Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54469 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Yuliana
"Penelitian mengenai pemakaian pronomina persona ini dilakukan terhadap novel berbahasa Melayu sebelum masa Balai Pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria pronomina persona, variasi bentuk pronomina persona, dan pemakaian bentuk-bentuk pronomina persona tersebut. Data yang digunakan sebanyak empat novel yang dibuat antara tahun 1896 sampai tahun 1903. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis dilakukan dalam dua tahap. Pertama, identifikasi bentuk pronomina persona. Kedua, pemakaian pronominal persona yang dihubungkan dengan aspek sosial. Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa pronomina persona berfungsi sebagai pengganti nama diri. Fungsi inilah yang membedakannya dengan kata sapaan. Pronomina persona memiliki variasi bentuk. Pemakaian pronomina persona tersebut --baik untuk pronominal persona I maupun pronomina persona II-- dipengruhi aspek sosial pemakainya. Pemilihan bentuk pronomina persona I dan pronomina persona II ternyata memiliki kesejajaran"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S10832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
"ABSTRAK
Penelitian yang berjudul "Perkembangan Novel Indonesia Sebelum Balai Pustaka" ini berusaha mengungkap khazanah novel yang pernah terbit - di Indonesia, sebelum berdirinya Balai Pustaka, tahun 1917. Sejauh kepustakaan yang dapat dirunut, terbukti belum pernah ada ahli atau -pengamat kesusastraan Indonesia yang berusaha mengungkap khazanah kesusastraan sebelum Balai Pustaka tersebut, secara menyeluruh dan khusus. Seandainya pun pernah ada yang melakukan, rata-rata terbatas pada topik-topik yang sangat spesifik. Dalam hubungan ini pantas disebut, misalnya, penelitian yang lebih dari memadai yang pernah dilakukan oleh Claudine Salmon, berjudul Literature in Malay by the Chinese of Indonesia: A Provisional Annotated Bibliography (1981), atau yang dilakukan oleh Nio Joe Lan dengan bukunya Sastera Indonesia-Tionghoa, atau seperti juga yang dilakukan oleh John B. Kwee dengan disertasinya berjudul Chinese Maley Literature of the Peranakan Chinese in Indonesia 1880-1942 (1977). Ketiga peneliti tersebut jelas sekali hanya mengkhususkan pembicaraannya pada khazanah kesusastraan yang ditulis oleh pengarang Peranakan Cina.
Peneliti lain yang pernah mencoba menunjukkan khazanah kesusastraan Indonesia dari sisi yang lain hampir-hampir belum pernah ada, dan masih sangat sedikit. Dari yang sedikit ini, tampak hanya Pramoedya Ananta Toer yang cukup mempunyai perhatian, khususnya dalam mengungkap khazanah novel sebelum Balai Pustaka yang ditulis oleh pribumi atau peranakan Eropa. Dua buah buku Pramoedya yang masing-masing berjudul Tempo Doeloe (19E2) dan Sang Pemu1a (19P5), menunjukkan perhatiannya itu.
Dalam hubungan ini perlu dijelaskan sedikit bahwa sebenarnya ada beberapa ahli yang mempunyai cukup perhatian mengenai khazanah kesusastraan Indonesia sebelum Balai Pustaka yang melihat tidak hanya sesisi saja. Hanya sayang sekali, para ahli tersebut agaknya belum melakukan penelitian yang mendalam, sehingga mereka pada umumnya hanya dapat menuliskannya dalam bentuk artikel kecil di sebuah majalah. Di antara para ahli yang sedemikian itu, dapat disebutkan disini misalnya C.W. Watson dalam "Some Preliminary Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian Literature" (dalam Bra, 1971), W.Q. Sykorsky dalam "Some Additional Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian literature" 1980), dan beberapa tulisan Jakob Sumardjo yang tersebar di berbagai penerbitan.
Penelitian ini setidaknya ingin melengkapi atau ingin mengungkap khazanah kesusastraan Indonesia sebelum Balai Pustaka itu, secara menyeluruh dan 1engkap, yang tentu saja bertolak dari data-data yang berhasil diperoleh dan di temukan selama dilangsungkannya penelitian yang enam bulan ini. Sudah barang tentu dengan waktu yang sesingkat itu belum akan diperoleh hasil yang sempurna dan memuaskan (bandingkan dengan penelitian Claudine Salmon yang menghabiskan waktu sekitar 10 tahun), tetapi inilah hasil maksimal yang dapat dilaporkan.
Dalam penelitian ini dapat dijumpai deskripsi secara cukup lengkap mengenai khazanah kesusastraan Indonesia sebelum Balai Pustaka (Bab II: "Pengarang dan Karyanya", serta pada lampiran: "Rekonstruksi Kronologis Novel Indonesia sebelum Balai Pustaka"), mengenai masalah kesejarahan kesusastraan Indonesia yang hingga kini masih simpang siur dan belum berpatokan pada pijakan yang realistis (Bab I: "Pendahuluan"), serta mengenai kecendrungan tema novel-novel sebelum Balai Pustaka yang banyak mengangkat kejadian-kejadian yang sungguh terjadi pada masa itu atau masa-masa sebelumnya (Bab III: "Tema Novel Indonesia Sebelum Balai Pustaka"). Penelitian ini diakhiri dengan kesimpulan (Bab IV) yang mencoba memberi gambaran ringkas tentang apa yang sudah dibicarakan di bab-bab sebelumnya, sehingga dapat dilihat masalah-masalah apa saja yang esensial dan perlu mendapat perhatian kita semua."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., 1978
808.81 PAN (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rosita Kusumastuti
"Bahasa Jepang memiliki variasi ragam bahasa yang penggunaannya dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pembedaan tersebut tampak dari pemilihan jenis pronomina persona. Terdapat pronomina persona yang khusus digunakan perempuan dan pronomina persona yang khusus digunakan laki-laki. Hal ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Perbedaan penggunaan pronominal antara bahasa Jepang dengan Indonesia menimbulkan pertanyaan menyangkut kesesuaian padanan dalam penerjemahan. Melalui sebuah novel berbahasa Indonesia beserta terjemahannya dalam bahasa Jepang sebagai sumber data, diambil penelitian mengenai kesesuaian antara penggunaan pronomina persona pertama tunggal dalam TSa dengan penggunaan pronomina persona pertama tunggal dalam TSu.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis. Sementara itu, sumber data yang dipakai berasal dari novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari beserta terjemahannya dalam bahasa Jepang berjudul Paruk Mura no Odoriko yang diterjemahkan oleh Shinobu Yamane Berdasarkan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dari novel, disimpulkan bahwa penerjemahan pronomina persona pertama tunggal saya dan aku dalam TSu memunculkan empat variasi pronomina dalam TSa yaitu, pronomina netral watashi (私), dan pronomina khusus laki-laki seperti, boku (僕), ore ( 俺), dan washi ( わし). Kemunculan empat variasi pronomina dalam penerjemahan tersebut dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia, situasi, dan hubungan keakraban antara penutur dengan mitra tutur.

Japanese has a variety usage of language that distinguished by gender. That distinguishes seen in the use of personal pronouns. There are personal pronouns which used only by female or male. This is different from Bahasa. The different usage of personal pronouns between Japanese language and Bahasa brings out a question about the equal translation for both languages. Based on an Indonesian novel and its translation as a source, this study is examining the suitable translation for the first personal pronouns, focusing on the usage in source text and target text.
This is a study that using a descriptive analysis method. This method describes the facts then will be completed with data analysis. The source text is a novel titled Ronggeng Dukuh Paruk written by Ahmad Tohari which had translated by Shinobu Yamane into Japanese language, Paruk Mura no Odoriko. After analyzing the data, it can be concluded that the translation of first personal pronouns saya and aku in the source text exhibits various pronouns in target text, such as watashi (私) as a neutral pronouns and three male pronouns like boku (僕), ore (俺), and washi (わし). The appearence of these pronouns in the translated novel is caused by several factors such as gender, age, situation, and familiarity between addresser and addressee."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmansjah Taufik Masjhur
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat penjabaran penerjemahan pronomina persona bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Data dikumpulkan dari kumpulan surat-surat Martini dalam bahasa Belanda beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan dengan cara mencatat semua pronomina yang terdapat dalam teks berbahasa Belanda, mencatat semua padanan pronomina tersebut dalam teks berbahasa Indonesia, lalu mengelompokkan penerjemahan pronomina tersebut.
Dari penelitian tersebut, penulis mendapat kesimpulan: 1. Pronomina bahasa Indonesia tidak bisa menampung semua pronomina bahasa Belanda. Dengan demikian pronomina bahasa Belanda tidak berpadanan satu-satu dengan pronomina bahasa Indonesia. 2. Penerjemah sudah berusaha untuk menyampaikan amanat bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran sebaik-baiknya, walaupun masih ada kecenderungan untuk memakai unsur-unsur bahasa etnis mereka."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmansjak Taufik Masjhur
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini mengkaji novel-novel dengan label novel anak terbitan Balai Pustaka tahun 1976-1996 dengan genre sejarah. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui formula novel anak genre sejarah terbitan Balai Pustaka tahun 1976-1996. Kajian berpihak pada tinjauan genre John G. Cawelti. Hasil kajian menunjukkan bahwa novel-novel anak genre sejarah (kolonial) Balai Pustaka menggunakan formula yang beragam, namun dengan tema dasar sama, yakni semangat perjuangan melawan kolonial. Pendekatan sejarah yang digunakan memperkuat novel-novel anak terbitan Balai Pustaka sebagai fiksi-fiksi ciptaan yang bersifat generik. Novel-novel anak periode tersebut terbangun dari ketegangan antara dua dunia, yakni dunia ideal dan dunia nyata sebagai dunia imajiner. Terdapat perbedaan kecenderungan penyelesaian masalah dari masing-masing periode dan pengarang, meski rata-rata formula cerita yang digunakan mengalami 'kegagalan' dengan menggunakan komposisi dan tema yang sudah klise."
Lengkap +
JIKK 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Izu Yusnida Eka Puteri
"Penggunaan pronomina persona tidak pernah lepas dari komunikasi bahasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam percakapan biasa, misalnya antara orang tua dan anak; dalam percakapan resmi, misalnya di forum-forum diskusi atau ilmiah; dan bahkan dalam cerita, misalnya fiksi dan nonfiksi, keberadaannya tidak dapat diabaikan. Singkatnya, kata yang berfungsi untuk menggantikan orang itu selalu ada dalam setiap interaksi yang di dalamnya dapat meliputi orang pertama, kedua, atau ketiga. Orang pertama adalah orang yang berperan sebagai pembicara, orang kedua adalah lawan bicara, dan orang ketiga adalah orang yang dibicarakan, di mana orang ketiga tersebut bisa hadir atau tidak hadir dalam sebuah interaksi.
Setiap bahasa memiliki sistem pronomina persona, dan bentuknya sangat bervariasi antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Begitu pula dengan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yang menjadi objek dalam penelitian ini. Namun, setiap bahasa memiliki kategori yang paling mendasar untuk pronomina persona, yaitu persona (orang pertama, kedua, dan ketiga) dan jumlah (tunggal, jamak, dan sebagainya). Selanjutnya, ada pula kategori-kategori yang sering ditemukan pada bahasa lain, seperti perbedaan antara bernyawa dan tidak bernyawa, jenis kelamin bentuk inklusif dan eksklusif, dan bentuk hormat.
Adanya perbedaan-perbedaan dalam sistem pronomina persona bahasa Jepang, serta kehidupan sosial budaya yang berbeda, menimbulkan pertanyaan bagaimana padanan pronomina persona Bahasa Jepang di dalam bahasa Indonesia. Melalui sebuah cerita pendek (cerpen) berikut terjemahannya sebagai sumber data primer, dilakukan penelitian atas pronomina persona bahasa Jepang dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Pertama dilakukan klasif ikasi atas pronomina persona bahasa Jepang dan padanannya. Ditemukan 221 data objek berikut padanannya. Cuplikan kaiimat-kalirnat yang mengandung pronomina persona bahasa Jepang tersebut disesuaikan dengan padanannya. Untuk mengetahui kebenarannya, maka cuplikan data dan padanannya dikonsultasikan kepada dua orang informan. Informan pertama adalah penutur asli bahasa Jepang yang memahami bahasa Indonesia dengan baik, sedangkan informan kedua adalah penutur asli bahasa Indonesia yang memahami bahasa Jepang dengan baik Langkah terakhir merupakan penghitungan atas temuan pronomina persona dan padanannya.
Penerjemahan pronomina persona antara dua bahasa tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kehidupan sosial budaya para pemakainya. Karena, cara pemakaian. pronomina persona juga terkait dengan kebudayaan masing-masing masyarakatnya. Pronomina yang digunakan oleh penguasa terhadap rakyat atau bawahannaya tidak akan sama dengan yang digunakan rakyat terhadap penguasa. Brown dan Gilman menegaskan hal itu di dalam bukunya The Power of Pronouns and Solidarity. Secara gamblang Hymes menuturkan komponen komponen. komunikasi yang menjadi acuan dalam menentukan tingkat kesopanan sebuah bahasa, dengan istilah SPEAKING.
Dari analisis yang dilakukan didapatkan kesimpulan, bahwa sekitar 95,02% padanan dari pronomina di dalam bahasa Indonesia adalah pronomina persona juga. Sisanya sebanyak 4,98% berupa padanan yang bukan pronomina persona. Pemadanan pronomina persona dengan yang bukan pronomina persona dilakukan penerjemah untuk mengantisipasi distorsi beberapa makna tertentu, seperti komponen jenis kelamin yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.
Dalam penerjemahan sistem pronomina persona, penerjemah menerapkan prosedur transposisi (pergeseran bentuk) dan modulasi (pergeseran makna). Transposisi meliputi pergeseran tataran, dari tataran gramatikal ke tataran leksikal, dan pergeseran kategori meliputi pergeseran struktur, unit, kelas kata, dan intrasistem. Modulasi yang terjadi adalah pergeseran luasan cakupan makna serta modulasi bebas yang berupa implisitasi, karena pronomina persona bahasa Jepang sering diresapkan, sedangkan pronomina bahasa Indonesia cendrung eksplisit. Akibatnya, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia jumlah pronomina tersebut menjadi banyak atau frekuensi kemunculannya tinggi."
Lengkap +
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petra Patria Diah Paramita
"Skripsi ini membahas tentang penerjemahan pronomina persona dalam subtitle Film The Little Focker yang disutradarai oleh Paul Weitz. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis akan melihat bagaimana pronomina persona bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam subtitle bahasa Indonesia. Penelitian ini juga akan melihat apakah penerjemahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan ragam. Penulis mengaitkan teori S-P-E-A-K-I-N-G Hymes dan solidaritas dan kekuasaan Brown dan Gilman untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan penggunaan pronomina dalam suatu tuturan.
Penulis juga akan menggunakan teori penerjemahan audio-visual Cintas untuk melihat bagaimana format subtitle berpengaruh terhadap terjemahan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan pronomina persona ke dalam subtitle bahasa Indonesia banyak yang tidak mengikuti kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar dikarenakan harus memenuhi keterbatasan ruang untuk subtitle itu sendiri dan sebagai akibatnya terjadi pergeseran ragam antara dialog asli dengan subtitle bahasa Indonesia.

This study discusses the personal pronoun translation on the subtitle of the movie The Little Focker which is directed by Paul Weitz. The research method used in this study is qualitative descriptive. In this study, the researcher identifies the process of how English personal pronoun is translated into Bahasa Indonesia subtitle. In addition, this study also identifies whether the translation process results the changes on the manner. The researcher links the theory of S-P-E-A-K-I-N-G by Hymes and solidarity and power by Brown and Gilman to find out what factors are influencing the selection of the use of pronouns in an utterance.
Another theory used in this study is the theory of audio-visual translation by Cintas to see how the subtitle format affects the translations. The result of the study shows that many of the personal pronoun translations to Bahasa Indonesia subtitle do not follow the principle of formal Bahasa Indonesia as a result of limited space on the subtitle itself. The consequence is the shifting of manner from the actual dialogue to the Bahasa Indonesia subtitle.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S435
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Muhardini
"Saat ini kegiatan penelitian linguistik di Indonesia semakin berkembang. Kegiatan tersebut antara lain dilakukan oleh instansi pemerintah seperti Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa atau oleh sekolah/perguruan tinggi bi_dang bahasa di seluruh Indonesia. Hasil penelitian tersebut meliputi sebagian besar aspek di dalam linguistik murni, seperti bidang-bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Di samping penelitian berbagai aspek di dalam linguistik murni, telah pula diadakan penelitian dalam bidang linguistik terapan, yaitu tentang pengajaran bahasa, sosiolinguistik, dan lain sebagainya. Dalam penulisan skripsi ini saya mencoba mengerjakan suatu penelitian yang menggabungkan kedua bidang penelitian linguistik di atas. Pada bidang linguistik murni, saya akan meneliti bidang sintaksis, khususnya mengenai pola urutan kalimat biasa dan kalimat inversi. Pada bidang linguistik terapan, saya akan mencoba memperbandingkan pola urutan kalimat biasa dan pola urutan kalimat inversi tersebut pada beberapa buah cerita pendek (cerpen) yang terbit dalam dua masa yang jauh berbeda, yaitu masa Balai Pustaka dan masa kini."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>