Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspita Dara Pratiwi
"Penelitian tentang perbandingan idiom dari dua bahasa yang tidak satu rumpun masih sedikit dilakukan. Idiom-idiom yang berasal dari ranah hewan memberikan kekhasan tersendiri karena dapat mengumpamakan sifat manusia dengan hewan. Idiom-idiom tersebut diteliti ke dalam tiga jenis perbandingan berdasarkan teori Robert Lado (1957). Tujuan dari penelitian adalah untuk menunjukkan persamaan-_persamaan dan perbedaan-perbedaan serta kekhasan idiom bahasa Jerman dan Indonesia yang berasal dari ranah hewan. Sumber data bahasa Jerman yang saya pergunakan adalah DUDEN (2002) dan sumber data bahasa Indonesia adalah Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia dari tiga penulis, yakni Abdul Chaer, J. S. Badudu, dan Maman S. Mahayana, dkk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 21 idiom yang dapat diperbandingkan ke dalam tiga jenis perbandingan, terdapat dua idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan yang memiliki struktur ungkapan dan makna yang mirip. Kemudian, dua idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan memiliki struktur ungkapan mirip, tetapi maknanya berbeda. Tujuh belas idiom bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang berasal dari ranah hewan memiliki struktur ungkapan berbeda, tetapi maknanya sama. Dari 21 idiom yang diperbandingkan ini, nama hewan yang paling banyak digunakan adalah kucing. Hal ini disebabkan oleh kemiripan interpretasi orang Jerman dan Indonesia terhadap sifat hewan kucing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pragita Riyani
"In meiner Arbeit geht es um die Entlehnungen der Worter und ich beschrankte das Problem nur uber die Fremdwroter and Lehnworter aus dem Lateinischen. In folgenden Sprachperioden ist der lateinische Einflul_ auf den germanischen Wortschatz besonders gro_ (1) die Romerzeit 1-4 Jh. die erste lateinische Welle (2) die Zeit der Christianisierung 4 - 8 Jh. die zweite lateinische Welle (3) das zeitalter des Humanismus, Ende des 15 - 16 Jh. die dritte lateinische Welle (4) 19 - 20 Jh. Internationalismen aus lateinischen und griechischen Wortstammen. Jede Periode hat verschiedene Merkmale, die in Romerzeit entlehnt wurden, vor allem die Ausdrucke des praktischen alltaglichen Lebens. Die Worter, die aus der Zeit der Christianisierung entlehnt wurden, sind die Worter des christlichen Lebens. Die Lehnworter, die aus Humanistenzeit stammten, sind Worter, die in der katholischen Kirche benutzt wurden und aus der Bereichen,die fur die Humanisten sehr interessant waren. Die aus 19 - 20 Jh. stammenden Lehnworter werden in deutsche Sprache ibernommen, well es Bedurfnisse gibt, um neue Fachvokabular fur Wissenschaft and Technik zu bilden. Diese Lehnworter verbreiteten sich international (Internationalismen). In dieser Arbeit mochte ich analysieren, wie die Lateinischen Lehnworter in die deutsche Sprache verandern. Die lateinishen Lehnworter, die aus Ramerzeit und die Zeit der Christianisierung stammten, Lautveranderungen haben and ins Deutsch angepa_t sind. Die lateinische Lehnworter, die aus dem zeitalter des Humanismus and 19 - 20 Jh stammten, haben keine Lautveranderungen, aber die Endung der Worter ins Deutsch angepa_t sind."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S16205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Putri Sakina
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiasari Indayani
"Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab pertama terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Permasalahan Penelitian, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Sumber Data, Prosedur Kerja dan Sistematika Penyajian.
Dalam bab kedua dijabarkan landasan teori. Teori Lyons digunakan sebagai dasar konsep makna referensial, sementara konsep makna konotatif menggunakan teori dari Blanke. Teori mengenai idiom berdasarkan teori dari Palm dan sebagai teori pendukung digunakan teori dari Drosdowski dan Burger.
Bab ketiga- merupakan analisa data. Seluruhnya terdapat 24 idiom yang danalisis. Kesimpulan penelitian terdapat pada bab keempat.
Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa dari 24 idiom, sebanyak 17 idiom merupakan idiom penuh, scdangkan 7 idiom lainnya adalah semi-idiom. Pada idiom penuh, 13 idiomnya berbentuk frase, sernentara 4 idiom lainnya berbentuk kalimat. Pada semi-idiom, seluruh idiomnya berupa frase.
Ditinjau dari fungsinya, 17 idiom berfungsi sebagai predikat, 1 idiom menempati fungsi predikatif, dan 2 idiom berfungsi sebagai adverbial. Sedangkan ditinjau dari kestabilannya, dari 24 idiom, 17 idiom bersifat stabil dan 7 idiom lainnya lidak stabil. Analisa data juga menunjukkan bahwa antara makna harafiah dan makna idiomatis sebuah idiom terdapat suatu hubungan. Namun, untuk melihat hubungan tersebut, kita harus mengetahui terlebih dahulu kebudayaan dan. kebiasaan niasyarakat Jerman di masa lalu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S14738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini bertujuan untuk memberikan cara peminjaman istilah kedokteran bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Perancis, serta memberikan persamaan dan perbedaan makna kedua bahasa tersebut, jika ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan cara mencuplik istilah-istilah kedokteran bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Perancis dalam Kamus Kedokteran, karangan K. St. Pamoentjak, dkk.
Teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori istilah dan cara pembentukannya (KBBI, 1988:1041-1055) serta teori semantik mengenai analisis komponen makna (Nida dan Taber, 1982: 76-77).
Analisis dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis cara peminjaman istilah kedokteran bahasa Perancis oleh bahasa Indonesia dan analisis komponen makna. Analisis pertama menunjukan bahwa istilah bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Perancis dipinjam dengan cara menyerap,menerjemahkan, dan menyerap sekaligus menerjemahkan. Sebagian besar, yaitu 72,16% merupakan hasil penyerapan. 22,78% merupakan hasil penerjemahan, dan hanya sebagian kecil, yaitu 5,06% yang merupakan hasil penyerapan dan penerjemahan sekaligus.
Analisis kedua menunjukkan bahwa makna istilah kedokteran bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Perancis ada yang sama dan ada yang berbeda dengan makna asalnya. Sebagian besar, yaitu 93,67% memiliki makna sama dan hanya sebagian kecil, yaitu sebanyak 6,33% yang memiliki makna berbeda.
Dari kedua analisis tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa motivasi bahasa Indonesia meminjam istilah dan makna dari bahasa Perancis adalah motivasi kebutuhan, artinya istilah dan makna yang dipinjam tersebut belum dimiliki oleh bahasa Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Nila Sari
"Kontak bahasa yang sering terjadi di masa lampau antara bahasa Belanda dengan bahasa Indonesia pada masa kolonialisme, telah mempengaruhi bahasa Indonesia. Salah satu aspek yang dapat dilihat dari pengaruh tersebut adalah istilah bahasa Indonesia di bidang hukum. Hukum Indonesia pada awalnya banyak dipengaruhi hukum Belanda, sehingga banyak istilah hukum Belanda diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti mosi, gratifikasi, dan somasi.Skripsi ini membahas kata serapan istilah hukum bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Belanda yang dikaji dari segi perubahan fonologis dan perubahan maknanya. Perubahan bunyi kata serapan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia pada skripsi ini dikelompokkan menjadi jenis perubahan bunyi di awal dan di akhir kata, perubahan bunyi di awal kata, perubahan bunyi di akhir kata, perubahan bunyi vokal panjang menjadi vokal pendek dan perubahan bunyi /_/ menjadi /g/. Kemudian dibahas juga perubahan makna meluas dan menyempit dalam skripsi ini pada kata-kata serapan tersebut. Banyak istilah hukum bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan makna dibandingkan kata aslinya, karena pada umumnya diterjemahkan langsung. Untuk dapat menyajikan skripsi ini dengan baik, maka penulis membagi skripsi ini menjadi empat bagian yaitu bab pertama merupakan pendahuluan, bab kedua yang berisi teori-teori landasan penelitian ini, lalu bab ketiga hasil analisis dari penelitian, dan terakhir adalah bab keempat yaitu kesimpulan yang diambil dari analisis bab ketiga.

Language contact which oftenly happened in the past between Dutch and Indonesian language in the colonial era, had influenced Indonesian language. One of the aspect that could be seen from those influences is Indonesian language in law term. Indonesian law in the beginning was influenced by the Netherland_s law, therefore many law terms had influenced Indonesian language, namely mosi, gratifikasi, and somasi. This thesis elaborate loanwords in Indonesian language law term that originated from Dutch which examine from the phonetics and semantics changes. In this thesis, the change of sound in Dutch loanwords into Indonesian language is divided in groups of the change of sound in the beginning and end of word, the change of sound in the beginning of the word, the change of sound in the end of the word, the change of /_/ into /g/. Furthermore, in this thesis also examine the change of meaning in every loanword. Much Indonesian language law term do not change in term of meaning because they are direct translated.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15826
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ariani
"Proses nominalisasi merupakan salah satu cara membentuk nomina yang terdapat di dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. bahasa Jerman membedakan pemakaian istilah nominalisasi, yaitu Nominalisierung untuk tatatran frase dan kalusa, dan substantivierung untuk tataran kata; bahasa Indonesia hanya memiliki satu istilah untuk tataran kata, frase dan klausa yaitu nominalisasi.
Berdasarkan penelitian, terdapat perbedaan penggunaan alat pembentuk, yaitu afiks. Dalam bahasa Jerman hanya sufiks yang dapat mengubah kelas kata, sedangkan bahasa Indonesia dapat dilakukan oleh prefiks, sufiks, konfiks dan kombinasi afiks.
Kedua proses nominalisasi tersebut masing-masing diuraikan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapat digambarkan dalam bentuk tabel.
Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan dan persamaan bentuk serta makna semantis dari hasil proses nominalisasi.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada proses nominalisasi dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia walaupun berbeda bila ditinjau dari segi bentuk tetapi memiliki persamaan dari segi makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anfebe Kapoh
"ABSTRAK
Preposisi sebagai salah satu jenis kata yang biasanya diletakkan di depan kata benda atau padanan kata benda. gategori ini tidak hanya dikenal dalam bahasa Indonesia tetapi juga dalam bahasa Jerman. Jika kita analisa preposisi dalam kedua bahasa tersebut naka akan dapat kita lihat persanaan naupun perbedaannya.
Begitu banyak preposisi yang kita kenal dalam kedua bahasa tersebut, sehingga penulis nerasa perlu untuk nembatasi topik penbahasan dalan skripsi mni yaitu hanya nenbahas.secara detail preposisi yang nenyatakan hubungan lokal. Tidak hanya dari segi kuantitasnya saja, preposisi juga nemiliki fungsi dan variasi penggunaan yang sangat beraneka ragam.
Perbedaan yang paling menyolok antara preposisi yang Indonesia adalah Rektion. Mungkin istilah ini masih asing bagi kita dan semoga skripsi ini dapat membantu para pembaca untuk lebih mengenal istilah tersebut serta hal_hal lain yang berhubungan dengan preposisi, khususnya preposisi yang menyatakan hubungan lokal.

"
1990
S14586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silfia
"ABSTRAK
Penelitian yang membahas masalah pungutan ini dilakukan melalui penelitian kepustakaan, yaitu dengan menggunakan kamus ekabahasa bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai proses pemungutan, bentuk istilah pungutan, dan untuk menggambarkan makna istilah pungutan yang memadai/kurang memadai dalam BI.
Pengumpulan data dilakukan dengan mencuplik istilah-_istilah yang bertanda Pr (berasal dari bahasa Perancis) dalam kamus hukum bahasa Indonesia. Data yang diperoleh berjumlah 107 buah istilah. Akan tetapi setelah data-data tersebut diteliti dalam kamus hukum Perancis, hanya dijumpai 42 istilah. Data yang 42 inilah yang diteliti.
Penelitian dilakukan beberapa tahap. Pertama penelitian mengenai proses pemungutan, kedua mengenai bentuk istilah pungutan, dan yang ketiga analisis sem.
Dalam melakukan analisis, penulis bertumpu pada beberapa teori, yaitu teori mengenai bentuk istilah dari Andre Martinet dan analisis sem dari Mariana Tutescu.
Hasil analisis proses pemungutan menunjukkan bahwa sebagian besar istilah dipungut melalui proses penerjemahan (57,14%), penyerapan istilah secara utuh (26,19%), dan penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal (16,67%). Besarnya persentase istilah yang dipungut melalui proses penerjemahan menunjukkan bahwa bahasa Indonesia lebih mengutamakan pemakaian istilah asing yang sudah diterjemahkan.
Bentuk-bentuk istilah pungutan dalam BI sebagian besar berbentuk monem dan sintagma (masing-masing 33,33%), selebihnya berbentuk sintem /derivasi/(23,81%), dan sintem/komposisi (9,52%).
Dari analisis sem yang dilakukan sebagian besar makna istilah pungutan dalam BI memiliki makna yang memadai (90,48%), dan makna yang kurang memadai (9,52%). Timbulnya makna yang kurang memadai, karena istilah pungutan tersebut mendapat padanan yang kurang tepat.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S16390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevani Yuliana Anita
"Penelitian ini merupakan penelitian fraseologi yang meneliti tentang perbandingan tingkat kesepadanan makna dan bentuk antaridiom bahasa Jerman yang memiliki komponen kata “Geld” dan komponen kata yang bersinonim dengan “Geld” dengan padanannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui metode analisis kontrastif untuk memperoleh perbandingan antarfrasem di dua bahasa berdasarkan makna fraseologis, makna leksikal dan struktur sintaksis yang dimiliki frasem, dalam hal ini idiom, dan padanannya. Dari tujuh belas idiom bahasa Jerman yang memuat komponen kata “Geld” dan komponen kata yang bersinonim dengan “Geld” objek penelitian, terdapat dua idiom bahasa Jerman yang memiliki relasi kesepadanan penuh (totale-Äquivalenz) dengan padanan idiomnya dalam bahasa Indonesia, tiga belas idiom bahasa Jerman yang memiliki relasi kesepadanan sebagian (partielle-Äquivalenz) dan relasi kesepadanan subtitusi (Substitutions-Äquivalenz) dengan padanan idiomnya dalam bahasa Indonesia, satu idiom bahasa Jerman yang hanya memiliki relasi kesepadanan subtitusi (Substitutions-Äquivalenz) dengan padanannya dalam bahasa Indonesia dan satu idiom bahasa Jerman yang tidak memiliki relasi kesepadanan (Null-Äquivalenz) dengan padanannya dalam bahasa Indonesia.
.....This phraseology research aims to compare the level of equality of meaning and form between german phrasem and indonesian phrasem, in this case idioms, containing components “Geld” and components which are synonymous to “Geld. This contrastive research compares the idioms based on phraseological meaning, lexical meaning and syntactic structure owned by idioms and their equivalents. Of the seventeen german idioms containing the word "Geld" and components synonymous with “Geld” that were used as research objects, this study obtained following results:There are two german idioms that have a full equality relation (totale-Äquivalenz) with their equivalents in Indonesian, thirteen german idioms that have partial equality relation (partielle-Äquivalenz) and equality relations substitution (Substitutions-Äquivalenz) with their equivalents in Indonesian, one german idiom that has only substitution relation (Substitutions-Äquivalenz) with its equivalent in Indonesian and one German idiom that has no equivalent (Null-Äquivalenz) with its equivalent in Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>