Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rumondor, Pingkan C.B.
"Stres dapat dialami oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa tahun pertama. Salah satu upaya coping stres (coping efforts) ialah dengan humor. Cara seseorang menggunakan humor dalam kehidupan sehari-hari (humor styles) dapat dibagi menjadi empat dimensi, yaitu: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor.
Penelitian yang dilakukan pada 137 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia ini ingin mengetahui hubungan dimensi humor styles dengan stres pada mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling atau convenience sampling. Stres pada mahasiswa tahun pertama diukur dengan Hassles Assessment Scale for Students in College dan humor styles diukur dengan Humor Styles Questionnaire.
Dari hasil korelasi pearson ditemukan bahwa affiliative humor memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan stres, sementara aggressive humor dan self-defeating humor memiliki hubungan positif yang signifikan dengan stres. Untuk self-enhancing humor, tidak terdapat hubungan signifikan dengan stres pada mahasiswa (r = - .37, p > ). Mahasiswa tahun pertama dengan tingkat stres yang rendah akan cenderung menggunakan humor untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain. Sementara mahasiswa dengan tingkat stres yang tinggi akan cenderung menggunakan humor untuk menjatuhkan orang lain dan menjatuhkan diri sendiri.

Stress can be experienced by college students, especially the first year college students. One of the efforts to cope with stress is humor. Individual differences in humor use (humor styles) could be posited in four dimensions as follows: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, and selfdefeating humor.
This research with 137 first year students from Universitas Indonesia explores the correlation between the dimensions of humor styles and stress in college students. The sampling techniques used in this research are accidental sampling or convenience sampling. Stress in first year college students is measured with Hassles Assessment Scale for Students in College and humor styles is measured with Humor Styles Questionnaire.
Pearson correlation analysis demonstrate that affliliative humor have a significant negative correlation with stress, while aggressive humor and self-defeating humor have a significant positive correlation with stress. In self-enhancing humor there is no significant correlation with stress in college students. Thus, first year college students with lower levels of stress tend to use humor to facilitate relationship with others. Students with higher level of stress tend to use humor to put down others and him/herself."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Medika Ariyanti
"ABSTRAK
Penelitian terdahulu oleh Puccinelli & Moon (2001) menemukan bahwa
konsumen dengan mood negatif tidak suka berhadapan dengan salesman
dengan wajah positif, mereka lebih memilih untuk berhadapan dengan salesman
berwajah negatif. Skripsi ini bertujuan untuk memperluas temuan ini ke bidang
humor. Dibandingkan dengan jenis humor yang lain, humor satire sosial adalah
humor yang bersifat relatif negatif karena berhubungan dengan masalahmasalah
di masyarakat. Peneliti mengasumsikan bahwa pemirsa dengan mood
negatif akan lebih menyukai humor satire sosial daripada jenis humor lain, seperti
slapstick.
185 orang partisipan yang telah diinduksi mood negatif atau positif kemudian
menyaksikan film humor satire sosial atau slapstick. Respon humor diukur
melalui penilaian humor, penilaian humor dengan satuan uang dan gambaran
perubahan mood. Uji signifikansi dilakukan pada ios.05.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemirsa dengan mood positif mempunyai
respon humor lebih tinggi dibandingkan dengan pemirsa dengan mood negatif.
Cukup mengejutkan, walaupun pada pemirsa dengan mood negatif terjadi
penurunan mood sesaat ketika menyaksikan humor slapstick, namun baik
pemirsa mood negatif maupun positif ternyata me-rafi'ng humor slapstick lebih
tinggi daripada humor satire sosial. Hasil pada pemirsa mood negatif berlawanan
dengan hipotesa yang diajukan. Peneliti menduga hal ini disebabkan adanya
efek elaborasi pada partisipan mood negatif yang menyaksikan humor satire
sosial (Wyer dan Collins, 1992). Kemudian, tidak ditemukan adanya pengaruh
jenis mood dan jenis humor pada penilaian humor dalam satuan uang. Interaksi
antara jenis mood dengan jenis humor tidak mempengaruhi respon humor. Saran
yang diberikan adalah untuk penelitian selanjutnya, dan implikasi praktis untuk kritik sosial, pelawak dan pmduction house yang ingin menggunakan humor satire sosial."
2004
S3472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcellina Yovita
"Selama menghadapi proses adaptasi, mahasiswa tahun pertama rentan mengalami stres akademik yang tinggi. Berbagai usaha dapat dilakukan untuk menurunkan pengaruh stres akademik terhadap subjective well being (SWB) salah satunya dengan memiliki tingkat optimisme yang tinggi. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh optimisme dalam memoderasi pengaruh stres akademik terhadap SWB. Terdapat 4 alat ukur yang digunakan, meliputi The Positive Affect and Negative Affect Schedule (Watson et al. 1988), The Satisfaction With Life Scale (Diener et al. 1985), Student-life Stress Inventory (Gadzella, 1994), dan Life Orientation Test-Revised (Scheier & Carver, 1994). Dari 215 partisipan ditemukan bahwa stres akademik secara signifikan menurunkan SWB (t(213)=-7,119, p<0,05), dimana 18,8% varians dari skor SWB dapat dijelaskan oleh stres akademik. Optimisme secara signifikan meningkatkan subjective well-being (t(213)=5,271, p<0,05), dimana 11,1% varians dari skor SWB dapat dijelaskan oleh optimisme. Walaupun demikian, peningkatan optimisme tidak memperlemah pengaruh stres akademik terhadap subjective well-being pada mahasiswa tingkat pertama (t(211)=0,491, p>0,05), dimana 24,5% dari skor SWB dapat dijelaskan oleh stres akademik dan optimisme. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan bahan dalam penyusunan intervensi pada mahasiswa yang memiliki masalah dalam prestasi akademis yang disebabkan oleh stres akademis.

The first-year undergraduate students are prone to academic stress. Various ways can be done to reduce the influence of academic stress on subjective well-being, one of which by having a high level of optimism. This study examined the effect of academic stres on subjective well-being with optimism as the moderator among first year undergraduates. This study used 4 measures, which were the Positive Affect and Negative Affect Schedule (Watson et al. 1988), the Satisfaction With Life Scale (Diener et al. 1985), the Student-Life Stress Inventory (Gadzella, 1994), and the Life Orientation Test-Revised (Scheier & Carver, 1994). This study found that academic stress descreased subjective well-being significantly (t(213)=-7,119, p<0,05), where 18,8% of SWB variance was explained by academic stress. On the other hand, optimism increased subjective well-being significantly (t(213)=5,271, p<0,05), where 11,1% of SWB variance was explained by optimism. Nevertheless, the increase in optimism did not lessen the influence of academic stress on subjective well-being among first-year undergraduate students (t(211)=0,491, p>0,05), where 24,5% of SWB variance was explained by academic stress and optimism. This research is useful in providing material for the preparation of interventions on students who have problems in academic performance due to academic stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Dewayani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan psychological distress antara mahasiswa yang memiliki perceived peer social support dengan mahasiswa yang tidak memiliki perceived peer social support. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengetahui psychological distress partisipan dan data demografis untuk membedakan antara partisipan yang memiliki perceived peer social support dengan yang tidak. Partisipan dalam penelitian ini adalah 666 mahasiswa S1 program reguler Universitas Indonesia yang dikumpulkan dengan teknik acak. Teknik statistik yang digunakan adalah independent sample t-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan psychological distress yang signifikan antara mahasiswa UI yang memiliki perceived peer social support dengan mahasiswa UI yang tidak memiliki perceived peer social support. Hal ini dapat terjadi karena psychological distress tidak hanya dipengaruhi oleh perceived peer social support, tetapi juga faktor-faktor lain.

This study investigated the difference of psychological distress between students of Universitas Indonesia who have and who does not have perceived peer social support. This quantitative study has been done by adapting HSCL-25 questionnaire to know psychological distress to differentiate students of Universitas Indonesia who perceived peer social support. Participants are 666 students of Universitas Indonesia obtained by random/probability sampling. There is no significant difference in psychological distress between students of Universitas Indonesia who have and who does not have perceived peer social support. It is assumed that there are many other factors that influence the psychological distress student."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Tasliatul Fuad
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologispada mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi partisipan dan alat ukur Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) untuk mengetahui tingkat stres psikologis partisipan.Partisipan dalam penelitian ini adalah 94 orang mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologis(r = -.284).

This research was conducted to determine the correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia First-year Students. This research method use quantitative approach using Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) to get the descriptive data about participant‟s college adjustment and Hopnkins Sympton Checklist-25 (HSCL-25) to determine the level of psychological distress on participants. Participants in this study were 94 Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students. Pearson Correlation analysis technique was used to answer the research problem. Result showed that there is negative and significant correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students (r = -.284)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nendra Yelena Sarina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres akademis dengan psychological well being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 122 mahasiswa tingkat pertama berusia 17-20 yang sedang menempuh semester dua di Universitas Indonesia. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff?s Psychological Well- Being Scale (1995) yang telah diadaptasi oleh Yorike dan rekan-rekan payung penelitian psychological well-being tahun 2011. Pengukuran stres akademis menggunakan alat ukur Student-Life Stress Inventory yang dikembangkan oleh Gadzella (1994) dan telah diadaptasikan ke dalam konteks bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment, diperoleh hubungan yang negatif dan signifikan antara stres akademis dan psychological well -being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Semakin tinggi skor stres akademis yang dimiliki maka semakin tinggi skor psychological wellbeing, begitu pula sebaliknya.

The objective of this research is to find the corelation between academic stress and psychological well-being among first-year college students in Universitas Indonesia . The participant for this research were 122 students aged 17-20 whose studied at the second term in Universitas Indonesia. Psychological well-being was measured with Ryff?s Psychological well-being Scale (1995) which was constructed by Carol D. Ryff and had been adapted to Indonesian context by Yorike and colleagues in 2011. Academic stress was measured with Student-Life Stress Inventory which constructed by Gadzella and had been adapted to Indonesian context. The coefficient of Pearson Product Moment correlation showed that there is negative and significant correlation between psychological well being and academic stress among first-year college students in Universitas Indonesia. The more academic stress suffered by first-year college students, the lower score of psychological well being they have and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arzeti Ayu Cendekia
"Penggunaan perangkat layar elektronik semakin tidak terpisahkan dalam kehidupan, terutama bagi mahasiswa keperawatan. Perangkat layar elektronik banyak digunakan oleh mahasiswa untuk mengerjakan tugas, mengakses e-book, serta menjadi sumber hiburan. Namun, tingginya screen time atau waktu yang dihabiskan untuk menatap layar elektronik dapat berpotensi dalam peningkatan stres. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan screen time dan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian 287 mahasiswa keperawatan. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner self report screen time, screen dependence, dan Perceived Stress Scale (PSS-10) secara daring melalui google form. Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara screen time dengan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mungkin lebih berpengaruh terhadap tingkat stres mahasiswa keperawatan. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi faktor-faktor tersebut.

The use of electronic screen devices has become increasingly indispensable in daily life, particularly for nursing students who utilize them for completing assignments, accessing e-books, and entertainment. However, excessive screen time, or the time spent staring at electronic screens, may potentially increase stress levels. This study aims to investigate the relationship between screen time and stress levels among nursing students in Jabodetabek. A cross-sectional design was employed, involving a sample of 287 nursing students. Data were collected through online questionnaires including self-reported screen time, screen dependence, and the Perceived Stress Scale (PSS-10) using Google Forms. Data analysis was conducted using univariate and bivariate methods. The results indicated no significant relationship between screen time and stress levels among nursing students. These findings suggest that other factors may have a more substantial impact on stress levels in nursing students. Future research should explore these factors in greater detail."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satryansyah Putra Sadikin
"Latar Belakang Dalam menjalankan pendidikan, stres merupakan hal yang seringkali dialami oleh mahasiswa. Stres sendiri dapat berdampak pada performa akademis mahasiswa. Terdapat berbagai penyebebab dari stres, salah satunya adalah penyesuaian diri. Refleksi diri merupakan suatu hal yang dapat dilakukan untuk menyesuaikan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antar refleksi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Metode Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring dengan membagikan dua kuesioner yaitu Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) dan Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) kepada 106 responeden. Hasil Berdasarkan hasil penelitian pada 108 responden mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, terdapat 51,9% mahasiswa memiliki kemampuan refleksi tinggi, sedangkan 48,1% mahasiswa memiliki kemampuan refleksi rendah. Penelitian ini menunjukkan 54,6% mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia alami stres berat, diikuti 7,41% stres ringan, 26,85% mahasiswa dengan stres sedang dan 11,11% mahasiswa alami stres sangat berat. Pada penelitian tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan refleksi diri dengan tingkat stres. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan refleksi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak terdapatnya hubungan dapat disebabkan berbedanya mekanisme koping masing-masing individu. Disarankan penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan variabel yang lebih luas.

Introduction In education, stress is frequently experienced by students. Stress itself can impact a student's academic performance. There are various causes of stress, one of which is adaptation. Self-reflection is something that can be done to adapt. The purpose of this study is to ascertain the relationship between self-reflection and the level of stress among pre-clinical students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia. Method This research employed a cross-sectional approach. Data collection was conducted online by distributing two questionnaires, namely the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) and the Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ), to 106 respondents. Results Based on the research results involving 108 respondents of pre-clinical students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia, it was found that 51,9% of students had high levels of self-reflection ability, while 48,1% had low levels of self-reflection ability. The study indicated that 54.6% of students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia experienced severe stress, followed by 7.41% experiencing mild stress, 26.85% with moderate stress, and 11.11% experiencing very severe stress. The research did not find any significant correlation between self-reflection ability and the level of stress. Conclusion There is no significant relationship between self-reflection and stress levels among preclinical students at Faculty of Medicine, University of Indonesia. The absence of a relationship can be caused by differences in the coping mechanisms of each individual. It is recommended that further research consider broader variables."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lu`Lu Nurrahiimah Assyahidah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara optimisme dan stres pada mahasiwa penerima beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia. Optimisme dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sebagai keyakinan umum bahwa akan terjadi sesuatu yang baik (Schieier & Carver, 1985). Stres dalam penelitian ini merupakan keadaan yang muncul ketika individu merasa bahwa ia tidak dapat secara memadai mengatasi tuntutan yang ditunjukkan pada dirinya atau merasakan adanya ancaman terhadap dirinya (Lazarus, 1966). Life Orientation Test-Revised (Carver & Scheier, 1988) dan Perceived Stress Scale (Scheier, Carver, & Bridges, 1994) digunakan untuk mengukur optimisme dan stres mahasiswa. Dalam penelitian ini mengambil sebanyak 258 mahasiswa Bidikmisi UI dari angkatan 2014 sampai 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara optimisme dan stres pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.

This correlational research was conducted to find the correlation between optimism and stress in college students with Bidikmisi scholarship at University of Indonesia. Optimisme is defined as general belief that something good will happen (Schieier & Carver, 1985) and Stress in this study is defined as a condition that arises when an individual feels that they can not adequately cope with the demands indicated on them or feel any threat against themselves (Lazarus, 1966). Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver, & Bridges, 1994) and the Perceived Stress Scale (Cohen and williamson, 1988) was used to measure optimism and stress students. In this study as many as 258 students that received the Bidikmisi scholarsip in University of Indonesia was asked to partisipate. The results showed that there is a significant and negative correlation between optimism and stress on Bidikmisi scholarship recipients in UI.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estivana Felaza
"Latar bclakang: Sepanjang proses pendidikan. mahasiswa menghadapi berbagai stressor. Mahasiswa tahun pertama berada pada masa transisi dari sistem pembelajaran di sekolah lanjutan yang bersifat pedagogis menjadi Sistem yang Iebih mandiri di perguruan tinggi. Pada tahap ini dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri agar dapat menjalani pendidikan secara optimal. Peran Pembimbing Akademik (PA) sangat diperlukan pada proses penyesuaian ini, diantaranya untuk mencegah terjadinya strcs. Stres berlebihan mengganggu pembelajaran, menghambat keberhasilan studi, bahkan menimbulkan gangguan psikologis, berupa kecemasan dan depresi. Karcnanya, upaya menangani strcs dengan benar perlu dibiasakan pada mahasiswa, di antaranya dengan membentuk sistem dukungan yang kuat. Untuk mendukung penanganan strcs mahasiswa perlu adanya suatu pcnelitian untuk mencari kaitan antara cfcktivitas pemanfaatan PA dengan strcs pada mahasiswa tahun pertama di FKUI.
Metode: Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner dipakai untuk memperoleh gambaran pemanfaatan pembimbing akademik dengan rnenggunakan Mentorship Ejfzctiveness Scale (MES) Serta tingkat strcs mahasiswa dengan menggunakan General Health Questionnaire 12 (GHQ-12). Mahasiswa digolongkan menjadi kelompok yang mengalami strcs (kasus) dan kelompok tanpa strcs (kontroI}, untuk selanjutnya ditclusuri cfcktivitas pemanfaatan PA oleh mahasiswa yang bersangkutan. Faktor lain, yaitu kepribadian dan strategi coping, juga diteliti kaitannya dengan kejadian stres.
Hasil: Responden yang mengembalikan kuesioner berjumlah 175 mahasiswa dari jumlah total 243 mahasiswa tahun pertama (r-esponse rare 72.0%). Ditemukan 47 mahasiswa dalam kelompok kasus (prevalensi stres 26.8%) dan 94 mahasiswa tampa strcs dipilih secara acak scbagai kontrol. Mahasiswa yang mcmanfaatkan PA secara efcktif lebih sedikit yang mengalami stres dibandingkan mahasiswa yang tidak memanfaatkan PA secara cfcktif, namttn tidak bemtakna secara statistik (89.4% vs 95.7%, p>0.05, OR 0.160). Faktor lain yang mempengaruhi kejadian stres adalah exrraversion (38.3% vs 57.4%, P<0.05, OR 2.175) dan conscfenfiousness (44.7% vs 26-6%, p<0.05, OR 0446) sebagai /mit kepribadian; serta ventilasi (48.9% vs 26.6%, p<0.05, OR 0378) dan penggunaan humor (59.6% vs 76.6%, p<0.05, OR 2221) sebagai strategi coping.
Simpulan: Pembimbing Akademik sebagai sistern dukungan mahasiswa dapat digunakan untuk mencegah kejadian stres pada mahasiswa tahun pertama dcngan mcmanfaatkannya sccara cfektif, terutama dengan melatihkan mahasiswa menggunakan strategi coping yang sesuai.

During their education, students have to cope with numerous stressors. First year students are more prone to stress as they are still adapting to the new environment. While stressors on some level are needed to challenge and motivate, but if managed incorrectly it may disturb the learning process and might even cause mental disorder, such as depression. Mentoring as a form of support systems is needed to assist first year students upon settling in and help them cope with stressors in their new academic life. This study is conducted to determine the effect of academic mentoring on preventing stress in first year medical students. Several attributes, such as personality, and coping strategy in relation to stress are also analyzed.
Method: This is a quantitative study using case-control approach. Students are divided into two groups, with the students experiencing stress as the case group, and those without stress as the control group. Effectiveness of mentoring are measured using the Mentorship Effectiveness Scale, while the occurrence of stress are determined by General 1-lealth Questionnaire-12 (GIIQ-12). Each group are further analyzed on the effectiveness of mentoring process and several attributes related to stress such as personality and coping strategy used.
Result: Of the total 243 first year students in FMUI, 175 responded to our questionnaire, given the response rate of 72.0%. We found 47 cases, resulting in prevalence rate of 26.8%. From the rest of the respondents, 94 students were chosen randomly to act as the control group. Students with effective mentoring were less likely to develop stress, although it failed to show significant relationship between the two variables (89.4% vs 95.7%, p>0.05, OR 0.l60). Other factors such as extraversion (38.3% vs 57.4%, P<0.05, OR 2.l75) and conscientiousness (44.7% vs 26.6%, p<0.05, OR O.446), as pan of personality; as well as ventilation (48.9% vs 26.6%, p<0.05, OR 0378) and use of humor (59.6% vs 76.6%, p<0.05, OR 2221) as coping strategies significantly affected the occurrence of stress.
Conclusion: Mentoring as part of the support system can be utilized to help preventing stress in tirst year medical students directly by forming effective mentoring relationship, especially by teaching them in using the right coping strategy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32065
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>