Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qory Andriyenni
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara intensi shalat berjamaah, tarbiyah dan intensi memaafkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa (1) Hubungan antara intensi shalat berjamaah dengan intensi memaafkan; (2) Seberapa besar intensi shalat berjamaah menjelaskan hubungannya dengan intensi memaafkan.
Teori yang digunakan adalah teori intensi dari Ajzen (1975) dan teori forgiveness dari McCullough (1999). Penelitian ini dilakukan di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey yang bersifat deskriptif analitis, dengan sampel 145 responden yang mengikuti tarbiyah dan menggunakan kuesioner sebagai alat ukurnya. Analisis penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan pengolahan data menggunakan program LISREL 8.51
Pada penelitian ditemukan bahwa intensi shalat berjamaah berkontribusi positif terhadap intensi memaafkan sebesar 30 persen. Hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. intensi shalat berjamaah mempunyai hubungan yang signifikan dengan intensi memaafkan. 2. Dimensi sikap memiliki pengaruh yang tinggi terhadap, intensi shalat berjamaah dan dimensi norma subjektif memiliki pengaruh yang tinggi terhadap intensi memaafkan. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa tarbiyah dapat dijadikan satu kegiatan yang bermanfaat untuk individu.

The research is about the correlation between intension of jamaah prayer, (education) tarbiyah, intension of forgiveness. The aims of this research are to know and to analyze (1) The correlation between intension of jamaah prayer and intension of forgiveness (2) how many influence of intension of jamaah prayer and tarbiyah could explained the relationship with intension of forgiveness. The theory used are intension theory of Ajzen (1975) and forgiveness theory from McCullough (1999). This research was conducted at Andalas University, Padang, West Sumatera. The research method used quantitative approach method by survey with descriptive analysis and 145 respondents who followed tarbiyah, by using questioner. The analysis of this research is used structural equation modeling (SEM) and processing of data with LISREL 8.51.
The research found that intension of jamaah prayer has positive contributes with intension of forgiveness by 30 percent value. The conclusion of the research are:
(1) intension of jamaah prayer has the correlation with intension of forgiveness.
(2) dimension of attitude has a high correlation with intension of jamaah prayer and dimension of norm subjective has a high correlation with intension of forgiveness.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T26818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dorongan untuk memaafkan diri dan prokrastinasi pada mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 450 mahasiswa yang tinggal di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan yaitu State Self-Forgiveness Scale (SSFS) yang dikembangkan oleh Wohl, DeShea, dan Wahkinney tahun 2008 untuk mengukur dorongan memaafkan diri pada kesalahan yang spesifik. Sementara itu, untuk alat ukur prokrastinasi, peneliti menggunakan alat ukur Procastination Assessment Scale for Student (PASS) yang dikembangkan oleh Solomon dan Rothblum pada tahun 1984.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara dorongan memaafkan diri dan prokrastinasi (r = ?0,176, p<0,01). Artinya, semakin tinggi dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin tinggi pada mahasiswa.

The purpose of this research is to find out relationship between self-forgiveness and procrastination in college students. Participants of this research were 450 college students in Jabodetabek. This research used State Self-Forgiveness State (SSFS) who constructed by Wohl, DeShea, and Wahkinney (2008) for spesific transgression. Procrastination was measured using Procastination Assessment Scale for Student (PASS) who constructed by Solomon and Rothblum (1984).
The result showed there is a negative significant correlation between self-forgiveness and procrastination (r = ?0,176, p<0,01). This result means higher self-forgiveness decreased procrastination, and lower self-forgiveness increased procrastination in college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayanara Turangga
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dorongan memaafkan dan coping remaja dalam hubungan pertemanan. Penelitian ini dilakukan terhadap 412 remaja. Instrumen yang digunakan dalam mengukur dorongan memaafkan adalah Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory (TRIM-18) dari McCullough, Worthingthon, dan Rachals (2006) dan coping diukur dengan menggunakan Brief COPE dari Carver, dkk (1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dorongan memaafkan dan coping pada hubungan pertemanan remaja (r = -0.019; p > 0.05). Berdasarkan empat belas subskala coping, dorongan memaafkan juga tidak memiliki korelasi yang signifikan negatif dengan setiap jenisnya.

This research was conducted to examine the correlation between forgiveness and coping in adolescent friendship. The participants of this research were 412 adolescence. This study used two measurements tools. Forgiveness was measured by instrument that called Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory (TRIM-18) by McCullough, Worthingthon, dan Rachal (2006) and coping was measured by Carver, et al. (1997), using Brief COPE. The main result of this research showed no significance correlation between forgiveness and coping (r = -0.019; p > 0.05). The result also indicated that there is no significant and negative correlation between forgiveness and fourteen subscales of copings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Febriani
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara identifikasi sosial dan perilaku memaafkan dalam konteks hubungan antarkelompok agama sekaligus melihat kemungkinan adanya bias antarkelompok (intergroup bias) pada perilaku memaafkan. Pengukuran identifikasi sosial menggunakan alat ukur Leach dkk. (2008) dan pengukuran perilaku memaafkan menggunakan alat ukur Rye dkk. (2001). Penelitian ini dilakukan pada 90 partisipan Muslim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kontribusi identifikasi sosial pada perilaku memaafkan terhadap Muslim dan perilaku memaafkan terhadap non-Muslim.

This study is conducted to find the correlation between social identification and forgiveness in intergroup relationship context and to see the possibility of intergroup bias in intergroup forgiveness. Social identification is measured using the instrument constructed by Leach et al. (2008) and forgiveness is measured using the modification instrument constructed by Rye et al. (2001). The participants of this study are 90 Muslims. The results show that in general, there is no difference between contribution of social identification to forgiveness toward Muslim and forgiveness toward non-Muslims."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lela Nurlaela
"The purpose of this study is to identify and analyze (1) Relations trust with taaruf motivation for weddings (2) Relations qanaah with taaruf motivation for the wedding.
Tarbiyah group that became the subject of this study is one of the Islamic groups which hold regular weekly study group, discussing various things in it; aqidah, worship and morality. Marriage is one chapter of worship, so that needs to be fixed in order to implement the process in accordance with syar?i. Taaruf is beginning the process towards an Islamic marriage. But today, the process for some members tarbiyah taaruf not considered relevant to undergo the process of early marriage.
Research methods and quantitative approach with a descriptive survey method of analysis, with 150 respondents sempel tarbiyah members and use the questionnaire as a measuring tool. Structural analysis of this study using Equation Modeling (SEM) and data processing using the program LISREL 8.8.
In this research found that trust has a significant relationship with taaruf motivation for marriage. Qanaah While it did not have a significant relationship with the motivation taamf However, if combined qanaah with trust, they have a significant relationship with raaruf motivation for marriage.
"
2010
T33429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Dwi Maysita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi remaja terhadap pendisiplinan oleh orangtua dan dorongan memaafkan. Partisipan penelitian berjumlah 417 remaja akhir yang tinggal di Jabodetabek. Pengukuran persepsi terhadap pendisiplinan oleh orangtua dilakukan dengan menggunakan alat ukur Teknik Penerapan Disiplin oleh Orangtua yang dibuat oleh Purwasetiawatik (2001) dengan mengacu pada teori Hoffman dan Saltzstein (1967). Alat ukur tersebut mencakup pendisiplinan power assertion, love withdrawal, dan induction. Dorongan memaafkan diukur dengan menggunakan alat ukur Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) yang dikembangkan oleh McCullough, Root, dan Cohen (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat korelasi positif yang signifikan antara persepsi terhadap pendisiplinan induction dengan dorongan memaafkan (r=0,126, p<0,01). Artinya, persepsi terhadap pendisiplinan induction meningkatkan dorongan memaafkan pada remaja.

This research was conducted to find relationship between adolescent-perceived parental discipline and forgiveness. Participants of this research were 417 late adolescence in Jabodetabek. Perceived parental discipline was measured using Teknik Penerapan Disiplin oleh Orangtua who constructed by Purwasetiawatik (2001) based on Hoffman dan Saltzstein (1967) theory. The instruments include power assertion, love withdrawal, and induction. Forgiveness was measured using Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) who developed by McCullough, Root, and Cohen (2006). The result of this research showed that there was only a significant positive correlation between perceived induction parental discipline with forgiveness (r=0,126, p<0,01). This result means perceived induction parental discipline increased forgiveness in adolescence.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Anismar
"Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai politik Islam yang lahir dari sebuah gerakan sosial keagamaan yang sering disebut Tarbiyah. Universitas Indonesia merupakan salah satu kampus yang menjadi titik awal berkembangnya Jamaah Tarbiyah di Indonesia. Hingga saat ini Tarbiyah kampus masih menjadi salah satu basis sosial utama PKS. Skripsi ini membahas bagaimana Jamaah Tarbiyah UI sebagai basis sosial PKS melakukan proses kaderisasi terhadap anggotanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Skripsi ini memaparkan Jamaah Tarbiyah UI memiliki struktur organisasi yang berkoordinasi dengan PKS, namun hal ini disamarkan. Jamaah Tarbiyah UI membangun sistem mulai dari rekrutmen, kaderisasi, dan pembinaan yang sistematis. Hal ini tidak lain adalah strategi yang dilakukan PK dalam rangka mempertahankan basis sosialnya dari kalangan kaum muda terdidik.

PKS is an Islamic political party which was formed by a social of religious movement named Tarbiyah. UI is one of Universities that becomes the starting point of Jamaah Tarbiyah development. Tarbiyah is still one of the main bases of PKS. This thesis use qualitative method with indepth interview. This thesis deals with how Jamaah Tarbiyah UI as the social base of PKS does the process of cadre formation to their members. It also discusses further that Jamaah Tarbiyah UI has an organization structure that is coordinated with PKS which is not officially published. Jamaah Tarbiyah UI also develops the system of the recruitment, cadre formation, and systematical training. All of these are the strategies done by PKS in order to maintain their social base of educated youth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen
"Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi konsumen minuman kopi dalam mengkonsumsi minuman energi dan intensi konsumen minuman energi untuk mengkonsumsi kopi, dilihat dari perspektif theory of planned behavior. Sikap berpengaruh terhadap perilaku tersebut. Norma subyektif hanya berpengaruh terhadap intensi peminum minuman energi untuk mengkonsumsi kopi meskipun minuman energi tersedia. Perceived behavioral control tidak berpengaruh karena jenis produk yang diteliti tergolong low-involvemeni product. Konsumen berpersepsi memiliki kontrol atas perilaku yang mudah dilakukan ini. Konsumen mengkonsumsi produk berdasarkan fungsional produk tersebut dan tidak berhubungan dengan prestise, status sosial, maupun yang mempengaruhi pertimbangan konsumen terhadap pandangan referen bila mereka mengkonsumsi kopi atau minuman energi tersebut.

The focus of this study is to investigate which factors may influence intention of coffee drinker to consume energy drink, as well as energy drink consumers to consume coffee, referring to theory of planner behavior. It is attitude toward behavior which signiticantly influences the intention. Subjective norm only takes part in intention of energy drink consumers to consume coffee although their energy drink is available. Perceived behavioral control has insignificant influence towards the intention as coffee and energy drinks are low-involvement products. Consumers may perceive possessing behavioral control towards purchasing, acquiring, and consuming the fuctional products which are not related to either social status, prestige, or what others may think of their behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yardinil Firda Nadhirah
"Perilaku menyontek merupakan salah satu masalah yang dihadapi lembaga pendidikan untuk beberapa dasawarsa ini dan akan terus menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Mahasiswa pada masa sekarang lebih banyak melakukan tindakan menyontek dibandingkan dengan mahasiswa pada 10 tahun yang lalu. Murdock dkk. (2004) dalam penelitiannya menemukan sekitar 70% mahasiswa mengaku menyontek pada saat ujian dan Shepherd (dalam Klausmeier, 1985) melaporkan bahwa 96% mahasiswa mengaku menyontek beberapa kali pada saat ujian.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek, Nusolahardo (1988) menemukan adanya hubungan antara konsep-diri dengan sikap terhadap tingkah lake menyontek. Sedangkan Cizek, 1999; Evans dkk.(dalam Finn & Frone, 2004) dalam penelitiannya mendapatkan siswa yang memiliki efficacy yang tinggi akan kemampuan akademiknya menunjukkan perilaku menyontek yang rendah bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat efficacy yang rendah. Sementara Newstead dkk.(1996) menemukan bahwa perilaku menyontek terjadi karena ada tekanan dari kelompoknya, untuk membantu teman, dan karena semua orang melakukannya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut lah tujuan penelitian ini mengungkap faktor self-efficacy dan konsep-diri sebagai faktor internal, dan konformitas terhadap kelompok sebaya sebagai faktor eksternal, sebagai variabel-vriabel yang mempengaruhi perilaku menyontek.
Sampel penelitian ini adalah 150 mahasiswa IA1N "SMH" Banten semester dua di Fakultas Tarbiyah dan Adab, diperoleh berdasar accidental sampling. Mat ukur self-efficacy menggunakan dimensi-dimensi yang digunakan oleh Wood dan Locke (dalam Maurer & Pierce, 1998), konsep-diri menggunakan modifikasi dan adaptasi TSCS (Tennessee Self Concept Scale), konformitas kelompok sebaya menggunakan kuesioner yang berdasarkan dimensi-dimensi dari Sears dkk. (1991), dan perilaku menyontek menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Finn dan Frone (2004) dan Abramovitz (2000).
Dan 4 hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self-efficacy dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 2) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep-diri dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 4) Secara bersama-sama ada kontribusi yang signifikan antara self-efficacy, konsep-diri dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa, hasil analisis parsial dan regresi ganda, hasilnya hanya konformitas terhadap kelompok sebaya yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku menyontek mahasiswa.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor performa akademik yaitu, persistensi dalam variabel self-efficacy dan melibatkan variabel karakteristik kelas (seperti ukuran kelas, pengaturan tempat duduk, pengawasan ujian yang lemah, dan sangsi yang kurang diberlakukan) sehingga dapat memperkaya dan menjelaskan kecenderungan perilaku menyontek pada mahasiswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Widhyasetyanti
"Manusia dan teknologi tidak lagi dapat dipisahkan. Seluruh aspek kehidupan menuntut individu menyita waktu untuk menggunakannya sehari-hari. Beberapa individu dengan latar belakang adverse childhood experiences atau pengalaman traumatis sangat mungkin menggunakan internet sebagai strategi stress coping yang paling mudah. Tidak jarang strategi coping ini menyebabkan masalah-masalah dalam keseharian, alih-alih memberikan relief pada penggunanya. Problematic Internet Use terjadi saat penggunaan internet mengganggu aktivitas serta kesehatan mental dan fisik seseorang. Salah satu cara yang dapat mengurangi efek negatif ini adalah memaafkan pengalaman sulit di masa lalu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran forgiveness sebagai moderator dalam hubungan adverse childhood experiences dan problematic internet use. Partisipan penelitian terdiri dari 213 orang dewasa (usia 18-38 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa forgiveness tidak memoderasi hubungan adverse childhood experiences dengan problematic internet use. Hasil didiskusikan lebih jauh dalam laporan penelitian ini.

Humans and the technology are no longer separate. Every aspect of life requires individuals to use it every day. Some individuals with a background of adverse childhood or traumatic experiences are very likely to use the internet as the most effortless stress-coping strategy. Not infrequently, this strategy causes health problems, instead of providing relief to its users. Problematic Internet Use occurs when Internet use interferes with a person’s real-life activities and mental and physical health. One way to reduce these negative effects is to perform forgiveness for the difficult time in the past. This study aims to determine the role of forgiveness as a moderator of the relationship between adverse childhood experiences and problematic internet use. The study participants comprised 213 adults (aged 18-38 years). The results showed that forgiveness did not moderate the relationship between adverse childhood experiences and problematic internet use. Results are further discussed in this paper."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>