Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Budyatna
Jakarta: Universitas Terbuka, 1994
302.2 MUH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Supratiknya
Yogyakarta: Kanisus, 1995
302.2 SUP K
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Budyatna
Jakarta: Kencana, 2011
153.6 MUH t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Min Kyaw Htet
Yogyakarta: Kanisius, 1995
153.6 SUP k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriyani
"Komunitas Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi (baca: Se Ci) merupakan komunitas yang baru terbentuk sejak Juni 2004 dan beranggotakan warga korban gusuran bantaran Banjir Kanal Jakarta. Komunitas ini masih memiliki kompetensi komunitas yang rendah, ditandai dengan kemampuan komunikasi antarpribadi yang belum efektif. Untuk membantu komunitas meningkatkan kompetensinya, dilaksanakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi antarpribadi yang efektif. Target intervensi yang dituju adalah kelompok pemuda.
Model yang dipakai dalam intervensi sosial ini adalah Sistem Manajemen Perubahan, yang terdiri dari tiga subsistem: organisasional, komunikasi, dan sasaran perubahan. Sedang filosofi intervensi yang dipakai adalah teori belajar sosial dari Albert Bandura. Prinsip dari teori ini disebut reciprocal determinism, bahwa komponen kognisi, lingkungan, dan tingkah laku sating mempengaruhi. Usaha mengubah kognisi akan turut mengubah lingkungan dan tingkah laku. Inti dari komponen kognisi, yang disebut Bandura sebagai sistem diri, adalah self-efficacy. Program dirancang dalam17 tahap kegiatan, mulai dari lobbying sampai pemantauan berkala. Tulisan ini hanya menjabarkan pelaksanaan tahap 1-10, dengan fokus pada pelatihan komunikasi antarpribadi yang efektif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program berjalan sesuai rancangan yang telah dibuat. Tujuan kegiatan terpenuhi, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan. Pelatihan komunikasi antarpribadi yang efektif juga meningkatkan self-efficacy dan pengetahuan peserta. Pelatihan ini mendapat tanggapan yang positif dari target intervensi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Nurhayani
"Pernikahan merupakan salah satu tahap dalam siklus kehidupan. Keputusan memilih baik disengaja maupun tidak untuk menikah atau menundanya sementara waktu, tergantung pada bagaimana seseorang merespon alternatif yang ada dalam masyarakat. Yang jelas, apa pun keputusannya - menikah atau tidak - sebagian besar tergantung pada individu yang bersangkutan. Jika dulu masyarakat (khususnya orangtua) begitu anaknya dewasa sibuk mencarikan jodoh yang tepat, saat ini meskipun masih ada, kebiasaan itu memudar. Individu lebih bebas memilih pendampingnya. Salah satu alternatif untuk mencari teman dan kalau mungkin melanjutkannya ke jenjang pernikahan adalah melalui Rubrik Kontak SK Kompas. Dalam memahami konsep diri peminat & peserta Kontak, juga bagaimana mereka mempersepsi dirinya, penelitian yang bersifat kualitatif ini menggunakan definisi konsep diri dari Adler & Towne, terutama bagaimana seseorang melihat dirinya dalam tiga dimensi dari diri, yaitu: perceived self, desired self, dan presenting self. Adler & Towne mendefinisikan konsep diri sebagai sekumpulan persepsi seseorang yang relatif stabil mengenai dirinya sendiri baik dari segi fisik, sosial maupun psikologisnya. Perubahan konsep diri dimungkinkan dengan adanya reflected appraisal & social comparison. Penilaian yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya disebabkan antara lain adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perception, dan social expectation. Penulis mengamati & mewawancarai tujuh informan berusia 32-45 tahun yang belum menikah, kemudian penulis uraikan gambaran diri dan pergaulan informan. Selanjutnya penulis analisa berdasarkan persepsi fisik, psikologis, & persepsi sosial informan. Kemudian penulis membandingkan antara gambaran diri informan yang bersifat pribadi (perceived self), dengan gambaran diri yang bersifat publik (presenting self) dan gambaran diri yang ideal (desired self). Hasil penelitian sebagai berikut: terdapat kesesuaian antara beberapa elemen dari dimensi konsep diri beberapa informan, juga ketidaksesuaian antara beberapa dimensi konsep diri informan lainnya yang berkorelasi dengan keterlambatan para informan untuk menikah. Pada elemen fisik, untuk informan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri. Namun pada informan pertama, dan keenam hanya terdapat kesesuaian antara perceived self dengan presenting self. Pada elemen sosial, dikategorikan dalam kelompok : Pertama, berkaitan dengan persahabatan dan kekeluargaan, terdapat kesesuaian antara ketiga dimensi diri pada informan pertama, ketiga, keempat, kelima, & ketujuh. Sedangkan pada informan kedua, & keenam terdapat ketidak sesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Kedua, berkaitan dengan penjajagan atau pergaulan dengan lawan jenis yang mengarah pada pernikahan. Pada keseluruhan informan, terdapat kesesuaian antara dimensi perceived self dengan desired self, namun bila dikaitkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiganya. Semua elemen konsep diri baik fisik, psikologis maupun sosial berkaitan dengan belum menikahnya para informan sampai berusia 32-45 tahun, namun yang tampak dominan adalah elemen psikologis. Pada umumnya dalam elemen ini, terdapat kesesuaian antara perceived self dengan desired self, tetapi jika dihubungkan dengan presenting self, terdapat ketidaksesuaian antara ketiga dimensi tersebut. Ketidaksesuaian antara tiga dimensi tersebut disebabkan adanya obsolete information, distorted feedback, the myth of perfection, dan social expectations. Para informan menganggap pernikahan adalah hal yang sakral, karena itu sebaiknya menikah sekali seumur hidup. Semua informan berharap suatu saat akan bertemu dengan seseorang yang dapat dijadikan pendamping hidup. Lima informan belum menikah karena faktor ketidaksengajaan (choosing by default), dan dua informan memilih dengan sengaja (choosing by knowledgeably)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Yuliastuti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui huhungan positif antara komunikasi antarpribadi yang mencakup dimensi kedekatan, empati, sikap positif, keterbukaan, kesetaraan dan sikap mendukung. masing-masing sebagai dimensi pada variabel. bebas, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan produktivitas kerja sebagai variabel terikat. Lehih lanjut, penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas tersebut berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan umur dapat meramalkan produktivitas kerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengetahui berapa besar sumbangan masing-masing dimensi variabel hebas tersebut terhadap variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dari hulan Oktober 1998 hingga Januari 1999. Populasi penelitian ini adalah karyawan dan pimpinan di kalangan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI Jakarta, Cibinong, dan Serpong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional dengan Sampel berjumlah 84 orang. Sampel tersebut diambil dengan teknik purposive random sampling. Dua buah instrumen penelitian yang digunakan adalah 1) instrumen komunikasi antarpribadi yang mencakup dimensi kedekatan, empati, sikap positif, keterbukaan, kesetaraan dan sikap mendukung; 2) instrumen pengukur produktivitas kerja mencakup dimensi iklim komunikasi, kepuasan-kerja, dan motivasi kerja. Kedua instrumen ini berbentuk kuesioner dan menggunakan skala likert.
Instrumen komunikasi antarpribadi memiliki 43 butir soal, instrumen produktivitas kerja memiliki 51 butir soal. Kedua instrumen tersebut telah memenuhi syarat sebagai alat pengukur, baik validitas maupun reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi sederhana. Seluruh analisis di dalam pene1itian_ini menggunakan perangkat program komputer SPSS/PC+.
Penelitian menemukan terdapat hubungan positif antara komunikasi antarpribadi dan produktivitas kerja. Hal itu menunjukkan bahwa semakin; baik komnnikasi antarpribadi karyawan maupun pimpinan maka semakin tinggi pula produktivitas kerja mereka. Di pihak lain, juga terdapat hubungan positif yang bermakna antara kedekatan dan produktivitas kerja. Ada hubungan positif yang bermakna antara empati dan produktivitas kerja.
Terdapat pula hubungan positif yang bermakna antara sikap positif dan produktivitas kerja. Selain itu terdapat hubungan positif yang bermakna antara kesetaraan dan produktivitas kerja, jugs terdapat hubungan positif yang bermakna antara sikap mendukung dan produktivitas kerja."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semarang : Dahara Prize, 1992
302.2 KOM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gibb, Jack R.
Semarang: Dahara Prize, 1992
302.2 KOM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soejono
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemutusan hubungan ikatan perkawinan (perceraian), di Kotamadya Ujung Pandang, secara umum ingin mengetahui sejauh mana peranan komunikasi, terutama komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), ikut berpengaruh terhadap pemutusan hubungan ikatan tersebut. Walaupun secara umum terlihat bahwa faktor penyebab pemutusan hubungan tersebut, terdiri dari berbagai faktor, antara lain adalah perbedaan persepsi, sikap, kepercayaan, perbedaan latar belakang keluarga, dan perbedaan pandangan. Namun disisi lain hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata terjadinya pemutusan hubungan tersebut, banyak disebabkan karena komunikasi yang terjadi diantara mereka tidak efektif dan juga tidak harmonis. Hal ini disebabkan antara suami dan isteri belum saling terbuka dalam berbagai hal, terutama yang menyangkut masalah pribadi masing-masing.
Sisi lain dari hasil penelitian ini, dapat dibuktikan bahwa ternyata pada tahap awal hubungan sampai pada masa pacaran, tahapan tahapan perkembangan hubungan yang mereka lalui, belum sepenuhnya berjalan sebagaimana dijelaskan dalam teori penetrasi sosial. Pada tahap perkembangan hubungan yang terakhir, seharusnya telah terjadi hubungan yang stabil diantara mereka. sehingga perbedaan yang terdapat diantara mereka, dapat diterima sebagaimana adanya. Namun sebaliknya yang terjadi, karena perbedaan yang terdapat sebelum mereka menikah, cenderung ditutup-tutupi.
Selanjutnya setelah mereka memasuki jenjang ikatan perkawinan, perbedaan perbedaan yang sebelumnya disembunyikan, secara berangsur-angsur mulai nampak dipermukaan. Masalah mulai timbul, manakala dalam interaksi, perbedaan yang terdapat diantara mereka sudah mulai menyinggung masalah pribadi. Sebagai akibatnya, akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan dan tidak pernah dapat terselesaikan secara tuntas. Seandainya pada masa pacaran mereka sudah dapat saling terbuka satu sama lainnya, mungkin konflik yang terjadi diantara mereka dapat diatasi dan diredam. Namun karena sewaktu masa pacaran satu sama lain belum sampai dapat mengenal pribadi masing masing secara lebih mendalam, memungkinkan sulit bagi mereka untuk mengatasi setiap konflik yang ada.
Cinta saja ternyata tidak dapat menjamin kelangsungan hubungan ikatan suami dan isteri. Tanpa komunikasi yang harmonis, kemesraan dalam keluarga sulit dapat diwujudkan. Karena dalam setiap kehidupan keluarga, perbedaan sikap dan pendapat sulit dapat dihindari, bahkan tidak mengherankan apabila dalam setiap keluarga konflik sering terjadi. Konflik seperti telah dikemukakan pada bagian awal, tidak selalu negatif. Bahkan menurut Coser ( 1958 ), konflik diperlukan dalam batas - batas tertentu, karena konflik, merupakan salah satu ujian bagi toleransi diantara pasangan suami istri. Dengan adanya konflik akan memungkinkan antara satu dengan lainnya dapat saling mengetahui pribadi masing - masing. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>