Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggita Cinditya Mutiara Kusuma
"Skripsi ini mencoba membuktikan keefektifan privatisasi dengan metode penjualan saham dalam meningkatkan kinerja BUMN. Skripsi ini juga ingin membuktikan kebenaran teori Stackelberg First-Mover Advantage dalam kasus privatisasi, dimana BUMN yang melakukan privatisasi lebih awal diharapkan akan memiliki kinerja lebih baik dibandingkan BUMN yang melakukan privatisasi belakangan. Sampel yang digunakan adalah 12 BUMN yang melakukan privatisasi pada periode 1991-2003, dengan metode Pooled Least Square Regression untuk analisis regresi dan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon untuk analisis deskriptif. Indikator yang digunakan dalam menganalisis perubahan kinerja sebelum dan setelah privatisasi adalah profitabilitas, efisiensi, output, jumlah tenaga kerja, dan rasio hutang (leverage). Sementara indikator yang digunakan untuk menganalisis kebenaran teori Stackelberg First-Mover Advantage adalah profitabilitas, rasio hutang, dan intensitas tenaga kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses privatisasi dengan metode penjualan saham BUMN di Indonesia tidak terbukti secara signifikan mampu meningkatkan kinerja BUMN dalam hal profitabilitas, efisiensi operasional, dan jumlah tenaga kerja; namun terbukti secara signifikan mampu meningkatkan output BUMN dan mengurangi rasio hutang BUMN. Sementara teori Stackelberg First-Mover Advantage mampu dibuktikan kebenarannya dimana BUMN yang melakukan privatisasi lebih awal akan memiliki kinerja lebih baik dilihat dari indikator profitabilitas yang lebih tinggi dan rasio hutang yang lebih rendah dibandingkan dengan BUMN yang melakukan privatisasi belakangan. Namun teori tersebut tidak terbukti kebenarannya pada kinerja BUMN jika dilihat dari indikator intensitas tenaga kerja.

The focus of this study is to prove the effect of share issue privatization on the performance of State Owned Enterprises (SOE?s). This study also wants to prove the truth of Stackelberg First-Mover Advantage theory in privatization cases, where SOE?s who did privatization earlier will gain better performances than SOE?s that did privatization lately. This study use 12 SOE?s as the sample in 1991-2003 period, with Pooled Least Square Regression method for regression analysis and Wilcoxon Sign Rank Test for descriptive analysis. The indicators used to analise performance changes before and after privatization are profitability, efficiency, output, employment number, and leverage. Meanwhile, the indicators used to analise the truth of Stackelberg First-Mover Advantage theory are profitability, leverage, and labor intensity.
The result of this study show that share issue privatization is not significantly affect the performance of SOE?s in Indonesia from the the profitability, operational efficiency, and employment number but significantly increase SOE?s output and decrease SOE?s leverage. Meanwhile, the truth of Stackelberg First-Mover Advantage theory can be proven where SOE?s that did earlier privatization will have better performance that is higher profitability and lower leverage than SOE?s that did privatization lately. But this theory can not be proven in SOE?s performance from labor intensity indicator.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khoerur Roziqin
[Place of publication not identified]: Jurnal Keuangan Publik, 2004
JKP2004/2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roseline Mannuela Anwar
"Pandangan terkait dengan Resource Based View memiliki perspektif bahwa social capital yang dimiliki oleh anggota dewan perusahaan dapat menjadi kekuatan serta keunggulan bagi perusahaan. Salah satu bentuk dari social capital tersebut adalah koneksi internal yang terjalin antar anggota dewan baik komisaris maupun direksi perusahaan. Penelitian yang mengkaji terkait koneksi internal dewan perusahaan sampai sejauh ini masih relatif jarang dijumpai di dalam literatur keuangan, khususnya di Indonesia. Di dalam penelitian ini akan ditelusuri bagaimana pengaruh dari board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Sampel yang diamati meliputi perusahaan publik pada seluruh sektor di Indonesia terkecuali sektor keuangan selama periode tahun 2017 sampai dengan 2019. Di samping itu mengingat mayoritas perusahaan di Indonesia di dominasi oleh perusahaan keluarga, maka dalam penelitian ini akan ditelusuri juga bagaimana kehadiran dari adanya kontrol keluarga dapat mempengaruhi hubungan antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Pada hasil pengujian empiris yang dilakukan dalam penelitian ini membuktikan bahwa adanya kontrol keluarga di dalam perusahaan mampu memperlemah hubungan positif antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan.

Resource Based View has a perspective that board social capital can become an advantage for the company. Internal connection is one of the social capital that exist in firm’s board members. Empirical study that focus on investigating the board internal connection on firm performance are still rare in the financial literature, especially in Indonesia. The purpose of the study is to investigate the effect of board internal connection on firm performance in Indonesia. This study employs a sample comprising all Indonesian listed companies during the period 2017 to 2019, excluding the financial and banking sector. Majority of companies in Indonesia are dominated by family companies, so in this study also investigates how the existence of family control can affect the relations between board internal connection and firm performance in Indonesia. This study provides empirical evidence that the existence of family control in the company weaken the positive relationship between board internal connection and firm performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Sari
"Tesis ini membahas tentang regulasi privatisasi dan pelaksanaa privatisasi dari PT Garuda Indonesia Tbk. Penelitian ini berfokus pada latar belakang Kondisi APBN (Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara) sering mengalami defisit, sehingga pemerintah mengatasinya dengan cara restukturnisasi dan privatisasi perusahaan, untuk melaksanakan privatisasi banyak kendala yang dihadapi yaitu intervensi dan dari birokrasi ditambah rongrongan dari politisi yang tidak dapat dicegah,karena tidak jelasnya fungsi dan peran masing-masing. Kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal, serta melindungi masyarakat pemodal atau investor dan kebijakkan privatisasi BUMN tersebut masih mempunyai kelemahan, dimana dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN dan PP No.33 tahun 2005 jo PP No.59 tahun 2009 Tentang tata cara privatisasi persero tidak mengatur secara detail atau lengkap mengenai manajerial dari BUMN yang akan diprivatisasi serta tidak diaturnya bagaimana pengelolaan pihak swasta terhadap BUMN, sehingga tidak ada aturan main yang jelas mengenai pengelolaan manajerial sebelum dan sesudah terjadi privatisasi. Dalam kasus PT.Garuda IndonesiaTbk privatisasi sangat dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan. Tapi dalam pelaksanaannya perusahaan mendapat kendala dengan turunnya harga saham sehingga perusahaan sekuritas dirugikan untuk menyerap saham yang tidak laku. Jadi pemerintah harus lebih fokus dalam mengadakan privatisasi sehingga kasus seperti PT.Garuda Indonesia Tbk tidak terulang lagi.

This thesis discusses the regulation of privatization and privatization of PT Garuda Indonesia Tbk. This study focuses on the background condition of the State Budget often experience a deficit, so that the government deal with it restukturisatio and privatization of the company, to carry out the privatization of many of the constraints faced by the intervention and of the bureaucracy plus the undermining of politicians that can not be prevented, because unclear functions and roles of each. Legal certainty for the parties who conduct activities in capital markets, and to protect investors or the investor community and the policy of privatization of state enterprises still have a weakness, which in the Act No.19 of 2003 SOEs and Government Regulation No.33 of 2005 jo No.59 of 2009 on procedures for privatization limited company does not regulate in detail or details on managerial to be privatized and no regulation of how the management of private parties against the state, so there are no clear rules regarding managerial management before and after the privatization. In the case of privatization PT.Garuda Indonesia Tbk is needed to finance the company. But in actual firms have constraints with lower stock price so that securities firms harmed to absorb the unsold stock. So the government should focus more on privatization held that cases such as PT.Garuda Indonesia Tbk will not happen again."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30092
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prakoso Budi Wibowo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja jangka pendek terhadap kinerja jangka panjang dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja IPO Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2003. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier dengan obyek penelitian adalah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2001 sampai tahun 2003.
Hasil uji regresi secara parsial, menunjukan variable opening price return (OPR) dan intraday return (INTRA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap initial return (INI). Hal ini berarti, INI merupakan fungsi dari OPR dan INTRA. Demikian pula OPR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap INTRA. Uji regresi untuk jangka pendek menunjukan bahwa variable Total Assets, Umur Perusahaan, Prosentase Saham, Rasio P/E, Gross Proceed, Working Capital dan Debt Equity Ratio secara bersama mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap INI dan OPR, sedangkan untuk jangka panjang variable Total Assets, Umur Perusahaan, Prosentase Saham, Rasio P/E, Gross
Proceed, Working Capital dan Debt Equity Ratio secara bersama menunjukan hasil yang signifikan terhadap AR_12 dan AR_24."
2007
T 23821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hersye Nurauliawati
"Selama ini pengukuran kinerja suatu perusahaan diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama periode tertentu. Pengukuran dengan rasio keuangan sangat bergantung kepada metode akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga kinerja perusahaan terlihat meningkat walaupun keadaan sebenarnya menunjukkan sebaliknya. Dengan penerapan metode Economic Value Added (EVA) kinerja perusahaan yang sesungguhnya dapat terlihat. EVA mengukur kinerja perusahaan berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan atas modal yang tersedia selama periode tertentu. Besar kecilnya nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dapat mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi kepada perusahaan tersebut.

All this time, performance measurement of a company is based on financial ratio within certain period. Measuring with financial ratio is heavily dependent on accounting methods put into practice when composing company?s financial report therefore company?s performance seems to increase although the real condition shows the opposite. By practicing Economic Value Added (EVA) methodology, the real company performance will be visible. EVA measures the company performance based on amount of added value created on top of available capital within certain period of time. The amount of added value gained by a company is effecting investor attraction to invest in that company."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28116
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Wicaksono
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi global terhadap kinerja perusahaan dan pengaruh tata kelola perusahaan dalam memoderasi hubungan keduanya. Penelitian ini menggunakan sampel 75 perusahaan pada industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2012. Kinerja perusahaan yang dimaksud menggunakan proksi excess value dan return on asset. Dengan menggunakan dua ukuran diversifikasi global yang berbeda, ditemukan bahwa diversifikasi global tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Di sisi lain, pengaruh interaksi tata kelola perusahaan terhadap hubungan diversifikasi global dan kinerja perusahaan tidak signifikan.


ABSTRACT

This study aims to examine the effect if global diversification on firm performance and the effect of corporate governance in moderating the relationship between both. The study was using samples of 75 firms conducting business in manufacturing industry listed on Indonesian Stock Exchange in 2007-2012. Firm performance used excess value and return on asset as proxy. The result shows, using two different measures of global diversification, that global diversification has no effect on firm performance. In addition, corporate governance is not significant in moderating the relationship between global diversification and firm performance.

"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Boris Sihar
"Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) adalah sebuah wahana investasi yang relatif barn berkembang di Indonesia. Perkembangan dan pertumbuhan jurnlah RDPT meningkat pesat setelah munculnya produk bare yang bernama Surat Utang Negara.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kinerja RDPT di Indonesia selama tahun 2001-2004. Penelitian dilakukan untuk melihat kinerja berdasarkan risk-adjusted return dirnana metode yang dipakai adalah Information Ratio dan Downside Risk Metode yang dipakai mengukur Information Ratio adalah Model Goodwin sementara metode untuk mengukur Downside Risk menggunakan Metode Net Selectivity. Net Selectivity yang digunakan adalah Net Selectivity Fama dan Net Selectivity Kochman. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah return RDPT mempunyai kemencengan dan apakah ada ROPT yang mempunyai Downside Risk lebih kecil dari beta RDPT itu sendiri.
Selain itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana berdasarkan karakteristik RDPT. Model yang digunakan adalah modifikasi dari Model Philpot . Adapun variabel yang akan diteliti adalah return periode sebelumnya, aset suatu RDPT dari periode sebelumnya, expense ratio, dan usia suatu RDPT.
Hasil penelitian menunjukkan Manajer Investasi tidak mampu memberikan nilai Information Ratio yang balk. Downside Risk RDPT secara rata-rata terbukti juga sangat tinggi. RDPT mempunyai kerencengan negatif dan terdapat sebuah RDPT yang mempunyai Downside Risk lebih kecil daripada betanya sendiri. Hasil regresi karakteristik RDPT menunjukkan bahwa variabel return sebelumnya dan asset tidak mempengaruhi return RDPT. Sementara itu, expense ratio berpengaruh secara positif signifikan pada return dan variabel usia berpengaruh negatif signifikan terhadap return RDPT.

Fixed-income mutual funds are relatively new investment vehicle in Indonesia. The significant growth of them are initially triggered by the issues of government bank recapitalisation bonds.
The research is intended to evaluate the performance of fixed-income mutual funds during the years 2001 -2004. We aim to evaluate the performance based on risk-adjusted returns by the Information Ratio and Downside Risk criterias. We employ the Goodwin Model for Information Ratio and Net Selectivity Model for performance evaluation. The Net Selectivity models we used are from Fama's Net Selectivity and Kochman's Net Selecitvity. Furthermore, this research also aims to find if fixed-income mutual funds exhibit skewness and locate any fixed-income mutual fund that posses downside risk less than required by its respective beta.
This research also investigates attributes influencing fixed income mutual funds returns. We employ Philpot's Model with four experimental variables represent the attributes of individual mutual funds, and include prior return, prior total net assets, expense ratio, and age of fixed income mutual funds.
The result showed that fund managers were unable to generate good Information Ratio and minimize downside risk. Fixed-income mutual funds exhibited negative skewness and we also found a fixed-income mutual fund that possesed downside risk below its respective beta. The result also showed that a fixed-income mutual funds return is unrelated to its prior return and its assets. However, a fixed-icome mutual funds return is positively related to its expense ratio and is negatively related to its age.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ferry Firmansyah
"Krisis moneter yang mulai merebak pada bulan Juli 1997 ditambah suasana chaotic menjelang dan sesudah lengsernya mantan Presiden Soeharto, mengakibatkan business confidence hilang sehingga terjadi capital flight, devaluasi nilai rupiah yang besar, tingginya tingkat suku bunga, melonjaknya tingkat inflasi, resesi ekonomi di dalam negeri, ditambah rush akibat krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional menimbulkan dampak yang berat, sehingga krisis perbankanpun tidak dapat dihindari. Tindakan pemerintah untuk membenahi sektor perbankan nasional yang terpuruk adalah melalui restrukturisasi dengan alternatif penggabungan (merger). Dalam penelitian ini mengambil studi kasus merger empat bank pemerintah yaitu BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo ke dalam PT Bank Mandiri (persero).
Hasil analisa berdasarkan pendekatan organisasi industri untuk menentukan kondisi persaingan berdasarkan tingkat konsentrasi CR4 dan HHI, kemudian berdasarkan penggunaan alat analisa keuangan untuk menentukan kinerja dilihat dari aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi, disimpulkan bahwa PT Bank Mandiri (persero) tampil sebagai bank besar kepercayaan masyarakat dan mampu bersaing di tengah kondisi persaingan industri perbankan Indonesia pasta krisis yang lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan kondisi persaingan sebelum krisis. Akan tetapi hal yang sangat disayangkan adalah Bank Mandiri belum mampu menjalankan fungsi intermediasi perbankan dan belum mampu menghasilkan kinerja maksimal dengan kategori sangat bagus.
Hasil analisa terhadap Undang-undang No.7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Peraturan BI No.2/23/PBI/2000 tentang Fit & Proper Test, dan No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, telah menunjukan upaya pemerintah untuk benar-benar mewujudkan perbankan yang dapat menjawab tantangan dan tuntutan publik di tengah perekonomian yang semakin komplek dan berkembang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Insyira
"Untuk go public dan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia maka perusahaan harus melakukan penawaran umum di pasar perdana melalui proses Initial Public Offering (IPO). Proses IPO ini terkadang dapat memakan waktu lama karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan serta proses administrasi yang berbelit-belit, dan biaya yang cukup mahal. Agar perusahaan dapat terhindar dari proses IPO yang memakan waktu lama, berbelit-belit, dan biaya pelaksanaan yang cukup besar, terdapat alternatif lain bagi perusahaan untuk go public yaitu melalui proses back door listing atau reverse takeover. Reverse takeover merupakan salah satu alternatif untuk go public dimana perusahaan tertutup diakuisisi perusahaan terbuka dengan tujuan untuk melakukan pendaftaran saham tanpa melalui penawaran umum.
Penelitian ini menganalisis mengenai karakteristik dan kinerja perusahaan pelaku reverse takeover dan membandingkannya dengan karateristik dan kinerja perusahaan pelaku initial public offering. Pada penelitian ini akan terlihat apakah perusahaan pelaku reverse takeover memiliki kinerja yang lebih baik daripada kinerja perusahaan pelaku initial public offering atau tidak. Dalam penelitian ini terlihat bahwa perusahaan reverse takeover cenderung memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah, kurang menguntungkan (less profitable), berisiko besar untuk bangkrut, tingkat pertumbuhan yang rendah dan cenderung mengalami overvalued setahun setelah menjadi perusahaan publik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>