Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harsono
"ABSTRAK
Nyeri pasca bedah abdomen adalah gabungan dari beberapa pengalaman sensori, emosional, dan mental yang tidak menyenangkan akibat trauma bedah. Walaupun nyeri telah dikelola dengan baik, kira-kira 86% pasien mengalami nyeri sedang ke hebat pasca bedah meskipun analgesik ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik responden (exploratory study) dan selanjutnya menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen (explanatory study). Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 67 orang responden pasca bedah abdomen. Pada penelitian ini digunakan instrumen State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y untuk menilai keadaan cemas pasien pasca bedah abdomen, sikap dan keyakinan terhadap nyeri, dan skala nyeri untuk menilai intensitas nyeri pasca bedah menggunakan kombinasi Visual Analog Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah jenis kelamin (p value = 0,005), letak insisi (p value = 0,0005), dan tingkat kecemasan (p value = 0,0005). Faktor yang paling mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah tingkat kecemasan (standardized coefficient β 0,501). Hasil penelitian ini bermanfaat bagi praktisi keperawatan sebagai acuan asuhan keperawatan dalam melakukan pengelolaan nyeri pasca bedah abdomen untuk mempertimbangkan faktor tingkat kecemasan, jenis kelamin, dan letak insisi. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nyeri.

ABSTRACT
Abdominal postoperative pain is a combined of several unpleasant sensory, emotional, and mental experience precipitated by the surgical trauma. Pain experience are influenced by many factors and it is difficult to understand and about 86% of patients experience moderate to severe pain following surgery in the hospital. The purpose of this study was to identify the characteristic of respondent (exploratory study) and to explain influencing factors of abdominal postoperative pain intensity (explanatory study). The design was an analytic description using a cross sectional for 67 respondents abdominal postoperative. In the study using State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y instrument was used to measure the abdominal postoperative state anxiety, attitudes and beliefs about pain, and pain scale using a combined Visual Analog Scale (VAS) and Numeric Rating Scale (NRS) was used to measure postoperative pain intensity. The finding showed that gender (p value = 0,005), incision site (p value = 0,0005), and anxiety levels (p value = 0,0005) were significantly influencing factors of abdominal postoperative pain intensity. The most influencing factor of abdominal postoperative pain intensity was anxiety levels (standardized coefficient β 0,501). This study information for nursing practitioner as reference in nursing care planning should be considered anxiety levels, gender, and incision site to management of patients with postoperative pain relief. It is recommended to conduct further research using more samples and other factors that also may alter pain reaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Wigiyantoro
"Resume medis merupakan ringkasan semua informasi penting pasien dan harus diisi secara lengkap dan sesuai standar karena merupakan persyaratan dokumen klaim BPJS. Data bagian klaim JKN RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang berkas klaim BPJS pasien rawat inap yang dikembalikan karena ketidaksesuaian 4,2% - 10,2%, dan didukung data bahwa berkas yang di klaim pada bulan berjalan merupakan klaim pelayanan 3 bulan sebelumnya. Angka tersebut menunjukkan trennya meningkat seiring semakin banyaknya pasien BPJS. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kepatuhan DPJP dalam pengisian resume medis berdasarkan kelengkapan data resume medis dan kesesuaian diagnosis akhir pada berkas klaim pasien rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, pendekatan observasional analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan bulan april - mei 2018 kepada 14 responden dan 196 dokumen resume medis, serta mengkombinasikan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam kepada 9 informan sebagai upaya mempertajam keakuratan hasil penelitian.
Hasil penelitian bahwa kelengkapan data berkas resume medis 31,1%. Kesesuaian diagnosa akhir 94,4%. Kepatuhan DPJP dalam mengisi resume medis dengan kriteria berkas lengkap dan sesuai 29,1%. Dari delapan variabel independen terdapat empat variabel sebagai faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap kepatuhan, yaitu persepsi terhadap beban kerja, persepsi terhadap dukungan pimpinan, persepsi terhadap insentif dan persepsi terhadap sanksi. Dan hasil uji multivariat, menyatakan bahwa variabel persepsi terhadap insentif merupakan variabel yang paling berhubungan sebesar 7,4 kali terhadap kepatuhan pengisian resume medis.

The medical resume is a summary of all important patient information and should be fully completed and in accordance with the standard as it is a requirement of the BPJS claim document. Base on data of claims section of Regional Hospital Ade Muhammad Djoen Sintang, BPJS claim file of inpatient patient returned due to incompability is about 4.2% to 10.2%, and supported data that file claimed in the current month is claim of service 3 months before. This figure shows the increasing trend as more and more patients BPJS. This study aims to determine the relationship of the doctor in charge in patient compliance in filling medical resume based on the completeness of medical resume data and the suitability of the final diagnosis on the claim file of inpatients. This research is a quantitative research, analytic observational approach with cross sectional design conducted in april to may 2018 to 14 respondents and 196 medical resume documents, and combine qualitative approach through in-depth interview to 9 informants as an effort to sharpen the accuracy of research result.
The results of the study that the completeness of medical file data resume 31.1%. Final diagnosis 94.4%. DPJP compliance in completing medical resume with complete file criteria and appropriate 29.1%. There are four variables as factors that directly affect the compliance are perceptions of workload, perceptions of leadership support, perceptions of incentives and perceptions of punishments. And the results of multivariate tests, states that the perceptual variables on incentives are the most correlated variables of 7.4 times against to the compliance of medical resume filling."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2018
T50078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Haryatmo
"Kepatuhan pasien terhadap manajemen hipertensi merupakan hal penting dalam karena ketidakpatuhan dapat mengakibatkan kegagalan mengontrol tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap manajemen hipertensi. Metode penelitian ini adalah non eksperimental jenis analitik cross sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan concecutive sampling yang melibatkan 100 responden.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara tingkat pendidikan, dukungan sosial dan persepsi terhadap penyakit dan pengobatan dengan kepatuhan; tidak terdapat hubungan signifikan pada faktor usia, jenis kelamin, pembiayaan, tingkat pengetahuan, depresi, dan kepuasan. Variabel yang paling berhubungan dengan kepatuhan adalah dukungan sosial.

Patient adherence to hypertension management is important as non-adherence can result in failure to blood pressure control. The purpose of this study was to identify factors associated with adherence to hypertension management. This was a study with non-experimental cross sectional analytic design. A concecutive sampling method involving 100 respondents was applied.
The results showed that there was a significant association between the level of education, social support, and perceptions of the disease and treatment with adherence; and there was no significant association on age, sex, finance, knowledge level, depression, and satisfaction. The most associated variable was social supports.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andriani
"ABSTRAK
Proporsi kematian ibu di provinsi Nusa Tenggara Barat tergolong tinggi pada tahun 2010 sebesar 329 kematian ibu atau 2,9% dari total kematian nasional. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi tindakan seksio sesarea di RSUD Kab Dompu. Desain penelitian adalah potong lintang dengan besar sampel 750 orang. Data diuji dengan menggunakan chisquare dengan taraf signifikan 95% (0,05).
Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi ibu yang bersalin dengan seksio sesarea adalah 75,2%. Ada hubungan antara paritas (faktor predisposisi), cara bayar (faktor penguat), partus lama, riwayat seksio sesarea, pre eklampsia berat/ eklampsia dan kematian janin dalam rahim dengan kejadian seksio sesarea (p<0,05).

ABSTRACT
The proportion of maternal mortality in west nusa tenggara is hight, at 2010 the maternal mortality was 329 or 2,9% national mortality. The study aims to determine factors - factors that influence the actions of Caesarean section in Dompu District Hospital. The study design was a large cross-sectional sample of 750 people. Data were tested using chi-square with 95% significant level (0.05).
Result showed that the prevalence of the birth mother with Caesarean section was 75.2%. There is a relationship between parity (predisposing factors), how to pay (reinforcing factors), parturition length, a history of Caesarean section, severe pre eclampsia / eclampsia and fetal death in utero with the incidence of Caesarean section (p <0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rachmawati
"ABSTRAK
Memasuki PJPT II, tugas rumah sakit semakin penuh tantangan, iklim persaingan semakin terasa, di mana masyarakat semakin mengerti akan hak untuk menuntut atau protes apabila sesuatu hal tidak dijalankan dengan benar dan konsisten, sehingga situasi ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya ke arah profesionalisme. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit selalu didahului dengan peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Dengan mempergunakan matriks hubungan antara proses pelayanan yang efektif dengan tindakan pelayanan yang diharapkan (MATRIX DOLL), maka penampilan keprofesian perawat akan dipantau dan dinilai, untuk melihat sampai sejauh mana perawat mempergunakan pengetahuan, sikap, perilaku, pengalaman dan pengamalan sesuai dengan standar pelayanan di dalam menjalankan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Sejalan dengan itu RSAB "Harapan Kita", sebagai rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak & ibu bersalin, tidak luput dari usahanya untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan profesionalitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang keperawatan kebidanan di mana sebagian besar pasien rawat inap (48%) adalah pasien-pasien pasca persalinan.
Salah satu kendala yang ditemukan adalah Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu belum dilaksanakan sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara karakteristik perawat (umur, status perkawinan, pendidikan, lama bertugas, ketrampilan pasca pelatihan tambahan), sistem penugasan pasien, supervisi, serta pedoman kerja, dengan Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di Iingkungan ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Penelitian ini sifatnya deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan pengumpulan data melalui observasi & kuesioner di seluruh ruangan rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa Iangkah-langkah Tindakan Keperawatan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "pelaksanaan" dan "R/R", sedangkan Jenis Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "puerpurium"&"memelihara kebersihan vulva".
Dari hasil uji statistik regresi linear sederhana dari 8 faktor yang diduga secara teoritis didapatkan hanya satu faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik yaitu : pelatihan tambahan, sedangkan 7 faktor lainnya kurang terbukti berhubungan secara statistik.
Dalam penilaian lebih lanjut didapatkan bahwa kinerja perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan secara baik adalah 67,5%.
Sangat diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi upaya meningkatkan mutu Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita".

ABSTRACT
Entering the Second Long Term Development Plan of the Republic of Indonesia, the mission of Indonesian Hospitals being more challenging, while the competition atmosphere becomes apparent and also people nowadays more understand to their rights to complain or if something done improper or inconsistently and this leads to Hospital to improve the quality of services more professional. The improvement of quality of services should be preceded with the improvement of quality of nursing care.
Using the matrix relation ship between effective services and expected service actions so coiled DOLL matrix, then the professionalism of nurse actions could be observed and evaluated to how they use their knowledge and experience to behave according to hospital service standard as required.
In line with the national mission to achieve public service for mother and children care, the hospital as one of the center of excellence for Mother-Children Care and perintology also has to enhance services in obstetrical area where most of in-patient (48% occupation) were post partum patients.
One of the constraints obtained is that of post partum nursing interventions had not been performed fully according with the privilege nursing standard.
Purpose of this study is to find out the relation among the instruments of nurse characteristic such as age, marital status, education, experience, improved skills after upgrading training, also job assignment, job supervision, standard operating procedure, with nursing cares of post partum particularly in the in-patient facilities of the hospital RSAB "Harapan Kita".
The method of statistical analysis is descriptive with emphasis on cross-sectional approach, by means of data collection trough question aries and observations.
From observation result shows that nursing care action that need to be taken is "pelaksanaan (execution)" and "R&R (Reporting & Recording)" and type of post partum nursing intervention needs to have special care is "puerpurium" and "vulva hygiene".
From statistical result using simple linear regression of 8 factors might be of having relations empirically with nursing interventions empirically with nursing interventions of post partum, yields only one factor indicates to have significant relations statistically that is additional vocational training white the ather 7 factor were less significant to the further result obtained, that nurse performance who perform nursing interventions very well was around 67.5%.
It is desirable that the analysis result could be of assistance and fruit full for the efforts to upgrade and improve qualities of the nursing interventions of post partum within the management of the Hospital RSAB "Harapan Kita".
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yopi Triana
"Keterbatasan kemampuan pengelolaan pemimpin merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi kompetensi kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi pengarahan. Desain menggunakan survey dengan rancangan deskriptif korelasional, pada 98 kepala ruangan dan 196 ketua tim. Sampel diambil secara total dan instrumen riset berupa kuisioner. Analisis menggunakan uji Mann Whitney, Kruskall Wallis, Spearman Correlation, dan Regresi linear berganda. Variabel yang berhubungan dengan kompetensi kepala ruangan adalah masa kerja(p=0.0001), pelatihan manajemen ruangan(p=0.006) serta uraian tugas(p=0.008). Pelatihan merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi kompetensi kepala ruangan dalam melaksanakan fungsi pengarahan. Hasil penelitian merekomendasikan manajemen untuk merancang pelatihan serta menyusun uraian tugas sesuai dengan kompetensi kepala ruangan.

Limited ability of leadership in management is one factor contributing to the low quality of nursing care. This study aimed to analyze factors influencing head nurses competency in directing function. Design used survey with descriptive correlational, to 98 head nurses and 196 team leaders. Total sample with questionnaire as an instrument. Analysis using Mann Whitney test, Kruskal Wallis, Spearman Correlation, and Multiple Linear Regression. Variables that relate to head nurses competency is working period(p=0.0001), ward management training(p=0.006) and job description(p=0.008). Training is the most dominant factor influencing competency of head nurses in directing. Results of the study recommend management to design training and develop job descriptions according to the competence of the head nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Satya Nugraha
"Coronary Arteri Bypass Graft masih menjadi tindakan bedah jantung terbanyak yang dilakukan diseluruh dunia, Komplikasi yang terjadi paska prosedur CABG dapat dikategorikan menjadi dua yaitu mayor dan minor. Salah satu komplikasi mayor adalah infeksi daerah operasi. Factor preoperasi yang mungkin dapat memicu infeksi daerah operasi mulai dari usia, status gizi, DM, kebiasaan merokok, durasi operasi dan penggunaan benang penutup operasi menjadi factor pre operasi yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi daerah operasi pada pasien operasi coronary artery bypass graft di RS Jantung Jakarta. Penelitian ini menggunakan analitik observasional. Desain yang digunakan adalah case-control study. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien CABG di kamar bedah RS.Jantung Jakarta periode 2019-2021. Sampel yang dipeorleh yaitu 64 sampel, 32 kasus infeksi, 32 non infeksi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia, DM, riwayat merokok, status gizi, lama operasi dengan kejadian infeksi daerah operasi pada pasien pascaoperasi CABG di RS Jantung Jakarta. Dan tidak ada hubungan antara peggunaan benang penutup luka operasi dengan kejadian. Bagi pelayanan keperawatan diharapkan dilakukan skrining yang lebih yang lebih lengkap untuk pasien-pasien yang akan dilakukan operasi CABG.

Coronary artery bypass grafting is still the most common heart surgery performed worldwide. The complications occurring after the CABG procedure can be categorized into two types, namely major and minor complications. One of the major complications is infection at the surgical site. Age, nutritional status, diabetes mellitus, smoking habits, surgery duration, and the use of surgical sutures are all pre-operative risk factors that can lead to infection in the operating room. Those are preoperative risk factors that must be considered. The purpose of this study is to determine the factors that influence the incidence of surgical site infection in coronary artery bypass graft surgery patients at the Jakarta Heart Hospital. This study employs observational analytic techniques. The design research study is a case-control study. The population in this study were CABG patients in the operating room of the Jakarta Heart Hospital for the 2019–2021 period. 64 samples were collected, 32 of which were infected and 32 of which were not. The results showed that there is a relationship between age, diabetes mellitus, smoking history, nutritional status, the duration of surgery, and the incidence of surgical site infection in post-operative CABG patients at the Jakarta Heart Hospital. As a result, there is no link between the use of threads to cover surgical wounds and incidents. For nursing services, it is hoped that more comprehensive screening will be carried out for patients who will undergo CABG surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yatar, Mariana
"Nursing Care Document is an indicator to prove that the Nurses are doing good nursing care to clients in internal room.
Purpose of the research is to get a clear description on nursing care document and its related factors in internal room.
Research methodology is qualitative method through in depth interview and observation to 8 informan which charge with the nursing care document and its related Factors.

Abstract
Formulir asuhan keperawatan yang sesuai slandar belum lengkap, serta sosialisasi dari SOP belum menyeluruh.
Saran yang diberikan agar pihak rumah sakit mengeluarkan kebijakan keharusan membuat dokumen asuhan keperawatan untuk setiap pasien yang dirawat, meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga perawat pelaksana, mengurangi tugas rangkat dan sederhana kalau perlu dalam bentuk check list serta sosialisasi SOP secara menyeluruh "
Universitas Indonesia, 2001
T10336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Dima Fajar Prawesti
"Pengkajian resep merupakan kegiatan farmasi klinik yang meliputi pengkajian admininstratif, kesesuaian farmasetis, dan kesesuaian klinis untuk meminimalkan terjadinya kesalahan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan dari petugas farmasi dan menganalisa hubungan karakteristik individu, motivasi, kepemimpinan, imbalan dan suber daya terhadap kepatuhan dari petugas farmasi dalam melaksanakan pengkajian resep di Rumah Sakit Umum Ganesha Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan kuisioner yang disebar ke seluruh petugas farmasi. Total jumlah sampel sebanyak 31 orang petugas farmasi.
Hasil penelitian menyatakan lebih dari setengah petugas farmasi memiliki kepatuhan kurang terhadap pelaksanaan pengkajian resep. Variabel yang mempengaruhi kepatuhan petugas farmasi dalam melaksanakan pengkajian resep adalah masa kerja p=0,003, kepemimpinan p=0,017 dan imbalan p=0,001. Perlu dilakukan manajemen SDM yang baik, evaluasi pemberian imbalan dan membuat kebijakan terkait reward serta punishment yang adil bagi petugas farmasi. Selain itu, rutin dilaksanakannya pelatihan dan pengawasan untuk mengevaluasi hasil kerja dari petugas farmasi dalam melaksanakan pengkajian resep.Kata Kunci :Kepatuhan, pengkajian resep, petugas farmasi.

Prescription screening is a clinical pharmacy activity contain of an administrative screening, pharmaceutics compatibility and clinic compatibility to minimalize medication errors. The aims of this study is to understand compliance overview from the pharmacy officer and analyze the relationship of individual characteristic, motivation, leadership, reward and resources with compliance from pharmacy officer in order to do screening prescription at Ganesha General Hospital in 2018. The method of this study was a cross sectional quantitative study using questionnaire to 31 pharmacy officer as a sample.
The result of the study showed that more than half of the pharmacy officer have less compliance to prescription screening activity. The variables that affected pharmacy officer compliance in doing prescription screening was working period p 0,003, leadership p 0,017 and reward p 0,001. An effective human resource management, reward evaluation, a fair reward and punishment policyfor pharmacy officer are needed. In addition, routine training and supervision are also important to evaluate the performance of pharmacy officer in doing prescription screening.Key Words Compliance, prescription screening, Pharmacy officer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Azzahra
"Hipospadia adalah kelainan kongenital yang menyebabkan anatomi pembukaan saluran kemih berada pada bagian ventral penis. Salah satu faktor risiko hipospadia adalah faktor gaya hidup yang tidak baik ataupun polusi udara yang dapat ditemukan pada masyarakat perkotaan. Penatalaksaan medis hipospadia adalah dengan operasi uretroplasti yang dapat menimbulkan masalah keperawatan berupa nyeri akut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah menguraikan asuhan keperawatan pada anak dengan hipospadia. Salah satu intervensi yang diimplementasikan adalah teknik distraksi dengan menonton video kartun animasi. Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang berupa manajemen nyeri farmakologis dan non farmakologis selama tiga hari adalah skala nyeri anak turun dari skala nyeri 3/10 menjadi 0/10 atau tidak nyeri, anak tampak tenang dan dapat tertawa saat ada adengan lucu pada video kartun. Penulis menyarankan rumah sakit menyediakan fasilitas untuk melakukan distraksi pada anak berupa radio atau tape recorder untuk memutar musik, televisi untuk memutar video animasi ataupun mainan yang dapat mendistraksi anak. Sehingga distraksi dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik nyeri dan usia anak.

Hypospadias is a congenital aberration that causes the anatomy of the opening of the urinary tract to be in the ventral part of the penis. One of the risk factors for hypospadias is a factor of poor lifestyle or air pollution that can be found in urban communities. Hypospadias can be treated through urethroplasty surgery. Post surgical pain will occur in a child. The steps to be taken to deal with this issue is to manage the pain in the child. The purpose of this paper is to describe nursing care in children with hypospadias. One of the interventions implemented is the distraction technique by playing animated cartoon videos as pain management for the child. The usage of distraction technique and pharmacological techniques for three days period decreased the pain rating scale from the 3 10 to 0 10, and the observation showed that the child also seemed to be calmed and laugh when there is a funny scene on an animated cartoon video. The authors suggest that hospitals provide facilities to perform distractions in children such as radio or tape recorders to play music, televisions to play animated videos or toys that can distract children, so that distractions can be performed according to the characteristics of pain and age of the child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>