Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sipasulta, Grace Carol
"Ibu post partum akan mengalami penurunan berat badan secara alami antara 5 kg sampai 11 kg. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penurunan berat bada pada ibu post partum. Penelitian deskriptif analitik dengan desain menggunakan cross-sectional pada 162 ibu post partum yang mempunya bayi umur 6 sampai 11 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pemberian ASI ekslusif terhadap penurunan berat badan ibu post partum. Variabel yang dominan terhadap penurunan berat badan adalah ASI ekslusif. Ibu yang memberikan ASI ekslusif berpenluang 28.244 kali terjadi penurunan berat badan dibandingkan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif. Rekomendasi diharapkan perawat maternitas dapata menetapkan asuhan keperawatan pada ibu post partum untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya.

Naturally, after bear a child, women body weight will be descend in 5 to 11 kg. This research is purpose to know what factors contribute to descend this body weight. This descriptive analytics research, with cross-sectional, in 162 post-partum women who had baby with 6-11 months years.
Results of this research shows that there is relation between the exclusive mother breast feeding and descending of bosy weight in post partum women. The exclusive mother breast feeding gives 28.244 opportunities to descend of body weight in post-partum women than they who are not. This recommendation expected that the maternity nurses will determine nursing care in post partum women to provide the exclusive mother breat feeding to their baby."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indrayeti
"Pertumbuhan merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi beban. Pertumbuhan pada usia dini menyebabkan gangguan yang berkelanjutan. Kegagalan dalam pertumbuhan ini dapat disebabkan karena anak kurang gizi dan hal ini akan berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia terutama kecerdasan pada usia selanjutnya di masa yang akan datang. Anak yang menderita gizi kurang disebabkan karena berat badan yang tidak naik dan merupakan akumulasi dari asupan akan kebutuhan zat gizi yang kurang sehingga pertumbuhannya kurang baik, untuk memantau pertumbuhan berat badan balita digunakan KMS.
Anak yang menderita gizi kurang rentan terhadap terjadinya penyakit infeksi, seperti diare, pneumonia dan campak. Penyakit campak dibandingkan dengan penyakit lain tidak begitu berat gejala klinisnya, tetapi pada balita kematian dapat terjadi akibat komplikasi penyakit lain yang terjadi karena replikasi virus atau superinfeksi bakteri.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan disain kasus kontrol yang bertujuan mengetahui hubungan pertumbuhan berat badan dengan kejadian sakit campak pada balita di Kota Jambi tahun 2007-2008. Kasus adalah balita yang berkunjung ke Puskesmas/RS dan didiagnosa oleh dokter menderita sakit campak dan mempunyai KMS. Sedangkan kontrol adalah balita yang tidak sakit campak pada waktu yang sama berasal dari populasi kasus dan mempunyai KMS. Sebagai variabel utama dalam penelitian ini adalah pertumbuhan berat badan balita dan out come adalah balita sakit campak. Selain itu dilihat juga faktor risiko individu yang berhubungan dengan penyakit campak ; berat badan lahir (BBL), status imunisasi balita, penyakit yang menyertai waktu sakit campak (diare), Vitamin A, umur balita saat sakit campak. Sedangkan faktor risiko dari ibu balita adalah umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,pengetahuan ibu tentang gizi dan sikap ibu terhadap pemenuhan gizi ba1ita_ Sedangkan faktor risiko lainnya adalah jumlah balita dalam keluarga, frekuensi makan balita serta pekerjaan kepala keluarga.
Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara pertumbuhan balita dengan kejadian sakit campak di Kota Jambi dengan OR akhir = 4,18 kali pada balita yang tidak naik berat badannya dibandingkan dengan balita yang naik berat badannya setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan ibu tentang gizi dan sikap ibu dalam upaya pemenuhan gizi balitanya. Dalam penelitian diketahui adanya interaksi antara pertumbuhan berat badan dengan diare. Konfoundingnya yaitu berat lahir, diare, pcngetahuan ibu tentang gizi dan sikap ibu terhadap pemenuhan gizi balitanya, selisih nilai OR setelah dilakukan adjusted adalah <10%.
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa untuk menghindari sakit campak, berat badan anak harus sesuai dengan pertumbuhan umumya. Umur bertambah, berat badan naik. Dan untuk melihat pertumbuhan berat badan balita digunakan kartu menuju sehat (KMS). Pengetahuan ibu tentang gizi sangat diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan untuk melindungi anak dari serangan penyakit dan hal ini dipantau bersama antara petugas kesehatan, kader dan ibu balita melalui KMS.
Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita perlu dioptimalkan dengan melibatkan LS dan LP dalam bentuk melaksanakan revitalisasi Posyandu, meningkatkan konseling penyuluhan kepada ibu-ibu dengan peran bantu kader di Posyandu scbagai perpanjangan tangan petugas kesehatan di tengah masyarakat. Dalam pengambilan kebijakan, khususnya untuk pencegahan terhadap penyakit dan pertumbuhan balita dan kesehatan ibu secara umum perlu digunakan data dan pengkajian secara epidemiologis supaya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan terkini.

Growth failure has been become one of the serious health problem and become a burden. Growth at early age has risk to get continuous disturbance. Growth failure can be due to malnutrition and it has been associated with morbidity and mortality that can affect human resource quality especially intelligence. Malnutrition caused by body weight that doesn't increase and as accumulation of impairment nutrition consumption. To asses infant body weight development, we use KMS Malnutrition children tends to suffering infection such as diarrhea, pneumonia, and measles. Measles has milder symptoms than other disease but it can be fatal in infant because other disease complication due to virus replication or bactery superinfection.
This observational case-control study want to find correlation between development of body weight and measles suspect-infant in Jambi city in years 2007-2008. Subjects are infant who admited in primary healt care (Puskesmas) or hospital and diagnosed measles. Controls are infant who doesn't suffering measles at the same time and same population (case population). All subjects and controls have "Kartu Menuju Sehat" (KMS).
The main variable is development of infant body weight and the outcome is measles suspect-infant. We also asses individual risk factor correlated with measles: birth body weight, infant immune status, other disease which accompanied at the time suffering measles(e.g. diarrhea), vitamin A, and age at the time suffering measles. Risk factors from mother are mother's age, mother's education, mother's occupation, mother's knowledge about nutrition, and mother's attitude toward child nutrition fulfillment. Other risk factors are numbers of infant in family, infant's eat hequency, and occupation of family leader.
The result of our study are body weight which doesn't increase has become risk factor for measles in infant at Jambi. There are signiiicant correlation between development of body weight and incidence of measles in infant at Jamby city as much as 4,18 times. In research known the existence of interaction among heavy growth of body with the diarrhoea. Confounding variable is mother-'s knowledge about nutrition, attitude to accomplishment about nutrition of children under five. After adjusted, Odd ratio (OR) difTerence is >10%.
From our study, we recommend to keep infant body weight tit with his/her age to prevent measles. Age, body weight, and development of body weight can be assesed and evaluated through "Kartu Menuju Sehat" (KMS). If age increase then body weight must be increase too.Mother's knowledge about nutrition needed to increase child health status especially to protect child from disease. It can be evaluated by health officer, kader (health volunteer), and mother.
Growth development surveillance must be optimized with include participation of LS and LP. This optimization manifested with Posyandu revitalization, training of kader (health volunteer), and counseling to mother with the help fiom kader posyandu (Posyandu's health volunteer) as extension from health ofiicer. In making decision and policy, especially for diseases prevention and infant growth, we recommend to use the result of this study as basic of future planning to decrease morbidity of measles and increase infant's development of body weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Darmawan
"Minuman berenergi merupakan minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat. Minuman berenergi mengandung kafein, sebuah zat yang menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik. Sebuah penelitian menunjukkan dari 496 mahasiswa, 51% mahasiswa meminum lebih dari satu minuman energi dalam setiap bulan. Selain itu, 30-50 % anak-anak, dan dewasa di Amerika Serikat mengonsumsi minuman berenergi. Sehubungan penelitian tersebut, kami ingin mengetahui pengaruh minuman Merk A terhadap berat badan dan aktivitas fisik.
Pengumpulan data berlangsung dari 14 Desember 2011-2 Januari 2012. Eksperimen diterapkan kepada 15 ekor tikus dikelompokkan menjadi tiga kelompok dan tiap kelompok mendapatkan minuman Merk A, Kafein dan Akuades. Selanjutnya, tikus diberi bahan uji dalam dosis tertentu dan diamati aktivitas serta berat badannya.
Penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kenaikan berat badan tikus yang meminum Merk A, Kafein dan Akuades ( p >0.05). Meskipun begitu, terdapat kenaikan aktivitas fisik yang bermakna ( p<0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh minuman berenergi terhadap berat badan tidak ada, namun tidak terhadap aktivitas fisik.

Energy drink is beverage commonly consumed by people. It contains caffeine, a substance can reduce body weight and increase physical activity. A research in United States shows that from 496 students, 51% of them drink more than one bottle of energy drink per month. Also, 30%-50% children and adults in U.S consume them. From this research, we want to know the effect of Merk A to body weight and physical activity.
Data collected from December 14th , 2011 until January 2nd, 2012. Experiment was applied to 15 rats that are differentiated into three groups and each group got Merk A, Caffeine, and Aquadest. After they consume it, they were monitored in term of their weight and physical activity.
The research shows that there isn't significance increase in weight of rats that consume Merk A, Caffeine and Aquadest (p> 0.05). However, there is a significance increase to their physical activity (p<0.05). It can be concluded that energy drink gives no impact to body weight but it affects physical activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Alvito
"Minuman berenergi merupakan minuman yang diproduksi secara besar-besaran Target penjualan utama adalah remaja. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2008 konsumsi minuman berenergi mencapai 35,8 juta dan mengalami pertumbuhan sebesar 14% setiap tahunnya. Minuman berenergi pada umumnya mengandung kafein, suatu zat yang dapat mempengaruhi berat badan dan Aktivitas fisik.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh antara minuman berenergi terhadap berat badan dan aktivitas fisik.
Pengumpulan data berlangsung dari 14 Desember 2011 sampai 2 Januari 2012.Eksperimen dilakukan pada15 ekortikus yang dikelompokkan menjadi tiga dan setiapkelompok mendapatkan minuman berenergiMerek E, Kafein benzoat dan akuades. Tikus setiap hari diberi minuman tersebut sesuai dengan kelompok dan dosisnya.Setelah pemberian minuman tersebut dicatat aktivitas fisik dan berat badan dari tikus tersebut.
Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara peningkatan berat badan tikus yang mengonsumsi minuman berenergiMerek E, Kafein dan Akuades (p<0.05). Terdapat kenaikan aktivitas fisik yang bermakna pada tikus yang mengonsumsi minuman berenergiMerek Edan Kafein terhadap Akuades ( p<0.05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa minuman berenergi Merek E memiliki pengaruh terhadap berat badan dan aktivitas fisik.

Energy drink is beverage that is produced in large amounts. The main consumers of this beverage is teenager. A research shown that the consumption of enegy drink reached 35.8 millions in 2008, and growth until 14% per year. Commonly, Energy drink contains caffeine, a substance that can be used to reduce body weight and to increase physical activity. From this research, we want to know the effect of MerkE to body weight and physical activity.
Data collection started from December 14, 2011 till January 2, 2012. Experiment was applied to 15 rats that are differentiated into three groups and each group gets energy drinkMerk E, Caffeine, and Aquadest. After they consume energy drink with particular dosage, they will be monitored in term of their weight and physical activity.
From the research, it can be found there is significance increase in weight of rats that consume energy drinkMerk E, Caffeine and Aquadest (p< 0.05). And there is a significance increase to their physical activity to the rats that consume energy drinkMerk E, Caffeine and Aquadest (p<0.05). It can be concluded, through this research, that energy drink gives no impact to body weight but it affects physical activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Hasnah Purwati
"Latar Belakang: Pasien anak ras Melayu dengan rencana pembiusan umum menggunakan sungkup laring, baik untuk tujuan diagnostik maupun terapeutik. Ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat sangat penting agar proses induksi dan insersi sungkup laring terhindar dari komplikasi. Rekomendasi ukuran yang digunakan untuk saat ini adalah berdasarkan berat badan sesuai kategori yang diberikan oleh manufaktur, namun berdasarkan penelitian Inamoto dkk pada tahun 2015, dengan menggunakan 3D images computed tomography, didapatkan volume laring dan hipofaring ditentukan oleh tinggi badan dan usia, dan panjang faring berhubungan dengan jenis kelamin dan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ketepatan prediksi ukuran sungkup laring UniqueTM pasien anak ras Melayu usia 1-10 tahun berdasarkan berat badan yang direkomendasikan oleh manufaktur.
Metode: Penelitian ini adalah uji observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Sampel didapatkan secara konsekutif sebanyak 66 anak ras Melayu usia 1-10 tahun. Usia, berat badan, panjang badan, ukuran sungkup laring UniqueTM dan ukuran yang tepat dicatat. Data berat badan dilakukan uji bivariat korelasi spearman untuk mengetahui hubungannya dengan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat. Kemudian dilakukan regresi logistik antara berat badan dengan ukuran sungkup laring yang tepat untuk mendapatkan model prediksi ukuran sungkup laring.
Hasil : Ketepatan ukuran sungkup laring UniqueTM berdasarkan berat badan sesuai rekomendasi manufaktur adalah 66,67%. Berat badan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan ketepatan ukuran sungkup laring UniqueTM namun memiliki korelasi yang kuat dengan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat. Untuk menentukan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat dapat menggunakan formula = 1,795 + ( 0,021 x berat badan (kg)).
Simpulan: Berat badan tidak berhubungan dengan ketepatan ukuran sungkup laring UniqueTM pada anak. Apabila dibandingkan dengan usia dan tinggi badan, berat badan memiliki korelasi yang paling kuat dengan ukuran sungkup laring UniqueTM yang tepat. Rekomendasi ukuran sungkup laring UniqueTM untuk anak berdasarkan berat badan yang tepat adalah nomor 2 untuk anak dengan berat badan 7-20 kg, nomoR 2,5 untuk anak dengan berat badan 21-44 kg dan nomor 3 untuk anak dengan berat badan di atas 45 kg.

Background: Pediatric patients with often required anesthesia using laryngeal mask as an airway management, either for diagnosis or therapy. Proper laryngeal mask size is essential to avoid any complications. The manufactur recommends Laryngeal Mask size based on body weight. Laryngeal mask is placed in hypopharynx. In 2005, Inamoto et all conduct a study of oropharyngeal and laryngeal structure using 3D images computed tomography. The results are volume of the larynx and hypopharynx was significantly affected by height and age, while length of the pharynx was associated with gender and age. This study is aimed to obtain the UniqueTM laryngeal mask size selection accuracy based on body weight which is recommended by the manufacture for Malay race children.
Methods: This study was an observational-analytic non interventional study, with 66 subjects enrolled. All subjects were Malay patients aged 1-10 year underwent general anesthesia in RSCM. Body weight, height, age and the precise LMA size are collected. Correlation of body weight and the precise size of LMA will be analyzed by Spearman test and then will be analyzed by linear regression to obtain the formula to predict the precise size of LMA based on body weight.
Results: Body weight,age and height are irrelevant with the accuracy of laryngeal mask size prediction (p>0.05). Manufacturs size recommendation accuracy in predicting laryngeal mask is 66,67 %. Body weight has the most powerful correlation in laryngeal mask size in compared to Age and height with R 0.797. Laryngeal mask size prediction formula Y = 1,795 + (0,021 x BW (kg)).
Conclusions: Body weight is not related with accuracy of LMA size prediction. Compared to Height and age, Body weight has the highest correlation with accuracy of laryngeal mask size prediction for pediatric patients. LMA UniqueTM size recommendation for Malay race children with body weight 7-20 kg is number 2, for children with 21-44 kg body weight is number 2.5 and number 3 for children with body weight more than 45 kg.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanelly Mourbas
"ABSTRAK
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang adalah dengan mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT). Keadaan gizi (kurang atau lebih) terjadi karma kegagalan mencapai gizi seimbang. Penderita gizi kurang merupakan akibat dari konsumsi energi yang tidak cukup, sedangkan penderita gizi lebih adalah merupakan akibat dari konsumsi energi yang berlebih. Selanjutnya keadaan gizi, temyata bukan hanya ditentukan oleh konsumsi energi saja tetapi juga ditentukan oleh komposisi zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari.
Penelitian ini merupakan bagian dari survei status gizi orang dewasa di 12 Kota Besar di Indonesia yang merupakan kerja sama antara Departemen Kesehatan RI dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) orang dewasa di Kotamadya Padang dengan desain penelitian potong-lintang (Cross Sectional). Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1-13 Juli 1996. Sebagai sampel adalah orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih sebanyak 499 orang. Sebagai variabel dependen adalah IMT dan veriabeI independen adalah konsumsi makanan yaitu total energi, persentase karbohidrat dari total energi dan persentase lemak dari total energi. Disamping itu juga diperhatikan variabel umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktifitas fisik, tingkat ekonomi, keadaan kesehatan dan kebiasaan merokok. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan muitivariat dengan Multiple Regressi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IMT orang dewasa adalah sebesar 22.53 ± 5.14. Disamping itu diketahui juga bahwa prevalensi gizi kurang pada orang dewasa adalah sebanyak 15,4 % sedangkan prevalensi gizi lebih sebanyak 25.6 %. Rata-rata konsumsi total energi adalah 1 885 Kalori, rata-rata persentase karbohidrat dari total energi sebesar 64.90 % dan rata-rata persentase lemak dari total energi sebesar 23.30%. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan IMT adalah total energi, persentase karbohidrat dari total energi, persentase lemak dari total energi, jenis kelamin, tingkat ekonomi. keadaan kesehatan dan kebiasaan merokok. Sedangkan dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan IMT adalah persentase lemak dari total energi.
Serdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar pengambil keputusan bidang kesehatan mulai menyusun program pencegahan dan penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi lebih pada orang dewasa. Program yang mungkin dilakukan adalah program penyuluhan pada siswa Sekolah TK, SD, SLTP dan SLTA melalui kegiatan UKS dan pada orang dewasa lainnya melalui organisasi kemasyarakatan, perkantoran dan perusahaan. Selain itu disarankan juga agar dalam melaksanakan pemasyarakatan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), penjelasan tentang jumlah konsumsi makanan terutama persentase lemak dari total energi dapat diberikan angka yang spesifik menurut keadaan gizi sasaran. Saran untuk peneliti yang akan mempelajari faktor yang mempengaruhi IMT, agar mengukur aktifitas fisik dengan menggunakan metode yang lebih tepat atau melakukan modifikasi dari formulir Baecke yang digunakan dalam penelitian ini sehingga sesuai dengan kondisi orang Indonesia. Disamping itu disarankan juga agar mengukur faktor keluarga atau keturunan, tingkat hormonal dan emosi.
Daftar Pustaka: 64 (1978 - 1996)

Relationship Between Dietary Intake and Body Mass Index (BMI) in Adults in Padang 1996
Measuring Body Mass Index (BMI) is one of the methods used in nutritional status assessment. Undernutrition and overnutrition are outcomes of failure in meeting energy balance. If energy intake is less than the body need the result is undernutrition, and overnutrition occurs when energy intake exceeds the energy expenditure. Beside, nutrition status is not only 'determined by total energy intake but also by the daily nutrient composition in the diet.
The aim- of this study is to find- out the relationship between dietary intake and BMI in adults in Padang. Design of the study was across sectional and data were collected in July, 1996. Total sample were 499 persons aged 18 years old or more. BMI is the only dependent variable while dietary intake that consists of total energy, percentages of carbohydrate and of fat to total energy are the independent variables. Beside age, sex, education and economic levels, physical activity, health condition and smoking habit were observed too. The data analyses done were univariate, bivariate and multivariate which was multiple linear regression.
This study showed that average BMI was 22,53 ± 5,14 and the prevalence of undernutrition was 15,4 % while overnutrition was 25,6 %. The average of total energy intake was 1885 calories which of 64,90 % comes from carbohydrate, and 23,30 % from fat. Bivariate analysis showed that there was a correlation between BMI and total energy intake, percentage of energy from carbohydrate and fat, sex, economic levels, health condition and smoking habit. Multivariate analysis showed that the most dominant variable in predicting BMI in adults was the percentage of energy from fat.
Based on the findings it is suggested that Ministry of Health should arrange prevention program for undernutrition and overnutrition started from preschool children, elementary, junior and senior high schools through School Health Program. For adult population such program could be integrated through community organizations and offices. Beside that, it is also suggested that in the implementation of the Indonesian Nutrition Guideline (Pedoman Umum Gizi Seimbang) especially for fat intake should be explained carefully according to the target group. Suggestion for the researcher is that the measurement of physical activity by Baecke in the study of factors which influence BMI in Indonesia should be adjusted and modified; and also genetic, hormonal and emotion factors should also be taken into consideration.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummul Mukminin
"ABSTRACT
Di kalangan mahasiswa khususnya tingkat awal, kondisi berat badan dan status gizi abnormal kini tengah menjadi masalah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor asal daerah, jenis kelamin, asal fakultas, tempat tinggal, partisipasi kegiatan kampus, aktivitas fisik, kecenderungan gangguan mental emosional, dan pola makan fast food yang berhubungan dengan perubahan berat badan pada tahun pertama kehidupan perkuliahan mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan.Metode : Desain penelitian potong lintang dilakukan pada 90 mahasiswa RIK suatu universitas angkatan 2015. Data berasal dari data berat dan tinggi badan saat menjadi mahasiswa baru dan setahun setelahnya, serta kuesioner.Hasil : Ditemukan 33,3 responden termasuk dalam status gizi berlebih dan obesitas, sedangkan 11,1 mengalami status gizi kurang. Sebanyak 55,6 responden mengalami perubahan berat badan sehingga IMT dapat mencapai atau tetap normal, sedangkan 44,4 lainnya mengalami perubahan berat badan yang menyebabkan IMT berada dalam kategori abnormal. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan berat badan pada subjek adalah jenis kelamin laki-laki ORadj=3,63;IK95 =1,14-11,49 dan asal daerah Jabodetabek ORadj=3,53;IK95 =1,34-9,32 . Berdasarkan analisis multivariat, jenis kelamin laki-laki merupakan faktor yang paling berhubungan dengan peningkatan berat badan selama menjalani perkuliahan satu tahun. Diskusi: Sebagai kesimpulan, jenis kelamin dan asal daerah berhubungan dengan perubahan berat badan yang terjadi pada Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan setelah menjalani perkuliahan satu tahun.

ABSTRACT
The aim of this research is to identify factors area of origin, gender, faculty, type of housing, participation in campus activities, physical activity, mental emotional disorder, and habit of fast food consumption that are associated to body weight change.Method Cross sectional study was conducted on 90 Health Science students batch 2015 using body weight and height from secondary and primary data, also questionnaire.Result This study showed that 33.3 subjects were overweight and obese, whereas 11.1 were underweight. 55.6 subjects had changes of weight in which BMI reached to or constant in normal state, while the other 44.4 experienced weight change that cause abnormal BMI. Based on bivariate analysis, body weight change had significant association with male gender ORadj 3.63, 95 CI 1.14 11.49 and area of origin Jabodetabek ORadj 3.53, IK95 1.34 9.32 . Male gender was the most significant factor that associated to weight change in health sciences college students after 1 year.Discussion in conclusion, gender and area of origin associated to body weight change of Health Science students after the first year of study. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah
"Imobilitas sering dijumpai pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit, yang menyebabkan sulit dilakukan penimbangan. Kondisi lain seperti amputasi, organ tubuh tidak lengkap kongenital, tumor, pembesaran organ, kehamilan, edema atau asites, menyebabkan penimbangan berat badan tidak akurat. Berat badan diperlukan untuk menentukan kebutuhan energi, protein, cairan, serta pemantauan kecukupan tatalaksana nutrisi pada pasien, serta untuk perhitungan dosis obat dan fungsi ginjal. Formula berat badan estimasi telah dikembangkan dengan berbagai parameter antropometri, salah satunya Formula Cattermole yang menggunakan komponen lingkar lengan atas (LILA), dengan beberapa keuntungan yaitu mudah dan cepat dengan alat ukur yang efisien dan mudah dibawa. Penelitian ini merupakan studi potong lintang untuk mengetahui kesahihan rumus estimasi berat badan dengan berat badan (BB) aktual pada pasien rawat inap dewasa di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta (n=96). Didapatkan hasil rerata BB aktual 58,98 ± 13,80 kg, rerata BB estimasi berdasarkan LILA posisi tegak 60.1±17.28 kg, median BB estimasi berdasarkan LILA posisi baring 60.6 (21,2-114), beda rerata BB aktual dengan BB estimasi berdasarkan LILA posisi tegak -1.12 kg (p=0.16), beda rerata BB aktual dengan BB estimasi berdasarkan LILA posisi baring -1.38 (p=0.17). Dilakukan analisis Bland Altman, didapatkan limit of agreement (LOA) minimal dan maksimal berada di luar batas LOA 5 kg. Pola sebaran titik banyak di luar batas garis LOA baik minimal maupun maksimal pada kurva scatter plot Bland Altman. Sebagai kesimpulan, terdapat selisih antara berat badan estimasi menggunakan formula Cattermole dengan berat badan aktual, serta penelitian masih terbatas dilakukan pada pada pasien rawat inap di Indonesia. Fomula Cattermole belum dapat digunakan pada populasi umum di Indonesia. Diperlukan penelitian lebih lanjut pada populasi lain di Indonesia dengan kriteria subjek yang lebih beragam

Immobility is often found in patients undergoing hospital treatment, which makes weighing difficult. Other conditions such as amputation, congenital incomplete organs, tumors, organ enlargement, pregnancy, edema or ascites, cause inaccurate weight measurement. Body weight is needed to determine energy, protein, fluid requirements, as well as monitoring the adequacy of nutritional management in patients, as well as for calculating drug doses and kidney function. The estimated body weight formula has been developed with various anthropometric parameters, one of which is the Cattermole Formula which uses the upper arm circumference component, with several advantages, namely being easy and fast with efficient and easy-to-carry measuring instruments. This study was a cross-sectional study to determine the validity of the formula for weight estimation with actual body weight in adult inpatients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta (n = 96). The results obtained mean actual body weight was 58.98 ±13.80 kg, mean estimated body weight based on upright MUAC was 60.1±17.28 kg, median estimated body weight based on supine MUAC was 60.6 (21.2-114) kg, the average difference is -1.12 kg (p=0.16) between actual body weight and estimated body weight based on upright MUAC and -1.38 (p=0.17) between actual body weight and estimated body weight based on supine MUAC. Bland Altman analysis was performed, limit of agreement (LOA) minimum and maximum, all outside the LOA limit of 5 kg. The distribution pattern of many points outside the LOA line on the Bland Altman scatter plot curve. In conclusion, there is a difference between the estimated body weight using the Cattermole formula and the actual body weight, and the research is still limited to inpatients in Indonesia. Cattermole formula can not be used in the general population in Indonesia. Further research is needed on other populations in Indonesia with more various subject criteria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Zahrah
"Perilaku penurunan berat badan merupakan perilaku yang sering dilakukan oleh remaja perempuan. Perilaku penurunan berat badan, terlebih jika dilakukan dengan cara yang tidak sehat, dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan atau psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku penurunan berat badan pada siswi SMAN 81 Jakarta, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku penurunan berat badan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada 157 siswi kelas X dan XI. Variabel dependen yang diteliti adalah perilaku penurunan berat badan. Variabel independen yang diteliti yaitu citra tubuh, pengetahuan gizi, pengaruh keluarga, teman sebaya, dan media sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang dipantau secara daring pada bulan April 2021. Hasil penelitian menunjukkan 63,1% responden melakukan penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir. Didapatkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara citra tubuh, pengaruh keluarga, dan pengaruh tekanan media sosial dengan perilaku penurunan berat badan. Faktor dominan dari kejadian perilaku penurunan berat badan adalah media sosial. Sehingga disarankan pemberian edukasi gizi pada remaja dan orang tua mengenai pengetahuan perilaku penurunan berat badan, serta promosi gizi melalui media sosial.

Weight Reduction Behaviors (WRBs) are common behaviors among adolescent girls. WRBs, especially using unhealthy practices, can result in various negative health and psychological impact. The aim of this study is to determine the prevalence of WRBs among female students at SMAN 81 Jakarta, and the factors related to it. This study used quantitive method with cross-sectional design and conducted on 157 female students in grade X and XI. The dependent variable studied was weight loss behavior. The independent variables studied were body image, nutritional knowledge, influence of family, peers, and social media. Data was collected through filling out a questionnaire that was monitored online in April 2021. The results showed that 63.1% of respondents had lost weight in the last 6 months. It was found that there was a significant relationship between body image, family influence, and the social media pressure influence with WRBs. The dominant factor among variables is social media. Therefore, the author suggests nutrition education to adolescent girls and parents about weight reduction behavior and intervention through social media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qory Maghrifa Umari
"Berat badan kurang pada balita merupakan rendahnya berat badan terhadap umur seseorang. Balita dikatakan memiliki berat badan kurang jika nilai Z-Score berada pada -3 SD s/d < -2 SD pada indeks status gizi berdasarkan berat badan menurut umur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap berat badan kurang pada balita. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data RISKESDAS tahun 2018. Jumlah sampel penelitian ini adalah 28.952 balita umur 24-59 bulan di wilayah perdesaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 22,6% balita umur 24-59 bulan di wilayah perdesaan memiliki berat badan kurang. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat penyakit infeksi balita (p = 0,000), tingkat Pendidikan ibu (p = 0,000), jumlah anggota keluarga (p = 0,000), air layak konsumsi (p = 0,000) dan cara penanganan tinja balita (p = 0,000) dengan berat badan kurang pada balita di wilayah perdesaan. Namun, tidak terdapat hubungan antara status pekerjaan ayah dengan berat badan kurang pada balita di wilayah perdesaan. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan status gizi dan melakukan pemantauan serta memberikan intervensi guna menekan angka balita yang memiliki berat badan kurang, terutama pada keluarga dan balita yang berada di wilayah perdesaan yang sulit dijangkau.

Underweight in toddlers is a low body weight for a person's age. Toddlers are said to be underweight if the Z-Score v is at -3 SD to < -2 SD on the nutritional status index based on weight for a period. The purpose of this study was to determine the factors that contribute to underweight in toddlers. This study used a cross-sectional study design using RISKESDAS data in 2018. The sample size was 28,952 toddlers aged 24-59 months in rural areas. The results showed that 22.6% of toddlers aged 24-59 months in rural areas were underweight. The results of the chi-square test showed that there was an association between the history of infectious diseases (p=0,000), the mother's education level (p=0.000), the number of family members (p=0,000), water suitable for consumption (p=0.000) and how to handle toddler feces (p=0,000) with underweight in toddlers in rural areas. However, there was no association between the father's employment status and being underweight among rural under-fives. Therefore, efforts are needed to improve nutritional status and monitor and provide interventions to reduce the number of underweight children under five, especially in families and children under five in rural areas that are difficult to reach."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>