Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Salim
"Skripsi ini membahas hubungan antara role stressor yang terdiri dari role conflict dan role ambiguity dengan komitmen organisasi yang dimiliki oleh auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP) XYZ. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan asosiatif. Berkaitan dengan kondisi variabel-variabel penelitian, hasil penelitian menemukan bahwa auditor KAP XYZ merasakan role conflict dan role ambiguity yang rendah, sedangkan komitmen organisasi yang dimiliki auditor tergolong tinggi. Dari kedua role stressor tersebut, role conflict merupakan role stressor yang yang paling sering dialami auditor. Penelitian juga menemukan bahwa role conflict dan role ambiguity di KAP XYZ memiliki hubungan yang negatif dengan komitmen organisasi auditor. Hubungan role conflict dan komitmen organisasi tersebut sangat lemah dan tidak signifikan, sedangkan hubungan role ambiguity dan komitmen organisasi tergolong kuat dan menunjukkan hasil yang signifikan. Untuk merespon kondisi role conflict, role ambiguity dan komitmen kerja tersebut, KAP XYZ perlu menerapkan manajemen stres dan komitmen organisasi di perusahaannya sehingga tingkat role stressor tidak semakin tinggi dan komitmen organisasi para auditor tidak mengalami penurunan.

The focus of this study is about correlation between role stressor that consist of role conflict and role ambiguity with auditor's organizational commitment in Kantor Akuntan Publik (KAP) XYZ. This research is quantitative with descriptive and inferential design. The result of this research found that auditors in KAP XYZ had experienced low role conflict and role ambiguity, but high in organizational commitment. Auditors more often had experienced role conflict than role ambiguity. The result of this research also found that role conflict and role ambiguity in KAP XYZ have negative correlation with auditor's organizational commitment. The correlation between role conflict and organizational commitment is very low/weak and not significant, whereas correlation betweenrole ambiguity and organizational commitment is hig h/strong and significant.KAP XYZ need to take a stress and organizational commitment management to response that role conflict, role ambiguity and organizational commitment, so the level of role stressor is not rise and the level of organizational commitment will not go down."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
6635
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melkion Donald
"Komitmen organisasi adalah suatu keadaan psikologis tertentu yang mengkarakterisasi hubungan karyawan dengan organisasinya dan mempunyai implikasi berupa keputusan untuk berhenti atau terus menjadi anggota organisasi tersebut. Komitmen organisasi mendapat perhatian yang besar dari para pakar perilaku organisasi karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku karyawan dalam organisasi. Komitmen organisasi mempunyai tiga bentuk yaitu komitmen afektif, komitmen bersinambung dan komitmen nonnatif Di antara ketiga bentuk tersebut, komitmen afektif merupakan bentuk yang mempunyai pengaruh yang paling besar dan luas terhadap perilaku karyawan.
Penelitian ini berfokus pada komitmen afektif organisasi. Tujuan penelitian adalah mengkaji masa kerja, dukungan organisasi dan komitmen afektif organisasi pustakawan, menguji hubungan antara masa kerja dan dukungan organisasi dengan komitmen afektif organisasi pustakawan dan mengidentifikasi besarnya kontribusi masa kerja dan dukungan organisasi dalam peramalan komitmen afektif organisasi.
Populasi penelitian adalah pustakawan Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur yang berjumlah 38 orang. Karena jumlah populasi ini kecil, seluruhnya dijadikan sampel penelitian atau sampel total. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Skala yang digunakan untuk mengukur dukungan organisasi dan komitmen afektif organisasi adalah skala liken dengan 7 titik pilihan mulai pilihan sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya masa kerja pustakawan Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur tergolong sedang yaitu berkisar antara 8 sampai dengan 28 tahun. Total skor dukungan organisasi adalah 1110 atau 60.85% dari jumlah skor ideal yang diharapkan (1824). Total skor komitmen afektif organisasi adalah 981 atau 71.71% dari skor ideal yang diharapkan (1368). Koefisien korelasi product-moment dari Person antara masa kerja dengan komitmen afektif organisasi yang dihitung dengan menggunakan SPSS 13.0 for windows adalah -.023 dan koefisien signifikansinya adalah 445. Dengan demikian, hipotesis not yang menyatakan "Tidak terdapat hubungan korelasi positif antara masa kerja dengan komitmen afektif organisasi pustakawan" diterima. Koefisien korelasi antara dukungan organisasi dengan
komitmen afektif organisasi adalah 478 dan koefisien signifikansinya 001. Dengan demikian, hipotesis nol ditolak sedangkan hipotesis alternatif yang menyatakan "Terdapat hubungan korelasi positif antara dukungan organisasi dengan komitmen afektif organisasi pustakawan" diterima.
Kesimpulan yang dapat dibuat berdasarkan penelitian ini adalah (1) Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur telah memberikan dukungan organisasi secara cukup baik kepada pustakawannya dan cukup seimbang dalam berbagai aspek. Namun demikian, dukungan organisasi tersebut belum mencapai tingkat yang memuaskan karena masih terpaut jauh dari nilai ideal yang diharapkan. Hasil survei ini dapat dianggap sebagai suatu isyarat bagi Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur untuk lebih meningkatkan dukungan organisasi terhadap pustakawannya. (2) Secara umum komitmen afektif organisasi pustakawan Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur tergolong memuaskan namun demikian masih terpaut cukup jauh dari nilai ideal yang diharapkan, oleh karena itu disarankan agar Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur juga meningkatkan kadar komitmen afektif para pustakawan tersebut. (3) Masa kerja tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen afektif organisasi sedangkan dukungan organisasi mempunyai hubungan yang signifikan dan merupakan peramal dari komitmen afektif organisasi. Dengan demikian, jika Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur hendak meningkatkan komitmen afektif organisasi pustakawan, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan dukungan organisasi karena peningkatan dukungan organisasi akan diikuti oleh peningkatan komitmen afektif organisasi pula.

Organizational commitment is a psychological state that characterizes the employee's relationship with the organization and has implications for the decision to continue or discontinue membership in the organization. Organizational commitment gains wide popularity among organizational behavior experts due to the fact that it influences employee's behavior in organization. Organizational commitment has three forms; they are affective commitment, continuance commitment and normative commitment. Among these forms, affective commitment has the highest and widest implication towards employee's behavior.
This research is focused on organizational affective commitment. It aims at analyzing organizational tenure, perceived organizational support and organizational affective commitment, verifying the correlation relationship between organizational tenure and perceived organizational support with organizational affective commitment and identifying contribution magnitude of organizational tenure and perceived organizational support towards the prediction of organizational affective commitment.
The research population is librarians of The Library Agency of East Java Province consisting of 38 people. Because of the small number, all the population is decided to be the research sample so the total sampling technique is used. Data are collected with questionnaire and Likert scale with seven points from strongly disagrees to strongly agree is applied to measure perceived organizational support and organizational affective commitment.
The research finding shows that most librarians have middle organizational tenure scattered from 8 to 28 years. The total score of perceived organizational support is 1 110 or 60.85% of the ideal score (1824). The total score of organizational affective commitment is 981 or 71.71% of the ideal score (1368). Pearson's product moment correlation coefficient between organizational tenure with organizational affective commitment processed with SPSS version 13.0 for windows is -.023 while its significance coefficient is 445. Because the significance coefficient is higher than the level of significance 0.05, the null hypothesis stating that "there is no positive correlation relationship between organizational tenure with librarians' organizational affective commitment" is accepted. Correlation coefficient between perceived organizational supports with organizational affective commitment is .478 while its significance coefficient is
significance 0.05, the null hypothesis is rejected while the alternative hypothesis stating that "there is positive correlation relationship between perceived organizational support with librarians' organizational affective commitment" is accepted.
Conclusions drawn from this research are: (1) the Library Agency of East Java Province has given average organizational support to its librarians and it is enough balance in all aspects. Nevertheless, the support has not arrived yet at the satisfied level because it is still far from the ideal score, This Ending should become a trigger to improve support to the librarians, (2) organizational affective commitment of the librarians is satisfied although it is also still quite far from the ideal score, thus it should be increased, (3) organizational tenure has no significant influence towards organizational affective commitment while perceived organizational support does. Based on this findings, The Library Agency of East lave Province can increase the level of its librarians' affective commitment through improving their perceived organizational support."
2006
T17642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felisa Triska
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dan komitmen organisasi pada guru honorer Sekolah Dasar Negeri di Depok. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif melalui skala sikap. Pengukuran Job Insecurity menggunakan alat ukur Job Insecurity Scale (Ashford, Lee & Bobko, 1989) yang diadaptasi oleh Maulana (2012) dan pengukuran komitmen organisasi menggunakan alat ukur organizational Commitment Questionnaire (Meyer & Allen, 1997) yang telah diadaptasi oleh Fathlistya (2008). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 105 orang guru honorer Sekolah Dasar Negeri di Depok.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bersifat negatif signifikan di antara kedua variabel tersebut, yang berarti penurunan job insecurity akan diikuti oleh peningkatan pada komitmen organisasi, dan berlaku sebaliknya.

This research was conducted to find the relationship between job insecurity and organizational commitment among honorarium public elementary school teacher in Depok. This research used quantitative approach by collecting data through attitute scales. Job Insecurity was measured by Job Insecurity Scale (Ashford, Lee & Bobko, 1989), which had been adapted by Maulana (2012) and Organizational Commitment was measured by Organizational Commitmen Questionnaire (Meyer & Allen, 1997), which had been adapted by Fathlistya (2008). The participants of this research were 105 honorarium public elementary school teacher in Depok.
The result showed that job insecurity had correlated significantly with organizational commitment and the relationship showed a negative effect, which meant that increasing in job insecurity would be followed by decreasing in organizational commitment and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Resky Oktavianti
"ABSTRAK
Penelitian ini menyumbangkan penelitian mengenai pengaruh tidak
langsung dari kesesuaian individu dengan atasan dan dengan organisasi terhadap
komitmen organisasi pada konteks industri perbankan. Pengaruh tidak langsung
yaitu komitmen terhadap atasan dan kepuasan kerja memperantarai hubungan
antara kesesuaian karyawan-atasan dan kesesuaian karyawan-organisasi dengan
komitmen organisasi. Penelitian ini menitik-beratkan kepada peran yang
mempengaruhi hubungan individu dengan apa yang ada di lingkungannya (baik
atasan maupun organisasinya) terhadap komitmen organisasi. Survei dilakukan
kepada 336 pegawai perbankan dari berbagai level, jenis kelamin, usia, status
pernikahan, status pendidikan, masa kerja, dan kepemilikan perusahaan. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa komitmen terhadap atasan dapat memperantarai
Kesesuaian karyawan-atasan dan kesesuaian karyawan-organisasi terhadap
komitmen organisasi, namun kepuasan kerja hanya dapat memperantarai
Kesesuaian karyawan-organisasi terhadap komitmen organisasi. Hasil tersebut
berarti bahwa kesesuian karyawan perbankan dengan atasan dan organisasi akan
menimbulkan komitmen terhadap atasan yang pada akhirnya akan menimbulkan
komitmen terhadap organisasi. Namun, hanya kesesuaian karyawan perbankan
dengan organisasinya akan menimbulkan kepuasan kerja yang pada akhirnya akan
menciptakan komitmen organisasi karyawan. Analisa tambahan penelitian ini
menemukan bahwa komitmen organisasi dan kepuasan kerja karyawan perbankan
dapat dipengaruhi oleh perbedaan usia, masa kerja, dan kepemilikan perusahaan.

ABSTRACT
This study contributes research on the indirect effects of individual fit with
the supervisor (PS fit) and the organization (PO fit) toward organizational
commitment in the context of the banking industry. Indirect effects of supervisory
commitment and job satisfaction mediates the relationship between PO fit and PS
fit with organizational commitment. This research has focused on the role that
affect the individual's relationship with what is available in the environment (both
supervisors and organization) to organizational commitment. The survey was
conducted to 336 bank employees of various levels, gender, age, marital status,
educational status, job tenure, and ownership of the company. Results of this
study indicate that supervisory commitment may mediate PS fit and PO fit on
organizational commitment, but job satisfaction only mediate PO fit on
organizational commitment. The result meant that the fitness between bank
employee with supervisor and organization will lead supervisory commitment
then ultimately lead to commitment to the organization. However only bank
employee fit with the organization will lead to job satisfaction, which in turn will
create the organizational commitment of employees. Additional analysis of this
study that organizational commitment and job satisfaction of bank employees may
be affected by differences in age, job tenure, and ownership of the company."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JKAP 2007/2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Wicaksono Rachmanto
"Upaya membangun kembali komitmen melalui motivasi internal, seperti spiritualitas di tempat kerja (STK) sangat dibutuhkan. Penelitian korelasi ini mengidentifikasi hubungan STK, fasilitasi, dan iklim spiritual dengan komitmen organisasi pada 30 Karyawan Bank BNI Syariah Kantor Cabang Depok dan iklim spiritual berhubungan bermakna dengan komitmen organisasi.
Iklim spiritual berinteraksi dengan fasilitasi dalam mempengaruhi komitmen organisasi. Kompetensi spiritual untuk manajer, dan modul STK praktis perlu dikembangkan. Riset disarankan meluaskan area, eksplorasi variabel, menguji modul, dan instrumen spiritual.
Efforts to rebuild commitment through internal motivation, such as workplace spirituality are required. This correlation research identified relationship between workplace spirituality, facilitations, spiritual climate and organizational commitment for 30 employee of BNI Syariah Depok. Multiple logistic regressions analysis was used to test the relationship.
Results shown that workplace spirituality (STK), facilitations, and spiritual climate have significant relationship with organizational commitment ,Conclusions, spiritual climate interacted to facilitation in influencing organizational commitment. Spiritual competence for manager and workplace spirituality (STK) practice-tool are required to develop. Research may widen area; explore variables, modules test, and instrument test.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sriwulan Ferindian Falatehan
"PT PQR merupakan satu-satunya perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) yang bergerak di bidang perkeretaapian di Indonesia. Meskipun memiliki kekhususan bidang kerja di bidang perkeretaapian tersebut, namun kinerja PT PQR dinilai belum memuaskan dari berbagai media. Hal ini disebabkan banyaknya kendala yang ada pada PT PQR seperti kecelakaan, dana pensiun bagi karyawan yang tidak lancar, laporan keuangan yang tidak jelas hingga demonstrasi yang dilakukan karyawannnya sendiri agar mengembalikan satusnya menjadi pegawai negeri kembali. Berbagai kendala tersebut perlu diperhatikan oleh Direksi PT PQR, salah satunya adalah dengan lebih memperhatikan kinerja karyawannya. Kinerja karyawan PT PQR tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal jika karyawannya tidak memiliki keikatan psikologis dengan PT PQR.
Salah satu bentuk keikatan psikologis yang seharusnya dimiliki karyawan PT PQR adalah identifikasi organisasi. Identifikasi organisasi merupakan salah satu bentuk kesatuan anggota dengan visi, misi, dan tujuan organisasinya yang terdiri dari dimensi kognitif, afektif, evaluatif, dan tingkah laku. Identifikasi organisasi penting dimiliki karyawan karena dapat menimbulkan perasaan bangga pada karyawan dengan menjadi bagian dari organisasinya tersebut. Kemenarikan perusahaan memiliki hubungan dengan identifikasi organisasi ketika berkontribusi pada self-continuity, self-distinctiveness, dan self-enhancement anggota organisasi.
Identifikasi organisasi dapat meningkatkan perilaku yang mendukung pencapaian tujuan organisasi dan membuka kesempatan bagi munculnya keikatan psikologis lainnya bagi karyawan, yaitu komitmen organisasi. Komitmen organisasi adalah keadaan psikologis yang menentukan karyawan untuk tetap tinggal di organisasi yang meliputi komponen afektif, kontinuans, dan normatif.
Sebagai organisasi yang besar, apakah semua karyawan di unit kerja PT PQR memiliki hubungan identifikasi organisasi dengan komitmen organisasi yang sama? Terlebih lagi bagi unit kerja yang cakupan pekerjaan yang berbeda dan karakteristik struktural yang jaraknya berbeda terhadap PT PQR Pusat, seperti unit kerja A dan unit kerja X. Unit A bekerja untuk menjalankan suatu daerah operasi kereta api sedangkan unit X lebih pada perawatan kereta api. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus Difference dari dua koefisien korelasi yang tidak berhubungan (Guilford, 1978) ternyata terdapat perbedaan hubungan identifikasi organisasi dengan komitmen organisasi pada karyawan PT PQR di unit kerja A dan unit kerja X.

PT PQR is the only one company in Indonesia train services. Eventhough PT PQR has a uniqueness as a company in train services, but PT PQR performances still have a negative evaluation from media. This is bacause some obstacle helds PT PQR like a train accident, retire-fee are not clear for their employees, their economic proposal is never can be undersood, or form their employees demonstration which is strive for their status to be back in Pegawai Negeri. One way to cope with that obstacle is PT PQR must give more attention to the employee performances. Employee performances is never rise a peak level if they do not have an attachment with their company.
One of the employee attachment to their company is organizational identification. Organizational identification is one belongingness of employee with the company?s vision, mission, and golas which include dimensions of cognitive, afective, evaluatif, and behaviour. Organizational identification is important to be held by employee because it can produce a pride for them with their current organizational citizenship. Organizational attractivenss has correlated too with organizational identification as contribute to self-continuity, selfdistinctiveness, dan self-enhancement of organizational members.
Organizational identifikcation can develop the other organizational attachment like organizational commitment. Organizational commitment is psychological attachment in employee to maintance their membership in organization that include component of afective, continuans, and normative.
As a large organization, are employees of PQR in a whole level have a same correlations between organizatinal identification with organizational commitment? There are characteristic structural and role-related characteristic which influence the correlation between orgnizational identification and organizational commitment. The example is in unit A which has a nearer to PT PQR Pusat than unit X. Unit A responsible to operate one area of train in the other side unit X is responsible to take care a train healthy. Further more this papper has a goals to analyzes the differences between organizational identification and organizational commitment in PT PQR employee in unit A and unit X. Based on statistical analyzes Difference of two uncorrelated coefficient correlations from Guilford (1978) there is a differences between organizational identification and organizational commitment within PT PQR employees in unit A and unit X."
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Edowati
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Novelia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara work/life balance dan komitmen berorganisasi pada pegawai perempuan. Partisipan dalam penelitian ini adalah pegawai perempuan tetap yang sudah bekerja minimal 1 tahun pada perusahaan X. Untuk melihat hubungan antara dua variabel, peneliti menggunakan teknik multiple correlation. Sampel dari penelitian ini berjumlah 87 pegawai perempuan dengan menggunakan accidental sampling. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara work/life balance dan komitmen berorganisasi pada pegawai perempuan (r=0.274, p>0.05).

This study investigated the correlation between work/life balance and organizational commitment among women employee. Participants were women employee with at least one year working in the X Company. The samples of this study were 87 women employee by accidental sampling. To see the correlation, researcher using multiple correlation. The result show that there is no significant correlation between work/life balance and organizational commitment among women employee (r=0.274, p>0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Kanti Kalyana
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi pertumbuhan
karier terhadap komitmen organisasi. Dimensi pertumbuhan karier yang
dibahas di dalam penelitian ini adalah kemajuan tujuan karier,
pengembangan kemampuan profesional, kecepatan promosi, dan
peningkatan remunerasi. Data kuantitatif diperoleh dari 106 responden Bank
X yang terletak di Kantor Pusat Bank X, Kantor Area Sudirman Bank X,
dan Learning Center Bank X. Data yang diterima kemudian diolah dengan
metode regresi menggunakan program SPSS 20 for Windows. Hasil
penelitian ini adalah dimensi kemajuan tujuan karier, dimensi peningkatan
remunerasi, serta variabel pertumbuhan karier berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasi. Temuan ini dapat menjadi panduan bagi perusahaan
apabila ingin mempertahankan atau meningkatkan komitmen organisasi
melalui pertumbuhan karier., The objective of this research is to analyze perception of career growth on
organizational commitment. Dimension of career growth are career goal
progress, professional ability development, promotion speed, and
remuneration growth. Quantitative information obtained from 106
respondents of Bank “X” which is located in Head Office, Sudirman Office,
and Learning Center Office. Furthermore, data is processed by regression
method using SPSS 20 for Windows. The results of this study are career
goal progress dimension, remuneration growth dimension, and career
growth variable are positively affect organizational commitment. These
findings can be used for company to maintain or increase its organizational
commitment through career growth.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S59912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>