Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119358 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diesty Eka Kurnia Wati
"Bahaya psikososial kerja adalah salah satu bahaya yang ada di tempat kerja, namun karena sifatnya yang abstrak sehingga sulit untuk diidentifikasi. Dengan menggunakan referensi dan model-model stress kerja, kesulitan ini dapat teratasi. Dalam skripsi ini, penulis membahas persepsi bahaya psikososial di tempat kerja pada pekerja di bagian direct service PT.Trakindo Utama Cabang Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perusahaan perlu lebih mensosialisasikan tentang bahaya psikososial kerja ini dengan memasukkan ke dalam program-program Safety Health Environment (SHE) yang telah berjalan, seperti training, IBPR, Family gathering, dan sebagainya. Hal ini penting untuk diperhatikan agar dampaknya dapat dicegah dan dikendalikan sedini mungkin, seperti meningkatnya angka absensi dan resign, timbulnya stress kerja, atau bahkan kecelakaan kerja.

Psychosocial work hazard is once of hazard in the workplace thats difficult to be identified. But using the stress models, its can be done. In this thesis, the writer is observes about the psychosocial hazard on the direct service worker in PT.Trakindo Utama, Jakarta Branch. It is a quantitatives research with the deskriptif models. From this research, it is important to socialize the psycosocial hazard in the company. Which can involve to the SHE programs like training, IBPR (Hazard Identification and Risk Analysis), Family gathering, etc. Its important to do, because it can minimize or reduce the damage because of work stress, absenteism and the accident at work place."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anugrah
"Bahaya psikososial merupakan aspek-aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat menimbulkan gangguan psikologi dan fisik ? fisiologi pekerja. Hasil penilaian terhadap persepsi bahaya psikososial ini akan menggambarkan pandangan karyawan mengenai seberapa bahayakah keberadaan bahaya psikososial yang ada di tempat kerja mereka.
PT. Repex merupakan salah satu perusahaan jasa logistik terbesar di Indonesia. Jam kerja yang panjang, peralatan kerja, melakukan pekerjaan yang monoton, hubungan interpersonal dengan rekan kerja dan atasan, perkembangan karir, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan dan adanya pengawasan serta banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan merupakan beberapa aspek bahaya psikososial yang ada di Departemen PT.Repex yang merupakan salah satu stressor terjadinya stress pada pekerja.
Penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif dan desain deskriptif. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Repex Wahana pada Departemen Operasional yang berada di Pondok Pinang, Jakarta Selatan yang berjumlah 37 orang.
Secara umum hasil survey persepsi bahaya psikososial karyawan Departemen Operational menunjukkan bahwa bahaya psikososial di tempat kerja tidak terlalu membahayakan sehingga belum sampai mengganggu apalagi membebani karyawan selama melakukan pekerjaan setiap harinya, atau dengan kata lain memiliki tingkat bahaya dengan kategori rendah (6.92). Namun upaya pemeliharaan serta perbaikan secara terus menerus harus tetap dilakukan.

Psychosocial hazard is the p aspects of work design, work organization and management of work, and all aspects related to the social work environment that potentially can cause physical and psychological - physiology disorder to workers. Results of the assessment of psychosocial risk perception will reflect the view of employees which is describe how ?danger? the presence of sychosocial hazards in the workplace for them.
PT. Repex is one of the largest logistics service company in Indonesia. The long hours of work, work equipment, doing work that monoton, interpersonal relationships with colleagues and superiors, career development, participation in decision making and the supervision and the quantitative of jobs to be done iare some aspects of psychosocial hazards in the Department of PT.Repex which is one of the stressor of a stress to the workers.
This study is a survey research approach to the quantitative and descriptive design. Population which is the object of this research is all employees of PT.Repex Wahana at Operational Department which is located in Pondok Pinang, South Jakarta, amounting to 37 people.
In general, the survey of employee perceptions psychosocial hazards Operational Department show that psychosocial hazards in the workplace is not too dangerous, not disrupt the burden especially for employees to work each day, or in other words have a hazard category is low (6.92). However, sustainable maintenance and repairment still should be done."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gatha Haris Widodo
"Perkembangan bisnis yang pesat di Indonesia saat ini menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk sektor kesehatan. Laboratorium merupakan salah satu sarana dalam sektor kesehatan yang dituntut dapat unggul dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. PT. X adalah salah satu laboratoium swasta di Indonesia yang sudah memiliki beberapa penghargaan. Bagian pelayanan menjadi salah bagian terpenting dalam suatu sistem produksi di perusahaan ini. Penilaian terhadap faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres pada pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek belum pernah dilakukan sebelumnya, dimana pencatatan mengenai penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan stres dan pengendaliannya belum tersedia sebagai suatu dokumen K3 yang dapat disosialisasikan bagi seluruh elemen bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan tingkat stres pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek tahun 2016. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pelayanan yang berjumlah 291 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari instansi terkait dan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden.
Dari hasil penelitian didapatkan 51,2% responden mengalami stress kerja tinggi dan 48,8% mengalami stres kerja rendah. Hasil analisis bivariat dengan tingkat kemaknaan 5%, diperoleh lima faktor yang berhubungan dengan stres kerja yakni budaya dan fungsi organisasi dengan p value 0,001, peran dalam organisasi dengan p value 0,002, pengembangan karir 0,001, hubungan interpersonal dengan p value 0,001, dan peralatan kerja dengan p value 0,001. Dari hasil penelitian tersebut perusahaan harus segera mengambil tindakan pengendalian untuk guna mencegah terjadinya stres di kalangan pekerja dan yang akhirnya bisa merugikan pekerja dan perusahaan sendiri.

Rapid business development in Indonesia nowadays demands the implementation of Occupational Health Safety (OHS) in every workplace including the health sector. Laboratory as one of the facilities in the health sector are required to excel in providing services to consumers. PT. X is one of the private laboratory in Indonesia which already has several awards. Customer service department become one of the most important departements in this company production system. An assessment of workers stress levels and psychosocial hazard factors associated with stress on workers in the service section PT. X Jabodetabek branch has never been done before, where the recording of the assessment of the factors associated with stress and its control is not available as a document that can be socialized K3 for all elements of the service section at PT. X Jabodetabek branch.
This study aims to determine the factors associated with psychosocial hazards stress level services department workers at PT. X branch Jabodetabek 2016. The study design used in this study was cross-sectional. The sample in this study are employees of the customer service amounted to 291 respondents. The data used in this research is secondary data from the company and primary data obtained through a questionnaire given to respondents.
From the results, 51.2% of respondents experiencing high job stress and 48.8% had low job stress. The results of the bivariate analysis of the significance level of 5%, obtained five factors related to job stress. That are cultural and organizational functions with p value 0,001, role in the organization with p value 0.002, career development 0,001, interpersonal relationships with the p value of 0.001, and working equipment with p value of 0.001. From these results the company should take immediate action to control in order to prevent stress among workers and that could eventually be detrimental to workers and the company itself.;
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zubaedah
"Skripsi ini membahas mengenai program observasi keselamatan sebagai cara mengubah perilaku tidak aman sehingga secara dini perilaku tindakan tidak aman sebelum cidera terjadi. Evaluasi terhadap program observasi keselamatan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif program berjalan dalam upaya peningkatan perilaku kerja aman di PT Trakindo Utama cabang Jakarta tahun 2009. Penelitian ini adalah studi evaluasi deskriptif analitik dengan menggunakan survey berupa penyebaran kuesioner dan data sekunder perusahaan. Populasi penelitian adalah adalah seluruh pekerja pada direct service (pekerja di area workshop) sebanyak 85 diwakili 61 orang responden. Simpulan hasil penelitian bahwa ownership yang baik masih kurang berkontribusi pada pelaksanaan program observasi keselamatan dan berdasarkan tipe dalam penerapannya, PTTU cabang Jakarta berada pada tipe participative yaitu partisipasi sebatas upaya pencapaian tujuan target pengumpulan pelaporan kartu. Kontribusi terbesar dalam pelaksanaannya adalah supervisor dan foreman sedangkan partisipasi karyawan masih kurang. Karena masih belum efektifnya pelaksanaan program observasi keselamatan, maka disarankan pihak perusahaan melakukan evaluasi kinerja sesuai dengan penetapan tujuan. Hasil evaluasi perlu dianalisis sehingga dapat mengidentifikasi masalah. Selain itu, motivasi pekerja dan manajemen harus ditingkatkan sehingga upaya perubahan perilaku bekerja aman dapat tercapai dan menurunnya angka kecelakaan kerja akibat perilaku tidak aman.

This focus of this study is the observation of the safety program as a way to change behavior so that it does not secure the early behavior of the action is not safe before the injury occurred. Evaluation of the safety observation program needs to be done to find out how effective the program is running in efforts to increase safe work behavior at PT Trakindo Main branch Jakarta in 2009. This research study is descriptive analytical evaluation using the form of the distribution of the questionnaire survey and secondary data company. Population is the whole research is the direct service workers (workers in the workshop area) represented 85 of the 61 respondents. That the ownership of research results that are less well contribute to the implementation of the program based on the observation of safety and type in the application, Jakarta PTTU branch is located on the type of participation that is participative efforts to achieve a target goal of collecting cards. The biggest contribution is in its implementation while the foreman and the supervisor, employee participation is still lacking. safety observation program still not effective, the parties are advised to evaluate the performance of the company in accordance with the determination of the goal. The evaluation will need to analyze so that they can identify the problem. In addition, the motivation of workers and management should be improved so that efforts to change attitudes to work safety can be achieved and the decreasing number of accidents due to unsafe behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukmawati Adnan Putri
"Tumpang tindih pekerjaan, tanggungjawab yang kompleks, ketidakpastian status, ketidakjelasan pengembangan karir, dan kurangnya keamanan kerja pada tenaga medis sebagai Kepala Puskesmas (jabatan struktural) yang diberi tanggungjawab sebagai Pelaksana Tugas. Antara tenaga medis jabatan struktural dan fungsional besar gaji, insentif atau tunjangan yang diterima setiap bulannya sama. Bahaya psikososial kerja merupakan bahaya yang berhubungan dengan faktor pekerjaan (job content) dapat meliputi beban kerja, rutinitas kerja, desain tugas, serta tata cara kerja dan alat yang digunakan. Sedangkan faktor lingkungan pekerjaan (job context) meliputi peran dalam organisasi, hubungan interpersonal, pengembangan karir, pengawasan dan penilaian atasan, serta suasana kerja. Bahaya ini secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kondisi kerja dan jiwa. Jika seseorang tidak dapat mempengaruhi bahaya ini dengan baik maka akan jatuh pada kondisi stres dan lambat laun akan mengalami gangguan yang berakibat keluhan baik pada diri individu maupun terhadap organisasi atau tempat kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi bahaya psikososial kerja dan hubungannya dengan tingkat stres pada tenaga medis Puskesmas di Kota Pekanbaru. Desain penelitian ini dalam bentuk analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh tenaga medis Puskesmas yang berstatus Pegawai Negeri Sipil di Kota Pekanbaru yang berjumlah 67 orang. Pengukuran data menggunakan kuesioner berdasarkan Life Event Scale. Dalam menentukan tingkat bahaya psikososial kerja dan tingkat stres, jumlah skor dari seluruh indikator dihitung kemudian menghasilkan suatu nilai yang menentukan tingkat kategori. Analisa data dilakukan secara univariate dan bivariate dengan uji korelasi.
Hasil penelitian didapatkan 11.1% tenaga medis jabatan fungsional mempunyai persepsi bahaya psikososial kerja faktor pekerjaan (job content) mempunyai proporsi lebih besar dalam menimbulkan stres dari pada jabatan struktural (0.0%). Sedangkan faktor lingkungan pekerjaan (job context) mempunyai proporsi lebih besar pada tenaga medis jabatan fungsional (17.9%) dari pada jabatan struktural (11.1%) dalam menimbulkan stres. Tenaga medis dengan jabatan struktural (31.3%) mempunyai proporsi lebih besar untuk mengalami stres dari pada jabatan fungsional (23.5%).
Saran, Membuat usulan kepada Pemerintah Daerah untuk memberikan Surat Keputusan tentang kejelasan atau kepastian status dari Kepala Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2004 sehingga keamanan dalam bekerja dapat dicapai.

Overlapping work, complex responsibility, uncertainty or un-clarity of status and career development, lack of work`s security and safety on medical staff of Public Health Service Chairman (structural position) who had been given responsibility as Execution Staff. Between medical staff/personnel of functional and structural position employed, salary average, incentive or received subsidy per month are same. Work psychosocial hazard is hazards that related to work factors (job content) its might included work load, job`s daily activity, work design, and work procedures and work equipment applied. While work environmental factor (job context) covers the role in organization, the interpersonal relation, career development, observation and superior assessment, and work situation. These Hazards either directly or indirectly influence working and physical condition. If someone cannot control these hazards properly, he/she will be fall into stress condition and experience some disturbance that causing complaint on either the individual him self or organization or workplace.
This research aimed to know work psychosocial hazard perception and its relationship with stress level at medical staff of Public Health Service in Pekanbaru City. This research design is in the form of descriptive analytical with cross sectional approach. Research sample is all off medical staff/personnel of Public Health Service who have status Civil Public Servant in Pekanbaru City are sixty seven persons. Data Measurement using questionnaire based on Life Event Scale. In determining level of work psychosocial hazard and stress level, number of scores from all indicators is being calculated then its result a value determining level of category. Data analysis conducted in univariate and bivariate with correlation test.
Result of the research that is 11.1% medical staff of functional position has work psychosocial hazard perception, work factor has bigger proportion in generating stress than structural position (0.0%). While work environmental factor (job context) has bigger proportion than medical staff/personnel of functional position (17.9%) than structural position (11.1%) in generating stress. Medical staff with structural position (31.3%) has bigger proportion to experience stress than functional position (23.5%).
The researcher suggest Local Government to give Decree about clarity or certainty of Public Health Center Chairman`s status based on Decree of The Minister for Public Health Number 128 Year 2004 until the security and safety in working are will be able to reach."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41308
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asloe`ah Madjri
"Pendahuluan : Berkaitan dalam pelaksanaan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai risiko atau potensi bahaya yang timbul dari pekerjaan tersebut. Hal ini bisa terjadi akbat sistem kerja alau cara kerja dari manusia, ala!/mesin, bahan serta lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pegawai tetap Dinas Keschatan Kota Depok terhadap bahaya psikososial di tempat kelja tahun 2006.
Metode : Penelitian ini menggunakan disain diskripsi analitik dengan pendekatan cross seclional. Populasi penelitian adalah pegawai tetap Dinas Kesehatan Kota Depok sebanyak 100 responden, teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling / quota sampling. Pengambilan data dengan observasi/pengamatan, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis statistik SPSS 11.5 menggunakan univariat dan bivariat dcngan uji Anova, uji Lanjutan Turkey dan uji T.
Hasil penelitian : Hasil pcnclitian ini diketahui bahwa persepsi pegawai tenlang 1 (I) secara umum persepsi pegawai yang dominan terhadap bahaya psikososial adalah Contenz qf work atau isi kerja (2,39) dan secara khusus adalah kondisi Iingkungan kerja (l,48) dipersepsikan paling rendah / negatif ; (2) perbcdaan pcrsepsi mcnurut status pegawai bahwa fungsi & budaya organisasi (2,3O), peraturan organisasi (2,2C), Iingkungan & peralatan kcrja (2,06) Serta desain lugas (2,212) dipersepsikan paling rendah / negatif oleh CPNS; (3) pcrbedaan persepsi mcnurut lama keda bahwa fungsi & budaya organisasi (2,55), peraturan organisasi (2,33), serta kondisi lingkungan kerja (l,70) dipersepsikan paling rendah / negatif oleh pegawai yang bekerja < 5 tahun; (4) perbedaan persepsi menurut jabatan bahwa fimgsi & budaya organisasi (2,6l) dan pengembangan karier (2,25) dipersepsikan palin rendah / negatif oleh staf; (5) perbedaan persepsi di bidang/bagian bahwa pengambilan keputusan (2,06) dipersepsikan paling rendah I negatif di bidang P2P & PL Sedangkan kondisi Iingkungan kelja (I,48) dan Iingkungan & pcralatan kcrja (2,05) dipcrscpsikan paling rcndah I ncgatif di bidang Binkesmas.
Kesimpulan : Persepsi pegawai secara umum yang dominan terhadap bahaya psikososial adalah conlem of work (isi kerja) meliputi lingkungan & peralatan kerja, desain tugas, jadwal kcrja dan bcban kcrja. Scdangkan untuk conlext of work (lingkup kerja) adalah kondisi lingkungan kerja, fimgsi & budaya organisasi, peraturan organisasi, pengambilan keputusan dan pengembangan karier.

Preface : In relation to work implementation, it must be considered the risks or hayard of potencial which come tiom it. These can happen because of the work system, people work methode, tools/machines, material and environment. This research is aimed at knowing perception of the Health Dictrict of Depok City Officials in toward Psychosocial Hazard at the Work Place in 2006.
Methode : This research use analytic description design by cross sectional approach. Research population is 100 permanent official in the Health District of Depok City by using Convenience sampling/Quota sampling. The data was taken by observation, interview and questionnaire distribution to population. Analitic Statistic with SPSS ll.5 uses univariat and bivariat by Anova Test, Turkey's Advanced Test and T Test.
Result of Research : Result of this research shows that the officials's perceptions are as follows : (I) In General the ofticials's perceptions which dominantly toward psychosocial hazard is Content of work (2,39) include work environment & work equipment, task design, work schedule and work load/workpace And specially, condition of work environment (1 ,48) is lowest/negative; (2) The different perception based on official status shows that organisational culture & function (2,30), role in organisation (2,20), work environment & work equipment (2,06) and task design (2,22) are perceived the lowest/negative by CPNS; (3) The different perception based on length of work shows that organisational culture & function (2,55), role in organisation (2,33), condition of work environment (l,70) are perceived the lowest/negative by the officials who have work less than tive years; (4) The different perception based on level of work shows that organisation culture & function (2,6l) and career development (2,25) are perceived the lowest/negative by the Staff; (5) The different perception based on the field/section of work shows that decision latitude/control (2,06) is perceived the lowest/negative in the field of P2P & PL, whereas condition of work environment (l,48) and work environment & work equipment (2,05) in the Held of Binkesmas.
Conclusion : The work characteristic of oHicials's perceptions which dominantly toward psychosocial hazard is Content of work include work environment & work equipment, task design, work schedule and workload I workpace. Whereas for context of work include condition of work environment, organisational culture & fimction, role in organisation, decision latitude/control, career development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Dwi Pratiwi
"Munculnya kecelakaan kerja yang tidak sedikit pada pekerja bidang konstruksi dimana tingkat kecelakaan yang terjadi dari tingkat kecelakaan minor sampai kecelakaan yang fatal sangat mungkin terjadi di pekerjaan konstruksi. Dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja pun tidak sedikit, selain kerugian yang harus dialami korban berupa kecacatan atau meninggal, perusahaan pun mengalami kerugian biaya sebagai kompensasi. Dimana perilaku tidak Aman dari pekerja merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di sektor konstruksi. Penilaian ini bertujuan untuk meninjau perilaku berisiko pekerja konstruksi terhadap terjadinya kecelakaan kerja di proyek pembangunan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga (GOR) Boker Ciracas PT. Waskita Karya tahun 2009.
Penilaian ini dilakukan dengan melakukan survey, observasi, serta wawancara dimana tools yang digunakan berupa kuisioner. Hasil survey berdasarkan enam indikator utama sebagai penilaian untuk perilaku. Didapat bahwa jumlah pekerja yang berperilaku kerja tidak aman 35 orang (48.6 %), orang dan jumlah pekerja yang berperilaku kerja aman sebanyak 37 orang (51.4%). Adapun variabel yang dinilai meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu pengetahuan, persepsi, motivasi serta kepatuhan. faktor eksternal yaitu ketersediaan fasilitas/sarana dan prasarana, peraturan dan kebijakan perusahaan, pengawasan, komunikasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Susilowati
"Bahaya psikososial merupakan stresor di tempat kerja yang dilihat dari aspek context of work dan content of work dan berpotensi untuk menimbulkan stres kerja. Aspek dari context of work yang dianggap sebagai suatu bahaya yang dapat menyebabkan stres kerja mencakup budaya dan fungsi oganisasi, peran dalam organisasi, pengembangan karir, kontrol/pengambilan keputusan, hubungan interpersonal serta hubungan rumah-pekerjaan. Sedangkan, aspek content of work mencakup lingkungan dan peralatan kerja, desain tugas, beban kerja serta jadwal kerja.
Dalam skripsi ini, penulis membahas persepsi bahaya psikososial pada karyawan Departemen Assembling Line PT NGK Busi Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan semi kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap bahaya psikososial lebih dominan ke arah persepsi karyawan yang melihat pekerjaannya sehari-hari tidak membuatnya merasa terbebani, baik itu dari aspek context of work maupun content of work. Walaupun demikian, karyawan menganggap aspek content of work lebih membebani daripada context of work.
Salah satu content of work yang menjadi stresor bagi karyawan, yaitu lingkungan dan peralatan kerja di mana karyawan merasa perlu diperbaikinya lingkungan kerja terutama suhu panas di pabrik. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan lingkungan kerja dan meningkatkan training terutama yang berkaitan dengan heat stress maupun tentang manajemen stres dan waktu untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Psychosocial hazard is stressor in the workplace that viewed from work context and work content aspect and potentially stressfull work. The aspect from context of work that is considered to be a hazard that can lead to stress work includes cultural and organizational function, the role of organization, career development, control/decision making, interpersonal relationships and the relationship of home-work. Whereas, the aspect from content of work includes environment and work equipment, task design, work load and work schedule.
In this thesis, the author discusses the perceptions of psychosocial hazards on employees Department of Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. Research methods used in this research, namely the descriptive survey research that used quantitative approach.
The results showed perceptions of psychosocial hazards are more dominant over the perception of employees who see their work in everyday doesn't make it feel burdened, be it from the aspect of the context of work and the content of work. However, the employee considers aspects of the content of work is more burdensome than the context of work.
One of the content of work that become stressors for employees, the environment and equipment in the workplace where employees feel need to be repaired, especially the working environment in the factory hot temperatures. Therefore, the need for improvement of the working environment and improve training, especially with regard to heat stress and on stress management and time to improve the safety and health of employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustriani Utami
"Skripsi ini membahas mengenai persepsi pegawai Bank X Cabang Cilegon terhadap hazard psikososial di tempat kerja. Tujuan penelitian adalah melihat ada/tidaknya hazard psikososial pada pegawai bank berdasarkan konten dan konteks pekerjaannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara tidak terstruktur, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,1% pegawai Bank X Cabang Cilegon tidak merasakan adanya hazard psikososial dari kondisi pekerjaannya, namun perusahaan harus tetap mempertahankan dan meningkatkan program yang sudah ada agar hazard psikososial tidak menjadi ancaman untuk pegawainya.

This study focus on perception of employees of Bank X branch Cilegon about psychosocial hazard in their workplace. The purpose of this study is to know presence or absence of psychosocial hazard based on their perception about content and context to work. This study used analytical descriptive method and the data was collected by observation, non-structured interview, and questionnaire.
The results showed that 53,1% of Bank X Branch Cilegon do not perceive content and context to work are the psychosocial hazard, but the company should maintain and improve the existing programs in order to prevent psychosocial hazard that can harm their employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ricky Pratama
"Pemadam kebakaran memiliki tanggung jawab dalam penanganan kebakaran di kota ataupun kabupaten. Upaya penanganan meliputi pencegahan, pemadaman, penyelamatan, dan pembinaan masyarakat terkait dengan penanganan kebakaran tersebut. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, petugas pemadam seringkali berhadapan dengan berbagai bahaya yang memiliki risiko cedera bahkan fatality yang cukup tinggi. Kasus kebakaran yang ditangani, khususnya dalam upaya pemadaman dan penyelamatan korban yang terjebak kebakaran, memiliki berbagai bahaya seperti terbakar, tertimpa reruntuhan bangunan yang terbakar, menghirup asap hasil pembakaran tidak sempurna, bahkan terkena ledakan. Selain itu, kondisi sosial yang terdapat di dalam lingkungan pekerjaan juga memiliki potensi menjadi bagian dari bahaya psikososial yang memapar petugas pemadam kebakaran.
Tujuan umum pada penelitian ini adalah mendapatkan gambaran bahaya psikososial dan stres kerja, serta mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial dan hubungan bahaya psikososial tersebut dengan stres kerja pada petugas pemadam kebakaran Kota Depok pada tahun 2012.
Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah Sebanyak 23,21% petugas pemadam kebakaran Kota Depok terkena stres berat, 73,21% terkena stres sedang, dan 3,57% terkena stres ringan, Sebanyak 66,1% petugas pemadam kebakaran Kota Depok menyatakan bahwa pekerjaannya saat ini memiliki beban kerja yang berat, 46,4% menyatakan pekerjaannya saat ini tergolong berbahaya, 42,9% menyatakan aspek keselamatan kerja pada pekerjaan ini tidak memadai, 46,4% menyatakan aspek peran di organisasi pada pekerjaan ini tidak memadai, 62,5% menilai pekerjaan ini memiliki sistem pengembangan karir yang tidak memadai, 39,3% memiliki masalah terkait hubungan interpersonal di tempat kerja, dan 76,8% menyatakan tidak puas dengan gaji yang diterimanya saat ini dan Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel beban kerja, bahaya kerja, keselamatan kerja, peran di organisasi, pengembangan karir, hubungan interpersonal, dan kepuasan kerja dengan kejadian stres berat."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>