Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155462 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riadinna Ganzsaniyanti
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri telekomunikasi saat ini, pengelolaan modal kerja, posisi dari likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas pada perusahaan dengan jangka waktu penelitian selama sepuluh tahun. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa kondisi industri telekomunikasi saat ini bergeser dari penggunaan sms dan telpon menjadi penggunaan internet. Hasil dari cash conversion cycle (CCC) pada perusahaan dengan pengelolaan modal kerja positif lebih cepat dibanding perusahaan dengan modal kerja negatif. Posisi likuiditas dari perusahaan modal kerja negatif lebih menghawatirkan dibanding dengan perusahaan modal kerja positif. Profitabilitas terhadap likuiditas lebih berpengaruh kuat dan signifikan pada perusahaan dengan modal kerja negatif. Sedangkan profitabilitas terhadap risiko modal kerja lebih berpengaruh pada perusahaan dengan modal kerja positif. Penilaian solvabilitas perusahaan dengan modal kerja negatif berada di zona abu-abu dan perusahaan dengan modal kerja positif selalu berada pada zona aman.;

ABSTRACT
This study aims to determine the current condition of the telecommunications industry, working capital management, the position of liquidity, profitability and solvency of the company for a period of over ten years of research. From these results it can be seen that the condition of the telecommunications industry is currently shifting from the use of sms and calls into internet usage. The results of the cash conversion cycle (CCC) at the company with positive working capital management faster than companies with negative working capital. The liquidity position of the company is more worrying negative working capital compared with positive working capital companies. Profitability of the liquidity more robust and significant influence on the company with negative working capital. While the profitability of the risks of working capital have more influence on companies with positive working capital. Rate solvency of companies with negative working capital is in the gray zone and the company with positive working capital always be on the safe zoneLiquidity;This study aims to determine the current condition of the telecommunications industry, working capital management, the position of liquidity, profitability and solvency of the company for a period of over ten years of research. From these results it can be seen that the condition of the telecommunications industry is currently shifting from the use of sms and calls into internet usage. The results of the cash conversion cycle (CCC) at the company with positive working capital management faster than companies with negative working capital. The liquidity position of the company is more worrying negative working capital compared with positive working capital companies. Profitability of the liquidity more robust and significant influence on the company with negative working capital. While the profitability of the risks of working capital have more influence on companies with positive working capital. Rate solvency of companies with negative working capital is in the gray zone and the company with positive working capital always be on the safe zoneLiquidity, This study aims to determine the current condition of the telecommunications industry, working capital management, the position of liquidity, profitability and solvency of the company for a period of over ten years of research. From these results it can be seen that the condition of the telecommunications industry is currently shifting from the use of sms and calls into internet usage. The results of the cash conversion cycle (CCC) at the company with positive working capital management faster than companies with negative working capital. The liquidity position of the company is more worrying negative working capital compared with positive working capital companies. Profitability of the liquidity more robust and significant influence on the company with negative working capital. While the profitability of the risks of working capital have more influence on companies with positive working capital. Rate solvency of companies with negative working capital is in the gray zone and the company with positive working capital always be on the safe zoneLiquidity]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
U. Suryono
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Elisabeth Seliyana
"Dalam suatu perusahaan baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil me~butuhkan modal kerja untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan. Ada berbagai macam bentuk modal kerja
yaitu modal kerja dalam arti semua aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan atau modal kerja bersih (aktiva lancar -
paslva lancar). Pengelolaan yang baik sangat dibutuhkan
untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai
tingkat keuniungan yang tinggi. Untuk itu pembelanjaan modal
\
\
kerja bagi perusahaan periu dikelola dengan baik supaya
hasil yangdapat diperoleh bagi perusahaan menunjukkan hasil
maksimal yang dapat. dicapai oleh perusahaan.
yang digunakan adalah dengan menggunakan metode analisa
sumber dan penggunaan modal kerja, dan beberapa analisa
rasio keuangan. Metode-metode tersebut dilakukan dengan
melihat perbandingan laporan keuangan PT. X dari tahun ke
tahun dan dari perbandingan tersebut maka dianalisa mengenai
masal.ah-masalah yang terdapat dalam perusahaan khususnya
mengenai modal kerja perusahaan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka
terdapat beberapa masalah dalam PT. X mengenai modal kerja
perusahaan. Masalah dalam pembelanjaan modal kerja PT. X ini
adalah kekeliruan dalam mebiayai. harta yang dimiliki
perusahaan, dimana sumber dana yang diperoleh dari hutang
jangka pendek telah digunakan untuk membiayai harta tetap
perusahaan. Akibat dari sistem pembelanjaan yang "missmatch"
. 1n1 mengakibatkan.beberapa hal yaitu likuiditas perusahaan
yang terganggu dan biaya-biaya operasional yang meningkat.
Likuiditas perusahaan yang terganggu ini membahayakan
perusahaan, karena akan mengurangi kepercayaan kreditor
untuk memberikan pinjaman. Hal ini disebabkan karena adanya
·dana yang tertanam dalam bentuk piutang dan persediaan
terlalu besar, sehingga perputaran modal kerja sangat
rendah. Untuk mengurangi tidak likuidnya perusahaan ini maka
perusahaan berusaha mengadakan pinjaman jangka pendek
lainnya sehingga hutang jangka pendek semakin meningkat dari
tentu saja bunga yang dibebankan juga meningkat.Permasalahan
yang t~rdapat dalam PT. X. ini mengakibatkan rendahnya
tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Tingkat
keuntungan yang rendah ini disebabkan karena adanya
pengelolaan modal kerja yang belum baik dimana perputaran
J piutang dan persediaan sangat rendah sehingga mengurangi
kesempatan dalam menghasilkan pendapatan. Selain itu juga
adanya pembelanjaan yang belum benar dalam mebiayai aktiva
tetap perusahaan dengan menggunakan hutang lancar, sehingga
untuk membayar hutang-hutang perusahaan yang jatuh tempo ini
maka' diadakan pinjaman jangka pendek lainnya. Untuk menambah
hutang lancar ini perusahaan dibebankan biaya-biaya seperti
biaya provisi bank, biaya entertainment dan biaya bunga yang
cukup besar. Heningkatnya biaya-biaya operasional dan biaya
bunga ini mengurangi tingkat keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Untuk dapat mengatasi masalah-masalah tersebut
maKa perusahaan perlu mengadakan perbaikan-perbaikan dalam
pengelolaan modal kerjanya terutama pada persediaan dan
piutang perusahaan serta menggunakan prinsip pembelanjaan
yang benar sehingga keuntungan perusahaan dapat optimal"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhdiar Bahril
"ABSTRAK
Modal kerja yang secara umum diartikan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan operasi perusahaan. Karena itu pengelolaannya harus dilakukan dengan baik agar kegiatan perusahaan bisa berjalan dengan lancar sehingga pada akhimya tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba bisa tercapai.
Pengelolaan modal kerja mencakup pengelolaan terhadap komponen komponen harta lancar maupun hutang lancar perusahaan, seperti pengelolaan kas, persediaan, piutang dagang serta hutang dagang perusahaan. Selain itu pengelolaan modal kerja biasanya juga terkait langsung dengan masalah likuiditas perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan secara keseluruhan. Banyak kegagalan bisnis terjadi akibat kesalahan manajemen dalam mengelola modal kerja perusahaan.
Knsis ekonomi berkepanjangan yang menerpa Indonesia lebìh menyadarkan kalangan dunia usaha untuk bisa mengelola modal kerjanya dengan balk. Hal ini disebabkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal kerja dan dalam perusahaan semakin kecil akibat berkurangnya laba perusahaan. Sementara pinjaman dari luar selain makin sulit diperoleh, dan jika tersedia, tingkat bunga pinjaman yang harus ditanggung perusahaan pun sangat tinggi.
Sebagai perusahaan jasa freight forwafdiflg PT Pusaka Yudhanusa memerlukan modal kerja yang relatif besar. Hal ini agak berbeda dengan perusahaan jasa umumnya, karena pada bisnis forwarder biaya-biaya operasional perusahaan umumnya harus ditanggung terlebih dahulu oleh perusahaan sebelum akhimya ditagihkan kepada pengguna jasa.
PT Pusaka Yudhanusa hanya mendapat jangka waktu kredit selama 15 (lima belas) hari kerja dari perusahaan penerbangan ?sebagai vendor utama perusahaan serta harus membayar tunai biaya-biaya yang terkait dengan urusan kepabeanan dan pelabuhan seperti bea masuk, handling fee, jasa pelabuhan, jasa pergudangan dan lain sebagainya. Pada sisi lain, agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis, PT Pusaka Yudhanusa juga memberikan jangka waktu kredit kepada para pelanggannya dengan jangka waktu rata-rata selama 30 hari.
Pada tulisan ini penulis mencoba untuk menggambarkan pengelolaan modal kerja pada PT Pusaka Yudhanusa. Selain ¡tu penulis juga melakukan analisa dan evaluasi untuk menilai seberapa efektif pengelolaan modal kerja yang telah dilakukan perusahaan selama periode 1996-2000 dengan menggunakan working capital ratio, net liquid balance dan comprehensive liquidity index.
Dari hasil analisa diperoleh gambaran bahwa likuiditas PT Pusaka Yudhanusa selama periode 1996-2000 tergolong sangat baik. Modal kerja bersih perusahaan selama periode tersebut menurijukkan saldo yang selalu positif. Dengan memiliki saldo kas yang cukup. selama penode tersebut perüsahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Pengelolaan modal kerja yang dilakukan manajemen perusahaan juga sudah cukup baik khususnya pada piutang dagang dan hutang dagang perusahaan.
Cash conversion cycle perusahaan temyata juga masih menunjukkan angka positif, sehingga arus kas perusahaan relatif tidak mempunyai gangguan yang berarti. Namun demikian, dengan terus meningkatnya volume penjualan kebutuhan modal kerja perusahaan terus bertambah, sehingga pada tahun 2000 perusahaan sudah mulai melakukan outsourcing untuk memenuhi kekurangan modal keria perusahaan. Karena tren arigka penjualan perusahaan dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, pengelolaan modal kerja perusahaan harus dilakükan dengan lebih baik lagi agar perusahaan tidak tergantung pada sumber dana eksternal.
Pada akhir tulisan ini, dengan berdasar pada kekurangan-kekurangan serta masalah yang dihadapi oleh manajemen PT Pusaka Yudhanusa dalam mengelola modal kerja perusahaan penulis mencoba memberikan alternatif saran-saran yang bisa diterapkan perusahaan agar pengelolaan modal ker]a perusahaan di masa mendatang bisa menjadi lebih optimal - semoga."
2001
T942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurana Sekar Lestari
"Modal ventura merupakan salah satu bentuk pembiayaan, yang terutama ditujukan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah. Di Indonesia, modal ventura dijalankan oleh perusahaan modal ventura, yang termasuk dalam lembaga keuangan. Salah satu perusahaan modal ventura yang terdapat di Indonesia adalah PT Bahana Artha Ventura. Skripsi ini membahas mengenai modal ventura secara umum dan penerapannya pada PT Bahana Artha Ventura, serta menganalisis salah satu perjanjian modal ventura yaitu Perjanjian Pembiayaan dengan Pola Bagi Hasil antara PT Bahana Artha Ventura dan PT X sebagai perusahaan pasangan usahanya, dengan menggunakan metode penelitian yuridis-normatif.

Venture capital is one of the form of financing, particularly targeted for the micro, small, and medium enterprises. In Indonesia, venture capital is conducted by venture capital companies, which are categorized as financial institutions. One of the venture capital companies in Indonesia is PT Bahana Artha Ventura. This thesis examines venture capital in general and its practice in PT Bahana Artha Ventura. This thesis also analyzes a venture capital contract in the form of Revenue Sharing Financing Agreement between PT Bahana Artha Ventura and PT X as its investee company, using normative-juridical research methods.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S56179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Suryata
"Abstrak
Krisis ekonomi yang melanda negara Asia termasuk Indonesia berdampak pada transaksi bisnis perusahaan, yang selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Perkembangan perekonomian di Indonesia mengalami penurunan yang drastis, dapat dilihat dari berbagai faktor, yaitu pertama tingkat pertumbuhan GDP yang diramalkan akan negatif 5% tahun 1998, kedua, tingkat inflasi yang tinggi untuk tahun 1998 mencapai 44,3% menurut ramalan IMF, ketiga, angka kurs mata uang Ruapiah yang terdepresi sangat bedar dibanding negara Asia lainnya yaitu mengalami kemerosotan sampai 52% hingga tahun 1997, keempat, besarnya hutang luar negeri Indonesia per Desember 1997 mencapai USD 136,2 Milyar mengakibatkan lonjakan beban yang harus ditanggung pemerintah, terlihat pada meningkatnya angka APBN sebesar 45% (biasanya sekitar 11-12%).
Ksemua faktor tersebut berpengaruh terhadap perkembangan industri di Indonesiam khususnya tekstil dan bahan kimia yang masih banyak memuat kandungan impor. Kedua insdustri tersebut erat sekali kaitannya dengan PT Argo Beni yang bergerak di bidang pencelupan kain grey. Walaupun dari sejak berdirinya perusahaan ini (1992) masih mengalami kerugian, tetapi terdapat perbaikan dengan makin menurunnya angka kerugian dari tahun ke tahun sampai 1996.
Perbankan merupakan sektor yang paling terpuruk akibat krisis ini, sehingga mengakibatkan langkanya likuiditas di pasaran, hal ini berdampak pada meningkatnya suku bunfa pinjaman. Pada situasu dimana suku bunga bank sangat tinggi dan pinjaman bank tidak dapat diharapkan, maka pengelolaan modal kerja merupaka salah satu alternatif yang sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan.
Komponen Modal kerja terdiri dari aktiva lancar (kas, surat-surat berharga, piutang dagang, persediaan) dan hutang lancar (hutang dagang, pinjaman jangka pendek bank). Kesemuanya ini erat sekali hubungannya dengan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Jika pengelolaannya tidak benar akan berpengaruh terhadap pengikisan kekayaan para pemegang saham. Dengan menggunakan berbagai pendekatan dan pembahasan dan pengawasan terhadap masing-masing komponen modal kerja akan jelas terlihat kinerja dari masing-masing bagian yang terkait.
Setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap pengelolaan modal kerja di PT Argo Beni, penulis berkesimpulan:
1. Tidak ada koordinasi dan pengawasan sehingga menimbulkan banyak pemborosan dan inefisiensi, hal ini tercermin pada pertama, tingginya nilai piutang overdue, kedua, tingginya nilai persedian dan ketiga, besarnya pinjaman jangka pendek perusahaan pada situasi dimana suku bunga sangat tinggi dan mata uang rupiah melemah terhadap dollar.
2. Struktur organisai yang tidak mencerminkan mekanisme pengaturan dan pengawasan dan proses pemberian wewenang serta pembuatan keputusan.
Untuk melakukan pembenahan diperlukan komitmen dari pimpinan untuk mendukung pelaksanaan proses pembenahan. Penempatan orang yang tepat (capable) pada posisi yang tepat pula, akan mempercepat proses tersebut, sehingga dapat memimpin perusahaan dalam era yang menuntut efisiensi, transparasi dan profesionalisme yang tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Harrie Jeffrico
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keikutsertaan perusahaan dalam menerapkan revaluasi setelah pemerintah menerbitkan PMK Nomor 191/PMK.010/2015 Tentang Revaluasi Aset Tetap, serta menguji pengaruh intensitas aset tetap, ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, declining cash flow from operation, serta growth terhadap keputusan perusahaan menggunakan model revaluasi pada aset tetap. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2016. Perusahaan dari sektor keuangan merupakan perusahaan yang paling banyak melakukan revaluasi, dan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan melakukan revaluasi adalah intensitas aset tetap, ukuran perusahaan, leverage, dan growth.

ABSTRACT
This study aims to understand company participation in applying revaluation after government issued PMK Number 191 PMK.010 2015 about fixed asset revaluation, and examine the affect of fixed asset intensity, firm size, leverage, liquidity, declining cash flow from operation, and growth against company decision to using revaluation model for fixed asset. Sample used is company that listed on Indonesian Stock Exchange during the period 2015 2016. Company from financial sector is the most do revaluation, and factors that significantly affect to company decision for applying revaluation is fixed asset intensity, firm size, leverage, and growth."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>