider of information technology services
that are in Indonesia. At this time in the development of the ICT world quite
rapidly, especially in Indonesia, thus making the competition between the ICT
service provider companies is quite tight. Therefore, in the competitive strategy
formulation should be viewed in the company's own environmental conditions
and evaluate the implementation of the strategy must be constantly monitored and
improved. But at this moment the preparation of the strategy was made based on
the decision of management and performance measurement is only done through
the financial statements and the number of clients. It is not enough because in
addition to the company's financial statements also requires a performance report
from another perspective to see the real condition in companies. In this research
will be do SWOT analysis so the company can determine the appropriate
corporate strategy with environmental conditions both external and internal. Then
through the design of the Balanced Scorecard, companies can do measurements of
the performance of the company through the achievement of a predetermined
strategy is viewed from four perspectives: financial, customer, internal process of
learning and growth."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Ningsih
"Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mempunyai tugas pokok merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis dan penyelenggaraan hubungan antar lembaga, promosi dan informasi serta keprotokolan. Pengukuran kinerja yang dilakukan selama ini hanya mengukur kinerja aspek keuangan dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). Pengukuran ini tidak mengakomodir output kinerja berupa jasa layanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja Kantor Perwakilan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard karena dengan pendekatan ini kinerja Kantor akan diukur melalui 4 perspektif kinerja yaitu perspektif pelanggan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal dan perspektif keuangan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja Kantor Perwakilan termasuk dalam kategori baik dengan hasil pengukuran pembobotan berimbang diperoleh nilai rata-rata kinerja variabel 3,97 dan nilai kinerja akhir 79,35. Untuk mempertahankan kinerja dan meningkatkan aspek kinerja dengan nilai paling rendah maka disarankan kepada Kantor untuk mengupayakan pemberian pendidikan dan pelatihan khususnya kepada pegawai yang bertugas langsung dalam pemberian layanan dan secara umum seluruh pegawai Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Representative office of the West Java provincial government is a regional work units that have a basic task to formulate and define technical policy and the implementation of inter-institutional relation, promotions and information and protocol. Performance measurement that been done only measure the performance of the financial aspects and performance accountability of government agencies (LAKIP). This measurement does not accomodate the output performance of service. This research was conducted to measure the performance of representative office using the balanced scorecard approach because with this approach, performance will be measured through four perspectives which are costumer perspektif, learning and growth perspective, internal business perspective and financial perspective.
The results of this research indicate that overall performance of representative office is good with the measurement after a balanced weighting, obtained average values of performance variables is 3,97 and final performance values is 79,35. To maintain performance and improve aspects of performance with the lowest value, this study gives recomendation to Representative office of the West Java provincial government ti improve education and training to employees who served directly in servise delivery and in general all employees of the representative office of the west java provincial government."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28331
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Istianah Saputri
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengembangkan peta strategi dan analisis indicator yang tepat pada pengukuran kinerja di PT. XYZ menggunakan Balanced Scorecard. Metode Balanced Scorecard telah mengalami peningkatan popularitas sebagai sistem pengukuran kinerja untuk menerjemahkan misi organisasi menjadi gol, menyelaraskan individu dan tujuan organisasi, tindakan dan langkah-langkah kinerja, dan mengukur proses yang terkait dengan pencapaian tujuan.
Balanced Scorecard menunjukkan bahwa pandangan organisasi dari empat perspektif adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif proses bisnis, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan. The peta strategi memberikan kerangka visual untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dalam empat perspektif Balanced Scorecard. Pada akhirnya, PT. XYZ akan meningkatkan manajemen strategis melalui penciptaan Strategi Peta dengan menggunakan empat perspektif Balance Scorecard.

The purpose of this study is intended to know how to develop strategy map and analysis the right indicator the performance measurement of Company XYZ under Balanced Scorecard. Balanced Scorecard method has experienced an increase in popularity as a performance measurement system for translating an organization?s mission into goals, aligning individual and organizational goals, actions and performance measures, and measuring processes related to goal achievement.
The Balanced Scorecard suggests that the views of organization from four perspectives are the learning and growth perspective, the business process perspective, the customer perspective, and the financial perspective. The strategy map provides the visual framework for integrating the organization?s objectives in four perspective of a Balanced Scorecard. In the end, Company XYZ would improved the strategic management through creating the Strategy Map by using four perspectives Balanced Scorecard.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S66333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biazzo, Stefano
"Do we really know the critical phenomena that are linked to how enterprises function and the dynamics of their relationships with customers, suppliers and competitors? Are their decision-making processes founded upon a set of performance measurements that were accurately designed and systematically elaborated? The above questions are the focus of this book, as is the following premise: enterprises need a system to measure their critical performances so they can be managed effectively ; metaphorically speaking, enterprises need a ""management dashboard"" to serve as a navigational aid. "
Berlin: Springer, 2012
e20397204
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>