Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mayon Mendur
"Pada umumnya, bagian yang pertama kali menarik pada sebuah buku adalah judulnya, karena tertera di halaman pertama. Judul memperkenalkan si colon pembaca pada buku, bahkan dapat membawanya masuk lebih jauh ke dalam isi cerita. Judul sebuah buku bersifat kataforis, artinya judul sudah dapat menggambarkan isi cerita. Pendapat ini kiranya sesuai untuk karya sastra yang berjudul La pharisienne, karena dari judulnya saja sudah dapat ditarik beberapa makna, yang memberikan gambaran mengenai isi cerita. Pertama-tama, kata la pharisienne jelas mengacu pada jenis feminin, sehingga dapat dipastikan bahwa tokoh utama karya ini adalah seorang wanita. Ke dua, mengingat bahwa pengarang tidak menggunakan na_ma seorang wanita sebagai judul melainkan La pharisienne, maka berarti judul tidak hanya mengacu pada tokoh tetapi juga pada suatu gagasan yang sesuai dengan makna kata la pharisienne itu sendiri. Kata la pharisienne, yang di dalam bahasa indone_sia berarti parisi, mempunyai latar belakang teologis. Parisi berasal dari kata iberani 'perushim' yang berarti 'terpisah'. Orang parisi mewakili golongan pemimpin-pemimpin agama yang setia pada Hukum Taurat_"
Depok: Universitas Indonesia, 1980
S14337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Asnidar
"Majas personifikasi merupakan salah satu bentuk kiasan yang melekatkan sifat insani pada benda tak ternyawa dan ide abstrak. Majas personifikasi sering menimbulkan masalah dalam penerjemahan karena bersifat khas pada bahasa. Berdasarkan bentuknya, majas personifikasi dapat diterjemahkan dengan menggunakan bentuk figuratif dan bentuk nonfiguratif.
Penerjemahan majas personifikasi BSu ke BSa berbentuk: 1) penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas personifikasi BSa, 2) penerjemahan majas personifikasi BSu ke majas personifikasi BSa, 3) penerjemahan majas personifikasi BSu ke metafora BSa yang sepadan, 4) penerjemahan majas personifikasi BSu ke simile BSa yang sepadan, 5) penerjemahan majas personifikasi BSu ke idiom BSa yang sepadan, 6) penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi bentuk nonfiguratif BSa.
Prosedur yang ditemukan dalam penerjemahan data meliputi transposisi dan modulasi. Transposisi berupa geseran tataran gramatikal ke tataran kata, dan geseran kategori yang meliputi geseran struktur, unit, kelas kata dan intrasistem. Geseran bentuk disebabkan perbedaan sistem dan kaidah bahasa Prancis sebagai BSu dan bahasa Indonesia sebagai BSa. Geseran ini juga dilakukan untuk mengisi kesenjangan leksikal dalam BSa. Modulasi yang ditemukan meliputi geseran sudut pandang, cakupan makna, dan modulasi bebas berupa eksplisitasi dan implisitasi. Modulasi bebas lain yang ditemukan adalah pemadanan bentuk negatif ganda yang menjadi bentuk positif dalam BSu. Geseran makna dalam penerjemahan data ini dilakukan untuk menciptakan keberterjemahan, yakni kewajaran dan kesetalian makna dalam BSa.
Berdasarkan kesepadanannya dari 136 data majas personifikasi BSu yang diterjemahkan ke BSa terdapat 135 data terjemahan yang sepadan dan hanya 1 data terjemahan yang tidak sepadan. Ketidaksepadanan dalam penerjemahan data terjadi karena penerjemah ingin mempertahankan bentuk BSu dan unsur estetis kebahasaan.

Personification is one of figures of speech which renders the inanimate and abstract ideas animate or human, As a figurative item, it's hard to be translated literally, There are two forms of personification translation, figurative and nonfigurative form.
This research aimed at investigating: 1) the forms of the translation, 2) the procedures used in translating SL personification into TL personification, and 3) the factors causing both equivalence and nonequivalence between SL personifications and their translation in Indonesian.
One hundred and thirty six data were collected from Le Noeud de Viperes, a French Novel from Francois Mauriac and their translation in Indonesian from Jalinan War Berbisa, translated by Ida Sundari Husen. Based on form and equivalence, the findings of this research are: 1) Translation of SL personification in equivalent TL personification, 2) Translation of SL personification in nonequivalent TL personification, 3) Translation of SL personification in equivalent TL metaphor, 4) Translation of SL personification in equivalent TL simile, 5) Translation of SL personification in equivalent TL idiom, 6) Translation of SL personification in equivalent TL nonfigurative form.
Based on procedure translation analysis, the findings are: 1) transposition that included: level shill (from grammar to lexis), unit, structure, class, and intra-system shift, 2) Modulation that included: free modulation, Point of view shift, and lexical field shift. Procedures play an important role in creating translation equivalence. The translation nonequivalence is caused by formal correspondence and Language esthetics factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gading Sulung K A
"ABSTRAK
Dalam AI-Qur'an terdapat banyak kisah para Nabi, di antaranya Kisah Nabi Ibrahim. Di dalam kisah-kisah itu ada contoh-contoh yang perlu diteladani. Untuk lebih memahami isi kisah tersebut, penelitian dilakukan dengan rnenggunakan pendckatan struktural. Karena penelitian terarah kepada budi perkerti maka unsur watak menjadi pembahasan skripsi ini. Data diambil dari teks-teks ayat yang menginformasikan Kisah Nabi Ibrahim.
Penelitian dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal ini dilakukan karena obyek penelitian adalah teks ayat-ayat Kitab Suci Ai-Qur'an. Maka tidaklah heran seandainya dijumpai susunan kalimat yang terasa kaku guna menghindari penyimpangan maksud.
Pendekatan struktural dilakukan sebagai upaya menemukan watak-watak Nabi Ibrahim yang masih tersirat dalam kisah. Sebelum menguraikan watak-watak tersebut sejumlah data yang terdiri dan 176 ayat disusun dan kemudian dikelompokkan menurut pusatan kisah ke dalam episode. Dan hasil pengelompokkan itu didapat tujuh episode dan dua pusatan informasi tentang Nabi Ibrahim. Selanjutnya ketujuh episode dideskripsikan dan dianalisis Watak Nabi Ibrahim: Pendekatan ini juga menampakkan salah satu ciri penyajian Kisah Nabi Ibrahim dalam A1-Qur'an yaitu terbagi-bagi dalam episode. Ini ada kaitannya dengan tujuan Al-Qur'an itu sendiri.
Kepasrahan menyembah kepada Allah dan menjauhkan penyekutuan-Nya merupakan watak yang dominan dalam diri Nabi Ibrahim. Penyajian kisah ini berciri khas, terbagi dalam episode.

"
1995
S13224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudyanto Soesilo
"Arsitektur Postmodern yang mulai berkembang pada tahun 1970an, merupakan bagian yang penting dan tak terpisahkan dari Fenomena Postmodern sebagai pergerakan budaya pada akhir abad XX. Setelah Postmodernisme berkembang di dunia sastra, maka perkembangan ini menjalar ke sektor-sektor lain terutama ke sektor postmodern 'par-excellence", yaitu arsitektur. Pada tahun 1975, seorang sejarawan dan teoritikus Amerika. Charles Jencks dalam bukunya The Language of Post Modern Architecture telah mengalihkan istilah Postmodern dari sastra ke arsitektur. Sampai sekarang arsitektur merupakan bidang yang menonjol dalam wacana mengenai modernitas dan postmodernitas, sehingga tak dapat dipungkiri, bahwa arsitektur mempunyai peran yang penting dalam pergerakan Postmodern sebagai fenomena abad XX.
Di antara tahun 1960-an dan 70-an Postmodernism menyebarkan pengaruhnya pada seni dan arsitektur. Hal itu telah dimulai sejak tahun 1961 oleh buku yang spektakuler yang ditulis oleh Jane Jacobs The Death and Life of American Cities yang menjelaskan tentang pengaruh modernisme dan politik welfare state yang menciptakan kantong-kantong perumahan untuk kaum miskin, kebijaksanaan yang anti urban dan anti human yang pola-pola gridnya telah memotong mekanisme sosial dari pola urban neighbourhood yang telah secara tradisional hidup dalarn masyarakat.
Tahun 1966 Robert Venturi, seorang arsitek, kritikus dan teoritikus arsitektur meluncurkan buku Complexity and Contradiction in Architecture yang menekankan bahwa komunikasi arsitektural membutuhkan kompleksitas bukan simplisitas dan bahkan membutuhkan kontradiksi. Slogan dari kaum modernis "less is more" akan menjurus pada "less is a bore". Pendekatan gaya modernis dan pendekatan sosial yang uniform, teknokratik, dan solusi top down telah ditinggalkan.
Istilah postmodern kemudian dipakai secara menyebar sejak tahun 1970-an. Pada tahun 1975 Charles Jencks menggunakannya dalam arsitektur. Pada akhir tahun 1970-an tiga buah buku menegaskan Postmodernisme sebagai sebuah pergerakan : The Language of Post-Modern Architecture (1977) oleh Charles Jencks, La Condition Postinoderne : rapport sur le savoir (1979) oleh Jean-Francois Lyotard dan Philosophy and the Mirror of Nature (1979) oleh Richard Rorty.
Walaupun sulit untuk merumuskan arti postmodemisme, bukan saja banyaknya hal-hal yang dilabeli postmodernisme tetapi karena para postmodemis sendiri menyangkal bahwa mereka mempunyai doktrin dan teori tertentu. Tetapi walau bagaimanapun harus dilakukan suatu pemahaman yang kurang lebih dapat dicatat, sbb : Adanya tema-tema besar ataupun ide yang muncul dalam karya-karya post-modernisme, adanya berbagai klaim para postmodemis dan adanya isu-isu yang membagi postmodernisme.
Arsitektur Post-Modern kemudian berkembang pesat dengan beberapa doktrin-doktrinnya, di antaranya dikenal : Historicism, Straight-revivalism, Neo-vernacular, Adhocism Urbanist, Metaphor Metaphysical, Post-modern space Masing-masing mempunyai ciri fisik arsitektural tersendiri dan secara keseluruhan mengandung makna pluralistis serta mengindahkan masa lalu.
Arsitektur sering disebut sebagai Applied Art salah satu cabang seni-guna. Sesuai perkembangannya sebagai applied-art, karena harus bisa digunakan, Arsitektur harus ditopang oleh teknologi (building-engineering) dan fisibilitas ekonomi. Dalam perkembangan terakhir, Arsitektur didekati dari berbagai cabang ilmu, misalnya: ilmu-ilmu perilaku (behavioural sciences) seperti: Psikologi, Sosiologi dan Antropologi, di?."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
D489
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Aisha Chandra
"Skripsi ini membahas tentang pemikiran Jansenisme terutama mengenai grâce yang terdapat dalam novel Le Baiser au Lépreux melalui tokoh Jean yaitu dari diri Jean sendiri, lingkungan maupun latar tempat Jean berada. Untuk melihat bagaimana pemikiran tersebut ditampilkan dalam novel Le Baiser au Lépreux maka akan digunakan teori sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes dan teori sekuen Viala dan Schmitt.

Abstract
This thesis analysis the school of thought of Jansenism especially about the grace of God which is implied in the novel of Le Baiser au Lépreux through its main character Jean. The analysis will be focusing on Jean itself, his environment and places where he has been. To demonstrate the way the thoughts are being exposed in the novel of Le Baiser au Lépreux, the structuralism theory of Roland Barthes, Viala and Schmitt are applied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S520
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joesana Tjahjani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan makna judul dan hubungannya dengan struktur karya. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang digunakan adalah : teori Tzvetan Todorovmengenai aspek karya naratif, teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori Schmittdan Viala mengenai sekuen, teori Jan Van Luxemburg dkk. Mengenai situasi bahasa dalam karya sastra, teori Nidadan Taber mengenai jenis-jenis makna serta teori Mariana Tutescu mengenai analisis komponen makna dan isotopi.
Analisis struktur karya mengungkapkan bahwa didalam karya terdapat bagian cerita yang terputus-putus,karena tidak diketemukannya hubungan logis dalam keseluruhan karya. Selain itu analisis ini mengemukakan pula kehadiran penutur yang berganti-ganti. Hal-hal tersebutmengakibatkan timbulnya kesan kesenjangan di dalam karya.
Setelah analisis struktur karya, dilakukan analisismakna kata-kata yang terdapat di dalam judul (kecuali kata-kata gramatikal). Tampak kemudian bahwa ternyata judul memiliki hubungan yang erat dengan keseluruhan isi karya. Setiap kata dalam judul berhubungan dengan salah satu unsur karya. Penelitian terakhir yang dilakukan bertujuan untuk mengungkapkan kesatuan makna dalam keseluruhan judul. Hasil yang diperoleh adalah bahwa kata-kata yang diteliti memiliki komponen makna bersama yakni komponen makna bersama 'keadaan terputus dari akal atau pikiran manusia'.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa keadaan terputus dari akal atau pikiran manusia yang terungkap sebagai makna judul menggambarkan tidak adanya hubungan logis dalam keseluruhan karya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study examines the correlational relationship of profesionalisme,work satisfaction and work performance on lecture profession. The profesionalisme variable is measured by five dimension....."
JUEKBIE
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>