Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jose Roesma
"Perhatian terhadap hipertensi mulai berkembang di Indonesia sejak akhir tahun 1950-an di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan R.S.Dr Cipto Mangunkusumo. Laporan pertama hasil penelitian terhadap kelompok penderita hipertensi disampaikan oleh Murdowo (1973) dalam Kongres Ahli Penyakit Dalam Indonesia kedua meliputi 91 penderita rawat inap di RSU Sanglah Denpasar. Laporan pertama survai mengenai hipertensi baik dari masyarakat perkotaan (Semarang) maupun masyarakat pedesaan (kabupaten Blora) disampaikan oleh Boedhi Darmojo pada Kongres Nasional Ahli Penyakit Dalam ke 3 (1975) dan kemudian diikuti oleh laporan survai di pelbagai daerah Indonesia pada kongres-kongres berikutnya. Penelitian yang berskala nasional dan meliputi beberapa daerah dilaksanakan oleh Kartari (1976,1988). Dari keseluruhan data survai yang telah dilakukan, didapatkan prevalensi hipertensi rata-rata dalam masyarakat Indonesia adalah 8.99 %."
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0113
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Atang Saputra
"Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi prioritas masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi Hipertensi sebagai salah satu dari penyakit tidak menular, perlu di tangani secara "nation wide" mengingat prevalensinya cukup tinggi dan umumnya sebagaian besar masyarakat tidak mengetahui dirinya menderita tekanan darah tinggi. Dan berbagai laporan penelitian didapatkan kenyataan bahwa dari seluruh penderita, 50% tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi (Sukahatya, 1986).
Boedi Darmojo (1988), mengemukakan bahwa prevalensi penyakit hipertensi berkisar antara 5%--15%. Prevalensi hiperensi pada penduduk 20 tahun keatas diberbagai daerah di Indonesia antara tahun 1975-1985 berkisar 5-19%. Prevalensi terendah ditemukan pada penduduk pegunungan Jaya Wijaya, (0,65%), sedangkan tertinggi ditemukan di Silungkang, Sumatera Barat sebesar 19,4% (Soenarto, dkk., 1991).
Berdasarkan penyababnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan pasti atau idiopatik.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang berhubungan atau disebabkan oleh penyakit lain.
Menurut Darmojo, proporsi penderita hipertensi primer (esensial) sebesar 95% dari seluruh penderita hipertensi, sehingga hipertensi primerlah yang merupakan problem masyarakat yang lebih panting untuk diperhatikan.
Karena pengobatannya memerlukan waktu yang lama bahkan sampai seumur hidup dan dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal, maka hendaknya faktor-faktor resiko (adalah faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya suatu penyakit namun belum tentu merupakan penyebab langsung terjadinya penyakit) hipertensi harus di identitkasi untuk kemudian dikendalikan.
Dalam upaya penanganan hipertensi, khususnya upaya-upaya pencegahan dan promotif perlu diperhatikan faktor-faktor yang berhubungan atau mempengaruhi hipertensi.
Menurut Achmadi (1991), kondisi kesehatan masyarakat tergantung pada kondisi lingkungannya dan perilaku penduduk. Faktor-faktor lingkungan dan perilaku yang diduga berperan dalam hipertensi esensial antara lain : karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, genetik (Susalit, 1991), kebiasaan merokok (Anderson, 1981), kebiasaan minum alkohol (Medika, 1992)
Berbagai penelitian hipertensi umumnya dilakukan secara sporadik, fragmated dan kecil-kecil. Untuk mendapatkan data secara "nation wide" agaknya memerlukan sumberdaya mahal.
Salah satu sumberdaya, yang didalamnya memiliki variabel hipertensi adalah SKRT atau Survey Kesehatan rumah Tangga yang dilakukan secara berkelanjutan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Kesehatan R.I. SKRT telah dilakukan sejak 1982 dan terahir adalah tahun 1995.
Data SKRT 1995, menunjukkan bahwa penyakit Sistem Sirkulasi termasuk hipertensi merupakan penyebab utama kematian (18,9%). Namun dari data SKRT 1995 belum ada analisis profil hipertensi nasional. Oleh sebab itu, perlu di susun pertanyaan : bagaimana gambaran hubungan faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok umur 25 tahun keatas di Indonesia?"
Universitas Indonesia, 1999
LP1999 47
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Atang Saputra
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Savitri
"Hipertensi remaja masih menjadi masalah bagi kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kardiovaskular di masa dewasa. Salah satu faktor risiko hipertensi remaja adalah overweight. Terdapat peningkatan prevalensi overweight pada remaja umur 16-18 tahun di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2007-2013 sebesar 5,7% menjadi 6,7% Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan overweight dengan hipertensi remaja usia 15-17 tahun di Indonesia berdasarkan data IFLS V Tahun 2014.
Desain Penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari IFLS V Tahun 2014. Analisis data yang digunakan adalah Regresi Logistik. Hasil analisis menunjukkan remaja dengan overweight berpeluang 1,530 kali (95% CI; 1,080-2,166) dibandingkan remaja tidak overweight setelah dikendalikan oleh jenis kelamin. Remaja terutama remaja laki-laki dapat meningkatkan aktivitas fisik (jalan cepat dan lari) untuk mencegah overweight dan hipertensi.

Adolescents hypertension is still become a problem for health, because it can increase the number of mortality and morbidity from cardiovascular disease in adulthood. Overweight has become one of the risk factors of it. There is increasing prevalence of overweight in adolescents of aged 16-18 in Indonesia. Based on Riskesdas, there is a growing of adolescents at the aged of 16-18 in Indonesia between 2007-2013, its around 5,7% and 6,7%. The aim of this study is to find out the relation of overweight and adolescents hypertension at the aged of 15-17 based on IFLS V data in 2014.
The design of this study is using cross sectional secondary data of IFLS V 2014 with logistic regression are used for data analysis. The analysis showed that adolescents with overweight had a POR 1,530 times (95% CI 1.880-2.166) compared to un-overweight (normal-weight) adolescents after being control by gender. The boys have advantage to increasing of physical activity (by running or brisk walking) to prevent from overweight and hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Lamria
"Hipertensi merupakan penyebab utama tingginya morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Penderita stroke sebesar 40-70% adalah penderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia masih tergolong tinggi. Pada perempuan usia > 18 tahun prevalensi hipertensi sebesar 31,9%. Hipertensi juga merupakan penyebab kematian nomor tiga (6,8%) di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status pekerjaan dengan kejadian hipertensi pada wanita menikah usia 30-65 tahun di Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan analisis multivariat dengan uji cox regression. Populasi adalah wanita menikah usia 30-65 tahun dari Riskesdas 2007 dengan jumlah sampel 173.780.
Hasil penelitian diperoleh prevalensi hipertensi pada wanita menikah sebesar 40,1% dan prevalensi hipertensi pada wanita menikah yang tidak bekerja 40,8%. Pada kelompok umur 50-65 tahun, wanita menikah yang tidak bekerja berisiko 1,068 kali untuk terjadinya hipertensi dibandingkan wanita menikah yang bekerja. Sedangkan pada kelompok umur 30-49 tahun, wanita menikah yang tidak bekerja hanya berisiko 1,017 kali untuk terjadinya hipertensi dibandingkan wanita menikah yang bekerja setelah dikontrol oleh variabel konsumsi makanan asin dan IMT. Prevalensi hipertensi pada wanita masih tinggi sehingga perlu segera menanggulangi hipertensi dengan mengendalikan faktor risiko dan deteksi dini kasus.

Hypertension was a major cause of the high cardiovascular morbidity and mortality. 40-70% of stroke was hypertension. The prevalence of hypertension in Indonesia is still relatively high. In women age 18 years old the prevalence of hypertension was 31.9%. Hypertension is also the third cause of death (6.8%) in Indonesia. This study aims to determine the relationship of employment status with hypertension among married women aged 30-65 years old in Indonesia. Design used in this study is cross-sectional. Data are analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis with the Cox regression test. Population are married women aged 30-65 years from Basic Health Research (Riskesdas) 2007 with a sample of 173,780.
The results found that prevalence of hypertension was 40.1% of married women and the prevalence of hypertension was 40.8% of married women who do not work (unemployment). In the age group 50-65 years old, married women who do not jjjjwork 1.068 times the risk of hypertension was compared to married women who work. Whereas in the age group 30-49 years old, married women who do not work only 1.017 times the risk of hypertension was compared to married women who work after controlling the variable consumption of salty food and BMI (Body Mass Index) Keywords: hypertension, employment status, married women aged 30-65 years. The prevalence of hypertension in women was still high so it needs to be overcome by controlling hypertension as a risk factor and early case detection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu penyakit kardiovaskuler yang sering dialami oleh usia lanjut adalah
hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian, prevalensi hipertensi pada usia lanjut
sernakin tinggi, Pada usia lebih dari 55 tahun, prevalensi hipertensi adalah 64,55%
(Katari, 1993). Sedangkan prevalensi usia lanjut dengan hipertensi pada kunjungan
pasien di Unit Gawat Darurat RS Pelni Petamburan adalah sekitar 34,03%. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok dan kegemukan
terhadap terjadinya hipertensi pada usia Ianjut dan diharapkan berguna sebagai bahan
pendidikan kesehatan pada pasien. Penelitian ini dilakukan di UGD RS Pelni
Petamburan Jakarta dengan menggunakan desain deskriptif korelasional Sampel
yang diteliti berjumlah 30 orang responden dengan kriteria usia diatas 55 tahun yang
mempunyai kebiasaan merokok atau kegemukan. Alat pengumpul data berupa
kuesioner yang berisi 20 item. Hasil analisa dengan uji statisti Chi square
menunjukkan tidak ada pengaruh antara kebiasaan merokok ataupun kegemukan
terhadap terjadinya hipertensi pada usila. Hasil perhitungan didapatkan nilai X2
hitung lebih kecil dari X2 tabel dengan alfa (11) 0,05 dan df 1. Penelitian ini
selanjutnya dapat menggunakan longitudinal case study untuk mengetahui lebih
spesifik tentang pengaruh merokok dan kegemukan terhadap terjadinya penyakitnya
penyakit hipertensi pada usila."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5125
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pical, Femmy Imelia
"Populasi lanjut usia di Indonesia semakin meningkat. Kenaikan hipertensi sejalan dengan pertambahan usia. Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Sekitar 50% kejadian kardiovaskuler di sebabkan oleh hipertensi. lansia merupakan kelompok rentan terhadap hipertensi. Prevalensi hipertensi pada lansia di Indonesia cukup tinggi diperkirakan sekitar 20-30%. Di puskesmas kecamatan Pasar Rebo hipertensi menempati urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak yang diderita oleh lansia selama tahun 2009-2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan hipertensi di posyandu lansia. Desain penelitiannya adalah cross sectional melalui obsevasi data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan di 10 posyandu lansia pada bulan Desember 2010, berjumlah 270 responden. Hasil penelitian didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 48,9%. Kejadian hipertensi cukup tinggi pada lansia yang tinggal di wilayah kelurahan Pekayon yaitu sebesar 55,4%, berumur 70 tahun ke atas yaitu sebesar 65,4%, berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 67,5%, mengalami kegemukan (58,8%), ada gangguan mental/emosional (58,5%), serta mengidap penyakit diabetes Mellitus (68,8%).
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, dan kegemukan terhadap kejadian hipertensi (p=≤0,05). Sedangkan pada variabel gangguan emosional dan riwayat penyakit DM tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik. Upaya pengontrolan berat badan lansi perlu dilakukan untuk menurunkan kejadian hipertensi.

The population of elderly in Indonesia was increased. As known, hypertesion would be increased by age. Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease. About 50% of cardiovascular disease caused by hypertion. Elderly is very potential to become hypertension. Prevalence hypertension of elderly in indonesian estimated about 20-30%. In health center of Pasar Rebo distric, hypertion was number one of ten most disease suffered by elderly during 2009-2010. There is an urgent need to gather information about prevalence and various blood pressure risk factors in elderly health care.
This study using cross sectional methodology by observation secondary data of elderly health status from 10 elderly health care in Pasar Rebo district, Desember 2010. The purpose of this study was to investigate prevalence and determinants of hypertension in elderly care. The total of responden was 270 elderly.
The result of this study showed that prevalence hypertion is about 48,9%. Hypertension was high in the elderly who live in Pekayon (57%), in the age group more than 70 years old (65,4%), male sex that is about 67.5%, with overweight (58, 8%), with mental /emotional disorder (58.5%), and with diabetes mellitus (68.8%). Statistical test results also showed that there is significant relationship between age, gender, and overweigth with hypertension. While the variable of mental/emotional disorder and history of DM disease has no significant relationship. Controling of body mass index for elderly is recommended to decrease hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Defry Lesmana
"Hipertensi adalah suatu kondisi di mana tekanan sistole darah ≥ 140 mmHg dan diastole ≥ 90 mmHg (Schumann et al., 2011). Di Indonesia sendiri, prevalensi untuk hipertensi dinilai tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi Asia Tenggara, yaitu 30,9% (WHO, 2012). Prevalensi hipertensi di Provinsi Jawa Barat adalah 29,4%, lebih besar daripada provinsi DKI Jakarta dengan prevalensi 28,8% dan provinsi Banten dengan prevalensi 27,6%. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hasil analisis kandungan zat gizi cookies untuk hipertensi dan daya terima dari cookies untuk hipertensi pada kalangan usia dewasa di kampus Unpas Kota Bandung tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap dengan pola satu arah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2013. Panelis dalam uji hedonik ini adalah 30 orang pria dan wanita dewasa dengan usia 21 tahun ke. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan gizi yang terkandung dalam cookies untuk hipertensi memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk natrium dan kalium, namun belum dapat memenuhi kebutuhan kalsium sehari untuk usia dewasa. Perlakuan cookies yang terbaik adalah perlakuan 703 dengan kandungan gizi: air 6,93%; abu 1,01%; protein 6,62%; lemak 18,60%; serat kasar 5,11%; karbohidrat 61,73%; natrium 0,08%; kalium 1,14%; dan kalsium 130,93 mg.

Hypertension is a condition which systolic blood pressure ≥ 140 mmHg and diastolic ≥ 90 mmHg. Prevalence for hypertension in Indonesia is higher than South East Asia which has 30.9%. Hypertension prevalence in West java is 29.4% which higher than DKI Jakarta (28.8%) and Banten (27.6%). The main goals for this research are to know the result of nutrition analysis for cookies for hypertension and to know the acceptance for these cookies in adult-aged group at Pasundan University Bandung on 2013. This research is an experimental research which using completely randomized design method. This research was conducted on January to June 2013. Panelists for hedonic test are 30 people of men and women with age 21 or above. The result of this research shows that the nutrition content for cookies for hypertension have fulfilled the daily needs of sodium and potassium for adult-aged group but not for the daily needs of calcium. Cookies with the best treatment is cookies 703 with nutrients are: water 6,93%; ash 1,01%; protein 6,62%; fat 18,60%; crude fiber 5,11%; carbohydrate 61,73%; sodium 0,08%; potassium 1,14%; and calsium 130,93 mg.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni Dewanti
"Rendahnya kepatuhan dan self efficacy menjadi masalah yang signifikan untuk penggunaan obat hipertensi. Keterbatasan tenaga kesehatan menyebabkan pemberian informasi sulit dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas konseling dibandingkan dengan leaflet terhadap peningkatan self efficacy dan kepatuhan pasien serta penurunan tekanan darah pasien menggunakan obat hipertensi di Puskesmas Pancoran Mas dan Puskesmas Beji Depok. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Pengambilan data dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2013 dengan 37 pasien pada kelompok yang mendapatkan konseling dan 36 pasien pada kelompok yang mendapatkan leaflet. Penilaian self efficacy menggunakan skala MUSE dan untuk kepatuhan menggunakan MMAS 8.
Hasil penelitian menunjukkan konseling dan leaflet dapat meningkatkan self efficacy (P=0,000) dan kepatuhan (P=0,000) pasien, serta dapat menurunkan tekanan darah sistol (P=,010) pada kelompok konseling dan menurunkan tekanan darah sistol (P=0,000) maupun diastol (P=0,019) pada kelompok leaflet. Tidak ada perbedaan antara kelompok konseling dan leaflet dalam meningkatkan self efficacy (P=0,401) dan kepatuhan pasien P=(0,374) serta menurunkan tekanan sistol (P=0,663) dan tekanan diastol (P=0,466).

Low adherence and self efficacy was significant problem for using medication. However, the limitation of medical personnel makes medical information service is very hard to be done. The research purpose was to evaluate the effectiveness of counselling and leaflet againts self efficacy and adherence as well as the blood pressure of hypertension patients using the medication in Puskesmas Beji and Puskesmas Pancoran Mas Depok. Data collection was conducted from March to June 2013 with with 37 patients in the group receiving counseling and 36 patients in the group receiving leaflets. Self efficacy assessment using MUSE scale and adherence using the MMAS 8.
The result showed that counselling and leaflet can increase patient adherence (P=0.000) and self efficacy (P=0.000) and can lower systolic blood pressures (P=0.010) in group counseling and lowers systolic (P=0.000) and diastolic blood (P=0.019) pressure in the leaflet group. There was no difference between group counseling and leaflets to increase self-efficacy (P= 0.401) and patient adherence (P=0.374) and lower systolic pressure (P = 0.663) and diastolic pressure (P = 0.466).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Agnes Darmawati
"ABSTRAK
Geografis merupakan salah satu faktor risiko hipertensi, Daerah kepulauan lebih
berisiko terkena hipertensi dibandingkan daerah pegunungan. Kepulauan Seribu
merupakan daerah Kabupaten Administrasi dari Provinsi DKI Jakarta Indonesia,
yang seluruh daerahnya berupa pulau-pulau kecil. Karakteristik penyakit di
Kepulauan Seribu mulai mengalami pergeseran dengan didominasi dengan
penyakit-penyakit degeneratif. Di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
penderita hipertensi mengalami peningkatan pada tahun 2012 dengan persentase
8.03% menjadi 15,6% pada tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makanan tinggi garam dengan
kejadian hipertensi setelah dikontrol dengan variabel confounding (stres, aktivitas
fisik, merokok, konsumsi alkohol, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
dan riwayat keluarga) di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun 2016. Penelitian ini dilakukan di Pulau
Panggang dan Pulau Pramuka Kecamatan Kepulauan Seribu Utara pada Februari
2016. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional, pengumpulan data
dilakukan dengan simpel random sampling melalui wawancara dengan kuesioner
pada 176 responden yang berumur ≥40 Tahun. Hasil penelitian ini menemukan
sebanyak 55.1% responden di Kepulauan Panggang dan Pramuka Kecamatan
Kepulauan Seribu Utara pada tahun 2016 menderita hipertensi, pada responden
yang normotensi, 66,7% nya memiliki kebiasaan konsumsi makanan tinggi garam
tidak setiap hari dan sebesar 35,2% memiliki kebiasaan konsumsi makanan tinggi
garam setiap hari. Hasil regresi logistik menunjukkan hubungan bermakna antara
kebiasaan konsumsi makanan tinggi garam dengan kejadian hipertensi setelah
dikontrol dengan variabel stres dan aktivitas fisik ( p value =.05, CI= 2,02-10,04).
Kebiasaan Konsumsi makanan tinggi garam setiap hari merupakan faktor risiko
terjadinya hipertensi, risiko ini meningkat jika tidak melakukan aktifitas fisik dan
mengalami stres.

ABSTRACT
Geographical is one risk factor of hypertension , islands regions exposed to more
risky hypertension compared mountainous regions . Kepulauan Seribu
constituting the district administration of jakarta province of indonesia , whose
entire region in the form of small islands .Characteristic of a disease in Kepulauan
Seribu began experiencing shift with dominated with degenerative diseases .In
administrative districts Kepulauan Seribu sufferers of hypertension increased in
2012 with the percentage 8.03 % become 15.6 % in 2013 .The purpose of research
is to know the relationship habits of consumption of foods high in salt with
hypertension after scene controlled with confounding variables (stress , physical
activity , smoking , the consumption of alcohol , age , sexes , education , work ,
and family history) on the Pulau Panggang and Pulau Pramukan Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu on 2016. The study is done on the Pulau
Panggang and Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Utara in february 2016. The
research uses design cross sectional study, data collection is done with simple
random sampling through interviews with on 176 the respondents from ≥40 years.
The results of this study found some 55.1 % respondents in the Pulau Panggang
and Pulau Pramuka in 2016 suffers from hypertension, on respondents
normotensi, 66,7 % him have a habit of food consumption high salt not every day
of 35,2 % have a habit of food consumption high salt every day. The logistics
regression show the relation between a meaningful food consumption in the high
salt hypertension after controlled variable stress and physical activity ( p value =
.05, CI 95% = 2,02-10,04). Habit of food consumption high salt every day is a risk
of hypertension, this risk increase if not doing activities physical and stress."
2016
T46000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>