Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Irawan
"Di setiap perusahaan pasti terdapat beberapa orang yang memiliki peranan besar dalam menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Orang-orang ini dalam dunia bisnis disebut sebagai Key Employee. Begitu pentingnya peranan key employee ini, sehingga perusahaan merasa perlu untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian keuangan akibat kehilangan key employee. Salah satu cara untuk melindungi dari kemungkinan keru,ian adalah dengan perusahaan memanfaatkan jasa asuransi. Dalam hal ini jenis asuransi yang paling tepat adalah Key Employee Insurance. Masalah yang cukup sulit dalam Key Employee Insurance ini adalah menentukan besarnya uang pertanggungan. Untuk mengatasi hal ini, maka dapat digunakan metode The Analytic Hierarchy Process (AHP). Dengan metode AHP ini dapat dibuat suatu tingkatan berdasarkan keahlian yang mereka miliki dan pada akhirnya tingkatan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya uang pertanggungan asuransi. Dari analisis diperoleh hasil bahwa untuk mengasuransikan key employee-nya, PT. X lebih mengutamakan kriteria Skill & Knowledge, kemudian Decision Making Power, Source of Business dan terakhir Source of Credit. Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa ada dua kelompok key employee di PT X."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeninggar S.
"Perkembangan industri asuransi, khususnya asuransi kerugian yang makin pesat ditandai bertambahnya jumlah perusahaan asuransi yang turut bersaing di dalamnya baik perusahaan lokal maupun joint venture. Fenomena tersebut menggambarkan semakin tingginya tingkat persaingan di dalam bisnis asuransi di tengah semakin terbukanya permintaan untuk asuransi itu sendiri.
Prospek bisnis asuransi kerugian di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor struktur pasarnya yang oligopolis dan tidak merata serta keadaan masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat diperhatikan dari perkembangan yang ada terutama dalam situasi krisis ekonomi. PT. Mitra Sejati di dalam perkembangan bisnis asuransinya dengan core bisnis pada asuransi kendaraan bermotor menghadapi berbagai masalah antara lain mengalami persaingan ketat yang apabila tidak diantisipasi dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang selanjutnya dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan penjualan. Untuk itu PT. Mitra Sejati perlu mempersiapkan suatu strategi bersaing, dan mencari solusi melalul analisis secara komprehensif sehingga diperoleh gambaran posisi bersaing.
Penelitian ini diawali dengan pengujian kecukupan data-data sampel yang dianalogikan dengan eksperimen Bermouli dengan outcome berupa kuesioner yang dapat diolah sebagai outcome sukses dan kuesioner yang dapat diolah sebagai outcome gagal.
Dalam melakukan analisis data, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Koefisien Cronbach Alpha, dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 6.0 for Windows. untuk membobot derajat kepentingan setiap faktor.
Analisis menunjukkan, lingkungan internal dengan bobot 1,4723 berada pada posisi antara sedang dan kuat, sementara lingkungan eksternal dengan bobot 2,23175 berada diantara sedang dan menarik, selanjutnya dari analisis ranking, diperoleh komponen produk dan distribusi mempunyai peranan penting dalam pencapaian kinerja perusahaan. Dengan melihat posisi bersaing, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT. Mitra Sejati berada pada situasi yang sangat menguntungkan dengan strategi yang ditetapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan (growth oriented strategy)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Pradana
"Pencucian Uang adalah aktivitas mencuci uang yang terkait dengan tindak kriminal dan membuat uang tersebut terlihat bersih. Pencucian Uang adalah salah satu bentuk kejahatan keuangan yang paling sering dilakukan, karena sifatnya yang terkait dengan kejahatan lain seperti korupsi, pendanaan terorisme, penipuan, etc. berakhir menggunakan Pencucian Uang sebagai kejahatan kedua. Sudah banyak regulasi yang mengatur Pencegahan Pencucian Uang, terutama di Sektor Jasa Keuangan. Penyedia Jasa Keuangan diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk memiliki program Anti-Pencucian Uang dalam kebijakan internal mereka. Salah satu aspek paling penting dalam Pencegahan Pencucian Uang adalah penggunaan Customer Due Diligence (Uji Tuntas Nasabah). Industri Asuransi mendapatkan urutan ketiga dan telah melaporkan 37.857 kasus transaksi mencurigakan dari 2003-2020. Ini menimbulkan pertanyaan, sebagai industri yang besar, bagaimana Perusahaan Asuransi mengimplementasikan Kebijakan Anti-Pencucian Uang, dan juga Customer Due Diligence, dan bagaimana ini bisa mencegah Pencucian Uang di Industri Asuransi.

Money Laundering is an act of laundering money from criminally tied original source to make it appear clean. Money Laundering is one of the most frequently used financial crimes, due to their nature other crimes such as corruption, terrorism financing, fraud, etc. ended up using Money Laundering as a second crime. Many regulations are in place to prevent and combat Money Laundering, especially in Financial Service Sector. Financial Service Provider are obligated by the Financial Service Authority to have an Anti-Money laundering program on their internal policy. One of the most crucial aspects of prevention of Money Laundering is the use of Customer Due Diligence. Insurance Industry falls third with the number of suspicious transactions reported with 37.857 reported from 2003-2020. This poses a question, with such a big industry, how does Insurance Company implement Anti- Money Laundering policy, more specifically the Customer Due Diligence and how does this prevent Money Laundering in Insurance Industry."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria T. A. Dewi
"Salah satu masalah penting pada pemanfaatan asuransi jiwa adalah penentuan premi netto tunggal. Premi netto tunggal asuransi jiwa ditentukan dengan menggunakan pendekatan statistika mengenai konsep ekspektasi, yang berkaitan dengan distribusi variable random waktu hidup yang diharapkan dicapai status. Distribusi-variabel random ini meliputi penentuan fungsi variabel random, fungsi probabilitas atau fungsi probabilitas densitas variabel random bersangkutan. Terhadap keperluan akan fungsi yang dimaksud, melalui pendekatan statistika mengenai karakteristik distribusi probabilitas, berkaitan dengan variabel random waktu hidup yang diharapkan dicapai status, model fungsi asuransi jiwa untuk penentuan preminetto tunggal ditentukan berdasarkan pengembangan konsep distribusi kehidupan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti Hakim T.
"Bentuk hukum badan usaha asuransi jiwa di Indonesia menurut Undang-Undang Perasuransian No. 2 Tahun 1992 ada empat, yaitu Persero (BUMN), Perseroan Terbatas, Jiwa Bersama dan Koperasi. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan keempat bentuk hukum badan usaha asuransi jiwa tersebut diatas terhadap perilaku perusahaan dan preferensi tertanggung. Metode penelitian yang digunakan untuk membahas penulisan ini adalah studi literatur (kepustakaan) dan penelitian lapangan di empat perusahaan asuransi yang bentuk badan hukumnya berbeda, sesuai dengan UU Perasuransian No. 2 Tahun 1992. Selain itu ditunjang pula dengan diskusi dengan berbagai pihak Dalam melakukan pengamatan ini penulis melihat perbedaan keempat bentuk hukum badan usaha asuransi jiwa itu melalui aspek fungsional masing-masing perusahaan. Aspek-aspek fungsionalnya adalah aspek pemasaran, aspek penetapan tarif premi, aspek underwriting, aspek penyelesaian klaim dan aspek manajemen. Pengaruh perbedaan bentuk hukum dari keempat perusahaan terlihat paling jelas pada aspek pemasaran dan aspek manajemennya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa bentuk hukum asuransi jiwa persero, perseroan terbatas, jiwa bersama dan koperasi dilihat dari aspek fungsionalnya masing-masing memiliki kelebihan. Perseroan Terbatas lebih leluasa dalam mengambil keputusan; Persero memiliki kredibilitas yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang memiliki bentuk hukum berbeda; pemegang polis pada perusahan Jiwa Bersama akan secara langsung menjadi pemegang saham dalam perusahaan tersebut; asas kesetiakawanan antar anggota koperasi menyebabkan pemegang polis Koperasi kebanyakan teroiri dari anggota koperasi-koperasi. Sedangkan preferensi tertanggung pada setiap perusahaan yang berbeda itu tergantung dari kebutuhannya, misalnya bila tertanggung ingin menjadi pemegang saham pada perusahaan tempat ia menjadi pemegang polis maka preferensinya akan pada perusahaan Jiwa Bersama."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linsi Irianti
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasir Iskandar
Jakarta: Infomega Diliman, 1991
368.32 KAS d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rudolf Andi Sofyan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S17120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pesiwarissa, Alice L.E.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitio, Lasma Pujiarti Saragih
"Semakin meluasnya dunia informasi menyebabkan adanya pergeseran struktur pasar dari producer's orientation menjadi consumer's orientation. Persaingan antar perusahaan juga makin ketat. Kinerja perusahaan makin mendapat sorotan baik dari pemilik atau pemegang saham, maupun dari pihak karyawan dan masyarakat luas sebagai konsumen. Agar kinerja perusahaan dapat dinilai, perlu diadakan suatu pengukuran. Dalam mengukur kinerja perusahaan seringkali hanya digunakan tolok ukur keuangan seperti ROI dan EPS, tanpa mempertimbangkan tolok ukur operasional. Hal ini dapat memberikan signal yang menyesatkan karena mendorong perusahaan untuk menghasilkan hasil-hasil keuangan jangka pendek yang memuaskan, namun menurunkan profitabilitas jangka panjang. Balance scorecard merupakan sistem pengukuran yang sederhana dan efektif yang memadukan aspek-aspek keuangan dan operasional. Ada empat perspektif dalam balance scorecard, yaitu: 1. Perspektif pelanggan 2. Perspektif proses internal 3. Perspektif inovasi dan belajar 4. Perspektif keuangan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam balance scorecard agar sesuai dengan misi, strategi, teknologi dan kultur perusahaan. Dalam mengatur balance scorecard agar sesuai dengan strategi bisnis ada tiga fase yang hams dilalcukan : 1. Fase desain balance scorecard 2. Fase komitmen 3. Fase penggunaan balance scorecard. Scorecard menghapuskan ketidakmampuan sistem manajemen tradisional dalam menghubungkan strategi jangka panjang perusahaan dengan tindakan-tindakan jangka pendek. Scorecard memungkinkan untuk mengenal empat proses manajemen bam yang terpisah dan terkombinasi, yang melingkupi objektivitas jangka panjang dengan tindakan-tindakan jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>