Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Priyono
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Noosy
"Perkembangan arah penyelenggaraan telekomunikasi dari monopoli menuju kompetisi membutuhkan dukungan perangkat regulasi yang memadai guna menjamin berlangsungnya persaingan secara sehat dan efektif. Salah satu regulasi tersebut adalah pengaturan interkoneksi termasuk penentuan biaya interkoneksi- Pengaturan interkoneksi harus didasarkan pada prinsip keadilan (fairness), berbasis biaya, tidak membeda-bedakan (non-discrimatory) dan tidak saling merugikan masing-masing penyelenggara. Tarif interkoneksi yang berlaku saat ini di Indonesia belum mencerminkan kondisi kompetisi karena masih didasarkan pada keputusan men§eri No. KM 46/PR.30l/MPPT-98 dan No. KM 37/ l999, yang berarti masih bemaung pada produk Undang-Undang Telekomunikasi yang lama (Undang-Undang no. 3 tahun 1989) yang masih berada pada nuansa monopoli sehingga diperlukan suatu peraturan baru mengenai interkoneksi yang khususnya mengatur mengenai besamya tarif interkoneksi yang baru.
Untuk melakukan perhitungan biaya interkoneksi terdapat beragam metoda seperti : biaya berbasis eceran, pengirim ambil semua, bagi hasil, dan berbasis biaya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Dari berbagai metoda tersebut yang merniliki keunggulan lebih dibandingkan yang lainnya adalah metoda berbasis biaya terutama dengan pendekatan Biaya Peningkatan Jangka Panjang (LRIC) dimana masing-masing operator akan mendapatkan bagian pendapatan dari suatu panggilan secara adil yang sebanding dengan penggunaan sumbemya secara eiisien dalam melayani suatu panggilan.
Hal tersebut didukung dengan hasil simulasi, dimana dengan menggunakan metoda LRIC didapatkan tarif interkoneksi lokal yang sedikit lebih tinggi dibandingkan tarif yang berlaku saat ini namun menghasilkan tarif interkoneksi interlokal jauh lebih murah sehingga kondisi tarif Iokal yang mensubsidi interlokal yang ada saat ini dapat dihapuskan. Diperkuat pula dengan pendapat nara sumber ahli interkoneksi,menyebabkan LRIC menjadi metoda perhitungan interkoneksi yang tepat digunakan pada industri pertelekomunikasian di Indonesia.

Telecommunication industry that has moved towards competition requires a set of regulations that adequately guaranty effective and healthy competition among operators. One of them is interconnection regulation including determination of interconnection tariff. To support effective and healthy competition, interconnection regulation must be made based on faimess, cost base, non discriminatory principles and mutually beneficial to operators. Current interconnection cost applied in Indonesia does not represent competitive condition since it has been derived from Ministerial Decree number 46, 1998 and number 37,l999, which is based on previous Telecommunication Law (number 3,l989) in monopoly era.
Therefore new interconnection law particularly related to new interconnection cost is required. Several method can be applied in calculating the tariiff such as : retail-based charges, sender keep all, revenue sharing, and cost based, with all its beneits and weakness in each method. From all the method mentioned earlier, its considered that cost based method with Long Run Incremental Costing (LRIC) approach will gives more benefit than others where each operators will cam revenue share in proportion with efficient resourse utilization for serving a call.
Supported with an outcome from the simulation used in calculating the LRIC method, resulting a slight higher local interconection tariff (compare to existing tariff) but much lower tariff on long distance interconection, therefore, there will be no more subsidized tariff from local interconection to long distance interconection. It is also supported with judgement from several experts on interconection assuring that LRIC method is an appropriate use on Indoensian telecomunication industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfansyah
"Perkembangan bisnis industri telekomunikasi di Indonesia menuntut tiap-tiap operator telekomunikasi untuk lebih kompetitif dalam memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan. Bertambahnya jumlah operator selular semakin meningkatkan persaingan di antara para operator dalam merebut pangsa pasar.
Untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah diperoleh operator harus selalu menjaga kualitas layanan dan performansi jaringan. Untuk menjaga kualitas layanan dan performansi jaringannya, Indosat melakukan upgrade terhadap jeringan Base Station Subsystem (BSS). Dalam hal ini dlakukan upgrade software yang digunakan pada jeringan BSS Indosat dari software release 6 (BR8) ke software release 8 (BR8).
Implementasi BR8 pada jaringan BSS Indosat diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jaringan BSS Indosat, serta dapat memperbaiki performansi jaringan BSS Indosat tersebut. Hal ini diperlukan karena semakin meningkatnya jumlah pelanggan Indosat. Selain itu juga berkaitan dengan implementasi EDGE dan UMTS pada jaringan Indosat, BR8 diharapkan dapat memberikan fitur-fitur yang dapat mendukung implementasi EDGE dan UMTS pada jaringan Indosat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah implementasi BR8 pada jaringan BSS Indosat benar-benar dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan baik dari segi kapasitas maupun dari segi performansi jaringan.

The development business of telecommunication in Indonesia demands every telecommunication operator to be more competitive in providing the best services to the customers. The increasing number of cell phone operators has increased the competition among themselves in grapping the market share.
In maintaining the gained market share, the operator has to keep the quality of service and network performance. To keep its service quality and network performance, Indosat has planning to upgrade its Base Station Sub System (BSS) from software release 6 (BR6) to software release 8 (BR8).
The implementation of BR 8 in BSS Indosat is hoped to increase the capacity of the network as well as to fix the performance of the network. This is needed due to the increasing numbers of Indosat subscribers. In relation to the implementation of EDGE and UMTS of Indosat network, BR8 is hoped to give supporting features to EDGE and UMTS network in Indosat network.
The purpose of the research is to evaluate whether the implementation of BR8 in BSS Indosat really produce the expected result in term of its capacity as well as the performance of the networks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Anindya Pramesti
"Disrupsi teknologi dibarengi pandemi COVID-19 yang melanda dunia menjadi suatu kekuatan dan juga kelemahan bagi perusahaan dengan industri telekomunikasi menjadi industri penting dalam era disrupsi teknologi dan pandemi COVID-19. Namun, peningkatan pemakaian internet selama pandemi dan peningkatan loyalitas serta penurunan ketidakpuasan pelanggan yang dirasakan PT Telkom Indonesia tidak sejalan dengan adanya penurunan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan berdasarkan PSAK 72. Menggunakan teknik pengambilan data dengan metode penelitian triangulasi melalui wawancara dan kuesioner dengan teknik analisis konten, tematik, dan konstan komparatif, wawancara yang dilakukan dengan PIC PSAK perusahaan menghasilkan bahwa penurunan pendapatan yang diakui berdasarkan PSAK 72 dikarenakan adanya penurunan pendapatan dari lini bisnis enterprise dampak dari COVID-19. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rahayu (2020) bahwa implementasi PSAK 72 tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan telekomunikasi, selain itu hasil wawancara juga mengatakan dalam pengaplikasian PSAK 72 dibutuhkan tata kelola perusahaan yang bersinergi untuk menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, peningkatan loyalitas dan penurunan ketidakpuasan pelanggan sejalan dengan hasil kuesioner di mana pelanggan yang diwakilkan responden merasa puas dengan inovasi dan peningkatan layanan internet dibandingkan sebelum pandemi, artinya perusahaan selalu berusaha berkembang dalam era disrupsi teknologi dengan inovasi untuk menjaga loyalitas pelanggan.

Technological disruption coupled with the COVID-19 pandemic that has swept the world has become a strength as well as a weakness for companies with the telecommunication industry being important in the era of technological disruption and the COVID-19 pandemic. However, the increase in internet use during the pandemic and the increase in loyalty and decrease in customers felt by PT Telkom Indonesia is not in line with the decrease in revenue from contracts with customers based on PSAK 72. Using data collection techniques with triangulation research methods through interviews and questionnaires with content analysis techniques, thematic, and constant comparability, interviews conducted with the company's PSAK PIC resulted that the decrease in revenue recognized under PSAK 72 was due to a decrease in revenue from the business line as a result of COVID-19. This result is following Rahayu's research (2020) that the implementation of PSAK 72 does not have a significant effect on telecommunications companies, but the study does not cover the impact of COVID-19 and technological disruption, besides that the results of the interview also said that in the application of PSAK 72, good corporate governance is needed. synergize to face various challenges. In addition, the increase in customer loyalty and decrease in customer loyalty is in line with the results of the questionnaire where customers represented by respondents are satisfied with the innovation and improvement of internet services compared to before the pandemic, meaning that the company is always trying to develop in the era of technological disruption with innovations to maintain customer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnita Wirdiyanti
"Pergeseran pandangan dari "product driven" menjadi consumer/market driven" menjadikan harga, mutu, dan layanan sebagai tiga hal pokok dalam usaha pencapaian kepuasan pelanggan. Perusahaan harus dapat menempatkan produk dan jasa pada saat rnereka dibutuhkan sebagai mata rantai utama yang memungkinkan produk dan jasa bergerak secara efisien melalui supply chain ke pelanggan. Bagi perusahaan jasa seperti Telkom yang menanamkan investasi bernilai tinggi dalam jaringan telekomunikasi, suatu manajemen logistik yang efisien dan efektif dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan jaringan telekomunikasi yang prima sehingga kepuasan pelanggan tercapai. Sistem pengendalian internal yang memadai juga diperlukan agar proses logistik sejalan dengan kebijakan perusahaan dan mendukung perusahaan untuk mencapai sasaran-sasarannya. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan memakai kasus di Telkom Divisi Regional II Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah strategi-strategi manajemen logistik yang dijalankan Divre II Jakarta berhasil membuat pergerakan barang dan jasa menjadi efisien dan menilai apakah penerapan sistem pengebdalian internal telah memadai untuk mencegah dan mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam proses logistik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Darmawatik
"Didorong oleh pertumbuhan demand telepon di Jabotabek (masuk dalam wilayah Divre II) yang tinggi dan letaknya menyebar, dan juga biaya investasi pembangunan jaringan pisik yang tinggi, maka operator melirik teknologi CDMA sebagai salah satu alternatif memenuhi penetrasi telepon dan pemasaran di Divre II.
Untuk pemenuhan tersebut Divre II Jakarta mengeluarkan produk layanan FWA- CDMA, namun PT. Indosat pun sebagai operator yang telah diberi lisensi oleh regulator untuk menyelanggarakan telepon tetap juga menggelar layanan yang sama dengan menggunakan teknologi CDMA.
Melihat kondisi tersebut PT. Telkom harus menyusun strategi penggelaran yang kompetitif sehingga unggul dalam kompetisi tersebut.
Dari hasil analisa maka PT. Telkom harus melakukan strategi memenangkan mind share, market share dan heart share."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beny Sasmito
"Perusahaan jasa berusaha mengkonsentrasikan diri pada konsep pemahaman pasar dan pemuasan pelanggan. Hal ini dapat menjadi acuan dalam penyusunan bentuk dan kualitas jasa dengan didasari oleh Total Quality Management. Perangkat Total Quality Management harus mulai digunakan oleh perusahaan dalam mendisain dan mengukur kualitas produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu dibuat penelitian pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang relevan dengan kualitas jasa telekomunikasi pada saat ini. Data ini akhirnya akan diproses dengan perangkat Total Quality Management. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data adalah bahterdapat perbedaan pengaplikasian perangkat tersebut untuk perusahaan jasa dibandingkan perusahaan non jasa. Pengukuran kualitas menunjukkan adanya peningkatan kinerja proses kerja. Untuk memperkecil angka Cost of Variability dilakukan usaha dengan secara berkelanjutan penurunan angka Q. Selanjutnya untuk setiap proses terdapat standar yang da pat digunakan untuk menilai kinerja pada proses dan periode tertentu. Strategi yang digunakan dalam peningkatan mute adalah penciptaan yang merupakan strategi yang pro aktif. Saran atas hasil penelitian adalah dalam mengaplikasikan konsep Total Quality Management hendaknya pencatatan kinerja proses kerja dilakukan secara tepat. Selanjutnya sumber daya manusia yang ada harus bisa menunjang agar senantiasa tercipta perbaikan secara berkelanjutan. Perusa haan yang mengaplikasikannya harus memandang para pemasok sebagai mitra kerja jangka panjang dan bukan pihak ketiga yang tidak memerlukan evaluasi. Perangkat yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan dan efisiensi agar hasil nya bermanfaat bagi proses perbaikan secara berkelanjutan. Akhirnya perbaikan yang berkelanjutan jangan dijadikan suatu tujuan tetapi merupakan suatu perjalanan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Kristiartono
"ABSTRAK
Tugas akhir ini secara deksrtptif membahas mengenai segala keglatan dan
strategi yang dijalankan oleh Indosat. Lebih khusus lagi, tugas akhir ini
mengungkap peranan divisi Public Relations Department Indosat dalam
membangun dan memelihara hubungan jangka panjang yang harmonis dan saling
pengertian dengan para pubilk demi menjaga reputasi perusahaan sebagai
perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia.
Sebagai perusahaan yang mengutamakan usahanya pada pemberian jasa
telekomunikasi Internasional di Indonesia, Indosat selalu berupaya untuk
memantapkan perannya sebagai pemimpin pasar (market leader) di Indonesia.
Semakin ketatnya persaingan, konvergensi teknologi dan aliansi global
adalah sebagian dari perkembangan yang mewarnai dunia pertelekomunikasian.
Kemampuan dalam mengantisipasi segala bentuk perkembangan yang terjadi
dalam dunia pertelekomunikasian merupakan kunci keberhasilan bagi Indosat. Hal
ini mencerminkan kemampuan Indosat dalam bersaing di pasar terbuka sekaligus
mencerminkan pula kesiapan Indosat untuk tumbuh menjadi perusahaan
telekomunikasi kelas dunia.
Indosat telah bertekad untuk terus mengupayakan hasil yang terbaik
sebagaimana yang diharapkan oleh para publik khususnya para pelanggan dan
pemegang saham. Untuk tujuan itulah Public Relations Department memainkan
peranan yang cukup vital bagi Indosat. Public Relations Department sebagai
pihak yang bertanggung jawab dalam membangun dan memelihara hubungan
jangka panjang yang harmonis dan saling pengertlan dengan publik-publik yang
dihadapi oleh Indosat, yaitu karyawan, pelanggan, investor, pemerintah, media
massa dan masyarakat umum. Sehingga dengan demikian, reputasi Indosat
sebagai perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dapat tetap konsisten di mata
para publik dan dapat terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Chandra Nangkok Tua
"Kebijaksanaan taiif pulsa telepon di Indonesia menggunakan sistem subsidi silang
dimana tarif pulsa percakapan SLJJ (Sambaungan Langsung Jarak Jauh) ditetapkan tinggi untuk mensubsidi taiif percakapan lokal yang rendah. Tanpa adanya evaluasi kembali atas hal tersebut, akan merugikan balk Telkom sebagai produsen Inaupun masyarakat sebagai konsumen. Penetapan taiif yang tidak sesuai akan menyebabkan produksi pulsa telepon yang tidak optimal dan juga tingkat pendapatannya. Skripsi mi bertujuan untuk melihat apakah kebijaksanaan penetapan taiif pulsa yang dilakukan saat mi telah tepat dan apakah
terdapat altematif lainnya yang dapat dipakai.Perhitungan taiif pulsa telepon menggunakan pendekatan anggaran yang
berdasarkan pada perhitungan alokasi biaya yang teijadi. Penelitian mi menggunakan
alokasi biaya berdasarkan nilai penjualan yang dihasilkan dan produksi pulsa telepon untuk periode tahun 1992.Hasil perlutungan menunjukkan bahwa tarif pulsa percakapan SLJJ menuliki margm diatas harga pokok produksi (HPP) 10 kali lebih besar dibandmg percakapan lokal Subsidi silang yang terlalu besar mi tentunya sudah perlu diseimbangkan kembah mengingat akibatnya. Model Total Long Run Jncremental Cost (TLRIC), Average Jncremental Cost (AIC) dan program Rebalancmg dapat digunakan sebagai alteniatif perhitungan taiifpulsa.
Saran yang dapat diberikan adalah untuk melihat juga faktor ékstemal seperli
pennintaan pasar dan tingkat persaingan, selain memperdalam evaluasi terhadap faktor
internal seperti biaya, tujuan perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>