Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metta Yunita
"Dalam Bahasa Indonesia dikenal sebuah kelas kata yang disebut kategori fatis. Kategori ini ada yang berupa partikel, kata, dan frase. Namun tidak semua bahasa mengelompokkan kata-kata seperti ini ke dalam sebuah kategori berdasarkan fungsi fatisnya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah metode untuk menerjemahkan kategori fatis Bahasa Indonesia ke dalam bahasa asing.
Fokus masalah pada karya tulis ini adalah penerjemahan partikel fatis Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jepang. Karya tulis ini disusun dengan tujuan agar pengetahuan mengenai kategori fatis dapat bertambah, terutama bagi mereka yang hendak menerjemahkan partikel fatis Bahasa Indonesia ke Bahasa Jepang.

In Indonesian language there is a word class known as phatic category. The category includes particles, words, and phrases form. However, not all of languages in this world classifies this kind of words in a category based on its phatic function. Therefore, we need methods to translate Indonesian phatic category into another language.
Focus on this thesis is translating Indonesian phatic particles into Japanese. By reading this thesis, I hope that we can enrich our knowledge about phatic category, mainly for those who want to translate Indonesian phatic particles into Japanese.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13617
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inge Nurina Felistyana
"Penerjemahan adalah penyampaian kembali isi pesan dalam teks sumber ke dalam teks sasaran. Proses penerjemahan tidak dapat lepas dari pergeseran bentuk maupun makna. Penelitian ini berfokus pada penerjemahan kosakata kebudayaan fisik bahasa Jepang ke Indonesia dalam cerita Imogayu. Permasalahan yang diangkat adalah pergeseran bentuk dan makna yang terjadi dan pengurangan isi pesan. Data berjumlah 27 data yang berupa kosakata kebudayaan fisik dalam bahasa Jepang beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Data dianalisa secara bentuk bahasa untuk mengetahui pergeseran bentuk yang terjadi. Data dianalisa secara semantis dengan cara analisis komponen makna untuk mengetahui pergeseran makna, kemudian dianalisa pengurangan isi pesannya berdasarkan kesesuaian bentuk dan fungsi benda yang terkandung dalam kosakata kebudayaan fisik tersebut. Dari analisis tersebut, disimpulkan bahwa : 1) Sebagian besar data mengalami pergeseran bentuk, yaitu pergeseran tataran sintaksis atau pergeseran unit, pergeseran struktur gramatikal dan pergeseran sistem bahasa; 2) Sebagian besar data mengalami pergeseran makna, yaitu pergeseran makna spesifik ke generik dan pergeseran makna yang tidak tergolong pergeseran makna spesifik-generik; 3) Sebagian besar data tidak mengalami pengurangan isi pesan kosakata karena karena fungsi benda dipertahankan walaupun bentuk bendanya berbeda antara benda/objek dalam bahasa sumber dengan bahasa sasaran"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Martini
"Majas personifikasi merupakan bentuk kiasan yang memasangkan sifat-sifat manusia pada benda mati. Penerjemahan majas personifikasi kerap kali menimbulkan banyak permasalahan. Berdasarkan sumber data dari cerpen-cerpen karya Akutagawa Ryunosuke yang berjudul Kappa, Kumo no Ito, dan Imogayu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dr. Bambang Wibawarta dengan judul Kappa, Benang Laba-laba, dan Bubur Ubi ditemukan bahwa majas personifikasi Jepang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk figuratif yang tidak hanya berbentuk personifikasi saja, namun ditemukan juga bentuk hiperbola dan simile. Selain itu majas personifikasi juga dapat diterjemahkan ke dalam bentuk nonfiguratif. Berdasarkan bentuknya, dari 15 data yang terkumpul dapat diuraikan menjadi penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas personifikasi BSa yang berjumlah 9 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas hiperbola BSa yang berjumlah 1 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas simile BSa yang berjumlah 2 data, dan penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi bentuk nonfiguratif BSa yang berjumlah 3 data. Mengacu pada angka-angka tersebut ternyata sebagian besar majas personifikasi Jepang diterjemahkan menjadi majas personifikasi juga. Berdasarkan kesepadanan makna, dari semua data yang terkumpul menunjukkan bahwa penerjemahan majas personifikasi ini semuanya sepadan maknanya. Untuk mencapai kesepadanan makna tersebut dilakukan beberapa prosedur penerjemahan, yakni modulasi, transposisi, pergeseran dalam tataran sintaksis dan pergeseran dalam tataran semanti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati Martini
"Majas personifikasi merupakan bentuk kiasan yang memasangkan sifat-sifat manusia pada benda mati. Penerjemahan majas personifikasi kerap kali menimbulkan banyak permasalahan. Berdasarkan sumber data dari cerpen-cerpen karya Akutagawa Ryunosuke yang berjudul Kappa, Kumo no Ito, dan Imogayu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dr. Bambang Wibawarta dengan judul Kappa, Benang Laba-laba, dan Bubur Ubi ditemukan bahwa majas personifikasi Jepang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk figuratif yang tidak hanya berbentuk personifikasi saja, namun ditemukan juga bentuk hiperbola dan simile. Selain itu majas personifikasi juga dapat diterjemahkan ke dalam bentuk nonfiguratif. Berdasarkan bentuknya, dari 15 data yang terkumpul dapat diuraikan menjadi penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas personifikasi BSa yang berjumlah 9 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas hiperbola BSa yang berjumlah 1 data, penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas simile BSa yang berjumlah 2 data, dan penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi bentuk nonfiguratif BSa yang berjumlah 3 data. Mengacu pada angka-angka tersebut ternyata sebagian besar majas personifikasi Jepang diterjemahkan menjadi majas personifikasi juga. Berdasarkan kesepadanan makna, dari semua data yang terkumpul menunjukkan bahwa penerjemahan majas personifikasi ini semuanya sepadan maknanya. Untuk mencapai kesepadanan makna tersebut dilakukan beberapa prosedur penerjemahan, yakni modulasi, transposisi, pergeseran dalam tataran sintaksis dan pergeseran dalam tataran semantik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabariati Rahardjo
"Bahasa merupakan alat yang ampuh dalam berkomuni_kasi. Dengan bahasa seseorang mampu menyampaikan pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, harapan dan sebagainya kepada sesamanya. Segala kegiatan manusia akan lumpuh tanpa bahasa. Bahasa dibuat oleh dan untuk manusia. Itulah sebabnya maka pembentukan bahasa erat hubungannya dengan perorangan, masyarakat dan alam sekitar manusia yang mem_bentuk dan menggunakannya. Dan itu pula sebabnya di dunia ini terdapat berbagai bahasa (Poerwadarminta, 1979: 5).Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu, dan hal inilah antara lain yang menyebabkan terjadinya komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain yang berada di luar lingkungan masyarakatnya masing-masing. Namun demikian komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, karena tidak semua orang menguasai bahasa yang lain di samping bahasanya sendiri. Di sinilah pentingnya pekerjaan menerjemahkan. Karena dengan menbaca suatu karya terjemahan yang baik, kita akan lebih cepat memahami kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakang masing-masing"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Tirawati
"Skripsi ini membahas penerjemahan klausa relatif bahasa Jepang yang memakai bentuk aktif ke dalam bahasa Indonesia. Pada penerjemahan klausa relatif tersebut, bentuk aktifnya ada yang dipertahankan tetap dalam bentuk aktif dan ada pula yang disesuaikan menjadi bentuk pasif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila klausa relatif pada bahasa Jepang menggantikan nomina yang semula berfungsi sebagai subyek maka diterjemahkan tetap dalam bentuk aktif ke dalam bahasa Indonesia, dan apabila klausa relatif pada bahasa Jepang menggantikan nomina yang semula berfungsi sebagai obyek atau menunjukkan hubungan kepemilikan maka diterjemahkan menjadi bentuk pasif ke dalam bahasa Indonesia.

The focus of this study is the translation of relative clauses in Japanese that use an active voice, to Indonesian. In translating the active voice of the relative clauses, there are relative clauses that are translated to relative clauses with active voice, but there are also relative clauses that are translated to relative clauses with passive voice.
The result of this study showed that the relative clauses in Japanese with active voice could be translated to active voice if they replace nouns which previously functioned as subject. Meanwhile, the relative clauses in Japanese with active voice could be translated to passive voice if they replace nouns which previously functioned as object or showed possession."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Indahwati
"Menerjemahkan adalah mengalihkan isi pesan yang terdapat dalam Bahasa Sumber (BSu) ke datum Bahasa Sasaran (BSa) demikian rupa sehingga arang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSa kesannya sama dengan kesan orang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSu atau bahasa aslinya. Pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa. Demikianlah pendapat Nida dalam buku Enam Makalah Tentang Terjemahan oleh Maurits Simatupang. Oleh maka itu, dalam skripsi yang bertema Masalah Penerjemahan Kata Yang Bahasa Indonesia-Jepang ini, penulis berusaha menerjemahkan kata yang sewajar mungkin. Kata yang merupakan kata tugas yang khusus dipakai untuk menyatakan hubungan nomina dengan atribut sehingga kata yang disebut sebagai konjungtor atributif. Namun dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-Jepang (Tim Kashiko), kata yang hanya diterjemahkan dengan kata dore. Padahal pada praktisnya kata dore memiliki makna yang mana. Padahal sebenarnya masih banyak lagi fungsi dan makna kata yang, apalagi bila dikaitkan pada penggunaannya dalam bahasa Jepang. Berdasarkan sumber teori yang didapat, penulis menemukan bahwa kata yang memiliki fungsi yaitu sebagai konjungtor antar pewatas nomina yang jumlahnya lebih dari satu, konjungtor antara inti kalimat dengan pewatasnya, sebagai pronominal relatif. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui, memahami dan memaparkan makna dan terjemahan kata yang kedalam Bahasa Jepang berdasarkan buku acuan dan hasil tes penelitian. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode analisis sebagai Cara untuk mendapatkan teori_-teori dasar yang berhubungan dengan kata yang, metode kepustakaan dan metode lapangan sebagai cara untuk mengumpulkan data. Pada metode analisis, penulis mendapatkan teori-teori dasar tentang prinsip dasar terjemahan umum, terjemahan kata yang Bahasa Indonesia-Jepang, penggunaan kata yang, pronominal relative dan modifier. Pada metode kepustakaan, penulis mendapatkan sumber-sumber data tertulis atau bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang. Pada metode lapangan, penulis mendapatkan terjemahan bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang Bahasa Indonesia kedalam bahasa Jepang. Setelah menganalisa dan melakukan perbandingan antara BSu dengan BSa, didukung oleh sumber-sumber teori yang didapat, penulis mendapatkan terjemahan kata yang dalam Bahasa Jepang sebagai berikut: Padanan kata yang sebagai konjungtor rangkaian pewatas nomina yang berjumlah lebih satu; Padanan kata yang sebagai konjungtor nomina inti dengan; Padanan kata yang sebagai pronominal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Tetuko
"Penelitian ini membahas padanan ungkapan fatis bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Astérix. Fokus penelitian ini adalah jenis terjemahan dan jenis ungkapan fatis. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan fatis dalam bahasa Prancis ada yang dapat dialihkan sepenuhnya, ada pula yang dialihkan dengan pergeseran, dan ada pula yang tidak diterjemahkan. Maksud dari setiap jenis ungkapan fatis dapat diketahui dari analisis konteks situasional dan ko-teks yang melingkupi ungkapan fatis. Satu ungkapan fatis dapat memiliki lebih dari satu maksud dan satu maksud dapat diungkapkan dengan lebih dari satu ungkapan fatis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ungkapan fatis cenderung memiliki maksud bervariasi yang sesuai dengan keperluan penutur. Ditinjau dari sudut perpadanan, satu ungkapan fatis bahasa Prancis dapat memiliki padanan yang beragam dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya pun demikian, beberapa ungkapan fatis bahasa Prancis dapat memiliki padanan yang sama dalam bahasa Indonesia.

This research is about the translation of French phatic expression into Indonesian in the Astérix comic. The focus of this research is the types of translation and the types of phatic expressions. Qualitative method and literature review is used. The results show that the phatic expressions can be translated into the target text in various ways: translated completely, translated with shift, and not translated at all. The meanings of phatic expressions can be recognized by analysing the situational context and co-text surrounding the phatic expressions. Furthermore, a phatic expression can have more than one meaning and one meaning can be expressed by more than one phatic expression. Thus, it can be concluded that the phatic expressions tend to have various meanings depending on the speaker’s needs. While a phatic expression can have various equivalences in Indonesian, various phatic expressions, on the other hand, are probable in having only one equivalence in Indonesian.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
499.221 5 UNG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rosita Kusumastuti
"Bahasa Jepang memiliki variasi ragam bahasa yang penggunaannya dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pembedaan tersebut tampak dari pemilihan jenis pronomina persona. Terdapat pronomina persona yang khusus digunakan perempuan dan pronomina persona yang khusus digunakan laki-laki. Hal ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Perbedaan penggunaan pronominal antara bahasa Jepang dengan Indonesia menimbulkan pertanyaan menyangkut kesesuaian padanan dalam penerjemahan. Melalui sebuah novel berbahasa Indonesia beserta terjemahannya dalam bahasa Jepang sebagai sumber data, diambil penelitian mengenai kesesuaian antara penggunaan pronomina persona pertama tunggal dalam TSa dengan penggunaan pronomina persona pertama tunggal dalam TSu.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis. Sementara itu, sumber data yang dipakai berasal dari novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari beserta terjemahannya dalam bahasa Jepang berjudul Paruk Mura no Odoriko yang diterjemahkan oleh Shinobu Yamane Berdasarkan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dari novel, disimpulkan bahwa penerjemahan pronomina persona pertama tunggal saya dan aku dalam TSu memunculkan empat variasi pronomina dalam TSa yaitu, pronomina netral watashi (私), dan pronomina khusus laki-laki seperti, boku (僕), ore ( 俺), dan washi ( わし). Kemunculan empat variasi pronomina dalam penerjemahan tersebut dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia, situasi, dan hubungan keakraban antara penutur dengan mitra tutur.

Japanese has a variety usage of language that distinguished by gender. That distinguishes seen in the use of personal pronouns. There are personal pronouns which used only by female or male. This is different from Bahasa. The different usage of personal pronouns between Japanese language and Bahasa brings out a question about the equal translation for both languages. Based on an Indonesian novel and its translation as a source, this study is examining the suitable translation for the first personal pronouns, focusing on the usage in source text and target text.
This is a study that using a descriptive analysis method. This method describes the facts then will be completed with data analysis. The source text is a novel titled Ronggeng Dukuh Paruk written by Ahmad Tohari which had translated by Shinobu Yamane into Japanese language, Paruk Mura no Odoriko. After analyzing the data, it can be concluded that the translation of first personal pronouns saya and aku in the source text exhibits various pronouns in target text, such as watashi (私) as a neutral pronouns and three male pronouns like boku (僕), ore (俺), and washi (わし). The appearence of these pronouns in the translated novel is caused by several factors such as gender, age, situation, and familiarity between addresser and addressee."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>