Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurist Surayya Ulfa
"Tesis ini adalah tentang fenomena budaya nge-mall yang belakangan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Jakarta. Mal, bagi warga Jakarta menjadi suatu arena yang memungkinkan orang-orang memaknai dan memahami realitas kehidupan sosial. Sebagaimana yang dinyatakan Jean Baudrillard, mal menjadi tempat akulturasi, konfrontasi dan pengujian kode-kode sosial serta penilaian sosial. Penelitian ini menganalisa arti penting mal dalam kehidupan sosial masyarakat Jakarta dan bagaimana masyarakat konsumen jakarta mempelajari kode-kode sosial—personalisasi diri, diferensiasi sosial dan cara bersosialisasi—melalui konsumsi tanda di mal.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, bersifat kualitatif. Desain penelitian adalah studi kasus, yaitu mengangkat fenomena nge-mal pada masyarakat Jakarta, yang mana dianalisa dengan teknik illuslrative case study dengan teori konsumsi serta teori hipermarket dan hiperkomoditas dari Jean Baudrillard. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian posmodemisme.
Dari penelitian ini, diketahui bahwa pola pikir masyarakat konsumen Jakarta dibentuk dan dirasionalisasi oleh konsumsi, sehingga kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kode-kode konsumsi. Pemahaman tentang identifikasi dan personalisasi diri serta klasifikasi dan stratifikasi sosial, merujuk pada tanda- tanda yang melekat pada barang konsumsi. Mal sebagai situs yang menampilkan beraneka barang konsumsi bersifat signifikan dalam konstruksi sosial masyarakat konsumen Jakarta. Mal menjadi tempat orang melihat dan mengamati objek dan tanda pada objek konsumsi, yang mana juga sekaligus tempat orang memaknai dan memahami kode-kode sosial. Barang-barang yang dipajang di etalase di mal menjadi media belajar bagi orang-orang yang melihatnya.
Implikasi dari penelitian ini adalah kesadaran, bahwa mal sangat berperan dalam membentuk pola pikir masyarakat. Mal menguatkan rasionalitas konsumsi sehingga membuat orang semakin mengorientasikan hidupnya, menghabiskan waktunya untuk mengejar kebahagiaan materialis, yang mana target dan standarnya bisa ditemukan di berbagai barang konsumsi di mal. Mal mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, yang mana semuanya berorientasi pada kebutuhan bernilai status sosial lebih tinggi.

This thesis is about phenomenon of hanging out in mall that recently becoming part of Jakarta society lifestyle. For most of Jakarta people ma is an area that enables them to learn and comprehend the social life reality. As Jean Baudrillard States, mal is a place of acculturation, confrontation and social codes testing and social judgement This thesis analizes the significance of mal in Jakarta people social life and how they learn social codes—self personalization, social differentiation dan way to socialize—through signs consumption in malls.
This thesis is a qualitative descriptive research The research desgn is case study, where the writer is tiying to explore the hanging out in mall habbit phenomenon of Jakarta people. It is analyzed by employing illustrative case study technique with the consumption and hypermarket theories of Jean Baudrillard. This research is meant to be a post modernism one.
By this research, it is found out that the Jakarta consumer society mindset is fonned and rationalized by consumption, thus their social life are mostly affected by codes of consumption. The understanding about identification, self personalization, classification and social stratification are reffered to the signs embedded to consumed goods. Malls as sites that display various consumption goods bave great significance in the social construction of Jakarta consumer society. Mall is place where people find and examine objects of consumption. Thus it is becoming a place where people leam and understand the social codes. Goods at displays in mall etalase are truning into leaming media of those who stare at them
This research implication is an understanding that mall is highly influencing in the construction of the society mindset. Mall strenghtens the consumption rationality thus encourage people to further orienting their life, spending their time chasing material happiness, which its target and standards can be found in various consumption goods in malls. The mall identifies the needs of society, where everything is oriented to higher social status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25750
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ginarani
"Skripsi ini mengungkapkan elemen-elemen interior di koridor dan ramp mall yang belum ramah anak, yaitu memberikan affordance negatif sehingga berpotensi membahayakan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kesesuaian rancangan koridor dan ramp mall dengan standar aturan dan teori yang ada, menganalisis perilaku anak di koridor dan ramp mall yang berpotensi bahaya melalui observasi dan wawancara, dan merumuskan elemen apa saja yang berpotensi membahayakan. Hasil penelitian memberikan rekomendasi desain pada elemen arsitektur dan interior.

This study reveals interior elements in mall corridors and ramp which are not children friendly, for giving negative affordances and posing potential harm. The study was done by analyzing whether the mall corridor and ramp design meets the standard on guideline and theory, analyzing through observation and parents interview on child behaviors which potentially lead to accident in mall corridor and ramp, and finally concluding which elements pose potential harm. The result of this study gives guideline recommendation on the design of floor patterns, railing, steep of ramp, glass-made boundary, electrical installation, store window, bazaar/exhibition display, decorative object, and mini trains for children."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Fildza Henryantoputri
"[Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada pengalaman belanja konsumen yang terdiri dari perasaan positif, orientasi hedonis, dan orientasi utilitarian, berdasarkan tipe teman belanja dan level mall identification yang berbeda dengan menggunakan MANOVA. Penelitian ini dilakukan di lima mal menengah ke atas di DKI Jakarta yang dipilih berdasarkan banyaknya pengunjung, yakni Mal Kelapa Gading, Gandaria City, Central Park, Grand Indonesia, dan Kota Kasablanka (Supriadi, 2014). Sampel penelitian ini berjumlah 150 orang. Data penelitian ini diadaptasi dari kuisioner pengalaman belanja berdasarkan tipe-tipe teman belanja dan level mall identification oleh Borges, Chebat, dan Babin (2010). Hasil penelitian ini menemukan bahwa level mall identification yang berbeda menghasilkan perbedaan yang signifikan pada perasaan positif dan orientasi hedonis. Level mall identification yang berbeda tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan pada orientasi utilitarian, serta tipe-tipe teman belanja tidak menghasilkan perbedaan
yang signifikan pula pada orientasi utilitarian, orientasi hedonis, dan perasaan positif.

The aim of this study is to analyze whether there is significant difference in consumer shopping behavior consisted of positive affect, hedonic orientation, and
utilitarian orientation, based on different shopping companion type and level of mall identification using MANOVA. The sample of this research took place at five top middle upper malls in DKI Jakarta, which are Kelapa Gading Mall, Gandaria City, Central Park, Grand Indonesia, and Kota Kasablanka, selected from the amount of visitors (Supriadi, 2014). The total samples of this research
are 150 people. The data of this research is adapted from shopping experience questionnaire based on types of shopping companion and levels of mall identification (Borges, Chebat, & Babin, 2010). This research found that different levels of mall identification have significant differences in positive affect and hedonic orientation. Different levels of mall identification do not generate
significant differences in utilitarian orientation, while different types of shopping companion do not generate significant differences as well in utilitarian orientation, hedonic orientation, and positive affect.;The aim of this study is to analyze whether there is significant difference in
consumer shopping behavior consisted of positive affect, hedonic orientation, and
utilitarian orientation, based on different shopping companion type and level of
mall identification using MANOVA. The sample of this research took place at
five top middle upper malls in DKI Jakarta, which are Kelapa Gading Mall,
Gandaria City, Central Park, Grand Indonesia, and Kota Kasablanka, selected
from the amount of visitors (Supriadi, 2014). The total samples of this research
are 150 people. The data of this research is adapted from shopping experience
questionnaire based on types of shopping companion and levels of mall
identification (Borges, Chebat, & Babin, 2010). This research found that different
levels of mall identification have significant differences in positive affect and
hedonic orientation. Different levels of mall identification do not generate
significant differences in utilitarian orientation, while different types of shopping
companion do not generate significant differences as well in utilitarian
orientation, hedonic orientation, and positive affect., The aim of this study is to analyze whether there is significant difference in
consumer shopping behavior consisted of positive affect, hedonic orientation, and
utilitarian orientation, based on different shopping companion type and level of
mall identification using MANOVA. The sample of this research took place at
five top middle upper malls in DKI Jakarta, which are Kelapa Gading Mall,
Gandaria City, Central Park, Grand Indonesia, and Kota Kasablanka, selected
from the amount of visitors (Supriadi, 2014). The total samples of this research
are 150 people. The data of this research is adapted from shopping experience
questionnaire based on types of shopping companion and levels of mall
identification (Borges, Chebat, & Babin, 2010). This research found that different
levels of mall identification have significant differences in positive affect and
hedonic orientation. Different levels of mall identification do not generate
significant differences in utilitarian orientation, while different types of shopping
companion do not generate significant differences as well in utilitarian
orientation, hedonic orientation, and positive affect.]
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Nurul Triandayani
"Ruang publik terbuka di Jakarta kurang secara kualitatif dan kuantitatif sehingga sebagian masyarakat menjadikan mal sebagai tempat berkumpul dan berlindung dari iklim Jakarta. Mal merupakan pusat perbelanjaan yang kini juga menjadi ruang publik. Mal memiliki elemen ruang publik dengan menghadirkan court dan tempat duduk di dalam mal agar orang-orang dapat melihat dan dilihat dari berbagai lantai. Mal menarik pengunjung dengan memfasilitasi kebutuhan sebagian masyarakat Jakarta dan elemen kegiatan di ruang publik kota, sehingga mal menjadi ruang publik yang ideal bagi bagian masyarakat Jakarta karena dapat menciptakan interaksi sosial yang terjangkau secara ruang horizontal dan vertikal.

Open public spaces in Jakarta less qualitatively and quantitatively, so that the minority of people make the mall as a gathering place and shelter from the climate Jakarta. The mall is shopping center that has also become a public space now. The mall has elements of public space by presenting the court and seating inside mall, so that people can see and be seen on the various floors. The mall attracts visitors by facilitating the needs of the minority Jakarta society and elements of activities in the public space, so the mall is become an ideal public space for the minority of people in Jakarta, because it can reach space horizontally and vertically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Muhtadi Busyro
"ABSTRAK
Dengan perubahan pola konsumsi dari masyarakat Indonesia yang mendorong konsumen lebih familiar dengan pembelanjaan secara online, salah satu dampak dari perubahan tersebut adalah pengurangan kunjungan pada mal dan pengurangan pembelian pada retailer yang berada di dalam mal. Pengelola mal dan retailer perlu mengetahui faktor faktor yang dianggap berpengaruh terhadap komitmen konsumen terhadap mal mulai dari culture, price perception, dan retail promotion. Metode purposive sampling dalam penelitian ini digunakan dengan menggunakan sample sebanyak 490 responden dengan menggunakan permodelan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor culture dan price perception dimediasi oleh retail promotion diketahui mempengaruhi tingkat komitmen konsumen terhadap mal.

ABSTRACT
With changes in consumption patterns from Indonesian society that encourage consumers to be more familiar with online spending, one of the effects of these changes is the reduction in visits to the mall and the reduction in purchases of retailers who are in the mall. Mall managers and retailers need to know the factors that are considered influential on consumer commitment to the mall ranging from culture, price perception, and retail promotion. The purposive sampling method in this study was used by using a sample of 490 respondents using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS SEM). The results of this study indicate that culture and price perception factors mediated by retail promotion are known to influence the level of consumer commitment to the mall."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony S.
"Penulis berasumsi, bahwa dunia sedang dilanda budaya pop(uler). Sebagai contoh dibidang musik, adanya berbagai aliran musik pop sehingga komes pop(uler) Idol begitu menarik minat masyarakat Inggris, demikian pula dengan Indonesia, kontes indonesian idol. Akademi Fantasi Indesiar (AFI) juga membuat heboh masyarakat Indonesia, dengan mengirimkan SMS dan premium call untuk mendukung idolanya.
Pada konteks bangunan, pemilihan desain sangatlah penting dalam membangun snatu bangunan. Selanjutnya penulis berasumsi bahwa budaya pop(uler) juga mempengaruhi pemilihan desain pada bangunan, terutama pada ba.ngunan mall di Jakarta. Berawal dari budaya popfuler], yang kemudian menjadi seni pop(uler), dan akhirnya, terbentuk gaya arsitektur pop(uler). Ciri khas dari gaya aisnektur pop(uler) secara umijm adalah menarik perhatian atau eye catching membuat arsitektur pop(uler) dijadikan pendekatan dalam mendesain bangunan mall. Dengan ciri khas tersebut maka arsitektur pop(uler) dipakai untuk mendesain bangunan mall yang bertujuan untuk menarik pengunjung,
Sebagai contoh bangunan mall yang diperkirakan menggunakan pendekatan desain arsitektur pop(uler) antara iain Kelapa Gading Mall. Piaza Indonesia EX, dan Cilandak Town Square. Ketika penulis sedang berjalan di Kelapa Gading Mall, terlihat bangunan tersebut sangat menarik perhatian dengan warna yang mencolok khususnya fasade bangunan. Bangunan lain adalah Plaza Indonesia EX. dengan warna yang mencolok, dan masa kotak yang tersusun dinamis. Terakhir Cilandak Town Square. Pada saat melihat bangunan ini, penulis tertarik pada masa kerucut yang besar dan terbuat dari frainc kaca. Masa kerucut tersebut menjadi bagian dari fasade bangunan yang dipenuhi dengan beraneka warna
Banyaknya bangunan mall di Jakarta yang menggunakan gaya arsitektur pop(uler). mengundang banyak kontroversi, karena penterjemahan gaya tersebut dapat dikatakan pengcopyan dari gaya arsitektur pop(uler) asing. Adanya perkembangan era post-modern yang belum ada ujungnya, memungkinkan gaya arsitektur pop(uler) dapat terus berkembang. Dengan penggalian akan budaya sendiri, yang kemudian diterjemahkan kedalam arsitektur, menjadi hal yang baik karena kita dapat melestarikan budaya lewat bangunan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestia Livana
"Mendapatkan pengunjung yang puas dan loyal merupakan kunci utama dalam keberhasilan suatu shopping mall. Di kawasan segitiga emas Jakarta, ada delapan shopping mall yang harus bersaing satu sama lainnya dalam merebut hati pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi customer satisfaction dan customer loyalty dalam konteks shopping mall. Sampel penelitian ini adalah orang yang pernah mengunjungi salah satu shopping mall di kawasan segitiga emas Jakarta minimal sebanyak tiga kali dalam tiga bulan terakhir. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer perceived value berpengaruh positif terhadap customer satisfaction dan customer loyalty. Customer satisfaction juga dibuktikan memiliki pengaruh positif terhadap customer loyalty. Mall environment berpengaruh positif terhadap customer perceived value namun tidak berpengaruh terhadap customer satisfaction dan customer loyalty.

Having satisfied and loyal consumers are the key for success in shopping mall context. In golden triangle of Jakarta area, there are eight shopping mall which compete to gain customer's heart. This study aims to analyze factors that affect customer satisfaction and customer loyalty in shopping mall. Samples from this research are people who visit one of eight shopping mall in golden triangle of Jakarta area minimal three times in the last three months. They were then analyzed using Structural Equation Modelling. The result of this research shows that customer perceived value has positive effect on customer satisfaction and customer loyalty while customer satisfaction has affect customer loyalty positively. Meanwhile, mall environment has positive effect on customer perceived value but does not affect customer satisfaction and customer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nugroho
"Tesis ini tentang Pengelolaan Pengamanan Mall Taman Anggrek di Jakarta. Perhatian utama tesis ini adalah pengelolaan pengamanan Mall Taman Anggrek yang dilakukan olch Satuan Pengamanan. Pengelolaan pengamanan ditujukan untuk membuat rasa aman, tertib dan nyaman kegiatan usaha yang dilakukan pimpinan, karyawan, penyewa jasa properti dan pengunjung Mall Tamara Anggrek yang rnclakukan aktifitas bisnisnya dan aktititas berbelanja. Dalam tesis ini pengelolaan pengamanan dilihat dari proses manajerial dan tindakan Satuan Pengamanan yang berpcran sesuai tugas, timgsi dan peranannya dalam menjalankan pengarnanan di kawasan Mall Taman Anggtek.
Metode penelitian yang digunakan adalah metodc etnografi dengan tehnik pengumpulan data secara pengamatan, wawancara dengan pedoman dan pengamatan terlibat untuk mclihat proses pengelolaan pcngamanan yang diungkapkan melalui tindakan Satuan Pengamanan yang dikelola dan diatur sorta dikcndalikan oleh Departemen Sekuriti Mall Taman Anggrek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pengamanan yang dilakukan Satuan Pengamanan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang diatur Departemen Sekuriti dengan melibatkan seluruh pimpinan, karyawan, penyewa properti, pihak Kepolisian dan masyarakat lingkungan sekitar Mall Taman Anggrek. Hal ini dapat terwujud karena sccara struktural dalam pengorganisasian manajemen PT. Mulia Land Tbk, bahwa pengelolaan Mall Taman Anggrck diwadahi oleh Departemen Sekuriti yang kedudukannya sederajat dengan Departemen lainnya. Sehingga dalam mengelola pengamanan Mall Taman Anggrek Depanemen Sekuriti yang didukung oleh 252 orang untuk mengamankan kawasan perbelanjaan seluas 8 Ha dengan pengunjung perhari 4.000 orang untuk melakukan aktititas berbclanja dapat dilakukan secara teorganisir dalam menciptakan rasa aman, tertib dan nyaman."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T5221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leeuwen, Lizzy Van
Leiden: KITLV Press, 2011
305.8 LEE l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Budiyanto
"Pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia tidak sebanding dengan pasokan listrik dari pembangkit listrik yang sudah dibangun. Selain masalah pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia, pemanasan global telah menjadi topik yang penting. Salah satu penyebab pemanasan global adalah ketergantungan konsumsi energi listrik yang boros dan tidak efisien.
Dan sebagian besar energi pada bangunan di Indonesia digunakan oleh sistem Pemanas, Ventilasi, dan AC (HVAC) terlepas dari tipe bangunannya. HVAC berkontribusi sekitar 47% hingga 65% dari total konsumsi energi listrik bangunan. Oleh karena itu, dengan mengurangi konsumsi energi listrik untuk HVAC akan mengurangi konsumsi energi bangunan keseluruhan secara signifikan.
Implementasi Smart Green Building sebagai bagian dari upaya penghematan energi difokuskan pada sistem HVAC yang merupakan hasil dari implementasi aspek green building yang akan dibandingkan dengan situasi sebelum pelaksanaannya dilakukan.
Dalam penelitian ini, dengan mengambil kasus di Pondok Indah Mall 2 (PIM 2) berdasarkan hasil pengamatan data penggunaan listrik HVACnya menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi listrik per bulan termasuk ke dalam kriteria tidak efisien. Sistem HVAC yang dioperasikan belum menggunakan konsep penghematan energi. Sehingga perlu dilakukan review penggunaan sistem HVAC-nya.
Hasil analisis implementasi sistem HVAC dengan konsep penghematan energi menunjukkan penghematan penggunaan energi listrik yang lebih efisien. Dengan mempertimbangkan biaya investasi, sehingga penggunaan sistem HVAC dengan konsep sistem penghematan energi dapat menghemat listrik sebesar 185.788 KwH per bulan atau penghematan biaya energi listrik per bulan mencapai Rp 249.509.121,- per bulan.

The growth of energy consumption in Indonesia is not comparable with the supply of electricity from the plant. Besides the issues of energy consumption growth in Indonesia, global warming has became an important topic. One of the causes of global warming is the reliance in electricity consumption which is wasteful and inefficient.
And most of the energy in buildings in Indonesia is used by the system Heating, Ventilation, and Air Conditioning (HVAC) regardless of the type of building. HVAC contribute about 47% to 65% of the total energy consumption of the building. Therefore, by reducing energy consumption for HVAC will reduce overall building energy consumption significantly.
Implementation of Green Building as a part of energy saving effort is focused on HVAC systems which is the results of the implementation of green building aspects will be compared with the situation before the implementation is done.
In this paper, by taking the case in Pondok Indah Mall 2 (PIM 2) based on the observation of electricity HVAC usage data, it shows that the average of energy consumption for this bulding per month put it into the not efficient criteria. However, the HVAC systems has been operated for a years. So that, it is so necessary to review the use of HVAC systems.
The results of the analysis of the implementation of the HVAC system with energy saving concept showed savings of electrical energy use more efficient. By considering the cost of the investment, so the HVAC systems depends on the systems that do not fulfill the standard. Using energy saving system can save 185.788 KwH per month with energy cost savings Rp 249.509.121,- per month.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>