Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reidinar Juliane
"Skripsi ini membahas mengenai pembentukan identitas m_tisse yang dialami tokoh utama dalam roman frankofon Retour _ la saison des pluies karya Kim Lef_vre ditinjau dari analisis alur, latar, dan tokoh dan didukung dengan teori identitas budaya yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Hasil analisis terhadap alur, latar, dan tokoh menunjukkan bahwa tokoh utama yang merupakan anak dari seorang tentara Prancis dan ibu Vietnam pada akhirnya dapat membentuk identitas m_tisse, yaitu identitas di tengah identitas Prancis dan Vietnam, dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tempat, waktu, keadaan sosial budaya, sejarah, dan tokoh-tokoh di sekitar tokoh utama

This study discusses the construction of main character_s m_tisse identity in francophone novel Retour _ la saison des pluies by Kim Lef_vre, reviewed by analyses on plot, setting, and characters and strengthened by cultural identity theory conveyed by Stuart Hall. Analysis on plot, setting, and characters discovered that the main character, who is the daughter of a French man and a Vietnamese woman, is able to construct and build a room between her french and vietnamese identity that is called m_tisse identity, influenced by several factors such as place, time, socio-cultural environment, history, and other characters that evolved around the main character"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S14290
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurindah I.F. Sophiaan Hadianto
"ABSTRAK
Setelah dua unsur dalam teks dibahas, yaitu unsur alur dan tokoh, kita dapat melihat perkembangan sikap tokoh Gaston dan tokoh-tokoh lain yang ingin memiliki Gaston. Tokoh Jacques mempunyai peranan yang penting dalam diri Gaston, karena ia mempunyai Gaston dalam pembentujkan identitasnya

"
1985
S14472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sudewi Agus Suroto
"Aliran Preciosite timbul pada awal abad XVII dan merupakan fenomena di seluruh Europa. Di inggris aliran ini bernama Euphuisme, di Italia Marinisme, di Spanyol Gongorisme. Di Prancis, Preciosite merupakan gejala sosial budaya, bukan hanya aliran kesusastraan saja (Brunel, him. 178).
La Preciosite lahir sebagai reaksi terhadap tata cara pergaulan yang santai dan kasar di kalangan istana Henri IV. Pada masa itu kaum pria umumnya bersifat keras, pemarah dan impulsif, karena sebagian besar waktunya dilewatkan un_tuk berperang. Acara hiburan yang paling mereka sukai, selain berburu adalah duel, meskipun dilarang oleh penguasa. Karena itu sekelompok bangsawan yang merindukan kehidupan yang serba gemerlapan, halus dan sopan seperti pada masa pemerintahan Henri II, membentuk aliran Preciosite. Aliran ini pada dasarnya merupakan usaha untuk menegakkan nilai-nilai etika dan budaya, sesuai dengan namanya yang kurang lebih berarti bernilai tinggi (1'effort vers la distinction; le desir de se distinguer)..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S14449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafrullah Khan
"Eugene Ionesco adalah salah seorang penulis drama Prancis kontemporer yang karya-karyanya dianggap absurd. Pada mulanya karya-karya Ionesco banyak mendapat kritik dari peminat seni drama karena dianggap menyimpang dari konvensi-konvensi penulisan drama. Ionesco sendiri tidak membantah hal tersebut. Bahkan dalam bukunya yang berju_dul Notes et Contre-Notes,Ionesco menjelaskan konsepnya tentang drama atau teater. Ia memberikan sebutan untuk konsepnya itu dengan istilah-istilah seperti anti-theatre (anti-teater), anti-piece (anti-lakon), theatre abstrait (teater abstrak), drame pur (drame murni) dan beberapa istilah lainnya yang pada dasarnya menunjuk pada konsep pembebasan drama atau teater dari tradisi-tradisi penulis_an yang telah berkembang sebelumnya. Bagi Ionesco, karya drama atau teater merupakan suatu kreasi atau ciptaan yang bersifat orisinil dan otonorn yang memiliki logika, bentuk dan koherensinya sendiri (Ionesco;1962:211-255). Walaupun banyak yang mengritik penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan Ionesco dalam menciptakan karya-karyanya, tetapi justru penyimpangan itulah yang menyebabkan karya-karya Ionesco sering dibicarakan dan akhirnya mendapat tempat tersendiri dalam bidang seni drama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayon Mendur
"Pada umumnya, bagian yang pertama kali menarik pada sebuah buku adalah judulnya, karena tertera di halaman pertama. Judul memperkenalkan si colon pembaca pada buku, bahkan dapat membawanya masuk lebih jauh ke dalam isi cerita. Judul sebuah buku bersifat kataforis, artinya judul sudah dapat menggambarkan isi cerita. Pendapat ini kiranya sesuai untuk karya sastra yang berjudul La pharisienne, karena dari judulnya saja sudah dapat ditarik beberapa makna, yang memberikan gambaran mengenai isi cerita. Pertama-tama, kata la pharisienne jelas mengacu pada jenis feminin, sehingga dapat dipastikan bahwa tokoh utama karya ini adalah seorang wanita. Ke dua, mengingat bahwa pengarang tidak menggunakan na_ma seorang wanita sebagai judul melainkan La pharisienne, maka berarti judul tidak hanya mengacu pada tokoh tetapi juga pada suatu gagasan yang sesuai dengan makna kata la pharisienne itu sendiri. Kata la pharisienne, yang di dalam bahasa indone_sia berarti parisi, mempunyai latar belakang teologis. Parisi berasal dari kata iberani 'perushim' yang berarti 'terpisah'. Orang parisi mewakili golongan pemimpin-pemimpin agama yang setia pada Hukum Taurat_"
Depok: Universitas Indonesia, 1980
S14337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiati
"Penyalian Roman. Roman, sebagai salah satu bentuk karya sastra, memiliki dua aspek penting, yakni aspek cerita dari aspek penceritaan. Namun, pendapat orang mengenai nilai kedua aspek tersebut tidak selalu sama. Forster, seorang ahli sastra dari Inggris, misalnya, mengatakan bahwa baginya aspek cerita merupakan segi yang paling penting dalam sebuah roman. Tanpa cerita tidak mungkin roman terwujud (Forster, 1974:41). Pendapat itu bertentangan dengan pendapat beberapa tokoh sastra yang muncul kemudian, misalnya, pendapat Jean Ricardou, ahli sastra dari Prancis. Guyon mengutip pendapat Ricardou yang menyatakan bahwa pada masa sekarang ini sebuah roman lebih merupakan petualangan penulisan daripada penulisan sebuah pe-tualangan (Guyon, 1972:403). Pendapat tersebut sesuai dengan kenyataan yang dijumpai dalam dunia kesusastraan Modern. Petualangan di bidang penulisan roman memang semakin mening-kat dan menghasilkan karya-karya yang mempunyai tehnik penya-jian yang khas, yaitu karya-karya yang penyajiannya menyim_pang dari konvensi. Karena itu, tidak mengherankan bila akhir-_akhir ini, khazanah kesusastraan, khususnya di Prancis, menja_di lebih kaya dengan karya-karya semacam itu, yang sebagian besar merupakan hasil kegiatan kelompok penulis nouveau roman, seperti Michel Butor, Robbe Grillet, dan Nathalie Sarraute..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S14269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Diantara pengarang - pengarang dart awal abad ke XIX , CHATEAUBRIAND menduduki tempat yang khusus. Hidup diantara dua zaman,dia turut melihat berakhirnya suatu dunia,tapi juga saksi dart lahirnya suatu zaman modern, dan bagi kritikus sastra dia adalah pemimpin aliran romantik. Dalam lukisannya yang dibuat oleh GIRODET,terlihat dirinya menonjol di atas pemandangan dari reruntuhan zaman dahulu di belakangnya, matanya menatap jauh ice dunia yang tak dikenal, memper.lihatkan bahwa dirinya terbawa oleh famunannya, sehingga kita ser.ing cenderung menyamakannya dengan Ren4,pahlawa.n yang diciptakannya sendiri di dalam novel_nya. Siapakah dia sebenarnya dan bagaimanakah terbentuknya ke-pribadiannya, hal inilah agaknya yang menarik perhatian saya untuk mempelajarinya. Memang banyak kaum cerdik pandai yang telah mempelajari tentang kehidupannya dan menulis biografinya. Seperti misalnya Victor L. TAPIE yang telah menulis CHATEAUBRIAND par lui meeme ; Pierre MOREAU , menulis CH'.T1,MJBRIAND 1' homme et 1' oeuvre ; Raymond LEBEGUE dan Louis LE CUNF , mereka lebih mengkhususkan diri dalam hal-hal yang bersifat khas dari Britanny dalam buku Rena. Tetapi penulisan itu merupakan biografi yang umum sifatnya atau studi yang terlalu khusus. Penelitian saya terutama sekali di arahkan kepada masa kanak - kanaknya dan masa dewasanya dan bagaimana setelah melampaui kedua masa itu, sedikit demi sedi - kit terbentuk kepribadian"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandjaitan, Ratna W.
"ABSTRAK
Roman Sebagai Salah Satu Bentuk Karya Sastra Roman sebagai salah satu bentuk karya sastra ditulis dalam bahasa yang langsung, bebas dari ketentuan gaya atau pun komposisi. Roman bertitik tolak dari suatu kenyataan hidup dan fakta ini dikemu_kakan dalam bentuk suatu cerita yang dibuat seolah-olah benar berkat kemampuan imajinasi pengarang (Coulet:1976).
Sebuah karya sastra dapat disajikan dengan meminjam bentuk penyajian karya non sastra seperti bentuk buku harian atau bentuk surat menyurat. Dengan adanya kesempatan pinjam meminjam bentuk penyajian ini, maka corak penyajian sebuah roman pun menjadi lebih beragam.
Penyajian roman dalam bentuk surat menyurat, di Prancis, dikenal dengan istilah Roman Epistolair. Pada abad ke XVIII, bentuk penyajian roman yang demikian ini banyak dipakai oleh pengarang-pengarang terke_nal abad itu seperti Jean Jacques Rousseau dengan La Nouvelle Heloise, Montesquieu dengan Les Lettres de Persannes, dan masih banyak lagi. Peristiwa-peristiwa dalam roman epistoler (roman epistolair) dicerita_kan dalam suatu hubungan surat menyurat yang timbal balik antara tokoh_tokohnya.

"
1984
S13828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatya P. Wiratmadja
"Ce memoire, qui est redige en vue de l'obtention du diplOme de Sarjana Sastra, a pour titre Couleur Locale dans Colomba, 1'ouev_re de Prosper Merimee. Cette etude a pour bat de demontrer que la couleur locale clans Colomba est montree par 1'aspect syntagmatique, 1'aspect paradig_matique, 1'agencement des certains mots (diction) corse et par le sujet de 1'oueVre."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S15145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Frisca Henny Haveyani
"Keutuhan merupakan prasyarat utama sebuah karya sastra. Keutuhan karya ini sudah dipermasalahkan setidaknya sejak masa Aristoteles (tahun 322 Sebelun Masehi), seper_ti yang terlihat dalam konsepnya mengenai drama. Dalam tragedi (action), wholeness merupakan syarat utama untuk sebuah tragedi yang baik. Untuk mendapatkan efek tragedi yang baik, satu hal yang harus dimiliki ialah keutuhan cerita atau keseluruhan (wholeness) yang mencakup 4 syarat yaitu: aturan, kompleksitas, kesatuan, keterjalinan. Kon-sep ini kemudian digunakan juga dalam semua jenis karya sastra. Kemudian ahli sastra Agustinus, dalam konsepnya tentang keindahan juga menonjolkan pentingnya suatu tatanan tertentu dalam karya yang disebutnya ordo, yang bisa diartikan sebagai keutuhan."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S14358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>