Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subhechanis Saptanto
"Indonesia memiliki potensi kelautan yang besar dimana diperkirakan perairan Indonesia mampu memproduksi 6,4 juta ton ikan tiap tahunnya dengan pertumbuhan produksi rata-rata sebesar 5,79 % per tahun. Dengan potensi sumberdaya perikanan tersebut diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir komoditas perikanan yang cukup diperhitungkan di mancanegara. Penelitian ini menggunakan pendekatan Gravity Model yang diaplikasikan dalam subsektor perikanan dengan tujuan untuk mengetahui potensi ekspor perikanan Indonesia di 28 negara tujuan ekspor dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor perikanan. Variabel-variabel yang digunakan antara lain nilai ekspor riil, GDP nominal, jumlah penduduk, jarak relatif, nilai tukar riil efektif dan interaksi antara tarif dengan dummy integrasi ekonomi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan menggunakan fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum seluruh variabel berpengaruh secara signifikan kecuali untuk variabel nilai tukar riil efektif Indonesia. Tanda variabel yang berlawanan dengan hipotesis adalah variabel jumlah penduduk mitra dagang yang seharusnya bernilai positif dan interaksi antara tarif dan APEC yang seharusnya bernilai negatif. Peningkatan jumlah penduduk mitra dagang menyebabkan penurunan nilai ekspor. Sedangkan variabel interaksi tarif dan APEC bemilai positif karena tujuan ekspor perikanan Indonesia lebih banyak ke Amerika Serikat dan Jepang yang memang merupakan anggota dari APEC. Berdasarkan hasil estimasi model dengan menggunakan fixed effect diperoleh informasi bahwa terdapat lima negara yang umumnya menjadi tujuan ekspor komoditas perikanan Indonesia, antara lain : Amerika Serikat, China, Mesir, Inggris dan Jepang.

Indonesia has a big potency in fisheries sub sector because Indonesian sea is predicted to be able to produce 6,4 million tonnage fish/year with growth rate 5,79 %/year. With this potency, Indonesia may become high exporter country in the world. This study is using Gravity Model approach is implemented in fisheries sub sector and aimed to analyze the potency from 28 importer countries and factors that related with fisheries commodities export value. Variables in this study are export value, nominal GDP, population, real effective exchange rate, relative distance and interaction between tariff and dummy of economic integration. Analysis of method is using panel data analysis with fixed effect. The result shows that in general, all variables influence significantly; except real effective exchange rate of Indonesia. Variable sign of trade partner population and interaction between tariff and APEC dummy do not conform with hypothesis. An increase in trade partner population will decrease export of value. An interaction between tariff and APEC dummy will increase export of value because both of United States of America and lapan are large importers in fisheries sub sector and member of APEC, as the result Indonesia still exports fisheries commodities eventhough the tariff is increasing. Based on estimation the model, the other result shows there are big five importers of fisheries commodities such as United States of America, China, Egypt, England and Japan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T25875
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Gusti Valendra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan ekspor Indonesia ke tujuh negara anggota D-8 dengan menggunakan data panel dari tahun 2007 hingga tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan gravity model dengan teknik analisis Random Effect. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ekspor Indonesia secara positif dipengaruhi oleh PDB, jumlah penduduk D-8, nilai tukar riil Indonesia dan trade agreement serta secara negatif dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia dan jarak.  Penelitian ini merekomendasikan agar Indonesia memfokuskan ekspornya ke Negara Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki.

This study aims to analyze the determinants of Indonesian exports to seven D-8 member countries using panel data from 2007 to 2017. This study used the gravity model approach with Random Effect analysis techniques. The results show that Indonesian exports to D-8 member countries were positively correlated with GDP, D-8s population, real exchange rate and trade agreement and were negatively correlated with Indonesian population and distance. This research recommends that Indonesia focus its exports to Malaysia, Nigeria, Pakistan and Turkey."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Kamelia Aisya
"Kebijakan pemulihan ekonomi yang terlalu bias kepada sektor finansial perlu diimbangi upaya perbaikan di sektor rid. Dalam situasi krisis ini agribisnis perikanan telah menunjukkan stabilitas pertumbuhan secara signifikan yaitu bisa tumbuh lebih dari 15 persen per tahun, dimana sektor lainnya yang tidak berbasis domestic resources berguguran dan sulit bangkit kembaii_ Perikanan yang sudah selayaknya diberikan peluang untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang barb dan lebih besar, perlu dikaji faktorfaktor yang mempengaruhi peningkatan ekspornya. Sehubungan dengan itu, dalam tesis ini akan dilihat bagaimana pengaruh kebijakan moneter yang telah dilakukan pemerintah melalui transmisi kebijakan moneter untuk meningkatkan ekspor perikanan Indonesia baik sebelum krisis maupun pada periode recovery ekonomi.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis penelitian awal terbukti, yaitu bahwa variabel pendapatan luar negeri, tingkat produksi, dan nilai tukar riil berpengaruh secara positif terhadap ekspor perikanan Indonesia. Sedangkan variabel harga ekspor berpengaruh secara negatif terhadap nilai ekspor perikanan Indonesia.
Hasil-hasil model ekonometrik menunjukkan bahwa nilai tukar riil mempengaruhi ekspor perikanan secara nyata. Pada umumnya dampaknya baru terasa setelah dua periode. Persamaan-persamaan dugaan memberikan indikasi bahwa nilai tukar riil yang lebih tinggi (depresiasi rupiah) akan menaikkan ekspor perikanan.
Dalam studi ini ditemukan hipotesis bahwa perubahan-perubahan suku bunga mempengaruhi nilai tukar rill dart tingkat inflasi melalui transmisi kebijakan moneter yang selanjutnya kemudian akan mempengaruhi ekspor perikanan secara negatif pada periode observasi sebelum krisis ekonomi dan periode recovery ekonomi. Kebanyakan pemilik perusahaan perikanan di Indonesia adalah peminjam, sehingga suku bunga yang lebih rendah akan menurunkan biaya produksi dan selanjutnya akan menaikan keuntungan. Pada saat krisis ekonomi walaupun tingkat suku bunga dan inflasi sangat tinggi, tetapi keuntungan dari adanya depresiasi nilai tukar lebih tinggi dari pada biaya produksi yang dibiayai oleh bunga dan tingkat inflasi yang tinggi.
Suku bunga berpengaruh pada periode observasi recovery. Hal ini disebabkan karena nilai tukar tidak lagi terlalu terdepresiasi, dimana hal tersebut akan mengurangi keuntungan, di sisi lain tingkat suku bunga dan inflasi, walaupun tidak setinggi pada periode krisis ekonomi, tetapi rnasih cukup tinggi sehingga biaya produksi juga masih tinggi. Perusahaan perikanan yang kebanyakan peminjam akan memperhitungkan besamya keuntungan yang diraih akibat depresiasi nilai tukar dengan biaya produksi yang dibiayai dengan bunga dan inflasi yang tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elga Thalia Marshella
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan ekspor dan menganalisis potensi ekspor terhadap tujuh negara anggota D-8 dan tujuh negara major trading partner Indonesia dengan menggunakan pendekatan gravity model tahun 2010 hingga 2020. Penelitian ini menggunakan beberapa faktor yang mempengaruhi ekspor seperti PDB, populasi, jarak, nilai tukar, dan perjanjian dagang. Dengan menggunakan analisis data panel, hasil penelitian menemukan bahwa PDB Indonesia, PDB negara tujuan, populasi indonesia, nilai tukar, dan jarak berpengaruh signifikan pada nilai ekspor Indonesia ke kedua kelompok negara yang diteliti. Sedangkan, populasi importir dan perjanjian dagang hanya berpengaruh pada negara major trading partners Indonesia. Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa Indonesia masih memiliki potensi ekspor dengan negara D-8 yaitu Malaysia, Bangladesh, Nigeria, Iran, dan Turki. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa penerapan kebijakan seperti stabilisasi mata uang Indonesia, peningkatan PDB Indonesia, dan pemerintah memfokuskan perdagangan bilateral pada negara dengan potensi ekspor yang belum maksimal sangat penting untuk dilakukan.

This study aims to identify the determinants of exports and analyse the export potential of seven D-8 member countries and seven of Indonesia's major trading partners using the gravity model approach from 2010 to 2020. This study uses several factors that influence exports such as GDP, population, distance, exchange rates, and trade agreements. By using panel data analysis, the results of the study found that Indonesia's GDP, destination country's GDP, Indonesian population, exchange rate, and distance had a significant effect on the value of Indonesia's exports to the two groups of countries studied. Meanwhile, the importer population and trade agreements only affect Indonesia's major trading partner countries. In addition, the results of the study found that Indonesia still has export potential with the D-8 countries, namely Malaysia, Bangladesh, Nigeria, Iran, and Turkey. The results of the study imply that implementing policies such as stabilizing the Indonesian currency, increasing Indonesia's GDP, and the government focusing on bilateral trade in countries with export potential has not been maximized is very important to do."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Handayani
"Sebagai negara yang memiliki potensi di sektor kelautan yang sangat besar, ternyata kontribusi investasi di sektor perikanan masih di bawah 1% dari investasi nasional. Oleh sebab itu upaya-upaya yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi di sektor perikanan menjadi salah satu prioritas di dalam strategi pembangunan oleh pemerintah saat ini. Penelitian ini dilakukan di salah satu wilayah Indonesia yang memiliki potensi laut cukup besar yaitu Kabupaten Gunungkidul. Secara lebih spesifik penelitian ini memfokuskan pada sektor ikan tuna.Untuk itu beberapa pertanyaan penelitian yang perlu dijawab seperti apakah sub sektor perikanan komoditi Tuna di Kabupaten Gunungkidul merupakan sektor yang memiliki daya saing? Bagaimana kondisi daya saing komoditas tuna di Kabupaten Gunungkidul? Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pengembangan sub sektor perikanan komoditi tuna di Kabupaten GunungKidul? Dan bagaimana hubungan antara komponen penentu daya saing komoditas tuna di Kabupaten Gunungkidul? Menjadi pertanyaan kunci yang dieksplorasi dalam penelitian ini. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif dengan format deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasanya; komoditas ikan tuna di Kabupaten Gunungkidul memiliki keunggulan kompetitif; Kondisi daya saing komoditas ikan tuna di Kabupaten Gunungkidul pada factor kondisi: sumber daya manusia dan infrastruktur masih perlu mendapatkan perhatian lebih besar, faktor-faktor yang menjadi penghambat adalah kemampuan sumberdaya manusia masih rendah, produksi ikan tuna belum mampu memenuhi permintaan, infrastruktur dan fasilitas perlu banyak perbaikan untuk menghasilkan kualitas ikan tuna yang tinggi, Pengolahan ikan terkendala pengadaan bahan baku dan akses pasar dan belum didukung ketersediaan industri pendukung; Selain itu keterkaitan antar komponen utama saling mendukung kecuali kondisi permintaan dengan sumberdaya, dengan industri terkait dan pendukung, dan dengan struktur pasar, persaingan, dan strategi perusahaan.

Indonesia has a big potential for the marine sector, but unfortunately it doesn`t follow with the significant contribution from its. Based on the current data base, only 1 % the contribution from national investment, therefore Indonesian government put more effort to fix and develop the marine sector. This research has conducted in Gunungkidul as one of potential area in marine sector in Indonesia, and the scope of research is Tuna fish. To elaborate all informations in terms of Tuna, several key questions has developed as a guidance to do research for instance whether Tuna sector in Gunungkidul has a competitive advantage? How is the form of the competitive advantage of Tuna? What are factors that can be obstacles for Tuna sector development in Gunungkidul? And how is the relation among each component based on Porter theory? The methodology that has been used for this research was decretive qualitative method. Based on the result findings, the Tuna sector in Gunungkidul district has a competitive advantage; nevertheless there are some issues that need to be improve for the better development in Tuna sector for instance the quality of human resources, infrastructures, post-harvest technology and market. However, the relation among each components are supporting each other except component of demand condition with firm strategy rivalry.;Indonesia has a big potential for the marine sector, but unfortunately it doesn`t follow with the significant contribution from its.
Based on the current data base, only 1 % the contribution from national investment, therefore Indonesian government put more effort to fix and develop the marine sector. This research has conducted in Gunungkidul as one of potential area in marine sector in Indonesia, and the scope of research is Tuna fish. To elaborate all informations in terms of Tuna, several key questions has developed as a guidance to do research for instance whether Tuna sector in Gunungkidul has a competitive advantage? How is the form of the competitive advantage of Tuna? What are factors that can be obstacles for Tuna sector development in Gunungkidul? And how is the relation among each component based on Porter theory? The methodology that has been used for this research was decretive qualitative method. Based on the result findings, the Tuna sector in Gunungkidul district has a competitive advantage; nevertheless there are some issues that need to be improve for the better development in Tuna sector for instance the quality of human resources, infrastructures, post-harvest technology and market. However, the relation among each components are supporting each other except component of demand condition with firm strategy rivalry."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhiyanti Nugraheni
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi impor buah di Indonesia dengan menggunakan gravity model. Salah satu variabel bebas pada model penelitian adalah technological distance yang digunakan untuk mengukur perbedaan technology indicator antara Indonesia dengan negara partner. Penghitungan technology indicator dengan menggunakan ARCO index. Penelitian ini menggunakan data panel dari 8 negara partner tahun 1990 - 2011 dan metode estimasi parameter dari model dengan menggunakan fixed effect.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain faktor umum dalam gravity model yaitu GDP dan populasi Indonesia serta GDP dan populasi negara partner, membanjirnya buah impor di Indonesia disebabkan oleh penurunan tarif impor serta perbedaan teknologi antara Indonesia dengan negara partner. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah untuk mengurangi impor buah, hendaknya pemerintah mengambil kebijakan meningkatkan teknologi budidaya dan pasca panen buah sehingga dapat dihasilkan buah lokal yang berkualitas dan berdaya saing.

ABSTRACT
The study seeks to explain major factors influencing import of fruits in Indonesia using a gravity model. Included as one of explanatory variables in the model is the technological distance, measured as the difference between technology indicators of Indonesia and partner countries. The study used ARCO index to calculate the technology indicators. Using panel data from eight partner countries for the period 1990 – 2011, the study estimates the parameter of the model using fixed effect estimation method.
The study finds that, other than some common factors in a gravity model such as GDP and population of Indonesia and those of exporting countries, import of fruits in Indonesia can be largely explained by reduction in import tariff and the difference of technology between Indonesia and partner countries. These results suggest that in order to decrease import of fruit in Indonesia, the goverment should support on cultivation and post harvest technology of fruits to get better quality of local fruits."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Eryka Happy Kusuma H
"Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia sejak mendahului
Malaysia di tahun 2008. Industri kelapa sawit memiliki kontribusi signifikan terhadap Produk
Domestik Bruto Indonesia. Kebijakan Renewable Energy Directive II to the Delegated Act
2019 yang diberlakukan oleh Uni Eropa mengancam keberlanjutan industri kelapa sawit
Indonesia dengan rencana untuk menghentikan penggunaan kelapa sawit per tahun 2030.
Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia berupaya mencari pasar baru untuk kelapa sawit
dengan menjalin kerja sama dengan berbagai negara, salah satunya Persatuan Emirat Arab
(“PEA”) sebagaimana tertuang dalam IUAE-CEPA. Penelitian ini menganalisis proses
pembentukan IUAE-CEPA tersebut serta potensi peningkatan ekspor minyak sawit Indonesia
dengan diberlakukannya IUAE-CEPA. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan
menggunakan gabungan metode doktrinal dan nondoktrinal. Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa pembentukan IUAE-CEPA dapat mendukung perdagangan antara Indonesia dan PEA
serta membantuk Indonesia mengakses pasar baru, tidak hanya PEA, namun juga ke negara-
negara Timur Tengah lainnya dengan PEA sebagai pintu masuk.

Indonesia is the largest palm oil producer in the world since overtaking Malaysia in 2008. The palm oil industry has a significant contribution to Indonesia's Gross Domestic Product. The 2019 Renewable Energy Directive II to the Delegated Act policy implemented by the European Union threatens the sustainability of the Indonesian palm oil industry with plans to stop using palm oil by 2030. To overcome this, Indonesia is trying to find new markets for palm oil by collaborating with various countries, one of which is the United Arab Emirates (“UAE”) as stated in IUAE-CEPA. This research analyzes the process of establishing the IUAE-CEPA as well as the potential for increasing Indonesian palm oil exports with the implementation of the IUAE-CEPA. This research is normative juridical research using a combination of doctrinal and non-doctrinal methods. In this research, it was found that the formation of IUAE-CEPA could support trade between Indonesia and the UAE and help Indonesia access new markets, not only the UAE, but also other Middle Eastern countries with the PEA as an entry point."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramagarjito B. Irtanto
"Penelitian ini menganalisis karakteristik interaksi antarkota di Indonesia melalui pendekatan pengangkutan udara untuk penumpang dan kargo pada tahun 2008-2011. Dengan menggunakan pendekatan model gravitasi, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara pengangkutan udara antarkota dengan besaran Produk Domestik Regional Bruto, populasi, struktur ekonomi, interaksi antar kota utama dan dan terdapat hubungan terbalik dengan jarak sebagai proksi penghambat interaksi. Adapun pengaruh beberapa kota utama memberikan hasil yang berbeda di masing-masing estimasi. Pemisahan analisis untuk wilayah Indonesia Barat, Indonesia Timur dan antarwilayah Indonesia menemukan bahwa pengangkutan udara untuk masing-masing wilayah memiliki karakteristik tersendiri.

This study analyzes the characteristics of the domestic intercity interaction of Indonesia?s passenger and cargo air transport in 2008-2011. By using the gravity model approach, it is found that there are positive correlations between the intensity of intercity air transportation with Gross Domestic Regional Product, population, economic structure and interaction between the hubs. It is also shown that there is an inverse relationship of distance as a proxy inhibitor for interaction. The influence of several major cities provides different results in each estimation. Segregated analysis were done for interaction in western region, eastern region and between the two regions in Indonesia. The analysis provides clear evidence of unique characteristics for each region.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Julia Irvana
"ASEAN terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah sehingga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ekonominya serta menawarkan potensi besar untuk memperluas dan mendiversifikasi ekspornya, tetapi masih terdapat pertanyaan mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi proses tersebut. Gagasan mengenai diversifikasi suatu negara didasarkan pada argumen bahwa spesialisasi akan menyebabkan ketergantungan dan kerentanan dalam ekspor sebuah negara (Prebisch & Singer, 1950). Melalui analisis mendalam terhadap data panel dinamis dengan menggunakan system GMM (Generalized Method of Moments), penulis menemukan bahwa Penanaman Modal Asing, inflasi, dan PDB (Produk Domestik Bruto) mempunyai hubungan positif signifikan terhadap diversifikasi ekspor, sedangkan hubungan negatif ditemukan dalam keterbukaan perdagangan. Di sisi lain, penelitian ini tidak menemukan adanya signifikansi statistik antara nilai tukar dan diversifikasi ekspor. Secara keseluruhan, robustness yang dikonfirmasi oleh pengujian Hansen dan Arellano-Bond menggarisbawahi keandalan pendekatan system GMM dalam menangkap dinamika diversifikasi ekspor. Data penelitian diperoleh dari empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand yang akan disebutkan dengan nama ASEAN-4 untuk penyederhanaan.

ASEAN is known for its abundant natural resources which have greatly contributed to its development and offer great potential for expanding and diversifying its exports, but questions linger regarding the variables affecting the process. The idea of a country’s diversification lies under the argument that specialization will lead to dependency and vulnerabilities in a country’s export (Prebisch & Singer, 1950). Through a rigorous analysis of dynamic panel data using system GMM (Generalized Method of Moments), the author finds that Foreign Direct Investment (FDI), inflation, and GDP (Gross Domestic Product) have a significant positive relationship with export diversification, while a negative relationship is found in trade openness. On the other hand, this study does not uncover any statistical impact of exchange rate to export diversification. Overall, the robustness confirmed by Hansen and Arellano-Bond tests underscores the reliability of the System GMM approach in capturing the intricate dynamics of export diversification. The data is obtained from four countries, namely Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand, which will be mentioned by the name ASEAN-4 for simplification purposes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadheta Mia Tri Mareta
"Keikutsertaan dalam perdagangan bebas memberikan dampak yang beragam bagi negara anggota. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek trade creation dan trade diversion dari implementasi ASEAN-Korea Free Trade Agreement AKFTA pada lima 5 kategori produk manufaktur di Indonesia dengan 20 negara mitra dagang yang termasuk anggota dan non-anggota AKFTA periode 1990-2015. Metode estimasi menggunakan model gravity yang dimodifikasi dengan menambahkan variabel dummy FTA sebagai proxi dari dampak implementasi AKFTA dengan variasi model fixed effects. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek trade creation dan trade diversion dimana pada sisi impor menunjukkan efek yang hampir sama pada kelima klasifikasi produk, sedangkan sisi ekspor efeknya bervariasi untuk masing-masing klasifikasi produk.

The impact of a free trade agreement FTA establishment is different for each country involved. This paper highlights the effect of ASEAN Korea Free Trade Agreement AKFTA on Indonesian manufacturing products which devided into five categories of manufacturing goods. By using a panel data with augmented gravity model and fixed effects approach, this paper investigates evidence of trade creation and trade diversion effects of Indonesia with 20 trading partner countries, covering a 26 year period dating from 1990 2015. The results identified the presence of both trade creation and diversion effects. While the results on import side almost similar for five products classification, the results on export side vary among categories.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>