Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juliani Mukti Asih
"Tesis ini membahas mengenai penerapan komitmen Indonesia dalam melakukan liberalisasi commercial presence perbankan dan prinsip akses pasar sesuai dengan GATS dalam peraturan Bank Indonesia, keselarasan pengatural commercial presence dalam peraturan Bank Indonesia dengan komitmen Indonesia dan prinsip akses pasar dalam GATS serta memberikan masukan untuk penyempurnaan yang terkait dengan pengaturan commercial presence perbankan di Indonesia.Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian normatif yang bersifat preskriptif dengan menggunakanpendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, pengaturan commercial presence perbankan dalam peraturan Bank Indonesia lebih liberal dibandngkan dengan komitmen Indonesia dalam GATS. Pengaturan commercial presence perbankan dalam peraturan Bank Indonesia telah menerapkan prinsip akses pasar sesuai ketentuan GATS sehingga peraturan telah selaras dengan pprinsip akses pasar dalam GATS. Hasil penelitian anatar lain menyarankan bahwa optimalisasi peran da kontribusi bank asing terhadap pengembangann perekonomian Indonesia perlu ditingkatkan.

This thesis discusses the application of Indonesia's commitment to the liberalization of commercial presence in banking and the principle of market access in accordance with the GAlS in the regulations of Bank Indonesia, the alignment settings of commercial banking presence in the regulations of Bank Indonesia with the commitment of Indonesia and the principle of market access in GATS as well as advise for improvements related to setting commercial banking presence in Indonesia This thesis uses the method that is prescriptive nonnative research using qualitative approaches.
Based on the research, setting commercial banking presence in the regulations of Bank Indonesia is more liberal when compared with Indonesia's commitment in the GATS so that the setti ngs are not in line with lndonesias commitment in the GATS. Settings commercial banking presence in the regulations of Bank fudonesia has adopted the principle of nmrket access aCCOiding to the provisions of GATS so that the settings have been aligned with the principles of market access in GATS. Among other results suggest that optimization of the role and contribution of foreign banks to the economic development of Indonesia should be improved."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27725
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naufi Ahmad Naufal
"Tesis ini membahas tentang liberalisasi jasa konstruksi di indonesia dan kesesuaian dengan komitmen dalam General Agreement on Trade in Services (GATS-WTO) di bidang jasa konstruksi.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, karena penelitian ini menitik beratkan pada penelitian kepustakaan yang intinya meneliti asas-asas hukum, sistematis hukum, dan sikronisasi hukum dengan jalan menganalisanya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah membuka jasa konstruksi untuk asing. Pembukaan jasa konstruksi asing hanya untuk bidang usaha jasa konstruksi yang beresiko besar dan/atau berteknologi tinggi dan/atau yang berbiaya besar. Peraturan Nasional Indonesia di bidang jasa konstruksi merupakan landasan dalam penentuan komitmen Indonesia dalam GATS-WTO.

Main purpose of this study is the construction services liberalization in Indonesia and conformity with commitment in General Agreement on Trade in Services (GATS-WTO) in construction services sector.
This research is juridical-normative, because this research emphasized on library research, which researched law principles, law systematic, and law synchronization by analyzing them. The data obtained are analyzed using qualitative descriptive method.
Based on the analysis conclusion of this study shows that the present Indonesia has opened the market for construction services. Market for foreign supplier only for construction services sector which are high risk and/or high technology and/or high capital. National Regulation on construction sector is main principal in the Indonesia schedule of commitments.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T25130
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pipin Sonjaya
"ABSTRAK
Tesis ini membahas menganai Analisa Terhadap Jasa Audio Visual (Televisi)
berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Indonesia dan Ketentuan General
Agreement on Trade in Services. Pada saat ini Indonesia belum memiliki
komitmen dengan GATS dalam sektor audio visual (televisi), namun beberpa
investor asing telah berinvestasi di industri televisi nasional. Tesis ini
menggunakan kajian hukum normatif dengan tipologi penelitian presktiptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan telah terjadi liberalisasi di industri audio visual
(televisi) di Indonesia, namun investor asing di sektor audio visual (televisi) tidak
melanggar ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2002 Tetang Penyiaran. Saran untuk penelitian ini adalah apabila Indonesia akan
berkomitmen dengan GATS dalam sektor audio visual sebaiknya belajar dari
negara-negara yang telah berkomitmen dengan GATS dalam sektor jasa televisi.
Pemerintah Indonesia dapat membuat pembatasan-pembatasan mengenai
kepemilikan modal asing di dalam SoC yang diterdapat dalam ketentuan GATS

Abstract
The Focus of this thesis is about Analysis of Audio Visual Services (Television)
based on Indonesia Act and Provision of General Agreement on Trade in
Services. At present Indonesia has not committed to the GATS in the audiovisual
sector (television), but some foreign investors have invested in the national
television industry. This thesis uses a typology of normative legal analysis
prescriptive research. These results indicate there has been a liberalization in the
audiovisual industry (television) in Indonesia, but foreign investors in the sectors
of audio-visual (television) does not violate the provisions contained on the Act
Number 32 Year 2002 about Broadcasting. Suggestions for this study is the
Government of Indonesia should learn from countries that have been committed
with the GATS in the service sector television. Indonesian Government can make
borders for foreign investment on SoC in Provision of GATS"
2012
T31545
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Akbar Muhammad Zainuri
"ABSTRAK
World Trade Organization (WTO) sebagai suatu badan perdagangan dibentuk
berdasarkan ide liberalisasi perdagangan internasional untuk meningkatkan
perdagangan dunia, dengan perdagangan dunia yang meningkat diharapkan
kemakmuran umat manusia akan meningkat. WTO secara umum terbagi atas tiga
perjanjian, yaitu the General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), the
General Agreement on Trade in Services (GATS), dan Trade-Related Aspects of
Intellectual Property Rights (TRIPs). Dalam GATS, WTO mengatur tentang
perdagangan jasa-jasa, salah satunya yaitu financial services atau jasa keuangan
yang di dalamnya mengatur tentang jasa perbankan. Indonesia sebagai negara
yang telah meratifikasi WTO dengan Undang-undang Republik Indonesia No 7
tahun 1994 Tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade
Organization, bertanggung jawab untuk mengimplementasikan perjanjianperjanjian
dalam WTO, termasuk tentang jasa perbankan yang diatur dalam
GATS ke dalam peraturan perundang-undangan tentang perbankan Indonesia.
Dalam dunia perbankan, sistem perbankan terbagi dua, yaitu sistem konvensional
dan syariah, sistem perbankan syariah dewasa ini berkembang sangat pesat, dan
telah menjadi salah satu pilihan transaki perbankan. GATS mengatur tentang
pembukaan bank di negara-negara anggotanya dengan prinsip-prinsip nondiskriminasi
dan harus seliberal mungkin, namun GATS juga memberikan
kemungkinan negara untuk membuat Schedule of Specific Commitments (SoC)
untuk menunjukkan bagaimana setiap negara anggota menerapkan kewajiban
akses pasar dan perlakuan nasionalnya. Indonesia dalam SoC nya, mengatakan
pembukaan bank asing syariah wajib dalam bentuk joint venture dengan lokal,
dengan memungkinkan asing memiliki maksimum 99% dari modal disetor bank.
Di Indonesia terdapat dua bank asing syariah yang telah beroperasi, yaitu
Maybank Syariah dan Bank Muamalat Indonesia. Dalam pembukaan bank asing
syariah, Indonesia telah menerapkan prinsip Most-Favoured Nation dengan baik,
hanya prinsip resiprositas yang belum terlaksana dengan baik. Kedepannya,
Indonesia wajib mengatur ulang kebijakannya di dalam negeri dan mengadakan
negosiasi dengan negara lain agar bank nasional Indonesia dapat membuka
cabangnya di luar negeri

ABSTRACT
World Trade Organization (WTO) is an organization which was founded in the
spirit of international trade liberalization with a view to improve the world trade,
which consequently would improve the prosperity of mankind. Generally, WTO is
based on three agreements; the General Agreement on Tariffs and Trade (GATT),
the General Agreement on Trade in Services (GATS), and the Trade-Related
Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs). In GATS, WTO regulates the
trade of services; the financial services being one of them. It, furthermore,
manages Indonesian banking services As a country that has ratified WTO, as
stated in Law No 7 year 1994 of Republic of Indonesia on the ratification of
Agreement Establishing the World Trade Organization, Indonesia is responsible in
implementing the agreements stated in WTO; which includes the banking services
that is stated in GATS, into the banking law of Indonesia. The banking system is
fundamentally divided into two; the conventional banking and the Islamic banking
system which has rapidly developed and has successfully become a choice for
people?s banking transactions. GATS regulates the establishment of banks in its
member countries based on the non-discriminating and liberal principles. GATS,
however, offers possibilities for its member countries to form a Schedule of
Specific Commitments (SoC) as a mean to show their market access liability and
their national banking acts. In its SoC, Indonesia states that any foreign Islamic
banks must form a joint venture with local banks, with maximum capital of 99%.
At the moment, there are two operating islamic banks in Indonesia; Maybank
Syariah and Bank Muamalat Indonesia. In the establishment of islamic banks,
Indonesia has applied Most-Favoured nation principle. However, the principle of
reciprocity has yet to be applied effectively. In the near future, it is hoped that
Indonesia could reconsider its national regulation, and hold negotiations with other
countries, so as Indonesia?s own banks would be able to open their branches"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bello, Petrus C.K.L.
"World Trade Organization (WTO) lebih sering dianggap oleh negara maju sebagai sistem perdagangan bebas multilateral, ternyata tidak lebih hanya sebuah perangkap perdagangan. WTO yang berisi persetujuan perjanjian perdagangan dunia yang meliputi bidang barangl goods (yang diatur dalam GATT), jasa/services (yang diatur dalam GATS), dan kepemilikan intelektual (yang diatur dalam TRIPs); ternyata lebih mengusung kepentingan negara maju ketimbang untuk kepentingan negara berkembang. Bagi Indonesia, yang keikutsertaannya dilakukan melalui ratifikasi perjanjian dalam UU No. 7 Tahun 1994, membawa konsekuensi bahwa kepentingan nasional akan terabaikan; dan hal ini dapat terbuktikan dari produk hukum nasionalnya yang dibuat demi keharusan menyesuaikan prinsip-prinsip liberalisasi sebagaimana dirumuskan dalam WTO.
Dalam bidang perbankan, prinsip-prinsip yang harus terintegrasikan dalam harmonisasi hukum nasional adalah Most Favoured Nations Treatment, National Treatment, Transparansi dan Liberalisasi Bertahap. Prinsip-prinsip ini jelas mau menggilas habis atau menggantikan faham Pancasila yang adalah faham keadilan sosial, dan berkehendak menggantikannya dengan faham neoliberalisme, faham mana adalah lebih ekstrem ketimbang faham liberalisme klasik. Dikatakan ekstrem karena neoliberalisme mau mengangkangi sejarah, dengan mengutakan bahwa manusia hanya makhluk ekonomi, bukan makhluk sosial dan politik; padahal pada paham liberalisme klasik, masih mengenal manusia sebagai makhluk sosial.
Pengaruh prinsip-prinsip ini dapat kita lihat dari perubahan peraturan yang berkaitan dengan perbankan dalam hal pendirian bank, kepemilikan saham dan tempat kedudukan dan pembukaan kantor cabang, kantor bank campuran, kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri, yang lebih condong mengabaikan kepentingan umum dan lebih mengutakan kepentingan bisnis demi pelipatgandaan modal. Hal ini memberikan gambaran nyata perbankan Indonesia telah berganti dan menyesuaikan dengan prinsip-prinsip WTO, yang didasarkan kepada ideologi neoliberalisme, dan tidak lagi dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T18652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfianti Kusuma Wardhani
"Tesis ini menganalisis ketentuan Mode 4 General Agreement on Trade in Services (GATS} dan membahas mengenai kepentingan Indonesia dalam liberalisasi perdagangan di bidang jasa. Tujuan penulisan tesis ini adalab untuk mengetahu i bagaimana pelaksanaan liberalisasi Mode 4 dan hasit yang dicapai, untuk mengetahui peran Mode 4 dan upaya liberalisasi bagi Indonesia, _serta untuk mengetahui hal-hal apa yang akan Indonesia lakukan dalam forum pe-raagangan internasional untuk memenuhi kepentingannya di dala m Mode 4. Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian nonnatif yang bersifat preskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitati f.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Mode 4 GATS tidak ada pembatasan mengenai ruang lingkup Mode 4, yaitu definisi Mode 4 dan kategori individu (natura/ person ) tidak jelas, serta tidak adanya definisi temporary dan tingkat keterampilan. Mode 4 adalah moda penyedia jasa yang paling kecil liberalisasinya di dalam GATS. Hal ini disebabkan oleh banyaknya hambatan-hambatan dala m Mode 4, antara lain visa dan izin kerja, masalah definisi Mode 4 GATS, dan pengakuan kualifikasi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Mode 4 penting bagi Indonesia karena Indonesia mempunyai kepentingan ekspor berupa keunggulan komparatif pada Mode 4 dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari Mode 4. Untuk memanfaatkan Mode 4 dalam li beralisasi perdagangan di bidang jasa, Indonesia melakukan strategi ekspor dan sttategi impor. Penelitian ini antara lain menyarankan bahwa Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan keunggulan komparatifnya di bidang jasa ketenagakerjaan, tetapi harus beralih ke keunggul an kompetitif, yaitu dengan mcningkatkan kualitas TKL.

This thesis analyzes the provisions of General Agreement on Trade in Services (GATS) Mode 4 and discusses Indonesia's interests in the liberalization of trade in services. The aim of this thesis is to determine how the implementation of the liberalization of Mode 4 and the results achieved, to determine the role of liberalization of Mode 4 and the effort of liberalization for Indonesia, and to know·what lndonesia is going to do in the i·nternational trade forum to meet its interests in . Mode 4.
This thesis uses methods that are prescriptive normative research using qualitative approaches. The results of t his study indicate that in GATS Mode 4 there are no limitations on the scope of Mode 4, i.e. the unclear definition of Mode 4 and the category of natural persons, and there are no definitions in the term of temporary and the level of skills. Mode 4 is the least liberalized mode of services supply in the GATS. This is caused by a number of constraints in Mode 4. including visas and work pem1its. the GATS Mode 4 definition problems, and the recognition of qualifications.
The results of this study also show that Mode 4 is important for Indonesia because Indonesia has a comparative advantage in the form of export interests in Mode 4 and the benefits derived from Mode 4. In order to take advantage of the liberalization of Mode 4 trade in services:>, Indonesia is pursuing export and import strategies. This research, among others, suggested that Indonesia can no longer rely on its comparative advantage in the service sector employment, but must switch to a competitive advantage. namel y by improving the quality of Indonesian workers."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T28506
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Umi Safira
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam kerangka General Agreement on Trades in Service di sektor pendidikan tinggi. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang lebih fokus pada implementasi GATS dalam pendidikan tinggi, penelitian ini akan berfokus pada upaya diplomasi Indonesia dalam kerangka GATS terkait liberalisasi jasa pendidikan tinggi. Penelitian ini akan menjelaskan proses yang Indonesia lalui dalam usahanya untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya dalam sektor pendidikan tinggi di World Trade Organization. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan bahwa selama putaran perundingan perdagangan dalam kerangka GATS di WTO, Indonesia berusaha cukup keras untuk mempertahankan kepentingannya dalam hal pendidikan tinggi, hal ini dilakukan melalui berbagai strategi, mulai dari koalisi yang dilakukan dengan negara-negara berkembang lainnya dalam forum-forum GATS, hingga melalui sistem kualifikasi kualitas dalam negeri. Dalam penelitian ini juga dipaparkan seperti apa posisi Indonesia di tengah tekanan global terkait perdagangan bebas, utamanya di sektor jasa pendidikan tinggi.

This research aims to explain the diplomacy efforts undertaken by Indonesia on the discussion of the General Agreement on Trade in Services in the higher education sector. Compared to previous studies that are more focused on the implementation of GATS in higher education, this research will be focused on Indonesia's diplomacy strategies in GATS in terms of the liberalization of higher education services. This research will explain the diplomacy process carried out by Indonesia to defend its national interests in the World Trade Organization. The result found that during trade negotiations of GATS at the WTO, Indonesia tried a variety of strategies to defend its national interests in terms of higher education, ranging from coalitions conducted with other developing countries in the ministerial conferences, until making a domestic quality qualification system. This study also explained the position of Indonesia in the midst of global pressure related to free trade, specifically, in terms of liberalizing the higher education service sector."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiscus Rodyanto
"Abad ke-21 membawa kita pada eskalasi dalam gejala saling berkaitan di antara negara-negara di dunia. Hal ini secara dramatis terutama terlihat dalam kegiatan perdagangan dunia, baik di bidang barang-barang (trade in goods) maupun di bidang jasa (trade in services). Perdagangan dalam bidang jasa memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia karena pelaksanaannya yang sudah umum digunakan melintasi batas negara. Oleh karena itu negara-negara di dunia membentuk General Agreement on Trade in Services (GATS) untuk mengatur perdagangan dalam bidang jasa ini. GATS memberikan dua kewajiban bagi negara anggota. Pertama kewajiban umum yang berlaku untuk semua sektor, misalnya Most Favoured Nations dan tranparansi dan hal-hal tertentu yang termuat dalam sectoral agreement. Kedua adalah specific commitments (komitmen khusus) yang diambil melalui negosiasi tersendiri pada tiap perjanjian. Masing-masing negara anggota wajib membuat suatu schedule (daftar) terhadap specific commitments yang dibuatnya, dimana berisi mengenai sektor jasa yang dibuka aksesnya kepada penyedia jasa asing, yang kemudian dikenal dengan Schedule of Specific Commitments (SOC). Keberlakuan SOC ini dikaitkan dengan 4 moda penyediaan jasa yang diatur dalam GATS, yaitu cross border supply, consumption abroad, commercial presence dan movement of natural persons. SOC ini kemudian wajib disesuaikan dalam peraturan perundang-undangan nasional masing-masing anggota agar dapat berlaku secara efektif. Indonesia sebagai anggota dari GATS juga telah membuat SOC yang berisi sektor-sektor jasa yang dibuka untuk penyedia jasa asing, termasuk sektor jasa perbankan, dan telah mengimplementasikannya di dalam peraturan perundang-undangan nasional dalam bidang jasa perbankan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S26110
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Nugraha
"Tesis ini membahas tentang analisis hukum terhadap kebijakan terhadap Moda 4 (Movement of Natural Person) General Agreement on Trade in Service (GATS) dan kepentingan Indonesia dalam rangka liberalisasi jasa di indonesia serta kesesuaian dengan komitmen dalam (GATS-WTO) khususnya di bidang jasa. Pengaturan liberalisasi jasa di Indonesia (Peraturan nasional-National Regulation) serta komitmen Indonesia dalam Moda 4 General Agreement on Trade in Services (GATS) yang berkaitan dengan liberalisasi di bidang jasa. Kesesuaian dan konsistensi pengaturan jasa di Indonesia terhadap komitmen Indonesia dalam Moda 4 General Agreement on Trade in Service (GATS) di bidang jasa.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, karena penelitian ini menitik beratkan pada penelitian kepustakaan yang meneliti asas-asas hukum, sistematis hukum, dan sikronisasi hukum dengan jalan menganalisis dan kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap Moda 4 GATS. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode preskiptif kualitatif.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah membuka jasa Moda 4 untuk asing. Peraturan Nasional Indonesia di bidang jasa khususnya Moda 4 merupakan landasan dalam penentuan komitmen Indonesia dalam GATS-WTO.

The Focus of this thesis is about Analysis Regulaion of Indonesia toward policy of mode 4 (Movement of Natural Person) General Agreement on Trade in Services (GATS) and the interests of Indonesia in the context of liberalization in services in Indonesia and in suitability with the commitments in GATS-WTO, especially in services sector. Setting the liberalization of services in Indonesia (National Regulation) and Indonesia's commitment on Mode 4 General Agreement on Trade in Services (GATS) relating to the liberalization in services. Suitability and consistency of regulation in services in Indonesia towards Indonesia's commitment on Mode 4 General Agreement on Trade in Services (GATS) in the service sector.
This research is juridical normative research, because this research focuses on observational studies literature that examines the general principles of law, the law systematically, and synchronization by analyzing the law and government policy on GATS Mode 4. The data obtained were analyzed using prescriptive qualitative methods.
From the results of this study indicate that Indonesia has opened up to foreign services. National regulations of Indonesia in telecommunication services, especially Mode 4 is a cornerstone in the determination of Indonesia's commitment on GATS-WTO.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30468
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>