Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tashadi
"Pada tahun 1887 di Desa Guluk-Guluk kecamatan Guluk-Guluk,Kabupaten Sumenep, Madura berdiri sebuah pesantren yang masih sederhana dengan santri yang masih sedikit jumlahnya.. Pesantren itu dikenal sesuai nama desanya yakni "Luk Guluk" dan didirikan oleh KH.M. Syarkowi ulama dari Kudus yang menikah dengan Nyai Hj.Khodijah,wanita dari desa Prenduan....."
[place of publication not identified]: [publiser not identified], 2008
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Subki
"Fokus penelitian ini adalah modal yang dimiliki pondok pesantren Annuqayah. Penelitian mengakar pada fenomena, keberadaan, survive pondok pesantren untuk memposisikan lembaga, nilai-nilai, dan tradisi di lingkungan pondok pesantren dalam merespon dinamika sosial. Dinamika sosial turut memberikan warna dan ruang keberadaan pondok pesantren Annnuqayah. Pondok pesantren dipahami sebagai suatu arena, karena setiap individu di lingkungan pondok pesantren Annuqayah mempunyai kepentingan baik yang berhubungan dengan agama, negara ataupun masyarakat. Fenomena yang berkembang pada pondok pesantren tidak hanya menginternalisasi nilai-nilai agama semata, akan tetapi individu memfungsikan juga modal-modal yang dimiliki pondok pesantren.
Untuk memahami modal yang dimiliki pondok pesantren, penulis memahami pondok pesantren sebagai suatu arena. Dengan membangun teori dari Foucault, Gidden, dan Bourdieu, yaitu individu bersifat aktif untuk memposisikan dirinya menjadi agen, pengetahuan menjadi faktor dominan, sebagai kekuatan untuk memposisikan dirinya di ranah sosial. Pemahaman individu sebagai agen, akan membangun suatu habitus. Dengan terbentuknya habitus, akan tercipta suatu modal, baik modal kultural, simbolik, dan ekonomi. Dengan modal-modal tersebut akan terbangun suatu relasi-relasi dalam diri individu maupun institusi.
Pendekatan yang digunakan untuk memahami fokus masalah penelitian, adalah membangun rappot dengan pihak-pihak pondok pesantren Annuqayah, melalui kiai-kiai muda dilingkungan pondok pesantren, sehingga terbangun rasa persaudaraan, sehingga tidak ada jarak antara peneliti dan informan Dengan pendekatan ini peneliti bisa mengeksplorasi tentang keberadaan pondok pesantren Annuqayah. Sehingga peneliti bisa memahami struktur dan kultur masyarakat sekitar, serta karakteristik pondok pesantren Annuqayah.Pondok pesantren Annuqayah secara kelembagaan memposisikan dirinya sebagai institusi pendidikan dan sosial, sehingga pondok pesantren membangun pijakan-pijakan dasar berdasarkan transmisi budaya dari pendiri sebelumnya.
Untuk menstrukturkan dan memposisikan pondok pesantren agar mempuyai nilai tawar, ada empat aspek yang dilakukan; a) proses tarnsformasi pengetahuan, baik yang bersifat akomodatif dan resitensi terhadap kebijakan negara. Akomodatif untuk merespon dinamika sosial dan kebutuhan masyarakat dan bersifat pragmatis, sedangkan resistensi untuk tetap menjaga tradisi pesantren dan nilainilai agama. b) Biro Pengembangan Masyarakat, sebagai suatu institusi kemasyarakatan manjadi relasi sosial dan kultural antara pondok pesantren masyarakat, serta jaringan-jaringan yang dibangun. c) kiai dan politik, merupakan relasi simbolik dan struktural, untuk memantapkan posisi pondok pesantren Annuqyah. Sehingga relasi dengan aparatur pemerintah bisa efektif. d) kiai dan masyarakat tentang kepemilikan koperasi dan unit-unit usaha, yang menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Ekonomi menjadi motor penggerak dilingkungan pondok pesantren Annuqayah. Demikianlah modal yang direpresentasikan oleh pondok pesantren Annuqayah yang terdiri dari; modal kultural, simbolik dan ekonomi. Dampaknya keberadaan pondok pesantren dewasa ini menjadi lembaga industri, atau seperti pasar karena menjadi magnet. Sehingga regulasi baik dari politik, ekonomi, maupun pendidikan, tersentral di pondok pesantren secara berkelanjutan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007.
T19269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bashori
"Penelitian ini dilakkan di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura.
Sikap dan prilaku politik kiyai NU baik secara institusi maupun individu dalam berpolitik praktis tidak dapat dipisahkan dari pengaruh ajaran agama yang mereka anut. Kiyai pondok pesantren Annuqayah yang mengikuti faham ahlu sunnah wal jama'ah. Paham yang bersumber dari ajaran agama tersebut akan mempengaruhi sikap dan prilaku kiyai dalam kehidupan sehari-hari termasuk berpolitik. Politik kiyai NU sangat dipengaruhi oleh politik kaum Sunni, dimana sebagai ciri khas politik kaum Sunni adalah selalu mencari jalan tengah dan menghindar dari konflik.
Budaya politik kiyai Annuqayah, dalam melihat politik berdasarkan sudut kacamata mereka masing-masing. Sehingga timbul keragaman dalam berpartai. Begitu pula, motivasi mereka. Salah satu motivasi masuk politik, adalah karena kewajiban agama dan sebagai sarana berda'wah. Mereka beranggapan bahwa sarana yang paling efektif untuk memperjuangkan hak-hak rakyat adalah lewat politik, misalnya untuk memperbaiki nasib rakyat melalui perbaikan aturan-aturan atau Undang-Undang atau alokasi anggaran. Sangat sulit kalau ingin ada perubahan memperbaiki nasib masyarakat tanpa melalui jalur politik. Dengan kata lain bahwa politik kiyai NU adalah ingin merubah masyarakat bukan merubah sistem pemerintahan.
Sudah selayaknyalah jika ingin menang dalam pemilihan anggota legislatif kiyai berusaha dan berjuang untuk memenangkan partainya, tapi di Annuqayah, dalam meraih kemenangan, mereka masih memegang nilai-nilai yang mereka yakini, misalnya bagi orang yang sudah meyakini satu partai, maka yang lain tidak mempengaruhi orang yang sudah berpartai.
Kepemimpinan kiyai di pondok pesantren Annuqayah tidak lagi bersifat sentralistik, tapi sudah ada pendelegasian wewenang kepada kiyai lain, meskipun tidak semuanya wewenang tersebut bisa dilimpahkan pada generasi (kiyai) mudanya. Dalam menjalankan pondok pesantren kiyai dibantu oleh pengurus yang terdiri dari santri senior. Kepada pengurus inilah kiyai memberi, kebebasan untuk membuat aturan-aturan atau tata tertib di pondok. Pengurus dipilih secara langsung oleh santri memalui perwakilan santri-santri yang ada di setiap pondok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
"ABSTRAK
KH. Hasyim Asy'ari adalah seorang ulama yang cukup dikenal khususnya di kalangan pondok pesantren dan masyarakat Islam Indonesia pada umumnya.
Riwayat hidup KH. Hasyim Asy'ari tidak bisa dilepaskan dengan Pesantren Tebuireng. Karena dari sinilah KH. Hasyim Asy' ari memulai kari r per juangannya, sehingga tokoh ini dan pondok pesantrennya dikenal ma-syarakat luas.
Kebijaksanaan yang ditempuh Kh. Hasyim Asy' ari men j adi panutan bagi pondok pesantren lainnya.
Adapun tujuan membicarakan sejarah pondok pe_santren Tebuireng, riwavat hidup, serta perjuangan ulama besar ini sebagai suri teledan bagi generasi pe_nerus dan masyarakat pada umumnya.
Di saat menghadapi aneka ragam tuntutan dan tantangan zaman sekarang ini, ada baiknya kita mempe_lajari perjuangan dan pesantrennya. Perjuangan yang di dasarkan atas keikhlasan berkorban dalam membela kepentingan agama dan cita _cita.

"
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratmin
[place of publication not identified]: [publiser not identified], 2003
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nauval Zidny
"Skripsi ini membahas tentang Pondok Pesantren Al-Hadi, sebuah lembaga pendidikan bermazhab Syiah yang berlokasi di Pekalongan, Jawa Tengah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan metode wawancara secara mendalam dalam melakukan pengumpulan data. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Al-Hadi memiliki persamaan dan perbedaan dengan pondok pesantren lain. Pondok Pesantren Al-Hadi memiliki elemen-elemen pondok pesantren yang sama dengan pondok pesantren lain. Perbedaan Pondok Pesantren Al-Hadi dengan pondok pesantren lain adalah dari kurikulum yang diajarkan. Penelitian ini juga menemukan adanya hubungan yang kurang baik antara Pondok Pesantren Al-Hadi dengan pondok pesantren lain. Akan tetapi memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat, pemerintah, dan pondok pesantren Syiah yang ada di Indonesia. Dengan pemahaman Syiah yang menjadi landasannya, Pondok Pesantren Al-Hadi tetap berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sekitar, dan pemerintah setempat.

This paper is discuss about Boarding School of Al-Hadi, an educational institution which has a Shiite sect and located in Pekalongan, Central Java. This research is a qualitative study using observation and in depth interviews methods, in collecting data. The results showed that the Boarding School of Al-Hadi has similarities and differences with the other boarding school. The Boarding School of Al-Hadi has elements in common with another boarding school. The main differences can be seen from the curriculum being taught. This research showed that poor relationships between the boarding school of Al-Hadi with other boarding schools. However, it have a good relationship with the community, government, and another Shiite Islamic Boarding Schools in Indonesia. Although it has a Shiite sect, the Boarding School of Al-Hadi still interact with the environment communities surrounding and local government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Arif Sumawiharja
"Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki ciri khusus dalam sistem pendidikan. Yang menjadi ciri khusus dalam pendidikan pesantren adalah pendidikan berbasis karakter dan berasrama. Kehidupan asrama di Pesantren menciptakan kondisi hirarki yang muncul dari Kyai atau pemimpin Pesantren yang mendapatkan pengkultusan dari para santri dan tenaga pendidik di Pesantren, struktur hirarki itu disalurkan dari atas ke bawah kepada Pengasuh dan Ustad di Pesantren, dan kemudian didelegasikan dalam pendisiplinan kepada Santri senior. Struktur hirarki tersebut memunculkan extreme authority. Kondisi tersebut mendorong adanya pelaku yang termotivasi dan menciptakan suatu kondisi yang memposisikan santri junior sebagai korban yang tepat atau rentan dari kasus kekerasan fisik. Hal ini diperparah dengan kurangnya pengawasan dan ditambah dengan adanya pengawasan yang bersifat extreme guidance. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan penelitian di tiga Pondok Pesantren yang pernah terjadi kasus kekerasan fisik hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Untuk menganalisa faktor penyebab terjadinya kekerasan fisik di Pesantren teori yang digunakan adalah teori aktivitas rutin, teori relasi kuasa. Sementara untuk meneliti bagaimana pencegahan kasus kekerasan fisik menggunakan teori control sosial. Untuk mendukung analisa teori beberapa konsep digunakan. Diantaranya, konsep kekerasan terhadap anak, konsep pendidikan di Pesantren dan konsep pencegahan kejahatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kasus kekerasan fisik terjadi disebabkan oleh adanya kepemimpinan kharismatik dan paternalistik yang menyebabkan adanya pengkultusan, adanya penyalahgunaan otoritas dalam penerapan disiplin, minimnya pengawasan dan tidak adanya standar baku dalam sistem pengasuhan di Pesantren. Kesimpulan dari penelitian menunjukan bahwa semua teori dan konsep dapat menjelaskan bagaimana kasus kekerasan fisik terjadi dan pencegahannya. Selain itu, peran Kementerian Agama menjadi krusial dalam pengawasan terhadap sistem pengasuhan di Pesantren. 

Islamic boarding schools are Islamic educational institutions that have special characteristics in the education system. What characterises pesantren education is character-based and boarding school education. Dormitory life in the pesantren creates a hierarchical condition that arises from the Kyai or leader of the pesantren who gets the cult of the students and educators in the pesantren, The hierarchical structure is channelled from top to bottom to the carers and Ustad in the pesantren, and then delegated in discipline to the senior santri. The hierarchical structure gives rise to extreme authority. These conditions encourage motivated perpetrators and create a condition that positions junior Santri as appropriate or vulnerable victims of physical violence cases. This is exacerbated by the lack of supervision, coupled with the existence of supervision, which is extreme guidance. This study uses a qualitative method by conducting research in three Islamic boarding schools where cases of physical violence have occurred, causing the victim to die. To analyse the factors that cause physical violence in Pesantren, the theory used is routine activity theory and power relations theory. Meanwhile, to examine how to prevent cases of physical violence using social control theory, To support the theoretical analysis, several concepts were used. Among them are the concepts of violence against children, the concept of education for pesantren, and the concept of crime prevention. The results showed that cases of physical violence occurred due to the existence of charismatic and paternalistic leadership which led to a cult, the abuse of authority in applying discipline, the lack of supervision and the absence of standardized standards in the care system in Pesantren. The conclusion of the research shows that all theories and concepts can explain how cases of physical violence occur and their prevention. In addition, the role of the Ministry of Religious Affairs is crucial in supervising the care system in Pesantren."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munayah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum koleksi perpustakaan pesantren dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembinaan koleksi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sarana evaluasi bagi perpustakaan terutama mengenai koleksi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif-kualitatif. Sedangkan data dikumpulkan melalui wawancara, data tertulis dan pengamatan. Untuk pengolahan data digunakan teknik komparasi. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ternyata baik perpustakaan Darunnajah maupun Assyafi'iyah, kondisi koleksi perpustakaannya masih jauh dari yang dianjurkan dalam standar yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara umum perpustakaan Darunnajah sedikit lebih baik dari perpustakaan Assyafi'iyah baik dari segi jumlah koleksi maupun segi pengelolaannya. Mengenai keseimbangan koleksi, perbandingan koleksi fiksi dan non-fiksi dari kedua perpustakaan masih belum seimbang. Sementara dari segi pengadaan, kedua perpustakaan masih lebih banyak mengandalkan pada sumbangan. Hal ini sebetulnya tidak menjadi masalah asal perpustakaan menetapkan suatu kebijakan mengenai koleksi sumbangan hingga tidak terjadi duplikasi yang berlebihan. Kebijakan yang ditetapkan perpustakaan Darunnajah untuk buku-buku sumbangan sudah cukup baik. Masalah pembinaan koleksi adalah hal penting. Karena itu harus mendapat dukungan dan perhatian yang lebih serius dari semua pihak yang terlibat. Usaha dari pihak perpustakaan saja tidak cukup maka kerja sama dengan semua pihak yang terlibat sangat diperlukan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S15309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pesantren as a social-religious-institution has played a significant role in the dynamic of Indonesia nation. The role of the pesantren is not only concerned with educational and social-religious aspects but also broader, namely social transformation. In developing pluralism awareness in multicultural era, the pesantren has the important role. At the pesantren, there are many values that can be applied to meet the challenge. The existence of the pesantren, nowadays, is closely related to social affairs. Thus, to optimize this role, it is necessary to make a serious, systematic and sustainable effort because not all of the pesantren has the urge to do it."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1993
614.44 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>