Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157446 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Sani
"Sebagai obyek penulisan skripsi, pemilihan judul di atas didasarkan berbagai hal. Pokok bahasan yang utama yaitu Kompleks Makam Gede Ing Suro yang terletak di Kelurahan I Ilir Palembang, sebagai pekuburan Islam ternyata mempunyai corak dan gaya bangunan masa Hindu Majapahit yang terlihat pada bentuk, bahan, dan ragam hiasnya. Kompleks Makam Gede Ing Suro merupakan peninggalan kepurbakalaan yang paling tua dari masa awal masuknya agama Islam ke Palembang. Dari catatan sejarah, diketahui bahwa kompleks makam Gede Ing Suro adalah tempat dimakamkannya cakal bakal dari raja-raja Islam Palembang kemudian, sampai berakhirnya kerajaan itu pada pertengahan abad ke-19. Mereka sebenarnya adalah para bangsawan dari kerajaan Demak yang melarikan diri ke Palembang, karena tidak mau tunduk kepada penguasa yang baru. Di Palembang mereka mendirikan kerajaan sendiri tetapi masih di bawah kekuasaan Jawa, baru pada pertengahan abad ke-17 kerajaan tersebut me-lepaskan diri dari pengaruh Jawa. Banyak para arkeolog yang meneliti kawasan kompleks makam Gede Ing Suro, tetapi penelitian mereka berdasarkan penelitian klasik dan prasejarah dengan tujuan untuk mencari lokasi dari kerajaan Sriwijaya. Pene_litian dari sudut arkeologi Islam justru tidak ada. Untuk itulah, penu_lisan skripsi ini ditekankan ke masa Islam ditinjau dari sudut ilmu ar_keologi, sebagai bahan masukan kepustakaan bagi arkeologi Islam.Pada abad ke-20 ini, bangunan kompleks makam yang dibuat dari batu bata itu terancam kehancuran total akibat pengaruh alam. Selain itu, dampak negatif dart pabrik pupuk Sriwijaya yang terdapat di sebelah selatan kawasan kampleks makam Gede Ing Suro, jika tidak segera ditanggu_langi dapat merusak bangunan kepurbakalaan yang ada di sana. Untuk itu selain dipugar, diharapkan adanya kesadaran darti masyarakat di sekitar areal kompleks makam Gede Ing Suro untuk menj aga kelestarian bangunan peninggalan nenek mayang kita."
Depok: Universitas Indonesia, 1983
S11941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saraswati Jayusman
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S7386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Yasmini
"Arsitek dan pemerhati arsitektur cenderung memperlakukan arsitektur sebagai suatu bentuk bangunan untuk mereka yang; hidup. Padahal sebenarnya beberapa obyek arsitektur yang terkenal datanb dari usaha pemenuhan kebutuhan mereka yang telah mati, salah satunya adalah makam. Uniknya, walaupun masing-masing memiliki tujuan yang berbeda, kita dapat menjumpai adanya keserupaan antara makam itu sendiri dengan bangunan lain, khususnya tempat tinggai semasa hidup. Secara sadar maupun tidak, beberapa masyarakat menyamakan alam baka dengan alam fana, sehingga memperlakukan makam sebagai tempat kediaman berikutnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Rejeki
"Penelitian ini dilakukan terhadap 36 nisan di situs makam Jambansari, Ciamis, Jawa Barat. Situs makam Jambansari secara administratif termasuk lingkungan Rancapetir, Kelurahan Linggasari, Kecamatan Ciamis. Sedangkan secara geografis berada pada ketinggian 233 m di bawah permukaan laut dan pada koordinat 07_1.9'48,7 LS & 108_20'54,2 BT. Penelitian nisan di situs makam Jambansari, Ciamis, Jawa Barat dilakukan dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri bentuk serta ragam bias nisan yang bertujuan untuk pembentukan tipe pada nisan-nisan di situs makam Jambansari, menetukan pola keletakan ragam hias antara sisi recto-verso pada bagian kaki dan kepala si mati, pola penulisan inskripsi, serta mengetahui adanya persamaan antara nisan-nisan di situs makam Jambansari dengan tipe nisan yang dikemukakan oleh Hasan Muarif Ambary. Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan cara membaca isi inskripsi pada nisan yang bertujuan untuk menentukan pola keletakan makam berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan penelitian ini diketahui adanya 15 tipe nisan di situs makam Jambansari (table 16). Tipe yang paling dominan adalah Tipe A2B1C2. Dal.Dbl. Db3.Db7.Db9.Dc2 (Gambar 68). Nisan di situs makam Jambansari memiliki pola keletakan ragam hias, seperti penempatan ragam hias inskripsi yang umumnya pada sisi verso (Gambar 88). Ragam hias inskripsi pada umumnya ditemukan pada bagian tengah badan nisan yang dibatasi oleh bingkai inskripsi berbentuk geometris atau hati. Selain itu nisan di situs makam Jambansari juga memiliki keteraturan dalam penulisan inskripsi, urutan tersebut: I. bagian pembuka, II. Gelar kebangsawanan, III. Nama, IV. Jabatan, dan V. pertanggalan kematian/kelahiran. Penentuan jenis kelamin tokoh yang dimakamkan diketahui dengan cara pembacaan inskripsi pada nisan. Objek yang diteliti untuk menentukan pola keletakan makam berjumlah 9 makam. Dari penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa makam laki-laki berada di sebelah barat sedangkan makam perempuan berada di sebelah timur (Denah I). Secara keseluruhan, penelitian ini memperlihatkan bahwa nisan tipe Troloyo yang dikemukakan oleh Hasan Muarif Ambary, memiliki wilayah penyebaran di sekitar pesisir Utara Jawa, daerah pedalaman Jawa Tengah, Palembang, Banjarmasin, dan Lombok, pada kenyataannya dapat ditemukan di pedalaman Jawa Barat"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Yuwanto
"Nisan-nisan di Komplek Makam Setono Gedong Kediri, Jawa Timur berjumlah sekitar 61 buah dan dibagi atas beberapa bagian, serta terdapat beberapa bagian yang memiliki cungkup Komplek Makam Setono Gedong, dengan jumlah yang berbeda pada masing-masing tipe. Selanjutnya dari 15 tipe dong menurut tradisi nsan merupakan makam para 'auliya' (penyebar Agama Islam) di Kediri. Dan hasil penelitian terhadap nisan-nisan di lokasi tersebut, memunculkan 13 jenis tipe nisan di Komplek Makam tersebut, 3 di antaranya memiliki persamaan dengan tipe nisan Demak.. Jika dihitung nilai frekuensinya adalah sebanyak 11 buah atau sekitar 20 persen dari seluruh obyek yang menjadi sampel penelitian. Hasil perbandingan variabel-variabel bentuk dasar, bentuk badan, bentuk kepala, bentuk kaki, dan hiasan juga memperlihatkan frekuensi persamaan yang cukup besar dengan nisan tipe Demak. Sehingga bisa diperkirakan, hasil penelitian ini menyatakan kesesuaian atau mendukung dan dapat memperkuat pernyataan dalam disertasi Hasan Muarif Ambary. bahwa nisan-nisan tipe Demak-Troloyo banyak ditemukan di daerah Pantai Utara Jawa, daerah pedalaman Jawa Timur dan Tengah, Palembang, Banjarmasin, dan Lombok, Selain itu hal yang menarik adalah ditemukannya motif hias tumpal, ikal, dan sinar Majapahit yang dominan pada beberapa nisan di komplek makam tersebut, selain motif polos (tanpa hiasan) yang juga dominan. Motif-motif tumpal, ikal. dan sinar Majapahit telah dikenal sejak masa sebelum Islam masuk ke Indonesia. Hal ini menunjukkan pembuat nisan di Komplek Makam Setono Gedong, ternyata masih terus mempertahankan tradisi yang telah ada pada masa sebelumnya."
2000
S11809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Wijaya
"ABSTRAK
Awal kedatangan Islam di Pulau Jawa belum di ketahui secara pasti, namun bukti budaya dari masyarakat Islam dapat diketahui melalui penemuan nisan di Leran, Gresik yang berangka tahun 475 H(1082 M). Merupakan nisan dengan angka tahun tertua. Hal ini menunjukkan kedatangan Islam di Pulau Jawa telah muncul sejak abad ke Xl M. Salah satu bukti keberadaan Islam yang sampai pada kita sekarang adalah makam-makam Islam kuno. Makam Islam di Indonesia biasanya berbentuk persegi panjang dengan arah lintang utara-selatan dan terdiri dari bangunan bawah yang dikenal dengan nama kijing atau jirat dan bangunan atas dengan nama nisan atau maesan dan cungkup.
Kata nisan menurut Damais (1957) berasal dari Bahasa Sansekerta niahisa yang artinya kerbau. Pendapat ini didasarkan kebiasan masyarakat prasejarah yang menegakkan batu semacam menhir dan pemotongan kerbau pada upacara kematian dan setelah upacara kematian itu selesai batu itu ditinggalkan. Nisan kubur di Indonesia diletakkan di alas jirat pada sudut puncak bagian utara-selatan, biasanya terbuat dari batu, kayu dan logam. Nisan di Indonesia, selain mendapat pengaruh lokal seperti masa prasejarah, Hindu-Buddha, juga mendapat pengaruh dari luar, seperti Gujarat, Cambay dan Persia, bahkan tidak mungkin ada beberapa nisan yang khusus diimport dilihat dari bahan dan gayanya. Nisan kubur dari sebuah makam dapat dijadikan data untuk mengetahui keberadaan Islam di suatu daerah dan merupakan artefak sebagai tanda dari orang yang dimakamkan.
Penelitian nisan di kompleks makam Kali Pasir, Tangerang bertujuan untuk mengidentifikasi terhadap ciri-ciri bentuk dan motif hias yang ada di kompleks makam ini yang kemudian dilakukan tipologi. Setelah menghasilkan tipologi akan diketahui bentuk seperti apa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kali Pasir, Tangerang pada waktu. Selain itu juga untuk menunjukkan kekunoan dari nisan-nisan yang ada pada kompleks makam ini dilihat bentuk nisan karena nisan-nisan ini belum masuk benda cagar budaya.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pengumpulan data kepustakaan, dengan cara menyelusuri sumber-sumber tertulis tentang penelitian nisan. Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan pengumpulan data di lapangan, dilakukan dengan cara mengukur, mengambar dan memfoto nisan-nisan tersebut agar mendapatkan data yang akurat. Setelah semua data itu didapatkan dilakukan pengolahan data dengan cara melakukan klasifikasi taksonomi karena tujuan dan penelitian ini adalah pembentukkan tipe-tipe nisan di kompleks makam Kali Pasir, Tangerang.
Dari klasifikasi yang dilakukan dihasilkan bahwa pada kompleks makam Kali Pasir, Tangerang terdapat 6 tipe nisan yaitu tipe nisan AIBIC1 yang terdapat sebanyak 12 nisan dengan 3 variasi ragam hias, tipe AIB4C1 sebanyak 2 nisan dengan 2 variasi ragam hias, tipe A2B2C1 sebanyak sebanyak 3 nisan, tipe A2B2C2 sebanyak 7 nisan dengan 3 variasi ragam hias, tipe A2B3C1 sebanyak 5 nisan dengan 3 variasi dan tipe A2B3C2 sebanyak 8 nisan dengan 4 variasi. Dari tipe dan variasi nisan yang dihasilkan dapat diketahui bahwa tipe A1BIC1 didapatkan juga di daerah Banten Lama. Hal ini menunjukkan bahwa nisan-nisan di kompleks makam kali Pasir, Tangerang dari bentuknya memang menunjukkan bentuk-bentuk yang kuno dan itu bisa dimasukkan dalam benda cagar budaya, agar bisa dirawat dan dilindungi. Melihat kondisinya yang tidak terawat.

"
2001
S12022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Herdiansyah
"Masyarakat Jawa sebagai masyarakat yang sinkretik dikenal dengan kemampuan mereka untuk menerima budaya-budaya baru yang masuk ke dalam kehidupan mereka, namun mereka tetap bisa mempertahankan keasliannya. Kepercayaan mereka terhadap penghormatan arwah orang yang sudah meninggal sudah terjadi sejak zaman animisme, sehingga membuat makam memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan mereka. Walaupun sering dianggap sebagai sesuatu yang syirik, namun penghormatan terhadap makam bagi masyarakat Jawa merupakan usaha mereka untuk mengungkapkan misteri dan menyatu dengan Allah. Kompleks Mesjid Jawa yang di dalamnya terdapat makam merupakan salah satu contoh kemampuan mereka dalam mengadapatasi budaya-budaya baru dengan budaya asli mereka. Mereka yakin dengan adanya makam di dalam mesjid, arwah orang yang meninggal tersebut membantu mereka dalam usahanya memahami misteri dan menyatu dengan Allah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
"Gapura Bersayap Pada Kompleks Kepurbakalaan Islam di Cirebon: Kajian Bentuk Sayap, Guna, dan Penempatannya Pada Kompleks Keraton, Makam, Mesjid, dan Taman. (Di bawah bimbingan Isman Pratama Nasution M. Si.). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian terhadap gapura bersayap pada kompleks kepurbakalaan Islam di Cirebon dilakukan antara tahun 2002 hingga tahun 2005. Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk sayap pada gapura bersayap, penempatan, dan kegunaannya pada kompleks bangunan. Gapura bersayap merupakan gapura yang muncul dan berkembang pada masa Islam. Gapura bersayap yang paling populer adalah Gapura Bersayap Sendang Duwur. Namun, gapura bersayap juga ditemukan pada peninggalan Kesultanan Cirebon. Bentuk sayap pada gapura-gapura bersayap di Cirebon leblh sederhana jika dibandingkan dengan bentuk sayap Gapura Sendang Duwur.
Objek penelitian ini meliputi seluruh gapura bersayap yang terdapat pada kompleks keraton, kompleks maknm, kompleks mesjid, dan kompleks taman pada kompleks kepurbakalaan Islam di Cirebon. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan melihat objek secara langsung di lapaugan. Berdasarkan hasil deskripsi awal, ditemukan 20 buah gapura bersayap dari 41 buah gapura yang ditemukan pada kompleks kepurtrakalaan Islam di Cirebon.
Analisis penelitian dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi, yaitu dengan cars membandingkan dan melihat adanya persamaan serta perbedaaan antara gapura yang satu dengan gapura yang lainnya. Selain itu juga dilakukan pemetaan untuk melihat ada tidaknya pola penempatan gapura bersayap.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Bentuk sayap pads gapura-gapura bersayap di Cirebon dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe. (2) Penempatan gapura bersayap pada kompleks bangunan tidak mempunyai pola tertentu dan umumnya ditempatkan menyebar. Masing-masing tipe sayap pads gapura ditempatkan menyebar pada kompleks bangunan tidak hanya terbatas pada satu kompleks saja. (3) Kegunaan gapura bersayap umumnya hanya sebagai pembatas antara halaman yang satu dengan halaman yang lainnya. Berdasarkan basil penelitian yang terbatas ini dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai makna sayap pada gapura, dan mengenai kemunculan gapura bersayap pada jenis candi bentar maupun paduraksa yang kemungkinan dipengaruhi oleh fungsi gapura atau bangunan (ruang) yang ada pada kompleks tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Herdiana
"
ABSTRAK
Penelitian rnengenai pengaruh bentuk-bentuk nisan tipe Demak di Kompleks Makam Kaliwungu dan Tegal Arum yang telah dilakukan ini, tujuannya ialah untuk mengetahui perbedaan nilai kekuatan pengaruh bentuk nisan tipe Demak di kedua tempat tersebut Pengukuran nilai ke_kuatan pengaruh didasarkan pada penghitungan jumlah prosentase persa_maan dan perbedaan bentuk nisan melalui variabel-variabelnya.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian dan inventarisasi laporan-laporan penelitian. Pengolahan data di_lakukan melalui analisis bentuk untuk menghasilkan jenis-jenis atau tipe-tipe nisan pada masing-masing kompleks makam. Kemudian jenis-jenis nisan pada masing-masing kompleks makam tersebut dibandingkan dengan jenis nisan tipe Demak, sehingga menghasilkan gambaran persamaan dan perbedaannya melalui nilai jumlah prosentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk nisan di Kaliwungu mempunyai nilai kekuatan pengaruh bentuk nisan tipe Demak sebesar 6,9 % berdasarkan frekuensi jumlah persamaan jenis bentuk nisan dan 57 % berdasarkan frekuensi jumlah persamaan variabel-variabel bentuk nisan. Sedangkan di Tegal Arum sebesar 3,1 % berdasarkan frekuensi jumlah persamaan jenis bentuk nisan dan 42,7 % berdasarkan frekuensi jumlah persamaan variabel-variabel bentuk nisan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kaliwungu yang lokasinya lebih dekat ke Demak memiliki kekuatan pengaruh bentuk nisan tipe Demak yang lebih besar dibandingkan dengan Tegal Arum yang lokasinya lebih jauh.
Hasil penelitian ini dapat memperkuat suatu teori tentang daerah kebudayaan yang menyebutkan bahwa suatu kebudayaan cenderung untuk berkembang dan menyebar yang berkaitan dengan faktor waktu, jarak.dan keadaan lingkungan. Kemudian semakin jauh jarak dan waktunya, maka akan semakin kecil hubungan persamaannya.
"
1997
S11580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>