Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmadita Gayuh Dirgantoro
"Di tahun 2008 ini, (1) tingginya harga minyak mentah dunia, (2) melemahnya ekonomi AS, dan (3) pengaruh krisis subprime mortgage menjadi ujian berat bagi pasar saham Indonesia. Kondisi ini menyebabkan bursa saham menjadi sangat fluktuatif. Lembaga keuangan, seperti perbankan, perusahaan investasi, perusahaan asuransi dan Dana Pensiun di Indonesia pun terkena dampak dari globalisasi pasar keuangan.
Dana Pensiun sebagai pengelola dana yang besar harus prudent atau menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola portofolio investasinya. Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI) merupakan Dana Pensiun terbesar keempat di Indonesia dengan dana kelolaan mencapai lebih dari empat triliun rupiah; sehingga sangat diperlukan pemahaman mengenai asset liability management (ALM) sekaligus memastikan bahwa investasi yang dilakukan sudah tepat dan efisien dalam rangka implementasi Good Pension Fund Governance (GPFG).
Investasi merupakan kegiatan utama DAPENBI, yang mana hasil investasinya menjadi sumber pendanaan bagi pembayaran manfaat pensiun. Kegiatan investasi memerlukan manajemen portofolio sebagai suatu proses yang berkelanjutan di mana: (1) tujuan (objective), batasan (constraint) dan preferensi untuk setiap investor diidentifikasi; (2) ekspektasi pasar modal atas ekonomi, industri dan sektor berikut sekuritas individualnya dipertimbangkan dan dikuantifikasi; (3) strategi dikembangkan dan diimplementasi; (4) faktor-faktor portofolio dimonitor; (5) portofolio disesuaikan (adjusled) pada tahap alokasi aset (assel allocation), optimalisasi portofolio (portfolio optimization) dan seleksi sekuritas (security selection); serta (6) kinerja portofolio diukur dan dievaluasi untuk memastikan pencapaian tujuan investor.
Penelitian ini menganalisis proses manajemen portofolio investasi saham untuk diterapkan pada DAPENBI. Diawali dengan pembentukan optimal risky portfolio menggunakan dua model penerapan teori portofolio (modern portfolio theory): (1) Markowitz's Full Covariance Model menghasilkan komposisi yang terdiri atas tujuh saham (AALI sebesar 33,74%, UNTR 20,63%, INCO 19,27%, BUMI 18,23%, SMCB 3,02%, ANTM 2,78% dan PTBA 2,33%), dengan Sharpe ratio sebesar 2,2089; lebih tinggi daripada (2) Sharpe's Single-Index Model yang terdiri atas enam saham (AALI 26,21%, BUMI 21,08%, INCO 19,24%, UNTR 15,81%, ANTM 11,70% dan PTBA 5,97%), dengan Sharpe ratio 2,1802.
Di tengah tingginya ketidakpastian (uncertainty), investor, dalam hal ini DAPENBI, tidak lagi dapat mengharapkan (expected) return-nya akan sama dengan average historical return (ex posi return) yang digunakan dalam dua model sebelumnya. Dua mode! tambahan (extension) digunakan untuk tujuan ini; multifactor (two-factor) model dan Black-Litterman (BL) Model. Keduanya memungkinkan investor untuk merevisi return dalam optimal risky portfolio menjadi expected (ex ante) return yang sesungguhnya (true value) karena (1) multifactor model meng-incorporate tinjauan eksternal atas faktor makroekonomi (factor views) berupa excess market dan ‘proyeksi’ kenaikan harga minyak dunia (forecasted' oil inflation), dan (2) BL Mode! meng-incorporate tinjauan pribadi (internal) investor (private views) atas faktor mikroekonomi berupa ‘target/fair' price saham-saham dalam portofolio, yang menghasilkan updated expecled return saham, updated expected return portofolio, dan updated optimal risky portfolio; AALI sebesar 42,27%, ANTM 5,83%, BUMI 8,74%, INCO 9,23%, PTBA 17,35%, SMCB 0,51% dan UNTR 16,06%. Updated expected return portofolio menjadi sebesar 0,4302, standar deviasi portofolio 0,2982, dan Sharpe ratio 1,1744.
Hasilnya, setelah sebelumnya risk aversion DAPENBI (A = 4) ditentukan melalui kuesioner, kemudian digunakan untuk menentukan optimal complete portfolio dengan porsi investasi pada risky asset sebesar 89,39% dan risk-free asset 10,62%.
Updated optimal risky portfolio diukur dan dievaluasi dengan menggunakan lima ukuran kinerja (performance measure) yang secara umum memberikan hasil yang baik; Sharpe ratio (SP sebesar 1,1744), Treynor ratio (TP 0,3432), Jensen alfa (aP 0,2123), R2 (A/TF 0,5299), kecuali Information Ratio (IR 0,2403); mengukur abnormal return per unit unsystemalic risk.
Manajemen ekspektasi dan persepsi pasar dilakukan dengan menggunakan Growth Value Matrix (GVM) yang berhasil memetakan 16 saham dalam sampel penelitian menjadi empat kelompok: excellent value managers (AALI, ASII, INCO, ISAT dan TLKM), expeclation builders (UNTR), tradilionalists (ANTM dan BBCA), dan asset-loaded value managers (BNBR, BUMI, INDF, INKP, KLBF, MEDC, PTBA dan SMCB).
Tahap terakhir adalah dengan melakukan simulasi investasi selama satu semester pertama tahun 2008, yang menunjukkan hasil bahwa pada saat portofolio pasar (IHSG) mengalami unrealized actual loss sebesar -14%, portofolio DAPENBI (dari komposisi saat ini) underperfonn dengan unrealized actual loss -18,20%. Sementara optimal risky portfolio mengalami unrealized actual gain 2,32% (outperform), dan setelah dilakukan penyesuaian (updated optimal risky portfolio) meningkat cukup signifikan menjadi 7,90% (outperform).
Penurunan harga (actual loss) pada hampir seluruh saham-saham LQ45 yang rata-rata mencapai 30%-50% selama periode simulasi (penurunannya diperkirakan masih akan berlanjut) menggambarkan kondisi pasar saham saat ini yang ‘sangat berisiko’ dengan volatilitasnya yang intense, sehingga menuntut investor untuk melakukan seleksi sekuritas (security seleclion) dan alokasi aset (asset allocation) dengan cermat berikut kehandalan manajemen portofolionya. Penelitian ini bermaksud mengakomodasi kebutuhan tersebut dan mencoba secara proaktif memberi solusi praktis atas permasalahan portofolio investasi saham yang DAPENBI (dan investor) hadapi.

This 2008, (1) the high price of crude oil, (2) the weakening ofUS economics, and (3) the effecl of the subprime mortgage crisis became the difficult exam for the Indonesian stock market. This condilion caused the stock exchange to become very fluduating. The financial institutions, like banking, investment firms, insurances and pension funds in Indonesia then were ajfected by what so called the financial market globalization.
Pension funds, as the large fund manager institutions, have t o prudent in managing its investment portfolios. Dana Pensiun Bank Indonesia (DAPENBI) the fourth largest pension fund in Indonesia by the management fund (wealth) up to four trillion rupiah; so it 's demandedfor the understanding about asset liability management (ALM), at the same time t o ensure that the investment that was done already appropriate and efficient in order to implement the Good Pension Fund Governance (GPFG).
Investment was the DAPENBI's core activity, whichever the results became the source of funding for pension payment. The investment activity needed the management of the portfolio as a continuous process where: (1) the objective, the conslraint, and preference for each investor was identified; (2) Capital market expectation on economics, industry and sedor along wilh the individual securities was considered and quantified; (3) the strategy was developed and implemented; (4) portfolio factors were monitored; (5) the portfolio was adjusted by repeating the asset allocation, the portfolio optimization and the security selection steps; and (6) the portfolio performance was measured and evaluated t o ensure the achievement of the investor ’s objectives.
This research analyzed the portfolio management process of stock investment to be applied to DAPENBI. Started with the optimal risky portfolio construction using two models of the modern portfolio theory: (1) the Markowitz's Full Covariance Model produced the composition of seven stocks (AALI of 33.74%, UNTR 20.63%, INCO 19.27%, BUMI 18.23%, SMCB 3.02%, ANTM 2.78% and PTBA 2.33%), with the Sharpe ratio of 2.2089; higher than (2) the Sharpe 's Single-Index Model of six shares (AALI 26.21%, BUMI 21.08%, INCO 19.24%, UNTR 15.81%, ANTM 11.70% and PTBA 5.97%), with the Sharpe ratio 2.1802.
Under the high uncertainty, the investor, in this case DAPENBI, no longer could expected its retur n will be the same as average historical retur n (ex pos t r e tur n) that was used in two models beforehand. Two additional (extension) models were used for this purpose; the multifactor (two-faclor) model and the Black-Littennan (BL) Model. Both of them enabled the investor to revise return in optimal risky portfolio to true value expected (ex ante) return because (1) the multifactor model incorporated the external views on the macroeconomics factor (factor views) take the form of excess market and forecasted' oil inflation, and (2) the BL Model incorporated the investor internal views (private views) on the microeconomics factor take the form of 'target/fam’ stock price in the portfolio, that produced the updated individual stock expected return, the updated portfolio expected return, and the updated optimal risky portfolio; AALI #42.27%, ANTM 5.83%, BUMI 8.74%, INCO 9.23%, PTBA 17.35%, SMCB 0.51% and UNTR 16.06%. The updatedportfolio expected return then to be #0,4302, the portfolio Standard deviation 0.2982, and the Sharpe ratio 1.1744.
The results above, after DAPENBI’s risk aversion (,4 = 4) was assessed through the questionnaire, afterwards was used to determine optimal complete portfolio with the portion ofinvestment in risky assets of89.39% andrisk-free assets 10.62%.
Updated optimal risky portfolio was measured and evaluated using five performance measures that generally gave good results; the Sharpe ratio (SP of 1.1744), the Treynor ratio (Tp 0.3432), Jensen alfa (aP 0.2123), R2 (V^0.5299), except Information Ratio (IR 0.2403); measured abnormal return per the unit of unsystematic risk.
The expectation and market perception management was performed using Growth Value Matrix (GVM), that mapped 16 stocks in the satnple to four groups: excellent value managers (AALI, ASII, INCO, ISAT and TLKM), expeclation builders (UNTR), traditionalists (ANTM and BBCA), and assels-loaded value managers (BNBR, BUMI, INDF, INKP, KLBF, MEDC, PTBA and SMCB).
The final step was by performing the inveslment simulation for first semester in 2008, that showed that at the time of the market portfolio (IHSG) experienced unrealized actual loss of -14%, the DAP Ebi BI’s portfolio (from the current composition) underperformed with unrealized actual loss -18.20%. Meanwhile, optimal risky portfolio experienced unrealized actual gain 2.32% (outperformed), and after the adjustment (updaled optimal risky portfolio), was increased significantly t o become 7.90% (outperformed).
The decline in the price (actual loss) in almost all of the LQ45 stocks that in average reached 30%-50% during the simulation period (the decline estimated still was continuing) depicted that the condition for the stock market at this time was ‘very risky’ with its intense volatility, demanding the investors to perform the security selection and the assets allocation precisely, along with their portfolio management reliability. This research was aimed to accommodate such requirement and tried proactively to give the practical solution on the problem of the stock investment portfolio that DAPENBI (and the investor) faced.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Sumaryunus H.
"Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang. Pemberian pensiun kepada karyawan akan memberikan motivasi untuk lebih giat bekerja.
Sebagai badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun, Dana Pensiun Bank Indonesia agar mendapatkan pembinaan dan pengawasan secara tepat. Dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan Program Pensiun, investasi kekayaan Dana Pensiun Bank Indonesia harus dikelola secara sehat untuk mencapai hasil yang optimum. Tujuan investasi adalah untuk memaksimumkan hasil pengembangan kekayaan Dana Pensiun dengan memperhatikan aspek keamanan, tingkat likuiditas, serta tingkat risiko dari setiap jenis investasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana kondisi portofolio investasi Dana Pensiun Bank Indonesia.
Penelitian ini bersifat deskriptif - analitis kuantitatif yaitu mendapatkan gambaran yang sistematis berdasarkan data yang ada dengan melakukan penelitian portofolio investasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teori manajemen portofolio yaitu Mean's Variance Model oleh Markowitz.
Dalam rancangan portofolio investasi, mencerminkan suatu keadaan dimana Dana Pensiun Bank Indonesia yang memiliki realisasi portofolio investasi dengan tingkat keuntungan yang diharapkan bernilai negatif terbesar dari seluruh komposisi portofolio yang ada serta mempunyai nilai standar deviasi bernilai positif terbesar. Hal ini berarti Dana Pensiun Bank Indonesia menanggung risiko terbesar dari komposisi portofolio investasi yang ditanamkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi portofolio investasi Dana Pensiun Bank Indonesia adalah tingkat suku bunga baik deposito berjangka maupun obligasi, pemilihan jenis saham yang memiliki indeks harga saham individu yang relatif meningkat, pemilihan reksadana yang memiliki nilai aktiva bersih yang relatif meningkat, kinerja dari perusahaan tempat penanaman investasi langsung, dan komposisi portofolio investasi yang tepat agar didapat hasil yang optimum.
Sesuai daftar rancangan portofolio investasi dengan koefisiensi varian pada Dana Pensiun Bank Indonesia, dapat disimpulkan bahwa selain realisasi portofolio investasi Dana Pensiun Bank Indonesia belum optimum, berdasarkan nilai kovarian yang terkecil yaitu (2.524,951), maka jenis portofolio VI dengan komposisi investasi tersebut adalah merupakan komposisi portofolio investasi yang optimum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Irene
"ABSTRAK
Dengan diberLakukannya UU mengenai dana pensiun No 11 tahun 1992, dana
pensiun telah memasuki era profesionalisasi dalam pengelolaan kekayaannya.
Hal ini merupakan tantangan bagi dana pensiun untuk selalu meningkatkan
kemampuannya dalarn perencanaan (dalam rangka rnenghadapi situasi yang
senantiasa berubah baik internal dan seringkali eksternal) serta dalam implementasi
dan perencanaan ínvestasi tersebut. Kedua tahap proses manajemen investasi
tersebut perlu diikuti Secara proaktif dan tidak cukup hanya reaktif. Dengan kinerja
positif yang berhasil dicapai, akan memberikan dampak secara makro, yaitu
pemanfaatan dana yang ada untuk kepentingan nasional, mau pun dampak secara
mikro, bagi perusahaan pemberi kerja dan tentunya peserta pensiun itu sendiri.
Sebagaimana yang ditemui, esbagian dari dana pensiun di Indonesia masih
mengalami defisit dalam kecukupan dananya. Diantara penyebabnya adalah karena
pendanaan dari sponsor yang belum terpenuhi. Dalam kondisi defisit ini, bukan
berarti bahwa dana pensiun belum perlu atau tidak dapat memikirkan
pengembangan dan kekayaan yang ada. Dalam kondisi defisitpun, pengembangan
kekayaan dapat dilakukan karena,. seperti halnya pada kondisi pendanaan yang
surplus, tetap tersedia penumpukan dana untuk sementara waktu. Begitu pula
sebaliknya dalam kwalitas pendanaan yang surplus, bukan merupakan jaminan
bahwa Dana Pensiun yang bersangkutan akan selalu berhasil dalam
pengembangan kekayaannya. Balk bagi dana pensiun yang pendanaanya rnasih
dalam kondisi defisit ataupun bagi yang pendanaannya telah dalam kondisi surplus,
perlu memperhatikan kegíatan dan pengembangan kekayaannya yaitu dengan
peningkatan kemampuan dalam perencanaan maupun implementasi dari
perencanaan investasí.
Pada saut ¡ni, pola penempatan investasi masíh di tentukan secara
konvensional dimana para investor dana pensiun cenderung untuk memilih
investasi yang aman-aman saja yang sifatnya jangka pendek yaitu seperti deposito.
Meskipun struktur demografi peserta dana pensiun masih memungkinlcan untuk
bergerak Iebih ?agresif, sementara diiain pihak teknologi yang semakin maju juga
membuka peluang yang lebih besar untuk investasi pada jenis asset lainnya, namun
umumnya dana pensiun masih ragu-ragu untuk mendiversifikasikan atau
merelokaslkan dananya dari deposito ke jenis asset lainnya.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam perencanaan dan
implmentasi dana pensiun diperlukan pengukuran-pengakuran kinerja
yang Iebíh akurat yang memungkinkan investor Iebih meyakini keputusan yang
diambil. Kondisi saat ini menunjukkan belum ada satupun dari dana pensiun yang
mengukur kinerjanya dengan mempertimbangkan nisiko.Pada dasarnya terdapat
4 alternatif pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan nisiko ini yaitu excess
return to variability measures, excess return to systematic risk, differential return to
Variability measures, dan diffirentiai return to systematic risk. Bahkan pengukuran
yang disebut dengan diffrrensial return to systematic risk sangat niendukung untuk
dilakukannya evaluasi terhadap atribusi kinerja yang telab berhasil dicapai.
Dari segi kinerja investasi, semua investasi yang dilakukan dana pensiun
memang telah menghasilkan kinerja positif yang lebih baik dibandingkan dengan
suku bunga bebas risiko. Namun bila ditelusuri dengan metode pengukuran kinerja
relatif terhadap risiko, masih banyak dana pensiun yang memiliki investasi besar
justru belum menghasilkan kinerja yang sepadan dengan besamya risiko yang
diemban. Lembaga dana pensiun yang memiliki investasi lebih kecil menghasilkan
kinerja relatif, balk differential return systematic risk maupun differential return to
variability measures yang lebih balk daripada lembaga dana pensiun yang ?bermodal
besar?.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazwar U. Nawawi
"Untuk mengetahui apakah suatu portofolio investasi sudah efisien atau belum, maka dilakukan analisis, salah satunya dengan teori portfolio optimal Markowitz. Teori portfolio optimal Markowitz ini adalah suatu teori portofolio modern yang digunakan untuk menganalisis pembentukan suatu kombinasi proporsi dari beberapa instrumen investasi sehingga dapat menbentuk titik-titik kombinasi portfolio yang efisien pada garis efficient frontier.
Dari hasil perhitungan aplikasi teori portfolio optimal Markowitz yang dibantu dengan program solver pada software excel, dengan menggunakan data selama periode Agusutus 2002 sampai dengan Maret 2005, maka dihasilkan ada 26 kombinasi proporsi dari pembiayaan murabaha, mudharabah, musyarakah dan Sarah yang diberikan oleh UUS BRI berada pada titik-titik garis efficient frontier.
Dari 26 kombinasi portofolio tersebut akan dipilih satu kombinasi portofolio yang paling optimal dengan menggunakan perhitungan reward to variability ratio. Dari basil perhitungan, kombinasi portofolio yang optimal tersebut terdiri dari 58,27% pembiayaan murabaha, 30,23% pembiayaan mudharabah, 11,50% pembiayaan Sarah dan 0% pembiayan musyarakah dengan return sebesar 14,50% dan deviasi standar 4,83%.

To know whether or not any investment portfolio had been established efficiently, we could conduct a portfolio analysis, one of which use the theory of modem portfolio by Markowitz.
The theory of optimal portfolio by Markowitz is a modern portfolio theory used for analyzing the construction of proportional combinations from some investment instruments to form efficient portfolio points at efficient frontier lines.
Based on the application of Markowitz's optimal portfolio theory calculation and assisted by solver program of excel program using data from August 2002 through March 2005, it had been resulted 26 proportional combination from murabaha, mudharabah, musyarakah and Sarah given by UUS BRI at efficient frontier lines.
From all 26 portfolio combinations, it will be elected one portfolio, which is the most optimal portfolio combination using reward to variability ratio calculation. This optimal portfolio combination consists of 58.27% for murabaha, 30.23% for mudharabah, 11.50% for ijarah and 0% for musyarakah, with both return and standard deviation is 14.50% and 4.83% respectively.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairi Pitono
"Kegiatan investasi perusahaan asuransi diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK.06/2003. Disamping mengatur jenis investasi yang diperkenankan untuk dimiliki oleh perusahaan, peraturan ini jugs menetapkan capital charge untuk setiap jenis investasi. Untuk investasi pada reksadana dikenakan fak-tor sebesar 0% untuk reksadana yang sepenuhnya surat hutang pemerintah, 2% untuk reksadana yang sepenuhnya berupa surat utang swasta dan atau surat berharga pasar uang , 10% untuk reksadana yang sepenuhnya berupa surat berharga ekuitas. Kemudian untuk reksadana campuran dikenakan faktor risiko sebesar rata-rata tertimbang dari risiko aset yang membentuknya atau maksirnum 10%.
Berdasarkan Laporan Keuangan per tanggal 31 Desember 2004, PT. Asuransi Astra Buana rrtempunyai eksposure investasi pada reksadana sebesar Rp 325 milyar, atas eksposure ini PT Asuransi Astra Buana dikenakan capital charge sebesar Rp 4,98 milyar atau 1,53% dari total investasi yang dialokasikan pada reksadana.
Hasil perhitungan Value at Risk (VaR) terhadap portfolio reksadana tersebut didapat VaRponroiio(95%o, 360hari) = Rp 2,42 milyar atau sebesar 0,79% dari total nilai investasi pada reksadana. Hal ini menujukkan capital charge yang ditetapkan pemerintah lebih besar dari perhitungan risiko dengan menggunakan VaR, sehingga dapat meng-cover kerugian apabila terjadi kegagalan pengelolan kekayaan khususnya pengelolaan investasi pada reksadana untuk tahun 2004.
Simulasi terhadap portfolio reksadana yang dimiliki PT Asuransi Astra Buana menunjukkan portfolio yang ada bukan portfolio optimal, portfolio optimal dapat dibentuk ini terdiri dari 3 unit reksadana yakni Reksadana Mandiri Dana Pendapatan Tetap sebesar 10.50%, Reksadana Nikko Bond Nusantara sebesar 24.50% dan Reksadana RIDO DUA sebesar 65.00%. Hasil simulasi ini menunjukkan return portfolio simulasi lebih tinggi sebesar 15% dari return portfolio awal pada tingkat risiko portfolio yang mina dengan tingkat risiko portfolio awal. Analisa skenario jika portfolio awal diterapkan pada tahun 2005 juga menunjukkan portfolio hasil simulasi menghasilkan return yang lebih baik dihanding portfolio awal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Ferdiansyah
"ABSTRAK
Dana Pensiun merupakan sebuah bentuk lembaga keuangan yang memainkan peranan penting dalam masyarakat. Peranan yang diberikan Dana Pensiun menyangkut pengelolaan dana untuk masa depan pekerjalkaryawan juga sebagai instrumen yang melakukan pemupukan dana untuk pembangunan dana jangka panjang. Sebagai instrumen pengelolaan dana peserta, Dana Pensiun memberikan suatu jaminan ketenangan bagi para pekerja, baik pada saat yang bersangkutan masih menjadi karyawan aktif maupun pada saat pensiun. Sehingga tanpa disadari karyawan tidak akan merasa kehilangan penghasilan betapapun ia tidak bekerja. Oleh karena itu peranan Dana Pensiun berdimensi ganc!a. Dana pensiun bisa membuat karyawan tenang dan karena memiliki ketenangan bekerja, mereka bisa bisa produktif, loyal terhadap perusahaan sehingga pada gilirannya tercipta pola produktivitas nasional sccara keseluruhan .
Oleh karena itu Dana pensmn harus bisa mengarnankan kekayaan yang dikelolanya serta mengupayakan agar dana tersebut mencapai hasil yang optimal tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian.
Penelitian ini dibuat untuk mengevaluasi apakah portfolio investasi pada Dana Pensiun Bank BNI sudah optimal. Apakah ada portfolio investasi yang lebih baik yang memberikan tingkat hasil yang lebih besar dan risiko yang lebih kecil.
Dalam penelitian ini dilakukan penilaian pada investasi pada Deposito, Saham di bursa, Obligasi, Reksadana, Penempatan langsung, Surat Pengakuan Hutang serta Tanah dan Bangunan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
.. Menganalisis tingkat keuntungan dari masing-masing investasi
.. Menghitung risiko atau penyimpangan yang terjadi dari hasil yang diharapkan
.. Menganalisis tingkat hasil dan risiko dari portfolio Dana Pensiun Bank BNI
.. Mengukur kinerja Investasi Portfolio dengan menggunakan Sharpe index, Treynor Index serta Jensen Index (alpha)
.. Membuat suatu rancangan proporsi masing-masing jenis investasi dengan merubahubah proporsinya.
.. Menganalisis portfolio dari hasil rancangan proporsi investasi untuk mendapatkan altematif portfolio yang optimal dengan kriteria Coefficient of Variation yang terkecil.
Kesimpulan, dari investasi portfolio Dana Pensiun Bank BNI didapat tingkat realisasi return rata-rata sebesar 16.27% pertahun dengan risiko rata-rata sebesar 4.35% per tahun dan Coefficient of Variation sebesar 0.2673. Dengan menggunakan Sharpe Index, dan Treynor Index, kinerja Investasi Portfolio Dana Pensiun BNI (1 6. 27%) belum dapat dikatakan baik dan optimal, karena lebih rendah dari rata-rata tingkat suku bunga SBI (1 bin =16.97%, 3 bin= 17.43%), karena hasil indeknya menjadi minus. Namun bila diukur dengan Jensen Index (alpha), hasilnya dapat dikatakan baik karena rata-rata market return yang rendah.
Sedangkan dari rancangan portfolio investasi Dana Pensiun Bank BNI yang dianggap optimal adalah rancangan investasi portfolio dengan proporsi yang terdiri dari Deposito 45.00%, Saham di bursa 0%, Obligasi 16.00%, Reksadana 4%, Penempatan Langsung 14.00%, Surat Pengakuan Hutang 6%, serta Tanah dan Bangunan 15.00%, karena Coeficient of Variationnya paling kecil yaitu 0.1319 dan return 0.1982.
Rancangan investasi portfolio diatas tersebut merupakan portfolio yang optimal bila dibandingkan dengan investasi portfolio pada Dana Pensiun BNI, karena satu unit return mengandung risiko sebesar 0.1319. Hal ini jelas lebih baik dibandingkan dengan hasil aktual dari portfolio investasi Dana Pensiun BNI
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Yudha Himawan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Elmi Imiarti
"Skripsi ini membahas penilaian kinerja dan optimalisasi portofolio investasi yang dimiliki oleh Dana Pensiun Perkebunan periode 2016-2019. Kinerja dihitung dari tingkat pengembalian berdasarkan pendapatan investasi yang dicatat pada laporan laba rugi, tidak termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi dari investasi yang dicatat menggunakan metode Available-For-Sale (AFS) dan Held-to-Maturity (HTM). Selanjutnya, evaluasi kinerja dilakukan dengan menggunakan Sharpe Ratio dan Jensen’s Measure serta model efficient frontier Markowitz untuk optimalisasi portofolio. Hasil penelitian menunjukkan portofolio Dana Pensiun Perkebunan dari 2016-2019 belum optimal walaupun telah mencapai target investasi yang dianggarkan. Oleh karena itu, Dana Pensiun Perkebunan dapat mempertimbangkan alternatif portofolio efficient frontier untuk mencapai hasil investasi yang optimal pada periode selanjutnya
This thesis discusses the performance assessment and optimization of the investment portfolio owned by the Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) for the period 2016- 2019. Performance is measured based on investment revenue as reported on Income Statement, excluding unrealized gains/losses from investments recorded using Available-For-Sale (AFS) and Held-to-Maturity (HTM) methods. Performance evaluation is carried out using Sharpe Ratio and Jensen's Measure and Markowitz's efficient frontier model for portfolio optimization. The results showed that Dana Pensiun Perkebunan’s portfolio from 2016-2019 was not optimal enough even though it had reached the budgeted investment target. Therefore, Dana Pensiun Perkebunan can consider the efficient frontier portfolio alternatives to achieve optimal investment returns in the next period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lizza Ming Intani
"Penelitian ini mencoba menguji Analisis Pengaruh Kualitas Pendanaan Terhadap Kinerja Investasi Dana Pensiun Bank XYZ. Penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian korelasional yang menganalisis hubungan sebab akibat antara kualitas pendanaan dan kinerja investasi. Variabel bebas dalam skripsi ini adalah kualitas pendanaan yang diukur dari RKD (Rasio Kecukupan Dana) Dana Pensiun Bank XYZ dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Variabel tidak bebas dalam skripsi ini adalah kinerja investasi yang diukur dari ROI (Return On Investment) dan ROA (Return On Asset) Dana Pensiun Bank XYZ dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Rasio Kecukupan Dana (RKD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Investment (ROI) dan Rasio Kecukupan Dana (RKD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

This study attempted to examine Analysis of Effect on Performance Quality Funding Pension Fund Investment Bank XYZ. The author in this study uses the correlational studies that analyze the causal relationship between the quality and performance of investment funds. The independent variable in this paper is that the measured quality of RKD funding (Fund Adequacy Ratio) XYZ Bank Pension Fund from 2011 to 2013. Dependent variable in this paper is that investment performance is measured from the ROI (Return On Investment) and ROA (Return on Assets) XYZ Bank Pension Fund from 2011 to 2013. Fund Adequacy Ratio (RKD) positive and significant impact on Return On Investment (ROI) and the Fund Adequacy Ratio (RKD) positive and significant impact on Return on Assets (ROA)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Ardianto
"Memperhatikan peran dan manfaat dana pensiun yang cukup strategis bagi negara serta mempertimbangkan pentingnya jaminan kesejahteraan bagi pekerja dihari tua, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dengan perkembangan Dana Pensiun menjadi badan hukum yang terpisah dari badan hukum pendiri, diharapkan dapat menjamin pengembangan dana yang menjadi hak peserta Dana Pensiun. Di sisi lainnya, diharapkan pengelolaan Dana Pensiun dapat menjadi lebih baik, terencana dan profesional sehingga hasilnya akan mcmberikan banyak manfaat baik kepada individu peserta, perusahaan dan juga negara.
Melalui penulisan tesis ini, penulis mencoba menggali dan menelaah perkembangan investasi Dana Pensiun Indonesia periode tahun 1996-2001, melalui rumusan masalah yang diajukan, yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh deposito dan saham secara signifikan terhadap hasil investasi pada DPPK PPMP?
2. Apakah terdapat pengaruh hasil investasi DPPK PPMK terhadap Rasio Kecukupan Dana (RKD)?
3. Apakah terdapat pengaruh hasil investasi DPPK dan DPLK terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)?
4. Apakah terdapat perbedaan pengelolaan investasi DPPK PPMP sebelum dan sesudah krisis moneter?
Penelitian dilakukan melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 146 dari 267 populasi Dana Pensiun PPMP yang ada di Indonesia berdasarkan laporan dari Direktorat Dana Pensiun - Departemen Keuangan. 146 Dana Pensiun tersebut mcrupakan Dana Pensiun yang tetap ada sejak tahun 1996 sampai 2001 dan mempunyai laporan yang lengkap baik laporan keuangan maupun laporan investasinya.
Data diolah dengan analisis korelasi, regresi liner sederhana dan berganda serta uji komparatif yang diproses melalui program uji statistik 1 software pengolahan data SPSS versi 11.5.
Berdasarkan analisis data tersebut di peroleh:
a. Hasil perhitungan regresi dan korelasi antara jenis investasi dengan hasil investasi diperoleh bahwa dalam model pengelolaan investasi di Indonesia khususnya untuk Dana Pensiun PPMK pada jenis investasi Deposito, Saham dan Tanah-Bangunan mempunyai hubungan yang signifikan dengan Hasil Investasi. Persamaan regresi linear:
Hasil Investasi = 0,193 Deposito + 0,198 Saham + 0,106 Tanah & Bangunan. Jenis investasi lainya mempunyai hubungan yang secara statistik tidak signifikan dalam memberikan kontribusi kepada hasil investasi (kinerja keuangan). Walaupun dari rata-rata alokasi investasi dari tahun 1996-2001 investasi saham menempati urutan ke lima secara besarnya jumlah investasi, akan tetapi secara data empiris didapat bahwa investasi saham memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding dengan jenis investasi lainnya.
b. Rasio kecukupan dana (RKD) yang merupakan alat ukur kesehatan dari dana pensiun tidak dapat diberikan kontribusi yang baik dari Total Investasi. Hal ini didapat dari uji statistik yang menyatakan bahwa Total Investasi DPPK PPMP tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RKD. Data rill juga menunjukkan masih cukup banyak dana pensiun Indonesia mempunyai RKD dibawah 100%.
Total investasi ini perlu untuk ditingkatkan kinerjanya sehingga mendapatkan hasil investasi yang mcmadai untuk menopang RKD.
c. Total Investasi Dana Pensiun baik dari DPPK dan DPLK mempunyai hubungan yang signifikan atau memberikan kontibusi yang berarti bagi Produk domestik bruto Indonesia. Hal ini berarti kehadiran Dana Pensiun memberi penambahan pada peningkatan PDB dan mempunyai peran yang berarti bagi negara serta berperan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
d. Pengelolaan investasi DPPK PPMP pada saat sebelum krisis moneter dibandingkan dengan saat sesudahnya, berdasarkan uji statisik analisis perbadingan rata-rata paired samples T-Tess didapat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada model atau alokasi investasinya. Dari uji ini diketahui bahwa pola investasi dana pensiun di Indonesia dapat dikatakan mempunyai bentuk yang seragam.
Saran atau usulan penulis:
a. Berdasar kesimpulan pada point a. di atas dan dengan kondisi dimana kondisi suku bunga yang terus menurun, maka perlu untuk ditidaklanjuti pola investasi kepada penempatan saham dengan tentunya mencermati dan mendalami seluk beluk berinvestasi saham di pasar modal Agar dapat diperoleh basil investasi melalui capital gain atau deviden sesuai harapan.
b. Karena hasil dari Total Investasi tidak signifikan terhadap RKD yang berarti terdapat variabel lain yang mcmpengaruhi, maka perlu bagi Dana Pensiun memperbaiki faktor manajemen termasuk perhitungan aktuarisnya yang akan berpengaruh pada RKD.
c. Untuk lebih meningkatkan peran Dana Pensiun dan agar kinerjanya dapat lebih ditingkatkan, Pemerintah diharapkan dapat memberikan pembinaan dan bantuan agar kendala-kendala yang dihadapi pengelola Dana Pensiun dapat diatasi.

Pay attention the strategic role and the benefit of Pension Fund for the nation, as well as considering the importance of prosperity guarantee for the employee in the retirement time, Indonesian Government issued the Undang-Undang (Regulation) No. I I 1992 regarding the Pension Fund. By the progress of Pension Fund to become a Legal Entity that separate from the Founding Legal Entity (Company), expected that it can assure the fund improvement that belongs to the right of Pension Fund member. On the other side, it was expected that the management of Pension Fund can be better, well planning and more professional, so the result of Pension Fund will give much benefit to the personal that joint the program, company and also the nation.
By this thesis, the writer tries to excavate and research the progress of Indonesian Pension Fund investment period of year 1996-2001, by the formulation of the propose cases, as follows:
1. Is there any significant effect of deposit and shares to the investment result on the DPPK PPMP?
2. Is there any effect of DPPK PPMK investment result to the Fund Fulfillment Ratio (Rasio Kecukupan Dana 1 RKD)?
3. Is there any effect of DPPK and DPLK investment result to the Product Domestic Bruto (PDB)?
4. Is there any difference in the DPPK PPMP investment management before and after the monetary crisis?
The research was done by collecting data that taken with the amount 146 samples of 267 PPMP Pension Fund population that exist in Indonesia, base on the report of Direktorat Dana Pensiun (Pension Fund Devision) - Departemen Keuangan (Finance Department). The 146 Pension Fund is the Pension Fund Entity that still exist since the year 1996 up to 2001, and having the complete report both financial and investment report.
Data was evaluated by analysis of correlations, simple and multiple regressions, and also the comparative test that processed by the statistic test program 1 software of data management SPSS version 11.5.
Base on the analysis of data revealed that:
a. Correlation and regression calculation result between the investment type and the investment result is revealed that in Indonesian investment management model especially for PPMK Pension Fund, the investment in the Deposit, Share and Land-Buildings have the significant correlation with the Investment Result. The linear regression equation is:
Investment Result = 0,193 Deposit + 0,198 Shares + 0,106 Land & Building. The other investment type by statistic has no significant correlation in giving contribution to the investment result (financial performance). Even though, by the average of investment allocation since year 1996-2001, the investment of shares is in the fifth position by the amount of investment, but by the empirical data was obtained that the investment type of shares give more contribution than the other investment type.
b. Fund Fulfillment Ratio (Rasio Kecukupan Dana 1 RKD) that is the tools to measure the health of Pension Fund could not give or supported by good contribution of Total Investment. This condition was obtained from the statistic test that mention the Total Investment of DPPK PPMP have no significant effect to Fund Fulfillment
Ratio. The real Data is showed that there are many Pension Fund in Indonesia that have the Fund Fulfillment Ratio bellow 100%. This Total Investment needs to be improved for its performance so it can get the appropriate investment result to support the Fund Fulfillment Ratio.
c. Total Investment of DPPK and DPLK Pension Fund have the significant correlation or give the significant contribution to Indonesian Product Domestic Bruto (PDB). This mean that the existence of Pension Fund give the effect of PDB and Pension Fund have significant role for the nation and for the improvement of people prosperity.
d. DPPK PPMP investment management before compare to after the monetary crisis, base on statistic test average comparation analysis paired samples T-Test obtained that there is no significant differences of the investment allocation or model. By this test also obtained that the Indonesian investment pattern can be said that they have the same type of form.
Writer's suggestion:
a. Base on the conclusion at the above point a. and with the condition where the bank rate continuously decrease, therefore it is to be consider to make the investment pattern on the shares and of course by paying attention and getting to know well the way of investment in the stocks exchange in order to obtain the capital gain or dividend of stocks as considerable expectation.
b. Because the result of Total Investment is not significant to RKD, that means there are the other variable which influenced therefore the Pension Fund need to improve the factor or management including the actuary calculation which will give effect to RKD.
c. To improve more the Pension Fund role and to increase the performance, Government is expect to coach and helps to solve the barrier that faces by the Pension Fund management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>