Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulisan ini adalah artikel ilmiah berdasarkan kajian literatur dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang membahas mengenai penyalahgunaan heroin serta modalitas terapi bagi penyalahgunanya...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Fadilah
"Klien ketergantungan heroin yang menjalani terapi banyak mengalami kekambuhan. Kekambuhan dapat disebabkan oleh ketidakmampuan klien mengatasi masalah, konflik sosial, disfungsi keluarga, dan dukungan sosial yang rendah. Menurut Gossop, et al (2002) kemampuan keterampilan koping yang kurang dapat menimbulkan resiko terjadi kekambuhan. Beberapa penelitian menyatakan kemampuan koping yang baik, memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan pengobatan dan pencegahan terhadap kekambuhan. Penelitian dilakukan dengan desain fenomenologi deskriptif. Partisipan adalah klien ketergantungan heroin yang menjalani PTRM, yang didapatkan dengan cara purposive sampling sebanyak enam partisipan. Metodenya indepth interview dengan tipe pertanyaan semistructure. Hasil penelitian mengidentifikasi delapan tema yaitu peningkatan kualitas hidup, mengalihkan stressor sebagai upaya meyelesaikan masalah, mencari dukungan bermakna sebagai upaya menyelesaikan masalah, faktor pendorong menggunakan heroin, dampak negatif bersifat holistik, motivasi memperbaiki diri, kesulitan mengontrol diri sebagai pemicu ketidakpatuhan, kekonsistenan kegiatan positif sebagai pendukung proses pemulihan. Hasil penelitian diharapkan tenaga kesehatan profesional mampu mengembangkan kemampuan koping adaptif klien untuk meminimalisasi kekambuhan.

The clients of heroin addiction who undergoing therapy much relapse. Recurrence patient can be caused by inability client to resolve the problem such as, social conflict, family dysfunction, and low social support. According to Gossop, et al (2002) the in ability of coping skills may due risk of recurrence. Some studies suggest that better coping skills, have an important role in the success of the treatment and prevention of recurrence. The study was conducted with the design of descriptive phenomenology. Participants were clients who undergoing PTRM heroin dependence, obtained by purposive sampling as many as six participants. The method of research use indepth interview within semistructure questions type. The results identified eight themes, such as improved quality of life, as an effort to divert stressor settle disputes, seek meaningful support in an effort to solve the problem, the drivers using heroin, the negative impact is holistic, motivation to improve themselves, damage controlling himself as a trigger of non-compliance, consistency of positive activities as supporting the recovery process. The results are expected health professionals are able to develop client's adaptive coping skills to minimize recurrence."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T33033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sartika
"Klien ketergantungan heroin yang menjalani Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) beresiko terjadinya masalah kekambuhan dan ketidakpatuhan, sehingga diperlukan upaya pencegahan untuk meningkatkan keterampilan strategi koping untuk mengatasi faktor dan situasi beresiko terjadi ketidakpatuhan dan kekambuhan. Penelitian quasi experimental dengan pendekatan pre-post test with control group ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh relapse prevention training (RPT) terhadap kekambuhan dan kepatuhan klien ketergantungan heroin yangmenjalani program terapi rumatan metadon di DKI Jakarta.
Hasil penelitian terhadap 56 responden yang terdiri dari 28 orang kelompok kontrol dan 28 orang kelompok intervensi menunjukan peningkatan kepatuhan secara bermakna (p=0,000) pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan RPT. Kejadian kekambuhan terjadi 3,75 % pada kelornpok kontrol. Relapse prevention training ini direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai bentuk pelayanan kesehatan/keperawatan jiwa bagi klien ketergantungan heroin- yang menjalani PTRM.

Clients heroin addiction who undergo maintenance therapy Methadone Program (MMP) incompliance and relapse risk, so that prevention efforts are needed to improve the skills of coping strategies to remain obedient and recurrence can be prevented. The _research aims to find out the effect of relapse Relapse prevention training and compliance with heroin dependency clients who are undergoing methadone maintenance therapy program in Jakarta. Quasi-experimental research design approach with pre-post test control group.
The results showed a significant increase in compliance in the group that conducted the RPT of S6 respondents consisted of 28 men and 28 control group the intervention group showed a significant increase in adherence (P = 0.000) in the intervention group before and after RPT. 3.75% incidence of recurrence occurred in the control group. Relapse prevention training is recommended to be developed as a form of health care I nursing soul for clients who undergo MMP heroin dependence."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28430
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa N.
"ABSTRAK
Saat ini dunia berada dalam dua masalah besar yang saling terkait, yaitu masalah
penggunaan napza dan penyebaran virus HN/AIDS di kalangan pengguna
NAPZA suntik. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) merupakan salah satu
bentuk pendekatan untuk mengurangi dampak buruk NAPZA mempunyai tujuan
untuk mencegah meningkatnya penularan HN I AIDS dan mengbentikan total
penggunaan NAPZA. Namun P1RM bukanlah I 000/o jalan keluar, karena masih
bisa ditemukannya peserta P1RM yang masih positif menggunakan NAPZA
suntik. Pada peserta PTRM RSKO Jakarta tahun 2003-2007, variabel yang
mempengaruhi peserta menggunakan kembali heroin adalah wilayah tempat
tinggal peserta [J>9>,0202; HR:I,604; 95%CI:l,094-2,352], kepatuhan peserta
dalam mengikuti terapi [J>9>,0006; HR: 1,784; 95%CI: 1,281-2,485], konseling
pra tes HN yang peserta ikuti [!>9l,OOI; HR: 0,349; 95%CI: 0,192-0,635] dan
konseling pra dan pasca tes HN yang peserta iknti [J>9>,025; HR: 0,581; 95%CI:
0,362-0,933]. Perlunya motivasi dan konseling kepada peserta PTRM agar tujuan
tercapai.

Abstract
Right now, there are two big problems that have relationship each other in the
world; they are drogs eliciting and HIV/AIDS among the injecting drug uses (IDU)
problems. Mefuadone Maintenance Therapy is one of The Harm Reduction programs
that has aim to prevent HIV/AIDS spreading and drug user ehatinence. Unfortunately,
there always find some MMf clients that still use heroin or relapse. This study finds
fuat there are some factors that influence MMf clients to be relapse in Drug
Dependency Hospital, they are: client's living area factor !J>=0,0202; HR:l,604;
95%Cl:l,094-2,352], client's adherence factor [J>=0,0006; Hil: 1,784; 95%CI: 1,281-
2.485), HIV counseling before client's has HIV test [J>=O,OO!; HR: 0,349; 95%CI:
0,192-0,635) and HIV conscling before and after client's has HIV test [J>=0,025; Hil:
0,581; 95%CI: 0,362-0,933). It's suggested that there are needed more motivation
and counseling for the MMf clients in Drug Dependency Hospital."
Lengkap +
2009
T32497
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mccoy, Alfred W.
New York: Harper and Row, 1972
364.177 MCC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"A recent increase in the number of drug users particularly of heroin has been noted in the community. A cross-sectional study on the level of transaminases as a representation of liver damage in drug users was done in privated hospital in Jakarta. Exclusion criteria were fever, serious illness or the multiple use of addictive drugs based on urinary test. The hepatitis B surface antigen (HBsAg) was examined using reverse passive hemaglunation assay (RPHA) and the antibody oh hepatitis C virus core-protein (anti-HCV) with dipstick anti-HCV. AST and ALT levels were determined using an automatic chemical analyzer. Of 132 patients who fulfill the criteria, 83,5% were injection drug users (IDU). Means AST and ALT were significantly higher in IDU. Anti-HCV positive patients with increased AST and ALT were significantly higher compared to anti-HCV negative. The increase of transaminase was also consistent in injection drug users although no viral maker could be detected. In conclusion, the examination of transaminases in drug users especially IDU is important besides tests for hepatitis viral markers because there is often an increase with or without viral infection and this can be associated with hepatocellular damage. "
Lengkap +
The Indonesian Journal of Gastroenterology Hepatology and Digestive Endoscopy Vol 2 (1) April 2001: 1-4, 2001
IJGH-2-1-Apr 2001-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arief Riadi Arifin
"ABSTRAK
Penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba) semakin hari
semakin tinggi prevalensinya di Indonsia. Permasalahan yang ditimbulkan akibat
penggunaan narkoba telah berkembang menjadi permasalahan nasional yang perlu
mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Menurut hasil penelitian Pusat
Penelitian dan Pengembangan Informatikan Badan Narkotika Nasional (BNN)
tahun 2005, jumlah pemakai narkoba di Indonesia adalah sebesar 1,5% (3,2 juta)
dari total jumlah penduduk Indonesia, yang terdiri dari kategori pengguna teratur
pakai sebesar 69% atau 2.208.000 orang dan pecandu sebesar 31% atau 992.000.
Studi mengenai dampak kesehatan, sosial dan ekonomi akibat
penyalahgunaan narkoba ( Puslitkes & BNN 2005) menunjukkan besarnya biaya
yang dikeluarkan, baik untuk pembelian narkoba maupun biaya penyembuhan
pecandu. Biaya tersebut terdiri dari biaya sosial sebesar Rp 5,14 trilyun dan biaya
ekonomi sebesar Rp 18, 48 trilyun, dimana Rp 11,36 trikyun adalah biaya
pembelian narkoba
Sampai dengan saat ini berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh
NIDA US, bahwa tidak ada satu terapi yang dianggap cocok untuk terapi dan
rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Jenis terapi yang diberikan selama ini di
Indonesia meliputi terapi dengan sistem detoksifikasi untuk menghilangkan efek
sakaw nya kemudian di lanjutkan dengan rehabilitasi sosial untuk memperbaiki
perilakunya dan memperbaiki fungsi?fungsi sosialnya serta menghilangkan efek sugestinya. Secara medik terapi ketergantungan opiad terdiri dari 2 fase yaitu
terapi detoksifikasi dan terapi pemeliharaan.
Penelitian ini merupakan kajian dan analisis deskriptif dengan melakukan
studi perbandingan antara penggunaan terapi metadon dengan burprenorphin di
RSKO Jakarta Timur. Dengan melakukan analisis perbandingan terhadap kedua
jenis terapi tersebut diharapkan dapat diperoleh variasi biaya untuk pengobatan
pecandu narkoba dengan analisis efektivitas biaya, serta penghitungan dengan
metode activity based costing (ABC). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memilih alternatif pengobatan yang paling efektif dan efisien, antara terapi
metadon dengan burprenorphin.
Dari hasil penelitian dan observasi terhadap pasien selama bulan Maret
2007 sampai dengan November 2007 diperoleh hasil bahwa dari alur pelayanan,
terapi metadon dan burprenorphin memiliki jumlah biaya yang sama besar untuk
pendaftaran, kasir, poli umum/NAPZA, psikologi dan laboratorium. Jumlah biaya
yang sama antara terapi metadon dengan burprenorphin berlaku untuk ketiga fase
pengobatan yaitu: fase induksi, stabilisasi, dan rumatan.
Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa rasio tingkat
keberhasilan pasien yang menggunakan terapi metadon lebih besar daripada yang
menggunakan terapi burprenorphin. Biaya harus dikeluarkan oleh alur pelayanan
terapi metadon lebih kecil daripada biaya alur pelayanan burprenorphin. Dengan
demikian, beban biaya RSKO dalam memberikan terapi burprenorphin juga lebih
besar jika dibandingkan dengan metadon.
Dari penghitungan dengan metode Cost Minimization Analysis (CMA),
diperoleh hasil bahwa terapi metadon memiliki biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan terapi burphenorphin. Rata ? rata biaya biaya terapi
metadon per 1% keberhasilan adalah Rp 2.310.275 / 26,7% = Rp 86.527. Pada
terapi Burphenorphin adalah Rp 1.797.116 / 2,5 % = Rp 718.846.
Selain itu tingkat keberhasilan terapi metadon ( 26,7%) juga terbukti lebih
tinggi daripada terapi burphenorphin ( 2,5%)."
Lengkap +
2008
T29083
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rohmi
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>