Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Porter, Michael E.
Jakarta: Erlangga, 1994
382. 104 2 POR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Porter, Michael E.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1994
658 POR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Giddens, Anthony
Jakarta: UI-Press, 1986
330.122 GID c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Prasetyo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Soelaksono
"Sejak tahun 1983 :Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan serangkaian kebijakan deregulasi dibidang moneter, keuangan dan perbankan. Paket deregulasi Juni 1983 telah membebaskan bank-bank dari ketentuan pagu kredit dan tingkat suku bunga, serta pengurangan kredit likuiditas, sehingga kegiatan perbankan semakin berorientasi kepada mekanisme pasar.
Kebijakan diatas dilanjutkan.dengan Pakto 27, Pakdes 20 tahun 1988, Pakmar 1989, Pakjan 1990 serta Pakfeb 1991 yang membuka barrier to' entry dibidang perbankan serta meningkatkan peranan dari lembaga-lembaga keuangan dengan kegiatan leasing, modal ventura, perdagangan surat berharga, anjak piutang, kartu kredit dan pembiayaan. konsumen. Reserve requirement bank diturunkan dari. 15% menjadi 2% .dan peminjaman offshore loan sekarang tidak lagi dibatasi. Dampak yang segera dirasakan adalah jumlah bank dan kantor bank tumbuh dengan cepat, yang kemudian diimbangi dengan penciptaan produk-produk baru dan pelayanan. Dan ini menyebabkan tingkat persaingan antar bank menjadi semakin tajam.
Dengan adanya deregulasi tersebut maka lingkungan makro dan mikro industri telah berubah. Perkembangan yang nyaris serentak yang dialami oleh lembaga-lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank menyebabkan posisi dan kekuatan tawar menawar dari nasabah, pemasok dana, produk atau jasa pengganti semakin kuat, yang memaksa bank untuk mengurangi tingkat margin yang diperoleh serta melakukan efisiensi .Yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri perlu mengevaluasi kembali kebijakan strategis yang telah diambilnya selama ini.
Dari evaluasi terhadap kegiatan perbankan di Indonesia, terlihat bahwa pangsa pasar kredit bank pemerint~h telah mengalami penurunan dari 72,5% pada tahun 1985 menjadi 67,8% pada tahun 1988 dan menurun lagi menjadi 55,2% pada tahun 1990, dan untuk pengerahan dana menurun dari 64,3% menjadi 61,4% pada tahun 1988 dan kemudian turun lebih drastis menjadi 41,4% pada tahun 1990. Ini menunjukkan bahwa dalam hal pengerahan dana, bank-bank pemerintah kalah gesit dibanding bank-bank swasta serta kalah dalam kemampuan menciptakan produk baru yang kompetitif dan memenuhi selera konsumen.
Posisi BRI dalam persaingan relatif lebih baik dibanding bank-bank pemerintah : lainnya. Data usaha BRI menunjukkan perkembangan usaha yang cukup baik, tetapi dilihat dalam pangsa pasarnya mengalami sedikit penurunan. Setelah Pakto 27 tahun 1988 proporsi aktiva BRI terhadap total bank turun dari 13,3% menjadi 12,4%, pen9erahan dana turun dari 15,6% menjadi 13,5% dan laba perusahaan mengecil dari 10,2% menjadi 9,2%. Akan tetapi untuk kredit yang diberikan justru mengalami kenaikan dari 14,2% menjadi 14,7%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjajanti Puspojudo
"Perusahaan jasa khususnya di bidang telekomunikasi selular dituntut untuk terus berinovasi dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat. Hal ini dapat digambarkan melalui pencapaian target yang tinggi dan selalu mengutamakan pelayanan kepada pelanggannya. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sebagai pemimpin pasar di bidang telekomunikasi selular di Indonesia menghadapi tantangan perubahan baik di bidang teknologi maupun tuntutan pelanggan. Tantangan tersebut menuntut perusahaan agar dapat menyediakan sumber daya manusia yang handal sehingga mampu bersaing dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar telekomunikasi selular. Sumber daya manusia yang handal adalah seseorang yang memiliki talenta. Ia mampu menciptakan sesuatu karena dia sebagai a rule breaker dan a rule maker, yaitu orang yang mempelopori perubahan dan juga sebagai a knowledge generator. Perusahaan perlu membangun sebuah cadangan (buffer) atau reservoir talenta SDM dalam jumlah memadai. Pendekatan psikologis diulas melalui pendekatan model perilaku individu MARS menurut McShane dan Von Glinow (2005) yaitu Motivation, Ability, Role Perceptions, Situational Factors. Keempat faktor tersebut secara langsung mempengaruhi perilaku karyawan dan kinerjanya. Bila salah satu faktor tersebut lemah maka kinerja karyawan akan menurun.
Berdasarkan analisis gap terhadap kondisi perusahaan saat ini (actual) dibandingkan dengan yang diharapkan (ideal) maka perusahaan perlu membangun model pengelolaan talenta SDM yang bertujuan untuk menyusun suatu pool karyawan yang berkemampuan sangat baik atau dikategorikan top talent (superkeeper) atau istimewa/"super". Menurut Berger (2004) model tersebut dinamakan talent reservoir® terdiri dari tiga komponen yaitu: mendisain dan membangun solusi talent reservoir®, membangun solusinya dalam paket software, mengimplementasikan proses talent reservoir® yang terintegrasi. Pengelolaan talenta SDM perusahaan dapat dikembangkan melalui 2 (dua) kelas yaitu kelas Manager - Leader bagi karyawan yang duduk di posisi struktural dan kelas Technical/Professional untuk karyawan yang berada di posisi non-struktural. Beberapa alternatif solusi pengelolaan talenta SDM dapat diterapkan antara lain melalui implementasi dua tahap yaitu tahap pembentukan dan tahap pemeliharaan, dilakukan audit operasional fungsi-fungsi SDM secara paralel, pengalokasian anggaran biaya, program retensi dan pengembangan sistem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kurnia
"ABSTRAK
Nike Inc. adalah perusahaan multinasional terkemuka yang
berkantor pusat di Amerika Serikat. Nike Inc. bergerak dalam
bidang usaha perlengkapan olah raga yang meliputi sepatu olah
raga, aparel dan aksesoris untuk keperluan olah raga dengan merek
Nike dan Side 1 serta produk sepatu jenis casual dan formal
dengari merek Cole?Haan.
Pokok masalah yang dihadapi adalah sehubungan dengan tujuan
perusahaan yaitu target penjualan sebesar dua kali lipat pada
tahun 1996 relatif terhadap penjualan tahun 1991. Penjualan
perusahaan pada tahun 1991 adalab sebesar USS 3,003,600,000 dan
target penjualan pada tahun 1996 adalah 6 milyar dollar. Dengan
dicapainya target penjualan tersebut diharapkan Nike Inc. dapat
mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam produk
sepatu olah raganya yang bermerek Nike. Pada tahun 1992 produk
sepatu olah raga dengan merek Nike menguasai 20,72% pangsa pasar
dunia untuk kategori produk sepatu olah raga dan penjualan produk
jenis ini merupakan 76,80 % dari total penjualan Nike Inc.
Strateji perusahaan yang cukup tepat dapat digunakan bagi
pemecahan permasalahanan tersebut di atas adalah strateji
pengembangan produk.
Proses pemulihan strateji yang digunakan tersebut tidak
terlepas dan strateji perusahaan yang telah dilakukan Nike Inc.
sebelumnya. Nike berawal dari perusahaan yang hanya memproduksi
satu jenis produk yaitu sepatu olah raga untuk cabang lari dan
diperuntukkan bagi satu jenis pasar yaitu para olahragawan
cabang olahraga lari. Selanjutnya meluaskan bidang usahanya
dengan strateji concentric diversification dengan memproduksi
sepatu bagi cabang olah raga jenis lain. Kemudian melakukan
strateji pengembangan pasar dengan memasuki wilayah pemasaran
yang baru dan melayani segmen pasar yang lebih luas. Strateji
inovasi produknya telah berhasil mengangkat merek Nike sebagai
produk olah raga berteknologi tinggi. Untuk mengurangi
ketergantungannya kepada distributornya, Nike menggunakan
strateji integrasi ke hilir dengan memiliki sendiri jaringan
distribusinya. Selanjutnya meluaskan bidang usahanya ke dalam
bidang sepatu casual dan formal dengan mengambil alih perusahaan
Cole-Haan. Dan keberhasilannya menggunakan strateji-strateji
tersebut, saat ini Nike Inc. telah berkembang menjadi perusahaan
multinasionai dengan reputasi atau nama merek yang sangat baik
dan wilayah pemasaran yang sangat luas. Kekuatannya yang lain,
diferensiasi produk dan pemasaran yang dilakukan telah berhasil
menempatkan Nike sebagai perusahaan yang dikenal sebagai
perusahaan terkemuka dalam bidarig ?sportswear & fitness?.
Didukung oleh organisasi perusahaan dalam jaringan internasional
dan kepemilikan atas distributor pada pasar utamanya.
Diversifikasi usaha yang dilakukan saling mendukung produknya
satu sama lain.
Kelemahannya yang menonjol adalah penjualan Nike Inc.
terutama dihasilkan dari beberapa jenis produknya saja.
Ditinjau dari sisi peluang pasar yang ada, pasar utamanya
yaitu Amerika Serikat dan Canada, serta Eropa mempunyai potensi
besar di tahun-tahun mendatang.
Ancaman bagi keberhasilan Nike Inc. adalah persaingan yang
semakin ketat diantara perusahaan sejenis ditunjang oleh sifat
produknya yang mempunyai daur hidup pendek.
Strateji pengembangan produk dapat dilakukan dengan
memanfaatkan reputasi atas nama merek yang telah dikembangkan di
masa sebelumnya dan kekuatannya yang lain yang telah dimilikinya.
Dan diharapkan dapat menanggulangi kelemahannya saat ini yaitu
bertumpu pada beberapa jenis produk saja. Dengan strateji
pengembangan produk ini, peluang yang ada di pasarnya saat ini
dapat lebih dimanfaatkan. Selanjutnya dengan produknya yang
selalu diperbaharui dan ditingkatkan dapat menanggulangi ancaman
yang berasal dari persaingan dan pendeknya daur hidup produk.
Sebagai tindak lanjut dari penggunaan strateji pengembangan
produknya, Nike Inc. dapat melanjutkan stratejinya dengan
melayani segmen pasar bagi golongan konsumen berpendapatan
menengah sampai atas pada pasar global dengan memanfaatkan
diferensiasi produk dan pemasaran serta keunggulan biayanya. Pada
akhirnya pelaksanaan program bauran pemasaran internasionalnya
harus berdasarkan pada segmen pasar yang dilayani.
Prospek bagi keberhasilan Nike Inc. dimasa mendatang sangat
balk. Hal ini ditinjau berdasarkan pada prospek pertumbuhan
ekonomi pada pasar utamanya yang tergabung pada blok-blok
ekonomi Nafta dan Pasar Tunggal Eropa. Hal lain yang mendukung
adalah perubahan pada lingkungan sosial dan budaya, dimana
masyarakat menganggap olah raga menjadi bagian penting dalam
kehidupannya serta meningkatnya komersialisasi arena kejuaran
olahraga menjadi lahan usaha yang menguntungkan.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Asrul Aziz
"Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak anggota Polri yang terlibat masalah, mulai dari pelanggaran disiplin kepolisian, pelanggaran kode etik, hingga terlibat tindak pidana. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengkaji penanganan dan pembinaan Sumber Daya Manusia Polri yang bermasalah; 2) merancang model penanganan SDM Polri yang bermasalah yang lebih efektif; 3) merancang model pembinaan SDM Polri yang bermasalah agar dapat meningkatkan profesionalisme kinerja Polri sesuai dengan nilai-nilai organisasi Polri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam,Focus Group Discussion(FGD), dan analisis dokumen yang berkait dengan permasalahan penelitian. Penelitian dilakukan disebelas Kepolisian Daerah (Polda) di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa pelanggaran personel masih banyak terjadi,terutama untuk pelanggaran disiplin sebanyak 1.366 kasus, etik 435 kasus, dan pidana 172 kasus. Hal ini mengindikasikan bahwa implementasi instrumen penanganan SDM Polri yang bermasalah yang dilaksanakan selama ini belum efektif. Karena itu, perlu dilakukan empat hal. Pertama, mengevaluasi pasal dalam PP Nomor 2 Tahun 2003, yang menjelaskan secara rinci jenis sanksi yang dijatuhkan untuk suatu jenis pelanggaran tertentu. Kedua, mendesain ulang implementasi kebijakan penanganan personel Polri yang bermasalah, dengan memperhatikan variabel (sosialisasi peraturan, sumber daya manusia, kewenangan, fasilitas, pengaturan birokrasi, intensif, dan struktur birokrasi/organisasi). Ketiga, mendesain implementasi kebijakan pembinaan personel Polri yang bermasalah dalam bentuk Peraturan Kepolisian (Perpol) yang mengatur Pembinaan/Pengendalian dan Rehabilitasi/Pemulihan Personel Polri yang bermasalah. Keempat, agar pola pengendaliannya terintegrasi, simultan dan terukur, pelaksanaan pengendalian dan rehabilitasi/pemulihan personel Polri yang bermasalah dilaksanakan oleh satuunit organisasi (Bag Rehabilitasi Divpropam Polri"
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2021
320 LIT 24:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bandung: Refika Aditama, 2020
302.35 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>