Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 246257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudi Saptono
"Skripsi ini meneliti tentang pengaruh risiko kebangkrutan dan imbal hasil saham pada parusahaan manufaktur yang terdaftar di Burasa Efek Indonesia dari tahun 2002-2006. Penulis menggunakan Altman Z-score untuk mengidentifikansi risiko kebangkrutan dan kondisi financial distress pada suatu perusahaan. Penulis mengadopsi model penelitian
yang dikembangkan oleh Ming (2002) untuk memeriksa hubungan antara risiko kebangkrutan dan imbal hasil saham. Penelitian ini menemukan bahwa risiko kebangkrutan memiliki hubungan positif dengan imbal hasil saham, sehingga sahamsaham yang memiliki risiko kebangkrutan tinggi (Z-score rendah) akan cenderung menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi. Perusahaan yang mengalami financial distress diduga akan cenderung mengalami small firm effect karena pada kondisi tersebut harga saham perusahaan akan cenderung turun. Pada penelitian ini penulis juga menemukan bahwa risiko kebangkrutan dipengaruhi secara signifikan oleh variabel market capitalization, book-to-market, dan beta. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Christiana A. Andyono
"Tujuan dari skripsi ini adalah meneliti mengenai pengaruh dari faktor fundamental perusahaan yang digambarkan dengan book-to-market ratio, kebijakan pendanaan perusahaan, dan ukuran perusahaan, serta kondisi makroekonomi yang digambarkan oleh inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan pada periode 2004-2008 dengan rentang data tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa book-to-market ratio, ukuran perusahaan, tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang memiliki pengaruh yang signifikan.. Sedangkan kebijakan pendanaan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat imbal hasil saham pertambangan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan-keputusan berinvestasi terutama pada saham-saham pertambangan.

The purpose of this thesis is to analyze the effects of book-to-market ratio, corporate financing decision, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and the growth of Mining Sector GDP for the period of 2004-2008. The range of data used in this research paper is yearly data. The result shows that book-to-market ratio, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and growth of Mining sector GDP have a significant effect on the mining companies stock return. Nevertheless, corporate financing decision don?t have a significant effect on mining companies? stock return. This result can be utilized as a reference for investors in order to determine the best investment decisions especially in mining sector stocks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Mieta Mulia
"Skripsi ini membahas pengaruh kegiatan stock repurchase terhadap stockholder yang dilihat dari abnormal return saham serta faktor-faktor yang mempengaruhinya; bondholder yang dilihat dari perubahan peringkat obligasi; dan value perusahaan secara keseluruhan. Metode standard event study digunakan dalam meneliti abnormal return di sekitar event date. Kesimpulan yang didapat adalah kegiatan stock repurchase menyebabkan adanya abnormal return saham yang positif dimana sebagian besar dipengaruhi nilai saham yang undervalued dan cashflow perusahaan, tidak menyebabkan penurunan peringkat obligasi, dan secara keseluruhan dapat meningkatkan value perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6589
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fadhliyah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Collins, Pincus, dan Xie (1999) yang meneliti perbedaan pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham berdasarkan nilai laba yang diperoleh perusahaan. Ada dua model penelitian yang digunakan, pertama adalah model Ohlson dan kedua adalah modifikasi model Ohlson dengan penambahan variabel dummy. Pengujian hipotesis dilakukan pada sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002 ? 2006. Sampel ini kemudian dikelompokkan lagi menjadi sampel industri defensif dan siklikal. Perbedaan pengaruh variabel nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham diuji pada setiap sampel industri. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham pada seluruh sampel dan masing- masing sampel industri. Penelitian juga menemukan adanya perbedaan pengaruh nilai buku ekuitas dan laba per saham terhadap harga saham berdasarkan nilai laba yang diperoleh dan berdasarkan kelompok industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ponco T. Widagdo
"Shin and Stulz (2000) menentang dogma hubungan antara risiko dan return (imbal hasil) saham dengan membuktikan adanya hubungan terbalik antara risiko perusahaan dengan imbal hasil saham perusahaan itu (volatilitas asimetrik). Penelitian ini melengkapi seri penelitian tentang perilaku tingkat pengembalian saham yang dimulai oleh Pratt (1966) pada disertasinya yang mengambil sample di New York Stock Exchange tahun 1926 sampai 1959. Solfdosky dan Miller (1969) melanjutkan penelitian Pratt dengan mengambil sampel antara tahun 1951 sampai 1966 dan menemukan hal yang serupa dengan Pratt.
Penelitian lanjutan di bidang ini telah menemukan beragam hasil, sebagian mendukung seluruhnya, dan ada juga yang menolak pembuktian Pratt, Solfdosky, dan Miller. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya perbedaan rentang waktu dan jenis sampel yang diambil, metodologi penelitian yang digunakan, dan sampel bursa yang diambil. Dalam skripsi ini, model utama yang digunakan adalah model dari Shin dan Stulz yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Mereka mengggunakan perubahan volatilitas pada tahun t sampai t+1 sebagai proksi dari kepemilikan opsi riil perusahaan. Eksekusi opsi riil dinilai akan mempengaruhi volatilitas arus kas perusahaan, yang lalu akan tercermin dalam perubahan volatilitas imbal hasil saham di bursa. Shin dan Stulz (2000) menyebut penerapan aplikasi manajemen risiko perusahaan yang kurang baik sebagai salah satu penyebab hubungan negatif antara imbal hasil dan volatilitas. Kelemahan utama penelitian ini adalah periode waktu dan jumlah sampel yang tidak sebanyak Shin dan Stulz.

Shin and Stulz (2000) argues the traditional tenets of risk and return relationship. They proved that the relation between risk and return is negative. This research is complementary to previous research on return behaviour started by Pratt (1966) on his dissertation that took sample in New York Stock Exchange from 1926 to 1959. Pratt?s work is continued by Solfdosky dan Miller (1969) by taking sample in another year, 1951 untill 1966 and they found similar conclusion with Pratt (1966). Many other scholars have continued this subject and they have found variety of conclusion. The differences mainly caused by the differences in time range, market where they took their sample, and the methodology they used.
This research derived it?s methodology from Shin and Stulz (2000). Volatility is measured with variant and they used the volatility change (variant change) in year t until t+1 as a proxy for real option exercise from the company. Real option exercise will change the volatility of firm cash flow that will be reflected in their return?s variant. Shin and Stulz (2000) blaming the firm risk?s management as one of the factor that causing negative relation between volatility change and shareholder return. The main weakness of this research is time period and firm sample that considerably far more fewer than Shin and Stulz (2000).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainul Fitri
"Resiko nilai tukar merupakan sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Fluktuasi nilai tukar yang terjadi di Indonesia selama periode krisis ekonomi menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian finansial yang besar yang berujung pada kebangkrutan perusahaan. Adler dan Dumas (1984) menjelaskan bahwa meskipun perusahaan beroperasi secara domestik dapat juga terpengaruh oleh nilai tukar, jika harga input dan outputnya dipengaruhi oleh perubahan nila tukar.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Net Income mencerminkan profitabilitas dari perusahaan manufaktur sedangkan return saham mencerminkan nilai perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang akan diteliti adalah nilai tukar Rupiah terhadap US$, Euro dan Yen. Hal ini dikarenakan ketiga mata uang tersebut termasuk dalam Hard Currency yang nilainya relatif stabil dan mewakili perekonomian yang sudah mapan. Pengaruh perubahan nilai tukar akan dilihat dari dua sisi yakni perusahaan eksportir dan non eksportir. Dari 101 sampel yang digunakan, 26 perusahaan termasuk ke dalam kelompok eksportir dan 75 perusahaan termasuk dalam kelompok non eksportir.
Model yang digunakan untuk meregresikan perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham adalah model data panel yaitu Random Effect dan Pooled Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar berpengaruh secara signifikan pada net income perusahaan manufaktur (eksportir dan non eksportir) dan return saham perusahaan non eksportir. Perubahan nilai tukar tidak mempengaruhi return saham perusahaan eksportir. Selain itu, tidak semua mata uang yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Mata uang yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur (non eksportir) hanya Dolar AS. Sedangkan mata uang yang berpengaruh terhadap net income perusahan manufaktur adalah USD dan Yen pada eksportir serta USD dan Yen pada non eksportir."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Financial distress is a condition where firms face difficulties to fulfill debt and facing risk of liquidation. This research provides a critical analysis of factors affecting the risk of financial distress which is represented by the interest coverage ratio. Lower interest coverage ratio will cause higher risk of financial distress. It used panel data regression of 78 manufacturing firms between the 2009-2011 period with a total of 234 observations. Independent variables analyzed were the debt to asset ratio, return on assets, current ratio, firm age, and firm size. Result shows that return on asset, current ratio, and firm age have significant effect on financial distress. It means firms must observe their profitability and liquidity so that firms can lessen the risk of financial distress. Aside from that, older firms tend to have lower risk of financial distress due to higher competitiveness and higher management experience."
TEMEN 9:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Eva Chaharani
"Penelitian ini menguji hubungan antara cuaca lokal di Jakarta terhadap imbal hasil saham pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengikuti yang dilakukan oleh Saunders (1993), Hirshleifer dan Shumway (2003), dan Chang et al. (2007), penelitian ini menguji pengaruh dari cloud cover terhadap imbal hasil saham. Dimana, penelitian ini menghipotesiskan terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Fokus dari penelitian ini ada pada cloud cover. Hal ini karena berdasarkan Saunders (1993) dan Hirshleifer dan Shumway (2003), yang menyatakan bahwa sinar matahari merupakan variabel cuaca paling penting yang memengaruhi mood [Chang et al. (2007)]. Peneliti meregresikan imbal hasil saham dalam cloud cover. Karena efek dari cloud cover dapat didorong oleh kondisi cuaca yang berlawanan, maka mengikuti Chang et al. (2007), peneliti memasukkan variabel-variabel cuaca lain ke dalam regresi meliputi tingkat hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Sebuah variabel dummy untuk tingkat hujan (Dhujan) didefinisikan sebagai 1 jika data dari BMG menunjukkan bahwa terjadi hujan selama observasi. Suhu diukur dalam Celcius, dan kecepatan angin (angin) diukur dalam knot. Mengikuti Chang et al. (2007), peneliti juga mengendalikan efek day-of-the-week dan month-of-the-year. Oleh karena itu peneliti memasukkan variabel dummy untuk hari Senin (DMon), Jumat (DFri), Januari (DJan), Desember (DDec) ke dalam perhitungan regresi. Peneliti melakukan dua penghitungan regresi. Dimana dalam penghitungan pertama, dengan mengikuti Hirshleifer dan Shumway (2003), peneliti melakukan deseasonalize terhadap tiap variabel cuaca dengan mengurangi rata-rata variabel cuaca tiap minggu dari rata-rata tiap-tiap hari. Sedangkan dalam penghitungan ke dua, dengan mengikuti Saunders (1993), peneliti tidak melakukan deseasonalize terhadap variabel-variabel cuaca. Dari 17 hasil regresi yang dilakukan, baik dengan menggunakan variabelvariabel cuaca yang telah maupun yang belum di-deseasonalized, terdapat satu variabel terikat yang dipengaruhi oleh cloud cover, yaitu variabel terikat return saham LSIP. Namun, pada sebagian besar sampel penelitian ditemukan bahwa cloud cover tidak memengaruhi imbal hasil saham. Oleh karena itu, untuk sebagian besar sampel penelitian, dapat dikatakan bahwa peneliti gagal menolak hipotesis nol dari penelitian, yang berarti tidak terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa investor tidak dapat membuat sebuah strategi aktif dengan menggunakan kondisi cuaca."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rianti
"Kepemilikan dan analisis yang tepat pada informasi penting untuk dilakukan investor agar mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi. Investor dihadapkan dengan berbagai macam informasi di pasar modal. Data historis seperti volume transaksi dan imbal hasil dapat menjadi informasi yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan menggunakan data perdagangan saham intrahari untuk periode 10 Agustus hingga 28 Desember 2007 dari Bursa Efek Indonesia, penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh volatilitas imbal hasil saham terhadap volume transaksi dan sebaliknya pada 14 saham teraktif di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian membuktikan bahwa volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan memiliki korelasi yang positif. Korelasi ini menunjukkan bahwa ketika volatilitas imbal hasil atau resiko karena variabilitas tingkat pengembalian tinggi, volume perdagangan yang terjadi juga tinggi. Hal ini merupakan indikasi bahwa tipe investor pada 14 saham teraktif di BEI merupakan risk taker. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kausalitas antara volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa volatilitas imbal hasil tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume perdagangan dan sebaliknya. Hubungan yang terjadi pada 14 saham teraktif di Bursa Efek Indonesia merupakan aplikasi dari Mixture Distribution Hypothesis.

Ownership and analysis of information are important for investor in order to make profit from investing. Investors face many types of information at stock market. Historical data for example trading volume and return are also has a possibility to become significant information to exploit profit. By using intraday stocks transaction data for period August, 10 until December 28, 2007, this research try to figure out how return volatility influence trading volume and vice versa on Indonesia Stock Exchange?s 14 most active stocks. The concluding remark proved that return volatility and trading volume has positive correlation. The correlation shows at the time volatility or risk from variability to get return high, trading volume also high. This result indicates that profile of investor in 14 most active stocks are risk taker. However, research can not found causality relationship between return volatility and trading volume. This result show that return volatility can not be used to predict trading volume and vice versa. The relationship between return volatility and trading volume on Indonesia Stock Exchange?s 14 most active stocks are the application of Mixture Distribution Hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6564
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfitri Fadjriansyah
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari stuktur kepemilikan saham pada kebijakan utang perusahaan. Penelitian ini menggunakan 32 perusahaan yang terdaftrar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian dari tahun 2005-2007. Variabel terikat penelitian yang digunakan adalah rasio utang yang merupakan proksi terhadap kebijakan utang perusahaan sementara itu variabel struktur kepemilikan dan variabel karakteristik perusahaan seperti volatilitas pendapatan (ERNVOL), non-debt tax shields (DEPR), pengeluaran pada aset tidak berwujud (RDAD), pertumbuhan total aset (GROWTH), dan ukuran perusahaan (TA) adalah variabel bebas penelitian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metodologi data panel, dari hasil uji menunjukkan bahwa kebijakan utang perusahaan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan institusi (INSTL) dan berperan penting untuk mengurangi terjadinya konflik keagenan. Variabel lain yang menjukkan pengaruh yang signifikan seperti non-debt tax shields (DEPR), pertumbuhan total aset (GROWTH), dan ukuran perusahaan (TA).

The objective of this study is to identify the impact of ownership structure on corporate debt policy. This study, use 32 companies from Indonesia Stock Exchange from 2005 to 2007 explores the impact of ownership structure (INSTL and MGROWN) and companies haracteristic variables such as earnings volatility (ERNVOL), non-debt tax shields (DEPR), expenditures in intangible assets (RDAD), asset growth (GROWTH), and size of the firm (TA) on debt policy in an integrated framework by using Panel Data equations estimation procedure. The findings show that there are significant impact of institutional ownership which serves effective control mechanism on corporate debt policy as hypothesized and insiders ownership
which serve as effective bonding mechanism. Findings of such evidence suggest that institutional holding and insider ownership thus have played an important role in managers' strategic management decision and reduce agency conflict. Other significant variable such as -debt tax shields (DEPR), asset growth (GROWTH), and size of the firm (TA).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6602
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>