Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rohman
"Asuhan spiritual adalah praktik dan prosedur yang dilakukan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual guna menopang kesehatan dan kesejahteraan klien. Dimensi spiritual berperan penting bagi kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup individu. Perawat mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan spiritual klien melalui asuhan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asuhan spiritual oleh perawat di RS. Islam Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross ectional study. Responden yang berpartisipasi berjumlah 111 perawat di ruang rawat dewasa RS. Islam Jakarta. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total populasi.
Hasil studi ini menunjukan tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, kecukupan waktu, persepsi tentang spiritualitas dan asuhan spiritual dengan pemberian asuhan spiritual. Meskipun demikian, faktor tingkat pendidikan didapatkan nilai OR= 2,436 yang menunjukan bahwa perawat yang berpendidikan Sarjana berpeluang memberikan asuhan spiritual secara baik sebesar 2, 436 kali dibandingkan dengan yang berpendidikan SPK/DIII Keperawatan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian serupa lebih lanjut yang melibatkan faktor-faktor lain seperti perhatian akan spiritualitas diri perawat, kesehatan spiritual diri perawat, pendidikan dan pelatihan tentang asuhan spiritual yang didapat, dan sistem pengawasan, dengan penentuan sampel yang lebih baik.

Spiritual care is nursing practices and procedures which employed to meet the spiritual needs of the patient in order to support their health and well being. Spiritual dimension has important role for health, wellbeing, and quality of life. Nurses have important role to increase spiritual health and well being state of the patients by providing spiritual care. The purpose of this study was to identify the factors related to providing spiritual care. A design cross sectional study was used in this research. The respondent in this study were 111 nurses who work in adult wards at Islamic Hospital Jakarta. The samples were selected by total of population.
The result of bivariate analysis with Chi-square test showed (that there were) no corelation between providing spiritual care with: age, sex, level of education, length of services, time avalilibility, and perception about spirituality and spiritual care. Although level of education factor have OR= 2,436, it mean nurses? graduate have oportunity to give good spiritual care 2,436 time more than those nurses? with level of education SPK/DIII. This research recommended the importance of further similar research which entangle other factors such as attention of nurses?'self spirituality, self spiritual health, development of training and education about spiritual care, and control system, with determination of better sample.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Hakam
"Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan teknik penggabungan dari sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Selain sistem energi tubuh terdapat pula metode relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien yang dapat mengurangi nyeri pada kanker. Teknik SEFT ini berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur disertai sikap pasrah kepada Tuhan sesuai dengan keyakinan pasien. Tujuan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi SEFT dalam mengurangi nyeri pada pasien kanker.
Metode, Metode penelitian ini adalah quasi-eksperimental dengan pre test and post test design with control group. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling. Jumlah sampel 20 orang, 10 orang kelompok intervensi dan 10 orang kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan kombinasi intervensi SEFT dan terapi analgesik dan kelompok kontrol hanya diberikan terapi analgesik. Intervensi SEFT dilakukan setelah pemberian analgesik dengan durasi 5-10 menit setiap hari selama lima hari. Sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan pengukuran nyeri dengan Numeric Rating Scale. Semua data yang terkumpul akan dianalisis dengan uji sample t test dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05.
Hasil, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi intervensi SEFT dan terapi analgesik lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker dibandingkan hanya terapi analgesik saja (p=0,047). Implikasi, Implikasi dari penelitian ini adalah dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker serta mendorong kemandirian dalam peran autonomi perawat dan mengurangi ketergantungan pasien terhadap terapi analgetik.

ABSTRACT
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) represents an affiliation technique from body?s energy system and spiritual therapy by tapping at certain points of the body. Beside the body?s energy system there is also a relaxation method with that engage patient belief to relieve pain cancer. SEFT focuses on certain words or sentences pronounced several times in a rhythm, follows by resignation to The God as patient belief. Purpose, This research was aimed to explore the effect of SEFT intervention to reduce of cancer pain patients at the Dr Soetomo General Hospital in Surabaya.
Method, Quasi experimental used in this study was pre test and post test design with control group. Samples were recruited using consecutive sampling. The sample size was 20 respondents. They were divided into intervention and control group, each group?s consist of 10 respondents. The intervention group received SEFT intervention combined with analgesic therapy and the control group given only analgesic therapy. SEFT intervention implemented after administrating analgesic, for 5-10 minutes every day during five days. Pain scale was measured by using Numeric oth of group. The data were analyzed statistically with sample t test with significance of level α ≤ 0,05.
Result, The results demonstrated that the combination SEFT intervention and analgesic therapy was more effective than only analgesic therapy (p=0,047). Implication, The Implication of this research can be employed to the cancer patient to relieve their pain. The nursing intervention with SEFT encourages nurse role autonomy and reduces patient dependency on analgesic therapy."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faiz Zainuddin
Jakarta: Afzan Publishing,
131 AHM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bibb, Benyamin O.
Semarang: Dahara Prize, 2003
111 BIB r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Grayson, Stuart
Semarang: Dahara Prize, 2001
133.93 GRA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
George, Nina
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013
843 GEO l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Yudha Aminah
"Skripsi ini mengkaji tentang penyembuhan penderita sakit jiwa terkait dengan konsep-konsep seperti sehat-sakit, sakit jiwa, penyakit, dan penyembuhan tradisional di Yayasan Bani Syifa. Penyembuhan terkait sakit jiwa idealnya dilakukan oleh praktisi medis modern seperti psikiater, namun Yayasan Bani Syifa menawarkan metode penyembuhan yang khas terkait sakit jiwa yang diminati masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (in-depth interview). Observasi yang dilakukan mencakup pengamatan subyek penelitian secara langsung dalam kegiatan penyembuhan kepada para pasien dengan masalah kejiwaan di Yayasan Bani Syifa. Metode penyembuhan sakit jiwa yang diterapkan di Yayasan Bani Syifa terkait dengan persepsi penyembuh yang memercayai bahwa sakit jiwa disebabkan oleh hal-hal personalistik. Metode penyembuhan di Yayasan Bani Syifa mencakup penyembuhan secara fisik dan spiritual. Penyembuhan secara fisik menggunakan jahe (Zingiber officinale), hiltit (Ferula assa-foetida), serta air zamzam. Sementara itu, penyembuhan secara spiritual berkaitan dengan ritual religius seperti mengaji bersama (tawasulan/yasinan), shalat syifa, dan jampe.

This bachelor thesis will talk about healing practices aimed towards people with mental health problems and their correlation with concepts such as illness-health, mental illness, illness, and traditional healing in Yayasan Bani Syifa. People with mental illnesses should ideally treated by modern medical practitioner such as psychiatrists, but Yayasan Bani Syifa offers a unique mental healing method that is chosen by the community. I used qualitative approach to obtain the data, which includes in depth interview and observations. I observed the subjects’ healing activities and process towards people with mental illness. Healing methods that Yayasan Bani Syifa use to people with mental illness are influenced by the healer's preception that mental illness are caused by personalistic traits.The methods used contains “physical” healing and “spiritual” healing. Physical healing uses ginger, hiltit, and zamzam water. Meanwhile, spiritual healing encompass religious rituals such as prayer recitation (tawasulan/yasinan), “shalat syifa”, and jampe."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dale, Cyndi.
St. Paul, MN : Llewellyn Publications , 1996
615.89 DAL n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suyoko
"Di Provinsi DKI Jakarta gangguan mental emosional khususnya pada lansia menjadi masalah seiring dengan bertambahnya jumlah lansia. Tujuan penelitian adalah mengetahui prevalensi, distribusi dan perbedaan proporsi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan mental emosional pada lansia .Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2007. Hasil Penelitian prevalensi sebesar 21,1%, Berdasarkan umur proporsi gangguan mental emosional pada lansia lebih besar pada umur ≥ 70 tahun (21,0%), lebih besar pada jenis kelamin perempuan (26,0%), lebih besar pada tingkat pendidikan rendah (26,8%), lebih besar pada yang tidak bekerja (24,2%), lebih besar pada status ekonomi tinggi (24,1%), lebih besar pada anggota keluarga (25,3%), lebih besar pada yang cerai (30,6%), lebih besar pada yang menderita DM (31,6%), lebih besar pada yang menderita hipertensi (29,9%), lebih besar pada menderita gangguan sendi (26,2%) lebih besar pada yang kurus (27,4%) lebih besar pada yang tidak mandiri (46,5%).

In Jakarta Provincial mental disorders in the elderly in particular emotional an issue as the number of elderly. The research objective was to determine the prevalence, distribution and differences in the proportion of risk factors related with emotional mental disorder in the elderly. This method is a cross sectional study using data Riskesdas 2007. Research a prevalence of 21.1%, Based on the emotional life of the proportion of mental disorders in the elderly greater at age ≥ 70 years (21.0%), greater in the female sex (26.0%), greater in the low education level (26.8%), greater in that it does not work (24.2%), greater in the high economic status (24.1%), greater in family members (25.3%), greater in the divorce (30.6%), which suffer greater in DM (31.6%), greater in hypertensive (29.9%), greater in suffering from joint disorders (26.2%) greater in the lean (27.4%) was greater in the dependent (46.5%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ward, Tara
Cina: Arcturus Publishing Ltd, 2008
615.5 WAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>