Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yun Kusumawati
"Yun Kusumawati, mahasiswa Junusan Sastra Indonesia selama satu semester (semester sembilan) menyusun skripsi yang berjudul Perilaku Nomina pada Tuturan Anak Usia Sekolah Dasar : Studi Kasus terhadap Cerita yang Dituturkan oleh Anak Kelas lima Sekolah Dasar, di bawah bimbingan Ibu Felicia N. Utorodewo, Penelitian bertujuan mendeskripsikan berbagai jenis nomina dan perilaku nomina dalam tuturan yang dihasilkan anak-anak serta mendeskripsikan jenis dan perilaku nomina basil tuturan anak-anak dengan buku pelajaran Bahasa Indonesia sebagai pembanding. Data diambil dari tuturan tiga orang anak kelas V SDN Sriwedari I Sukabumi dan wacana dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD. Data kemudian dibagi atas kalimat-kalimat dan dianalisis mulai dari tataran kata, frase, klausa, dan kalimat, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan jenis nomina yang dihasilkan dalam tuturan anak-anak adalah nomina turunan yang terdiri atas nomina terbilang (bersufiks -an berprefiks pe-), nomina yang menyatakan hal atau proses (bersufiks -an, berkonfiks kean), dan nomina kolektif, nomina dasar yang terdiri atas nomina persona (nama diri, nama kekerabatan, sebutan pada orang ketiga), nomina terbilang, dan nomina tak bernyawa (nama geografis dan menyatakan waktu); nomina paduan leksem yang terdiri atas nomina terbilang. Pada frase nominal yang dihasilkan anak-anak adalah FN> N + Pr. , FN--> N + Adv. , FN> NIFN + NumfFnum. , FN--> Ni -1- Konj. + (N2...Nn), FN--> N + Adj. , dan FN -> N + Dent.. Perilaku nomina dan [rase nomina basil tuturan anak-anak menduduki fungsi sintaksis sebagai subjek, objek, keterangan, pelengkap, dan predikat. Pada buku pelajaran jenis nomian yang ditampilkan adalah nomina turunan yang terdiri dari atas nomina terbilang (berkonfiks ke-an, berprefiks pc-), nomina tak terbilang (bersufiks -an, berkonfiks ke-an), nomina kolektif (berkonfiks per-an, bersufiks -an, berprefiks pc-, dan bersufiks -an); nomina dasar yang terdiri atas nomina persona (nama diri, nama kekerabatan, dan sebutan pada orang ketiga), nomina terbilang, nomina tak terbilang, nomina yang menyatakan ha! atau proses, dan tak bernyawa (nama geografis dan menyatakan waktu); nomina paduan leksem yang terdiri atas nomina terbilang, nomina yang menyatakan hal atau proses, nomina yang menyatakan alat, dan nomina persona sebutan pada orang ketiga. Pala frase nominal yang ditampilkan buku pelajaran. FN- NI + (N2...Nn), FN-* N + Adj., FN--> N + Pr., FN- NumfFNum. + N, FN- N + Dem., FN- NI + N2 + Prep, + (N3...Nn), FN-+ NIFn + yang + VIFV atau Adj.IFadj.. Perilaku nomina dan frase nominal yang ditampilkan buku pelajaran menduduki fungsi sintaksis sebagai subjek, objek, keterangan, dan pelengkap. Perbedaan cukup signifikan terlihat antara basil tuturan anak-anak dengan yang ditampilkan buku pelajaran. Jens nomina dan frase nominal yang sangat bervariasi dan kompleks ditampilkan dalam buku pelajaran, sedangkan anak-anak menghasilkan jenis nomina dan poly frase nominal yang sederhana. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa buku pelajaran sebagai masukan pengetahuan Bahasa Indonesia Formal yang kemudian diendapkan, tidak semuanya dapat terungkap kembali ketika anakanak berbicara dalam bahasa Indonesia. Masukan pengetahuan tersebut akan mereka olah dan pilih kembali; Mana yang akan digunakan, sesuai dengan situasi dan pancingan yang diberikan oleh lawan bicaranya."
2000
S11290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuarita Puji Hastuti
"
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba memaparkan pola-pola kesalahan membaca secara fonologis yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar yang meskipun telah melampaui masa awal pembelajaran membaca tetapi masih juga mengalami kesulitan membaca sehingga siswa tersebut mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran lainnya. Tulisan yang dilatarbelakangi kenyataan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan membaca ini mengambil responden yang duduk antara kelas satu (tahun kedua) sampai kelas tiga, cukup mendapat rangsangan, memiliki intelejensi cukup, dan secara umum tidak memiliki masalah kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mengakibatkan hasil penelitian ini tidak bisa menjadi kesimpulan umum dari setiap kasus yang ditemukan pada waktu dan tempat yang berbeda.
Dalam bab mengenai kerangka pikir, penulis mencoba menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh ahli-ahli kesehatan, pendidikan, psikologi, dan linguistik sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa topik tulisan ini menyangkut berbagai bidang ilmu atau yang biasa disebut dengan ilmu interdisipliner.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ialah bahwa kesalahan membaca pada responden dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu penghilangan yang berupa penghilangan huruf dan suku kata dalam sebuah kata, penambahan yang berupa penam_bahan huruf dan suku kata, penggantian yang berupa penggantian huruf dan suku kata. pembalikan yang berupa pembalikan huruf-huruf dalam sebuah kata, gabungan yang berupa gabungan kesalahan penggantian dan penambahan, penghilangan dan penam_bahan, dan penghilangan dan penggantian, serta kesalahan berupa pengubahan yang dibagi menjadi dua yaitu kelompok kata-kata yang setelah berubah tetap memiliki makna dan kelompok kata-kata yang setelah berubah tidak lagi memiliki makna. Kemu_dian ditemukan juga adanya kekacauan antara bunyi-bunyi yang dihasilkan dari tempat yang sama ataupun yang dekat dan huruf-huruf yang terbalik bentuknya.
Selain kesimpulan di atas, penulis juga mencoba menyimpulkan keadaan umum dari responden melalui grafik yang diselipkan dalam bab mengenai analisis, yaitu grafik hubungan antara jumlah responden dengan jumlah kesalahan di tempat yang sama serta grafik perbandingan kesalahan. Grafik yang pertama menunjukkan adanya kenyataan bahwa semakin banyak jumlah responden, semakin sedikit kesalahan yang dibuat di tempat yang sama dan semakin sedikit jumlah responden, jumlah kesalahan di tempat yang sama semakin besar. Grafik yang kedua menunjukkan adanya kenyataan bahwa kesalahan terbanyak yang dibuat responden berturut-turut adalah pengubahan, penggan_tian, dan penghilangan.
"
1998
S11303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Dewi
"ABSTRAK
Prestasi belajar digunakan oleh pendidik sebagai tolok ukur untuk mengetahui
sampai seberapa jauh pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan pendidik telah
diterima seorang siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
seorang siswa, salah satunya adalah motivasi berprestasi. Menurut para ahli motivasi
berprestasi dapat meramalkan berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai suatu
prestasi. Masa kritis pertumbuhan motivasi berprestasi tinggi pada usia sekolah, dimana
anak membentuk kebiasaan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Oleh
karenanya, motivasi berprestasi hendaknya dipupuk sejak anak mulai sekolah.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, diantaranya
adalah lingkungan keluarga yang didalamnya mencakup pola pengasuhan dan
dukungan sosial orang tua. Ada tiga jenis pola pengasuhan yang biasa diterapkan
orang tua pada anak, yaitu: authoritative, authoritarian, dan permissive. Ketiga pola
pengasuhan tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan anak secara berbeda,
yang tentunya akan berpengaruh pada proses penyesuaian diri anak terhadap
Iingkungannya termasuk lingkungan sekolah dimana ia memperoleh pendidikan dan
belajar untuk mencapai prestasinya secara optimal.
Selain pola pengasuhan orang tua, dukungan sosial yang diberikan orang tua
ternyata akan memberikan dampak positif bagi prestasi belajar seorang anak.
Dukungan sosial itu sendiri secara umum mengacu pada bantuan yang diberikan pada
seseorang oleh orang-orang yang berarti baginya seperti keluarga dan teman-teman.
Dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada anak secara umum berfungsi untuk
memberikan perasaan diterima, diperhatikan, disayangi, dihargai dan dicintai. Dengan
adanya hal tersebut anak akan merasa bahagia dan tenang karena ia merasa ada orang
lain yang dapat diandalkan bantuannya bila mendapat kesulitan dalam mengikuti
pelajaran di sekolah. Dukungan sosial juga dapat berfungsi sebagai reward dan dapat
mengarahkan serta mendorong seseorang untuk berprestasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara pola
pengasuhan orang tua dan dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi
anak usia sekolah. Lebih jelasnya, penelitian ini ingin meiihat apakah ada hubungan
yang signifikan antara pola pengasuhan authoritative, authoritarian, dan permissive
dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah, dan untuk mengetahui pula apakah ada
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi
anak usia sekolah.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD (usia 9 - 10 tahun), karena masa
kritis pertumbuhan motivasi berprestasi tinggi pada usia sekolah dan pada usia tersebut,
motivasi berprestasi anak sudah mulai terbentuk dengan baik. Subyek penelitian ini
yang berjumlah 218 siswa diperoleh dari 8 SD yang ada di wilayah Jakarta Pusat.
Pengambilan sampel sekolah akan dilakukan secara accidental dan semua siswa kelas
V dari sekolah tersebut akan dijadikan subyek dalam penelitian ini. Alat yang digunakan
sebagai penjaring data ada tiga macam, yaitu (i) alat untuk mengukur motivasi
berprestasi; (ii) alat untuk mengukur pola pengasuhan orang tua yang dipersepsi anak;
(iii) alat untuk mengukur dukungan sosial orang tua berdasarkan pendapat anak. Ketiga
alat tersebut berupa kuesioner yang berbentuk skala. Pengolahan data penelitian
dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara pola pengasuhan authoritative dengan motivasi berprestasi; terdapat hubungan
negatif yang signifikan antara pola pengasuhan authoritarian dengan motivasi
berprestasi; dan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pola pengasuhan
permissive dengan motivasi berprestasi. Selain itu diketahui pula terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi
anak usia sekolah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan
sumbangan-sumbangan teoritis bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di
bidang yang sama. Dari segi praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi, khususnya bagi orang tua, mengenai pola pengasuhan yang paling tepat
agar anak termotivasi unluk menunjukkan prestasinya secara optimal. Sehingga para
orang tua dapat mengurangi perilaku yang menggambarkan pola pengasuhan
autoritharian dan permissive, dan meningkatkan perilaku yang mencerminkan pola
pengasuhan authoritative. Seiain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat praktis dalam rangka mengoptimalkan fungsi orang tua sebagai sumber
dukungan sosial utama bagi anaknya yang berusia sekolah, sehingga memiliki motivasi
berprestasi yang baik."
1997
S2452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filia Sofiani Ikasari
"Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang rentan tertular penyakit infeksi. Perilaku cuci tangan dapat menurunkan lebih dari setengah insidensi penyakit infeksi seperti ISPA dan diare, namun kelompok usia anak sekolah masih memperoleh capaian terendah untuk perilaku cuci tangan yang benar. Saat ini di Indonesia belum ada penggunaan peer-led approach yang secara spesifik ditujukan untuk meningkatkan perilaku cuci tangan pada anak dalam rentang usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh dari peer-led approach terhadap perilaku cuci tangan anak usia sekolah. Metode penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre post control group. Sampel sebanyak 393 orang anak usia sekolah pada kelompok intervensi di Sekolah Dasar Negeri Jawa 2 Martapura dan sebanyak 393 orang anak usia sekolah pada kelompok kontrol di Sekolah Dasar Negeri Jawa 5 Martapura yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan Mann Whitney test. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh peer-led approach terhadap perilaku cuci tangan anak usia sekolah (p value 0,001). Hasil penelitian ini merekomendasikan perlu adanya perawat komunitas untuk melaksanakan kegiatan peer-led approach serta memantau keberlanjutan kegiatan peer leader yang terintegrasi dalam pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah.

The health status of school-age children is important since they are the future generation of a country. School-age children still get the lowest achievement for washing their hands so that they are at risk of communicable diseases. The purpose of this study was to determine whether there was any influence of peer-led approach on hand washing behaviour of school-age children. The research method used a quasi-experimental design with a pre post control group involving 786 students. The intervention is given by educating the leader in the child`s group, then the peer leaders transfer the information to the member of the peer group within one month period. The result showed that there is a difference between intervention and control group in hand washing behaviour following the intervention (p: 0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yunia Selviliana
"ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan mengenai gambaran sistem token ekonomi dan dukungan sosial yang diberikan kepada anak kelas 6 dalam membentuk karakter di Sekolah Dasar Swasta X. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Adapun hasil yang diperoleh menunjukan bahwa sekolah sudah memberikan pendidikan karakter pada anak dengan menggunakan sistem token ekonomi. Bentuk dukungan sosial yang diterima anak dari sekolah adalah dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif. Sedangkan orang tua di rumah, kurang dalam memberikan dukungan sosial dan hanya memberikan dukungan instrumental pada anak saat di rumah.

Abstract
This study describes the picture of token economic systems and social support given to sixth graders in shaping the character of Private Elementary School X. This study uses a descriptive qualitative research design. The results obtained show that the school is providing education to the child's character by using the token economy system. Forms of social support received from school children is emotional support, the support award, instrumental support and informational support. Meanwhile, parents at home, lacking in social support and instrumental social support only the children at home."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Jeny Irene Br
"Kemampuan pemahaman bacaan adalah hal yang sangat krusial dalam perkembangan pendidikan. Membaca adalah dasar bagi proses belajar dalam hampir semua subjek di pendidikan. Survei yang dilakukan oleh IEA dan OECD bagi negara-negara di dunia menunjukkan bahwa performa anak-anak dalam membaca di Indonesia berada dalam kategori rendah. Perlu dilakukan monitoring secara intensif untuk melihat kemampuan pemahaman bacaan anak dari waktu ke waktu dan melakukan intervensi jika perlu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kemampuan pemahaman bacaan siswa kelas 3 dan 4 SD di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman bacaan siswa kelas 3 dan 4 SD berada pada kategori sedang.

Reading comprehension skill is a crucial ability for the development of education. Reading is basic learning process in almost all subjects in education. Surveys about reading for countries in the world from IEA and OECD showed that kids in Indonesia has poor performance and was put in low category. From the condition, intensive monitoring for reading progress is needed to see children's reading comprehension ability and to do intervention when needed. The aim of the research is to see reading comprehension ability in grade 3rd and 4th students in Indonesia. The result shows that reading comprehension ability from grade 3rd and 4th students is in medium category.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Damayanti Kurnia
"Skripsi Tehaah Pragmatik pada Wacana Lisan: Studi Kasus Terhadap Bahasa yang Diujarkan oleh Anak Kelas 5 SD Regina Pacis Bogor dengan Tingkat Kecerdasan yang Sama ini disusun oleh Dian Damayanti Kurnia di bawah bimbingan Bapak Munadi Patmadiwiria untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar sarjana sastra. Skripsi ini merupakan hasil ekspresi cinta penulis terhadap dunia kanak-kanak. Setiap orang membutuhkan komunikasi untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Salah satu alat untuk berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mengungkapkan pikiran agar maksud yang ingin dicapai dapat sampai kepada lawan bicara. Bahasa dapat ditelaah melalui berbagai subdisiplin ilmu bahasa, antara lain fonologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memilih topik Telaah Pragimatik pada Wacana Lisan: Studi Kasus Terhadap Bahasa yang diujarkan oleh Anak Kelas 5 SD Regina Pacis Bogor dengan tingkat kecerdasan yang sama. Maksud kata tingkat kecerdasan yang sama yaitu bahwa anak yang digunakan sebagai informan berasal dari peringkat.atas dan peringkat bawah di kelasnya. Masalah yang timbul dapat dirumuskan dalam sebuah pertanyaan, yaitu apakah anak kelas 5 SD dengan tingkat kecerdasan yang sama dapat menghasilkan suatu bentuk cerita yang sama dengan naskah cerita ataukah mereka menghasilkan suatu struktur cerita yang berbeda sehingga menimbulkan ketaksaan terhadap pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar. Mungkin masalah ini dapat dengan mudah terjawab bahwa pasti terdapat suatu perbedaan. Akan tetapi, inti dari permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah terletak di mana perbedaan itu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa anak kelas 5 SD dengan tingkat kecerdasan yang sama akan menghasilkan struktur cerita yangberlainan. Perbedaan ini disebabkan oleh kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa Baling mempengaruhi satu sama lain. Langkah kerja penelitian ini terbagi dua, yaitu pemerolehan data dan transkrip data. Pada langkah kerja pertama, data diperoleh dari hasil ujaran anak kelas 5 SD yang menceritakan kembali naskah cerita yang dibaca. Informan berjumlah 4 orang dengan pembagian informan 1 dan 2 berasal dari peringkat atas dan informan 3 dan 4 berasal dari peringkat bawah. Cara pengambilan data adalah dengan meminta informan untuk membaca cerita yang telah ditentukan sebanyak dua kali kemudian informan diminta untuk menceritakan kembali berdasarkan cerita yang tersimpan dalam memori. Setelah data diperoleh, data ditranskripkan ke dalam bentuk tulisan dan disesuaikan dengan EYD. Data yang telah ditranskripkan kemudian diolah dan ditelaah berdasarkan teori yang akan digunakan, yaittu teori memori untuk bercerita kembali dan teori pragmatik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bawwa pengolahan data dalam memori tidak dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan anak, tetapi dipengaruhi oleh faktor psikologis seorang anak, sedangkan kemampuan pragmatik dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Manfaat penelitian ini untuk bidang pengajaran antara lain guru Bahasa Indonesia diharapkan dapat merangsang murid untuk dapat bercerita dengan mengembangkan kosa kata yang dimilikinya."
2000
S10711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap terhadap matematika dan strategi metakognisi dalam penyelesaian soal cerita matematika pada siswa kelas 3 Sekolah Dasar SD. Pengukuran sikap terhadap matematika dilakukan menggunakan alat ukur Math and Me Survey M MS yang telah diadaptasi. Strategi metakognisi diukur menggunakan teknik think aloud menggunakan soal cerita matematika. Responden didapatkan dari dua Sekolah Dasar Depok berjumlah 89 responden dengan rentang usia 8 sampai 10 tahun yang berada pada tahap perkembangan operasi konkret. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap terhadap matematika dan strategi metakognisi r=0,229.

This research was conducted to find out whether there is a correlation between attitudes toward mathematics and metacognitive strategies in completion mathematics word problems among grade 3rd students of elementary school SD . Measurement of attitudes toward mathematics by using adapted Mathematics and Me Survey M MS tools. Metacognitive strategies use the technique of think aloud using mathematics word problems. Respondents were obtained from two Depok Primary Schools with 89 respondents with an age range of 8 to 10 years who were at the stage of developmental concrete operations. The results showed a significant positive relationship between attitudes toward mathematics and metacognitive strategies r 0.229, p."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PENGERTIAN
Warisan budaya adalah hasil budaya kelompok masyarakat dari masa kemasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, maka harus dilestarikan. Pemberian mata pelajaran warisan budaya merupakan usaha menanamkan kepedulian siswa peserta didik sejak dini agar memahami pentingnya pelestarian tersebut.
FUNGSI
Hata pelajaran warisan budaya mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan pengembangan wawasan peserta didik terhadap budaya masyarakatnya. Maka mata pelajaran warisan budaya mempunyai fungsi sebagai berikut:
2.1. Mengenalkan dan menanamkan rasa cinta pada warisan budaya masyarakatnya.
2.2. Menumbuhkan kepedulian peserta didik atas pelestarian warisan budaya masyarakat dan lingkungannya.
2.3. Menumbuhkan minat berkunjung dan belajar di museum.
TUJUAN
Mata pelajaran warisan budaya bertujuan menumbuhkan apresiasi peserta didik, menanamkan pemahaman arti museum secara benar agar peserta didik memanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuannya serta menumbuhkan kepedulian demi pelestariannya.
RUANG LINGKUP
Isi mata pelajaran warisan budaya meliputi bahan kajian museum, warisan budaya, benda cagar budaya, manfaat museum dan wisata budaya ke museum.
5. RAMBU-RAMBU
Agar dapat dilaksanakan muatan lokal mata pelajaran warisan budaya perlu memperhatikan dan memahami hal-hal sebagai berikut:
5.1. GBPP Warisan Budaya merupakan perangkat kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar .
5.2. Mata pelajaran warisan budaya dilaksanakan antara penjelasan dan pengamatan.
5.3. Apabila sarana belajar tidak ada, misalnya gedung museum sangat jauh letaknya, maka dapat dibantu dengan foto yang diperoleh dari museum.
5.4. Apabila peserta didik belum pernah kunjung ke museum, maka dapat digunakan foto tentang warisan budaya yang diperoleh dari museum dan contoh-contoh benda sejenis disekeliling mereka.
5.5. Untuk mengenal benda warisan budaya dan benda cagar budaya, peserta didik dapat diajak melakukan pengamatan pada objek-objek yang ada dilingkungannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 158
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>