Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosalina Elvira
"Dalam skripsi ini diuraikan mengenai kata kerja bantu tersebut, yaitu kata kerja mana saja yang mendapatkan hebben sebagai kata kerja bantu, yang mana saja yang mendapatkan zijn sebagai kata kerja bantu. Selanjutnya yang mana saja dapat menggunakan keduanya dan juga apa perbedaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaret J.A. Malik
"Sesuai dengan judulnya, Perbedaan Pemakaian ala Lampau Simpel dan Aspek Perfektum Kini untuk Menunjukkan Waktu Lampau dalam Bahasa Inggris Inggris, dalam skripsi ini dibedakan antara bentuk Lampau Simpel (Simple Past) - yang merupakan sebuah kala - dan Perfektum Kini (Present Perfect) - yang merupakan sebuah aspek. Namun sebelum penulis menyinggung kedua bentuk ini terutama perbedaannya - di Bab I dimasukkan pula jenis-jenis verba sesuai dengan fungsinya, yaitu verba utama dan verba bantu. Setelah menyinggung verba, maka dibahas pula kombinasi verba utama dan verba bantu dalam membentuk frasa verba. Hal ini penting mengingat bentuk perfektum kini merupakan frasa verba yang bersifat kompleks, sedangkan bentuk lampau simpel, sesuai namanya, bersifat simpel. Selanjutnya, kita masuk ke salah satu dasar dari pokok bahasan utama, yaitu kala. Untuk ini penulis memilih pembagian dari Jespersen (1958) yang berjumlah tujuh buah, dengan tiga titik waktu utama (lampau, kini, mendatang) sebagai pusat dan empat lainnya sebagai sub-ordinat (sebelum-lampau,sesudah lampau, sebelum-mendatang, sesudah-mendatang). Kemudian barulah kala lampau itu sendiri dibahas. Jumlahnya ada lima, yaitu titik khusus di waktu lampau, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang telah selesai, sebuah kurun waktu diwaktu lampau yang belum selesai, sebuah kurun waktu di waktu lampau dengan titik relevan di waktu lampau pula.Setelah membahas kala, barulah dibahas aspek. Dalam bahasa Inggris ada dua oposisi aspektual, yaitu antara Progresif dan Non-Progresif, serta Perfektum dan Non-perfektum. Selain itu, ada pula aspek khusus untuk menunjukkan kebiasaan di waktu Lampau. Untuk aspek Perfektum dan Non-perfektum hanya dibahas sekilas sebagai perkenalan karena maknanya yang lebih mendetil dibahas secara khusus di bab berikutnya.
Selanjutnya di Bab II, sebelum menyinggung perbedaan pemakaian kedua bentuk ini, terlebih dahulu dibahas kelas-kelas verba ditinjau dari maknanya. Kelas verba ini ada dua: verba peristiwa dan verba keadaan. Kemudian pemakaian kala lampau simpel diperinci menjadi empat kategori: untuk waktu yang takrif di waktu lampau lampau, untuk kurun waktu di waktu lampau yang tak ada hubungannya dengan waktu kini, untuk kebiasaan di waktu lampau, dan untuk mengacu ke waktu kini dan mendatang. Pemakaian aspek perfektum kini, di lain pihak, membicarakan hal-hal di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, atau menunjukkan telah selesainya suatu kejadian namun akibatnya masih ada atau terasa. Selain itu, ia dipakai pula dengan bentuk-bentuk khusus dan untuk memulai sebuah percakapan atau wacana.
Di Bab III kedua bentuk ini dicari perbedaan pemakaiannya.Ternyata ada tiga, yaitu waktu yang takrif di waktu lampau untuk kala lampau simpel dan waktu yang tak takrif untuk perfektum kini, kelanjutan ke waktu kini untuk perfektum kini dan tak adanya kelanjutan itu untuk kala lampau, serta akibat di waktu kini untuk perfektum kini dan tidak adanya akibat itu untuk kala lampau simpel. Kedua bentuk ini, walau tidak ada persamaannya, namun ada pula pemakaiannya yang tumpang tindih. Berarti ada kemungkinan menggunakan salah satu untuk keduanya dalam beberapa hal khusus, misalnya dalam konstruksi non-finit.Sebagai penutup, disinggung pula pemakaian adverbia waktu untuk keduanya. Ternyata ada kelompok adverbia yang telah tetap pemisahan pemakaiannya, namun ada pula yang mungkin dipakai keduanya, asalkan jelas tolak ukurnya, dengan mengingat perbedaan utama keduanya yang sudah dibahas di bab-bab sebelumnya.Demikianlah abstrak skripsi yang bertema central gramatika ini. Kiranya akan ada manfaatnya bagi yang berminat akan hal ini atau dapat menjadi sebagian bahan acuan bagi yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Joice Irawati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemakaian kata bantu kata kerja no da telah dilakukan untuk skripsi mencapai gelar sarjana sastra. Tujuannya adalah untuk mengetahui pemakaian kata bantu kata kerja dalam dialog dan narasi baliasa Jepang modern. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dan analisa yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan-kesimpulan yang berusaha memberi gambaran bagaimana pemakaian kata bantu kata kerja no da, Kesimpulan-kesimpulan itu adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da merupakan penjelasan mengenai hal yang tidak dapat diketahui oleh orang lain (hal yang bersifat pribadi).
2. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da merupakan penjabaran dari klausa sebelumnya atau penjabaran dengan kata-kata lain, atau dapat juga penjabaran dari suatu fakta yang tersembunyi (tidak muncul dalam bentuk kata-kata).
3. Pemakaian dalam keadaan dimana no da bergabung dengan unsur kategori gramatikal dugaan (darou, deshou) dalam situasi pembicara meminta pendapat lawan bicara atas hal yang tidak diyakininya.
4. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da menjelaskan suatu alasan atau dasar dari klausa sebelumnya.
5. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da menjelaskan kesimpulan dari klausa sebelumnya yang tersembunyi (tidak muncul dalam bentuk kata-kata).
6. Pemakaian dalam keadaan no da bergabung dengan unsur kategori gramatikal dugaan (darou, deshou) yang klausanya diawali dengan kata tanya (doushite), dalam situasi dimana klausa (?) ini ingin meminta jawaban dari klausa sebelumnya (?).
7. Pemakaian dalam keadaaan klausa di depan no da menjelaskan fakta suatu hal, yang situasi selanjutnya memiliki hubungan dengan fakta tersebut.
8. Pemakaian dalam bahasa narasi dimana kalimat di depan no da merupakan latar belakang dari kalimat sebelumnya.

"
1996
S13586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herniwati
"Penelitian analisis kesalahan mengenai bahasa Jepang masih sedikit, maka, bertitik tolak dari Iatar belakang tersebut di atas, saya akan melakukan analisis kesalahan penggunaan kata bantu kasus (kakujoshi/補助 ) bahasa Jepang dalam karangan mahasiswa Indonesia pemelajar tingkat dasar di perguruan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tipe dan penyebab kesalahan penggunaan kata bantu kasus (kakujoshi/補助) bahasa Jepang dalam karangan yang ditulis pemelajar tingkat dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mengamati fakta sinkronis sebagaimana adanya. Untuk dapat mendeskripsikan kesalahan digunakan dan ancangan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini, saya memilih jenis studi kasus eksploratoris dengan menggunakan dua ancangan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T2958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachrun Suwatdi
"Setelah meninjau contoh-contoh kalimat dengan kata bantu wa dan ga dari berapa cukilan karya kesusasteraan Jepang serta terjemahannya dalam Bahasa lndonesia, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1 Kata bantu wa sebagai penanda tema.Gatra Benda yang akan di jadikan tema terletak di muka kata bantu wa. Gatra benda tersebut haruslah anaphoric atau generic. Sedangkan gatra benda yang non-anaphoric atau non-generic tidak dapat menggunakan kata bantu wa sebagai penanda tema. Ano hito wa shacho desu.orang itu adalah direktur. Kajira wa honyu dobutsu desu.lkan paus adalah binatang yang menyusui. Ame wa futte imasu.Hujan turun Pada kalimat , ano hito '. (orang itu) adalah anaphoric dan pada kalimat, ku jira; (ikan paus) ada_lah generic. Kedua gatra tersebut dapat dijadikan tema. Karena itu kata bangtu wa dapat digunakan sebagai penanda tema dalam kalimat dan. Sedangkan dalam kalimat, Ame (hujan) adalah non anaphonic dan juga non- generic sehingga kata bantu wa sebagai penanda tema tidak dapat dipergunakan. Kata bantu wa sebagai penanda pertentangan. Gatra benda yang terletak dimuka kata bantu wa sebagai penanda pertentangan tidak mempunyai syarat apa-apa. Si pembicara hanya menekankan kata bantu wa tersebut secara fonetik_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S13516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Muharikah
"Tesis ini menjelaskan pengaruh pengubahan (recasts) terhadap konsistensi penggunaan kata kerja berketerangan waktu lampau dalam penulisan teks rekon. Jurnal dialog dipilih sebagai aktifitas komunikatif sebagai wadah interaksi antara 13 siswa bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) dan seorang pengajar sekaligus peneliti. Melalui jurnal tersebut, siswa diminta menulis kegiatan lampau mereka dan tulisan tersebut dikomentari oleh pengajar. Dalam komentarnya, pengajar memberikan pengubahan pada bentuk kata kerja lampau tidak berterima siswa. Terdapat tujuh entri jurnal selama perlakuan diberikan. Tiga jurnal entri pertama menerima pengubahan tanpa penguatan, sisanya menerima pengubahan dengan penguatan. Setiap entri jurnal diukur tingkat konsistensinya untuk melihat perkembangan konsistensi siswa. Terdapat pre- dan post test yang juga diukur akurasinya untuk melihat dampak perlakuan pada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengubahan, terutama apabila diberi penguatan, memengaruhi konsistensi siswa terhadap penggunaan kata kerja berketerangan waktu lampau. Pengubahan juga memicu siswa untuk memodifikasi keluaran (output) mereka ke dalam bentuk yang lebih berterima dalam bahasa target.

This thesis explains the impact of recasts on students consistency in the use of past tensed verbs in writing recount texts. In this thesis, a journal dialogue is chosen as the communicative activity that facilitates the interactions between 13 EFL students and a teacher (the researcher). Through their journals, the students were asked to write about their past activities. The teacher gave comments on every journal the students had written. Through the comments given, the researcher recasted the errors made by the students. Each student wrote seven journal entries in total during the treatment. The first three journals received recast without enhancement while the rest received recast with enhancement. The consistency in the use of past tense in each journal entry was measured. Students were given pre-and post tests to see the impact of the treatment on their writing. The result of the research shows that recasts, especially when they are enhanced, affect students consistency in the use of past tense in writing recount texts and also encourage most students to modify their output with target-like patterns.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sriwardani
"Partisipel perfektum merupakan verba. Terkadang penggunaan bentuk partisipel perfektum mirip dengan ajektiva.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan partisipel perfektum berdasarkan pilihan penutur asli Belanda. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan makna yang terjadi pada bentuk partisipel perfektum yang berkombinasi dengan frasa preposisi dan yang tidak berkombinasi dengan frasa preposisi, serta untuk mengetahui fungsi preposisi tersebut dalam kalimat. Disamping itu juga dibahas tentang ada tidaknya perubahan fungsi semantis pada subjek kalimat dengan verba bentuk partisipel dan subjek kalimat dengan verba bentuk dasar.Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari angket guna mengetahui pilihan para penutur asli Belanda mengenai konstruksi kalimat yang lazim digunakan. Hasil dari angket tersebut dihitung untuk mengetahui persentase pilihan para responder. Secara kualitatif, data dianalisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan makna jika sebuah bentuk partisipel berkombinasi dengan preposisi. Namun seberapa banyak partisipel perfektum yang mengalami perbedaan makna tidak dihitung.Dan penelitian ini dapat dilihat bahwa ada kecenderungan para penutur asli Belanda untuk menggunakan bentuk partisipel perfektum sebagai ajektiva. Selain itu, dari hasil analisis dapat juga dilihat adanya perbedaan makna jika partisipel perfektum berkombinasi dengan preposisi, namun ada beberapa partisipel perfektum yang tidak mengalami perbedaan makna meskipun berkombinasi dengan preposisi. Dan kadangkala terjadi perubahan fungsi semantis pada subjek karena beberapa faktor pemicu, yaitu karakteristik verba tertentu dan adanya perubahan jenis kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ramlan
Yogyakarta: U. P. Karyono, 1980
499.221 RAM k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica
"Skripsi ini membahas bagaimana struktur dan penggunaan kelas kata yang dapat berdiri sendiri dalam surat dinas Rusia. Analisis skripsi ini menggunakan metode deskriptif analitik yaitu memaparkan data yang akan dianalis kemudian menganalisisnya dengan teori kelas kata oleh Savko dan Kalinina dan Anikina serta teori surat dinas oleh Kuznecov. Dari analisis pada bab tiga diperoleh hasil bahwa penggunaan bagian-bagian struktur tersebut secara umum serupa namun ada beberapa bagian disesuaikan dengan kebutuhan penulis surat masing-masing. Sedangkan dari pemilihan dan penggunaan kelas kata, surat dinas jelas menggunakan bahasa yang formal dan penggunaan kelas kata dalam tiap-tiap surat memiliki pakem yang serupa"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15069
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abuzar Roushanfikri
"Salah satu ciri khas utama kata kerja dalam bahasa Rusia adalah adanya penggunaan aspek (bud) kid/. Aspek dalam bahasa Rusia mengacu pada sudut pandang (point of view) penutur atau pembicara ketika mendeskripsikan proses berjalannya suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan. Dalam bahasa Rusia, aspek dikelompokkan menjadi dua, yaitu aspek perfektif (coeeputetathtu mid) /soversennyj vid/ dan aspek imperfektif (itecoeeputenubit Bud) /nesovergennyj vid/ Dalam kalimat-kalimat yang lebih kompleks, misalnya pada teks-teks analisis pertandingan catur, peran dan fungsi penggunaan aspek akan semakin bervariasi. Dalam permainan catur, kemungkinan jumlah langkah serta kalkulasi langkah yang sedang dan hendak direncanakan amatlah kompleks. Oleh karena itu, dalam teks-teks analisis catur, diperlukan pemaparan, penjelasan, penggambaran situasi, keadaan, serta strategi yang akurat. Berdasarkan pemahaman tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana konteks dan interpretasi dui penggunaan aspek perfektif dan imperfektif dalam teks-teks analisis pertandingan catur berbahasa Rusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14840
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>