Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistiana Noviani
"Penelitian ini bertujuan melihat gambaran konsep kematian dan reaski kedukaan pada remaja yang kehilangan orang tua akibat gempa di Yogyakarta pada tahun 2006. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan melibatkan tiga orang remaja siswa/i SMPN 2 Pundong, Bantul, Yogyakarta. Teknik penelitian yang digunakan adalah wawancara dan observasi, ditambah pengisian kuesioner "Ceritaku tentang gempa" dan diskusi kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian dipahami secara matang. Mereka memahami kematian secara emosional, religius, kultural, dan konseptual (7 komponen konsep kematian, yaitu irreversibility, universality, inevitability, non-functional/cessation, causality, personal mortality, dan unpredictability). Namun, reaksi kedukaan yang dimiliki ketiga subjek berbeda satu sama lain. Mereka juga belum menyelesaikan proses kedukaannya. Perbedaan dan belum terselesaikannya proses kedukaan yang dialami oleh mereka mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengaruh karakteristik individu, pengalaman yang berkaitan dengan kematian itu sendiri, keluarga, kebudayaan dan agama, lingkungan, atau pengalaman yang berkaitan dengan kematian itu sendiri.

This aim of this study is to describe the concept of death and grief reactions on adolescence who lost their parent in Yogyakarta 2006?s earthquake. This study is conducted by using qualitative method approach and entangling 3 students on SMPN 2 Pundong, Bantul, Yogyakarta. Methods on this study are interview and observation, added by open-ended questionnaire about ?My stories of earthquake? and group discussion. The result of this study shows that death is conceived by 3 students in a mature explanation. They conceived death as emotional, religious, cultural, and conceptual (7 components of death concept, such as, irreversibility, universality, inevitability, non-functional/cessation, causality, personal mortality, and unpredictability). But, their grief reactions are different. They also have not achieved the final stage of grieving. Many factors are possible to influence the result, such as individual characteristics, the experienced of death, family, culture and religion, or the experiences of the death."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.92 SUL k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putriadita Kusumadewi
"Posttraumatic growth adalah perubahan positif yang muncul setelah individu mengalami peristiwa traumatis dalam hidupnya, salah satunya adalah kematian salah satu orang tua di masa perkembangan emerging adulthood. Dalam menghadapi situasi sulit tersebut, perceived social support yang dirasakan individu dan religious coping yang dilakukan dapat memunculkan posttraumatic growth pada individu. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah perceived social support dan religious coping dapat memprediksi kemunculan posttraumatic growth di emerging adult yang mengalami kematian salah satu orang tua di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 66 partisipan berusia 18 sampai 25 tahun dan pernah mengalami kematian salah satu orang tua dalam waktu minimal enam bulan sampai maksimal tiga tahun lalu untuk mengisi kuesioner Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Brief RCOPE, dan Posttraumatic Growth Inventory. Hasil analisis regresi linear menunjukkan dan religious coping (F (3,62) = 5,814, p<0,05) dapat memprediksi posttraumatic growth secara signifikan (R2= 0,220, p<0,05). Hal ini berarti perceived social support yang dirasakan dan religious coping yang dilakukan dapat membantu munculnya posttraumatic growth pada emerging adult yang mengalami kematian salah satu orang tua. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan intervensi untuk emerging adult yang berduka.

Posttraumatic growth defines as positive changes that arise after individuals experience traumatic events in their lives, like the death of a parent in emerging adulthood. In dealing with these difficult situations, perceived social support and religious coping can lead to posttraumatic growth in individuals. This study aims to determine whether perceived social support and religious coping can predict posttraumatic growth in emerging adults that lost one of the parents in Indonesia. This research is a quantitative study involving 66 participants, aged 18 to 25 years and had experienced the death of one parent within a minimum of six months to a maximum of three years ago, to fill out the Multidimensional Scale of Perceived Social Support questionnaire, RCOPE Brief, and Posttraumatic Growth Inventory. Using linear regression analysis method, perceived social support and religious coping (F (3,62) = 5,814, p < 0,05) can predict posttraumatic growth significantly (R2= 0,220, p<0,05). This means that perceived social support and religious coping can help the emergence of posttraumatic growth in emerging adults who experience the death of one parent. The result of this study can be considered as an intervention for bereaved emerging adults.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Pamela Putri
"Peristiwa kematian orang tua saat individu berada pada tahapan usia emerging adulthood dapat menjadi peristiwa traumatis yang mengguncang pemahaman terhadap dunia, namun juga dapat menimbulkan perubahan positif pada diri individu sebagai akibat dari perjuangannya menghadapi krisis tersebut. Perubahan yang disebut dengan posttraumatic growth ini dapat dipengaruhi oleh faktor personal, seperti optimisme, dan faktor lingkungan, seperti perceived social support. Penelitian ini ingin melihat apakah optimisme dan perceived social support dapat memprediksi posttraumatic growth serta apakah perceived social support dapat berperan sebagai moderator dalam pengaruh optimisme terhadap posttraumatic growth. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan cross-sectional dengan menggunakan alat ukur Posttraumatic Growth Inventory PTGI, revised Life Orientation Test LOT-R, dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Partisipan terdiri atas 66 emerging adults usia 18-25 tahun yang mengalami kematian salah satu orang tua pada 6 bulan hingga 3 tahun terakhir. Hasil analisis regresi menemukan bahwa optimisme tidak memprediksi posttraumatic growth, perceived social support memprediksi posttraumatic growth, serta perceived social support tidak berperan sebagai moderator. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk penyusunan materi intervensi bagi emerging adults yang menghadapi kematian orang tua maupun psikoedukasi bagi masyarakat umum.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah Mujahidah
"[ABSTRAK
Ibu yang mengalami kematian bayi akan melalui proses kehilangan dan berduka.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman kehilangan
dan berduka pada ibu yang mengalami kematian bayi. Penelitian ini menggunakan
metodologi kualitatif dengan desain fenomenologi kepada sepuluh partisipan di
kecamatan Limo kota Depok. Hasil penelitian ini menemukan tujuh tema : penyebab
kematian bayi, tahapan berduka, respon setelah kehilangan, dukungan sistem sosial,
hikmah kehilangan, harapan pasca kehilangan dan strategi koping. Penelitian ini
memberikan saran pada pihka-pihak terkait dalam pendampingan maupun pemberian
asuhan keperawatan kehilangan dan berduka pada ibu yang mengalami kematian
bayi agar ibu dapat bangkit dan melanjutkan hidup kembali.

ABSTRACT
Mothers who experienced the death of a baby would be going through the process of
lost and grieving. The purpose of this research study was to explore the experience of
lost and grieving among women who experienced infant deaths. This research used a
qualitative research method with phenomenological design to ten participants
consisted of mothers in subdistrict Limo Depok city meeting the criteria. The result
of this study revealed seven themes: the causes of infant deaths, the phase of
grieving, responses after loss, social systems support, the lessons of lost, after loss
expectations and coping strategies. It’s recommended that the units should be
actively involved in facilitating and providing nursing care to the mothers to enable
the mothers to cope with the feeling of lost and continues with their happy life., Mothers who experienced the death of a baby would be going through the process of
lost and grieving. The purpose of this research study was to explore the experience of
lost and grieving among women who experienced infant deaths. This research used a
qualitative research method with phenomenological design to ten participants
consisted of mothers in subdistrict Limo Depok city meeting the criteria. The result
of this study revealed seven themes: the causes of infant deaths, the phase of
grieving, responses after loss, social systems support, the lessons of lost, after loss
expectations and coping strategies. It’s recommended that the units should be
actively involved in facilitating and providing nursing care to the mothers to enable
the mothers to cope with the feeling of lost and continues with their happy life.]"
2015
T43304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Christine
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara perceived social support dan impact of event dengan posttraumatic growth pada orang yang mengalami kedukaan akibat meninggalnya orang terdekat secara tiba-tiba. Sebanyak 151 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan berada dalam rentang usia 18-48 tahun dan sebagian besar dari mereka merupakan dewasa muda. Variabel penelitian diukur dengan Posttraumatic Growth Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Impact of Event Scale-Revised. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perceived social support dengan posttraumatic growth; sementara tidak ada hubungan antara impact of event dengan posttraumatic growth. Selain itu, terdapat hubungan yang cukup beragam antara dimensi-dimensi perceived social support dan impact of event dengan posttraumatic growth.

ABSTRACT
This study aimed to examine the relationship between perceived social support and the impact of event with posttraumatic growth in people who bereaved after the sudden unexpected death of a loved one. A total of 151 people participated in this study. Participants ages ranged from 18-48 years with the majority of young adults. Variables in this study were measured by the Posttraumatic Growth Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, and Impact of Event Scale-Revised. In summary, this study shows a significant correlation between perceived social support and posttraumatic growth; meanwhile, there is none for the impact of event. Other than that, there are several different relationships between each dimension of perceived social support and impact of event in their relationship with posttraumatic growth."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Fajarezza
"Menghadapi grief akibat kehilangan orang tua pada masa emerging adulthood atau masa ketidakstabilan merupakan pengalaman yang menantang. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi resiliensi dan dukungan sosial terhadap grief pada emerging adulthood yang mengalami kematian orang tua. Sebanyak 123 partisipan dengan rentang usia 18 - 25 tahun terlibat dalam penelitian ini. Grief diukur menggunakan Texas Revised Inventory of Grief - Present, resiliensi diukur menggunakan Connor Davidson Resilience Scale 10, dan dukungan sosial diukur menggunakanMultidimensional Scale of Perceived Social Support. Berdasarkan analisis regresi berganda, ditemukan bahwa resiliensi dan dukungan sosial secara bersamaan berkontribusi terhadap grief secara signifikan (R2 = .107, p < 0.05).

Dealing with grief due to the loss of a parent during emerging adulthood or a period of instability is a challenging experience. This study aims to determine the contribution of resilience and social support to grief in emerging adults who experience parental death. A total of 123 participants with an age range of 18-25 years were involved in this study. Grief was measured using the Texas Revised Inventory of Grief - Present, resilience was measured using the Connor Davidson Resilience Scale 10, and social support was measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Based on multiple regression analysis, it was found that resilience and social support significantly and simultaneously contributed to grief (R2 = .107, p < 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elzza Priscania Raissachelva
"Perpisahan dalam jangka waktu lama yang dialami oleh remaja dan orang tua yang merupakan pekerja migran dapat membuat kualitas hubungan yang terjalin mengalami perubahan dan membentuk hubungan yang buruk diantara mereka. Ketika remaja memiliki hubungan yang buruk dengan orang tua, mereka mulai menjalin kedekatan dengan teman.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kelekatan pada orang tua dan teman sebaya dengan subjective well-being (SWB) remaja yang ditinggalkan orang tua bekerja sebagai pekerja migran. Partisipan penelitian terdiri dari 42 remaja berusia 12 - 15 tahun. Alat yang digunakan untuk mengukur kelekatan adalah inventory of parent and peer attachment (IPPA) oleh Armsden dan Greenberg (1987).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur SWB adalah satisfaction with life scale (SWLS) oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin (1985), positive and negative affect schedule (PANAS) oleh Watson, Clark dan Tellegan (1988) dan subjective happiness scale (SHS) oleh Lyubomirsky dan Lepper (1999).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan kepuasan hidup dan kebahagiaan dan hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan afek negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ibu dengan komponen afek positif dan hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada teman sebaya dengan kebahagiaan.

Long-term separation experienced by adolescents and parents who are migrant workers can make quality of the relationships are change and form a bad relationship between them. When adolescent have a bad relationship with parents, they begin to develop closeness with friends.
The aim of this study is to find out the relationship between attachment to parent and peer with subjective well-being (SWB) among adolescents who are left behind by their parent to working as migrant worker. The research sample are 42 adolescents between 12 - 15 years old who are left behind by their parent to working as migrant worker.
Attachment to parent and peer was measured with Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) by Armsden and Greenberg (1987) and SWB was measured with Satisfaction With Life Scale (SWLS) by Diener, Emmons, Larsen, and Griffin (1985), Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) by Watson, Clark and Tellegan (1988), and Subjective Happiness Scale (SHS) by Lyubomirsky and Lepper (1999).
Result of this study indicated that attachment to father has positively significant correlation with life satisfaction and happiness while attachment to father has negatively significant correlation with negative affect. Attachment to mother has positively significant correlation with positive affect and attachment to peer has positively significant to happiness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Akibat dari bencana Tsunami banyak remaja yang kehilangan orangtua, hal ini dapat
menimbulkan goncangan psikologis yang sangat besar bagi remaja, sedangkan pada
perkembangan psikologis remaja im sendiri berada dalam tahap transisi dari anak-anak
ke dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dampak psikologis pada
remaja usia 12-20 tahun terhadap kehilangan orangtua pasca Tsunami. Penelitian ini
dilakukan di Nanggro Aceh Darussalam dengan jumlah responden 100 orang terdiri dari
Iaki-laki dan perempuan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana
dengan menggunakan proporsi, yang rnenujukan tahapan psikologis marah sebesar
63,6%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa remaja yang kehilangan orangtua
berada pada tahapan marah. Sehingga diperlukan penanganan yang Iebih serius terhadap kegiatan-kegiatan kearah yang Iebih positif.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5437
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Claudia Putri
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari perceived social support dan internalizing symptoms pada remaja yang ditinggalkan orang tuanya untuk bekerja sebagai buruh migran di luar negeri. Alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) digunakan untuk mengukur dukungan sosial yang dipersepsikan dari tiga sumber dan alat ukur Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) pada dimensi internalizing problems untuk gejala internalizing. 171 remaja terlibat dalam studi ini. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, ditemukan bahwa perceived social support berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan internalizing symptoms. Berdasarkan hasil dari studi ini, penulis menyarankan agar buruh migran tetap melakukan komunikasi dengan anak-anaknya.

This study aims to seek the relationship between perceived social support and internalizing symptoms in adolescents who are left behind by their parents to be a migrant worker abroad. Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) are used to measure perceived social support from three sources, and the broad dimension of internalizing problem in the Strength and Difficulties Questionnaire are used to measure internalizing symptoms. 171 adolescents are involved in this study. The Pearson Correlation indicates that perceived social support correlates significantly and negatively with internalizing symptoms. It is suggested that parents working abroad should communicate frequently with their children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>