Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurina Prapurandina
"Jinten hitam (Nigella sativa L.) merupakan obat tradisional yang telah digunakan
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit sejak berabad-abad lalu dan
memiliki efek imunostimulan yang saat ini masih jarang diteliti. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui efek yang dipersepsikan oleh pengguna, baik efek
imunostimulan maupun efek sampingnya serta hubungan antara frekuensi, dosis
perhari dan lama penggunaan dengan efek-efek perseptif tersebut. Penelitian ini
merupakan studi potong lintang dengan pengambilan data menggunakan
kuesioner yang diberikan pada pengunjung apotek di wilayah Jakarta selama
bulan Maret hingga Mei 2010. Teknik sampling yang digunakan adalah
convenience sampling. Hasilnya, dari 245 pengunjung yang bersedia mengisi
kuesioner, 38 orang menggunakan jinten hitam. Responden yang mengalami
peningkatan daya tahan tubuh ialah sebesar 84,2%, dan 15,8% responden yang
tidak mendapatkan efek apapun. Sebesar 78,9% pengguna tidak merasakan efek
samping. Selain itu tidak terdapat hubungan antara frekuensi, dosis penggunaan
perhari, dan lama penggunaan baik dengan efek imunostimulan maupun dengan
efek samping perseptif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara
perseptif pemakaian jinten hitam sebagai imunostimulan dapat menimbulkan efek
imunostimulan bagi para pengguna. Efek tersebut tidak dipengaruhi oleh
perbedaan frekuensi, dosis, dan lama penggunaan produk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33171
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Puspitasari
"ABSTRAK
Meniran (Phyllanthus ninth L.) telah beredar di pasaran sebagai produk imunostimulan dan penggunaannya masih perlu diteliti untuk melihat efek yang dihasilkan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui efek perseptif meniran sebagai imunostimulan dan faktor yang mempengaruhinya seperti frekuensi dan lama penggunaan. Sebuah studi cross-sectional deskriptif analisis dilakukan di 20 apotek wilayah Jakarta selama bulan Maret-Mei 2010. Pemilihan apotek dilakukan dengan metode cluster sampling dan responden diambil dengan metode convenience sampling. Kuesioner yang valid dan reliabel diberikan melalui teknik wawancara untuk mengkonfirmasi penggunaan meniran sebagai imunostimulan. Responden yang masuk ke dalam penelitian sejumlah 245 responden dan 15,5 % menggunakan imunostimulan meniran dengan 73,7 % dari total pengguna meniran merasakan efek imunostimulan setelah menggunakan meniran dan 28,9 % merasakan efek samping meniran. Analisis kai kuadrat dan Fisher Eksak menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi dan durasi penggunaan dengan adanya efek imunostimulan dan efek samping (p > 0,05). Sebagian besar pengguna mempersepsikan bahwa meniran efektif sebagai agen imunostimulan. Efek perseptif dari penggunaan meniran tidak berhubungan dengan frekuensi penggunaan dan lama penggunaan.

ABSTRACT
Meniran (Phyllanthus niruri L.) has spread out in the market as an immunostimulant product and its use should be researched to see its effect. The aim of this study is to determine the perceived effect of meniran as an immunostimulant and factors that influence it such as frequency and duration of use. A descriptive analysis cross-sectional study was undertaken at 20 pharmacies throughout Jakarta during March-Mei 2010. Election of pharmacies was done by cluster sampling method and respondents was taken by convenience sampling method. A valid and reliable questionnaire was interviewer-administered to confirmed immunostimulant meniran users. Respondents who entered the study are 245 respondents and 15,5 % used immunostimulant meniran with 73,7 % of total meniran users feel the effect of immunostimulant after taking meniran and 28,9 % of total meniran users feel the side effect of meniran. Chi square analysis and Fisher's Exact analysis shown that there were no relationship between frequency and duration of use with appearance of immunostimulant effect and side effect (p > 0,05). Most users perceived that meniran were efficacious as an immunostimulant agent. The perceived effect of meniran was no relationship with frequency and duration of use. "
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2010
S33102
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Raissa
"Ekstrak meniran dan jinten hitam telah lama digunakan sebagai imunostimulan tunggal. Sedangkan kombinasi kedua ekstrak tersebut belum pernah digunakan sebagai imunostimulan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek imunostimulan dari kombinasi ekstrak meniran dan jinten hitam dibandingkan dengan efek imunostimulan dari ekstrak tunggal. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap menggunakan 24 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 6 kelompok. Larutan uji dalam bentuk suspensi diberikan secara per oral. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol. Kelompok 2 diberikan suspensi ekstrak meniran dosis tunggal (27 mg per hewan uji). Kelompok 3 diberikan suspensi ekstrak jinten hitam (10 mg per hewan uji). Kelompok 4 diberikan suspensi kombinasi (13,5 mg ekstrak meniran dan 5 mg ekstrak jinten hitam per hewan uji). Kelompok 5 diberikan suspensi kombinasi 2 (6,75 mg ekstrak meniran dan 7,5 mg ekstrak jinten hitam per hewan uji). Kelompok 6 diberikan suspensi kombinasi 3 (21 mg ekstrak meniran dan 2,5 mg ekstrak jinten hitam per hewan uji). Aktivitas imunostimulan diukur dengan uji hipersensitivitas tipe lambat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variasi dosis kombinasi ekstrak meniran dan jinten hitam memiliki aktivitas imunostimulan. Dosis kombinasi lainnya maupun ekstrak dalam dosis tunggal. Dosis kombinasi 3 memiliki aktivitas imunostimulan yang lebih kuat daripada dosis kombinasi 1 dan dosis ekstrak tunggal. Aktivitas imunostimulan dari dosis kombinasi 1 dan dosis ekstrak tunggal tidak memiliki perbedaan yang bermakna."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Evasari
"Penelitian ini ditujukan untuk menetapkan kadar thymoquinon dalam ekstrak biji jinten hitam. Biji jinten hitam mengandung senyawa alkaloid, terpen, antrakinon dan saponin. Analisis kualitatif thymoquinon dilakukan menggunakan KLT dengan 5 variasi pengembang yaitu : toluen : kloroform (85 :15); toluen : etil asetat (90 :10); kloroform : isopropanol : diklorometan (2:1:2); diklorometan dan kloroform : etanol : asam asetat glasial (94 :5 :1). Namun fase gerak yang terbaik adalah toluen : kloroform (85:15) dengan Rf 0,47. Penarikan thymoquinon dalam biji jinten dilakukan dengan cara maserasi. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode KCKT. Kondisi kromatografi menggunakan kolom C18 (25cm x 4,6mm x 5μm) dengan fase gerak metanol-air-2 propanol (70:25:5 v/v), laju alir 1 mL/menit dan terdeteksi pada 254 nm. Limit deteksi dari metode ini adalah 0,05 ppm sedangkan limit kuantitatif sebesar 0,17 ppm. Kadar thymoquinon berturut-turut pada ekstrak etanol, fraksi heksan, fraksi etil asetat dan preparatif heksan adalah 0,3718% ± 0,0308%, 0,297% ± 0,0219%, 0,02335% ± 0,0019% dan 0,029105% ± 0,0106% Uji perolehan kembali berturut-turut pada ekstrak etanol, fraksi heksan, fraksi etil asetat dan preparatif heksan sebesar adalah 100,915% ± 0,686%, 100,41% ± 0,75%, 0,4933% ± 0,003818% dan 41,855% ± 0,707%.

This research is carried to determine the content of thymoquinone in black seed extract. Black seed contains alkaloid, terpene, anthraquinone and saponin. Qualitative analysis of thymoquinone was done using TLC with 5 eluents i.e.: toluene : chloroform (85 :15), toluene : ethyl acetate (90 :10), chloroform : isopropanol : dichlormethane (2:1:2); dichlormethane and chloroform : ethanol : acetic acid glacial (94 :5 :1). The best mobile phase is toluene: chloroform (85:15) with Rf 0.47. Thymoquinone in black seed was extracted with maceration method. Quantitative analysis of thymoquinone was done using HPLC method. Condition of chromatography using C18 column (25cm x 4,6mm x 5μm) with a mixture of methanol-water-2 propanol (70:25:5 v/v) as mobile phase, at flow rate 1 mL/min, detection at 254 nm. Detection limit of this method is 0.05 ppm while quantitative limit is 0.17 ppm. The concentration of thymoquinone in ethanol extract, hexane fraction, ethyl acetate fraction and preparative hexane were 0.3718% ± 0.0308%, 0.297% ± 0.0219%, 0.02335% ± 0.0019% and 0.029105% ± 0,0106% respectively. A result of the recovery test in ethanol extract, hexane fraction, ethyl acetate fraction and preparative hexane were 100.915% ± 0.686%, 100.41% ± 0.75%, 0.4933% ± 0.003818% and 41,855% ± 0,707% respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Wilasarti
"Penyakit diare masih merupakan masalah serius di Indonesia, terutama pada anak-anak. Salah satu patogen tersering penyebab diare adalah Escherichia coli, terutama ETEC. Penggunaan Nigella sativa untuk berbagai penyakit sudah diteliti, namun hasil penelitian terhadap Escherichia coli belum konklusif. Oleh karena itu dilakukan percobaan untuk mengetahui potensi antibakteri Nigella sativa Linn. terhadap Escherichia coli. Penelitia dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FKUI secara in vitro, menggunakan metode sumuran. Konsentrasi ekstrak N. sativa yang digunakan ialah 1000 mg/ml, 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, dan 62,5 mg/ml, dengan siprofloksasin sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif. Percobaan dilakukan tiga kali dengan pengulangan masing-masing empat kali. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya efek antibakteri Nigella sativa Linn. terhadap Escherichia coli. Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik Nigella sativa di Indonesia.

Diarrhea is still a serious problem in Indonesia, especially in children. One of the most common pathogen causing diarrhea is Escherichia coli, particularly ETEC. The use of Nigella sativa for various diseases have been studied, but the results of a study of Escherichia coli has not been conclusive. Therefore an experiment is conducted to determine the antibacterial activity of Nigella sativa Linn. against Escherichia coli. The experiment is conducted at the Laboratory of Microbiology Faculty of Medicine in vitro, using agar dilution method. N. sativa extract concentration used was 1000 mg / mL, 500 mg / mL, 250 mg / mL, 125 mg / ml, and 62.5 mg / ml, with ciprofloxacin as a positive control and distilled water as a negative control. Experiments were performed three times with each repetition of four times. The study results show no antibacterial effects of Nigella sativa Linn. against Escherichia coli. It can be caused by the characteristics of Nigella sativa in Indonesia
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Hanna Dwisari
"Minyak biji jinten hitam (Nigella sativa Linn.) berpotensi sebagai salah satu sumber zat aktif untuk nutrasetika, terutama antioksidannya, juga berbagai asam lemak, tokoferol, fenol, dan β-karoten. Minyak biji jinten hitam diformulasikan dalam emulsi ganda tipe W/O/W kemudian diamati stabilitas fisik, aktivitas antioksidan dalam sediaan, dan uji kesukaan. Dua formula dibuat dalam variasi penambahan NaCl 0,05M (formula 1 dan 3), tetapi tidak untuk dua formul lain (formula 2 dan 4) kemudian setiap formula divariasikan dengan konsentrasi tween 80 yang berbeda pada fase eksternal yaitu 1% (b/b) (formula 1 dan 2) dan 2% (b/b) (formula 3 dan 4). Stabilitas fisik diamati dari penyimpanan suhu rendah (4±2°C), kamar (27-30°C), dan tinggi (40±2°C), serta uji mekanik dan cycling test. Keseluruhan formula stabil dalam suhu kamar dan suhu rendah. Pada suhu tinggi dan cycling test, formula 3 (NaCl 0,05 M dan tween 80 2% (b/b)) memiliki kestabilan yang lebih baik daripada formula lainnya. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan peredaman DPPH. Aktivitas antioksidan dalam sediaan lebih baik dibandingkan minyak karena penambahan protein kedelai berpotensi sebagai antioksidan juga. Penyimpanan sediaan akan menurunkan aktivitas antioksidan sediaan akibat autooksidasi. Formula emulsi ganda tipe W/O/W tersebut telah dapat memperbaiki aroma dan rasa minyak biji jinten hitam, tetapi belum untuk penampilannya.

Black cumin seed oil (Nigella sativa Linn.) is potential as one of active subtances for nutraceutical, especially antioxidant, it also contains various fatty acids, tocopherol, phenol, and β-carotene. Black cumin seed oil was formulated in W/O/W typed double emulsion to be observed physical stability, antioxidant activity, and hedonic test. Two formulas were made with the addition of NaCl 0,05M (formula 1 and 3) but not for the others (formula 2 and 4) then each formulas varied with different concentration of tween 80 in the external phase which is 1% (w/w) (formula 1 and 2) and 2% (w/w) (formula 3 and 4). Physical stability test including the storage in low (4±2°C), ambiance (27-30°C), and high temperature (40±2°C); mechanical test; and cycling test. All formulas were stable in ambiance and low temperature. Whereas, in high temperature and cycling test, formula 3 (NaCl 0,05 M with tween 80 2% (w/w)) had better stability than others. Antioxidant activity was determined by DPPH silencing methods. The entire formulas have better antioxidant activity than the oil itself because of soy protein which is potential as antioxidant. Storage would reduce antioxidant activity because of autooxidation in formulas. Formulation W/O/W typed double emulsion has been able to improve the odour and flavor of black cumin seed oil, but not for the appearance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Anung Nugraheni
"Biji jinten hitam (Nigella sativa Linn.) termasuk dalam suku Ranunculaceae yang memiliki efek farmakologi, seperti efek analgesik, antiinflamasi, antibakteri, anti tumor, serta anti diabetes. Untuk memelihara keseragaman mutu, keamanan, dan khasiat ekstrak biji jinten hitam yang berasal dari Madura, Tawangmangu, Dieng, dan Mesir, maka perlu dilakukan penetapan beberapa parameter spesifik dan non spesifik, sehingga didapatkan nilai parameter yang konstan. Ekstrak dibuat secara maserasi menggunakan etanol 70%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang diperoleh berupa ekstrak kental berwarna coklat kehitaman, berbau spesifik, dan berasa pahit. Rendemen ekstrak berkisar antara 15,44%-17,40%; kadar senyawa larut dalam air 7,34%-11,59%; dan kadar senyawa larut dalam etanol 11,27%-12,92%. Susut pengeringan berkisar antara 22,98%-35,20%; kadar air 21,87%-34,66%; kadar abu total 1,48%-2,38%; kadar abu tidak larut asam 0,53%-0,86%; kadar sisa pelarut kurang dari 0,1%. Ekstrak mengandung alkaloid, terpen (sterol), gula, saponin, flavonoid, dan tanin.
Pola kromatogram dihasilkan dengan fase gerak n-butanol-asam asetat glasial-air (40:10:50) pada lempeng kromatografi lapis tipis. Setelah disemprot dengan asam sulfat 5% dalam metanol, terlihat sembilan bercak pada ekstrak Madura dan Tawangmangu, serta sepuluh bercak pada ekstrak Dieng dan Mesir dengan fluoresensi jingga hingga kuning kehijauan pada sinar UV 254 nm dan 366 nm. Pengamatan dengan densitometer pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm dihasilkan pola spektrum serapan yang hampir sama dengan intensitas yang berbeda. Intensitas ekstrak Madura hampir sama dengan Tawangmangu, dan ekstrak Dieng hampir sama dengan Mesir. Kadar flavonoid total dalam ekstrak berkisar antara 0,36%-0,89%.

The seeds of Nigella sativa Linn. (black cumin) is a member of Ranunculaceae family which have pharmacological effects, such as analgesic, anti-inflammatory, antibacterial, anti tumour, and anti diabetic effect. To get maintain the same quality, safety, and efficacy of black cumin extracts from Madura, Tawangmangu, Dieng, and Egypt, there should be a determination of some specific and non specific parameters, to give constant parameters. The extract was made by maceration method using ethanol 70%.
The result of research showed that the extract is viscous, tanly, specific smelled, and bitter tasted. The value of the rendement is between 15,44%-17,40%; the water soluble extract is 7,97%-12,72%; and the ethanol soluble extract is 11,27%-12,92%. The lost of drying is 22,98%-35,20%; the water content is 21,87%-34,66%; the total ash content is 1,48%-2,38%; the acid insoluble ash is 0,53%-0,86%; the solvent residue is less than 0,1%. The extract contains alkaloid, terpene (sterol), sugar, saponin, flavonoid, and tannin.
The chromatograms profile was developed using mobile phase of n-butanol-acetate glacial acid-water (40:10:50) at thin layer chromatography plate. After sprayed with sulphuric acid 5% in methanol, it showed nine spot at Madura and Tawangmangu extract, and ten spot at Dieng and Egypt with orange to greeny yellow under UV 254 nm and 366 nm. An observation using densitometer at 254 nm and 366 nm showed almost the same absorption spectrum profile in different intensity. The Madura's extract intensity is similar with Tawangmangu's, while the Dieng's extract is similar with the Egypt's. Total flavonoid between 0,36%-0,89%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugindro
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
T39538
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah merubah ekstak biji Jinten hitam dari wujud cair menjadi padat dengan cara mikroenkapsulasi menggunakan metode spray drying. Keuntungan yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendapatkan ekstrak kering untuk diformulasi menjadi berbagai sediaan farmasi yang meningkatkan penggunaan dan variabilias produk ekstrak biji Jinten hitam. Metode spray drying dilakukan dengan
menambahkan ekstrak biji jinten hitam ke dalam larutan gom arab dan maltodextrin. Evaluasi mikroenkapsulasi ekstrakt meliputi kandungan obat, efisiensi enkapsulasi, sifat aliran, kompresibilitas, angle of repose, kelembaban, distribusi ukuran partikel dan mikrostrukture mikrokapsule. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroenkapsulasi biji Jinten hitam dapat diproduksi menggunakan metode spray drying. Efisiensi mikroenkapsulasi terbesar adalah menggunakan konsentrasi penyalut 20 % (gom arab : maltodekstrin = 50 : 50) dan ekstrak biji jinten hitam 30%.

Abstract
The aim of this study is to convert Nigella sativa black seed extract from liquid phase into solid phase by microencapsulation using spray drying method. The benefits hoped from this research are obtaining the dry extract to be formulated into pharmaceutical variable dosage forms in order to increase the usefulness and variability products of
Nigella sativa black seed extract. The spray drying method was done by adding Nigella sativa black extract into the gum arabic and maltodextrin solution. The evaluation of microencapsulated extract is including drug content, encapsulation efficiency, flow properties, compressibility, angle of repose, moisture content, particel size distribution and microstructure of microcapsules. The result showed that microencapsulation of Nigella sativa black seed extract can be produced by spray drying method. The highest microencapsulation efficiency is at the coating solution concentration of 20% (gum arabic : maltodextrin = 50 : 50) and Nigella sativa black extract percentage of 30%."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Lembaga Biomedis Direktorat Kesehatan TNI-AD, Jakarta], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>