Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Josep Rustam
"Perkembangan industri yang pesat dewasa ini telah mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat di antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Salah satu cara agar perusahaan dapat memenangkan persaingan merebut pangsa pasar adalah dengan menurunkan biya produk per unit yang dihasilkannya dan selalu memperhatikan keinginan pelanggan (pasar). Metode pengyrangan biaya yang dibahas oleh penulis dalam karya tulis nya adalah metode Penetapan Biaya Target (Target costing). Pembahasan karya tulis akhir ini dilakukan dengan
metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan. Hasil Penelitian penulis membuktikan bahwa dengan menerapkan target cost, maka PT. XYZ dapat mempertahankan eksistensinya dalam industri pemintalan di. Indonesia pada saat ini. Oleh karena itu PT. XYZ tetap menggunakan metode target cost untuk masa yang akan datang, meskipun PT. XYZ juga mengalami masalah-masalah dalam penerapan target cost ini, yaitu: semakin rendahnya harga jual yang diinginkan oleh pelanggan dan rendahnya kreatifitas dari para karyawan dalam mengajukan saran atau pendapat untuk mehurunkan biaya produk peru-sahaan. Saran yang disampaikan oleh penulis dalam karya tulis akhir ini kepada PT. XYZ adalah: agar tetap meng-ikuti permintaan pasar dan agar lebih giat mengadakan pelatlhan kerja, memberikan penghargaan yang memadai
kepada karyawan yang kreatif dan meningkatkan keakraban kerja antara semua lapisan manajemen dengan karyawan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthgardis Nita Yenny
"Target biaya merupakan suatu manajemen biaya yang bertujuan untuk mengurangi biaya produk secara keseluruhan sepanjang siklus hidup produk yang bersangkutan. Dalam penerapan target biaya, biaya yang digunakan adalah biaya target yaitu biaya yang berdasarkan pada pasar, artinya harga jual produk ditentukan berdasarkan keinginan pasar atau konsumen, baru kemudian perusahaan melaksanakan perencanaan biaya berdasarkan biaya yang sudah ditetapkan (harga jual dikurangi dengan target profit, PPN, bunga kredit). Tujuan utama dari target biaya adalah untuk mengurangi biaya produk pada tahap perencanaan atau desain suatu produk karena tahap ini akan mempengaruhi biaya produk selanjutnya. Konsep perencanaan biaya merupakan tujuan dari diterapkannya target biaya tersebut. Konsep ini meliputi tiga bagian utama yaitu pengurangan resiko pada pengenalan produk baru, proses pengembangan produksi yang lebih cepat, dan pengurangan biaya produk secara keseluruhan. memiliki empat aktivitas utama yaitu pembelian, si, penjualan, serta administrasi dan akuntansi. PT XYZ produk- Penerapan target biaya tersebut dimulai dengan menganalisa biaya-biaya yang terjadi pada aktivitas tersebut, mengalokasikan biaya-biaya tersebut per produk, menganalisa dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas non value added yang terjadi, kemudian baru merencanakan biaya per produk yang dihasilkan oleh PT XYZ. Penerapan target biaya pada perusahaan menyebabkan PT XYZ mampu berbicara cukup banyak dalam bidang industri plastik, serta mampu bersaing dengan pesaingnya dengan menyediakan produk yang harganya cukup murah (mampu dijangkau oleh konsumen) namun dengan kualitas yang terjamin."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Kusnadi
"Manajemen biaya strategik merupakan suatu pemahaman yang baik terhadap struktur biaya perusahaan yang dapat mengarahkan dalam pencarian keuntungan kompetitif yang dapat dipertahankan. Manajemen biaya strategik memiliki tipe secara umum yaitu low cost, differentiated dan focus. Strategi yang dilaksanakan oleh PT XYZ adalah low cost. PT XYZ memiliki 5 aktivitas utama yaitu aktivitas pembelian, produksi, riset dan pengembangan, administrasi serta pemasaran. Sedangkan aktivitas yang dianggap kritis adalah aktivitas produksi dan pemasaran. Penerapan low cost strategy pada aktivitas produksi lebih ditujukan pada peningkatan kualitas produk sehingga dapat mencegah timbulnya rework. Penerapan low cost strategy pada aktivitas pemasaran lebih ditujukan pada peningkatan promosi melalui personal selling yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan, yang pada akhirnya mampu menurunkan biaya produksi secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahid Kohar
"ABSTRAK
proyek ketenagalistrikan di tempat penulis bekerja yaitu PT. XYZ. Hal ini
menjadi fokus penulis karena pengendalian biaya proyek merupakan hal mutlak
untuk dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan confirmatory
pakar dan telaah literatur serta fokus terhadap faktor utama yang menyebabkan
terjadinya fenomena cost overrun. Penelitian ini menggunakan Theory of
Constraints sebagai metode analisa. Hasil penelitian berupa rekomendasi tindakan
koreksi faktor dominan yaitu kondisi unforeseen, berubahnya jadwal proyek, arus
kas, kualitas estimasi dan investigasi lapangan tidak akurat. PT. XYZ harus
meminimalkan fenomena ini dengan menerapkan improvements hasil penelitian
ini.

ABSTRACT
This tesis analizes cost overrun fenomena in electrification projects which occurs
in PT. XYZ where the writer has worked. This research is quantitative approach
with experts confirmatory and has focused on main indicators that caused this
fenomena. This thesis used Theory of Constraint as an analysis method. Result of
the research will give corrective actions recommendation to the variable regarding
project management competence (unforeseen, project schedule, cash flow,
estimation and site investigation); PT. XYZ also need to focus on minimizing the
occurence of cost overrun by implementing improvements as results of this
research ."
2016
T48324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pantas Marihot Lawrentsius
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai manajemen persediaan material untuk memproduksi mobil merek X tipe 1 di PT XYZ dengan pendekatan System Dynamics. Penelitian ini disusun dengan rancangan studi kasus untuk menerapkan model Janamanchi (2011). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis manajemen persediaan material yang dapat mengurangi biaya penyimpanan dan backlog dalam dua skenario, yaitu permintaan fluktuatif dengan tren naik dan tren turun. Penelitian ini menemukan bahwa pengurangan biaya penyimpanan dan backlog dapat dicapai dengan mengubah safety stock coverage dan lead time pengiriman. Safety stock coverage dapat diubah ke tingkat terendah yang dapat perusahaan terapkan. Sedangkan lead time pengiriman material bergantung dengan kondisi permintaan.

ABSTRACT
This study discusses the materials inventory management to produce automobile brand X type 1 in PT XYZ with System Dynamics approach. This study was conducted with case study design to apply Janamanchi (2011) model. The purpose of this study is to analyze the materials inventory management to reduce holding cost and backlog in two scenarios, which is demand fluctuates with upward trend and downward trend. This study found that the holding cost and backlog reduction can be achieved by changing the safety stock coverage and lead time delivery of materials. Safety stock coverage can be changed to the lowest level that company can apply, while lead time delivery of materials depend on the demand conditions.;"
2016
S65739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Audita
"PT. XYZ telah mengeluarkan uang yang cukup signifikan untuk mengadakan program Diklat. Akan tetapi, nilai uang tersebut belum mencerminkan total biaya Diklat yang sebenarnya. Sedangkan, pada praktik pengukuran hasil Diklat, ditemukan kekurangan berdasarkan teori The Four-Level Model. Untuk alasan itu, pada penelitian ini akan dibahas mengenai peninjauan praktik perhitungan total biaya Diklat dan pengukuran hasil Diklat yang berlangsung pada PT. XYZ. Selanjutnya, menilai kontribusi program Diklat secara finansial terhadap bisnis perusahaan dengan cara membandingkan biaya dengan manfaat atas Diklat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total biaya Diklat PT. XYZ yang sebenarnya pada tahun 2015 adalah 4 lebih besar dari nilai awal yang telah dihitung. Sedangkan, pada praktik pengukuran hasil Diklat, diketahui bahwa pengaruh Diklat atas peningkatan kinerja pegawai dan kinerja perusahaan, masing-masing adalah 2,34 dan 7,15 dengan kontribusi Diklat sebesar 30,12 per peserta atau setelah dimoderasi menjadi sebesar 31,71 , 33,47 , dan 37,65 untuk tiga kelompok moderasi nilai.

PT. XYZ has been spending money which is significant enough to hold a training program. However, the value of money has not reflected the actual total cost of training. Meanwhile, the practice of measuring training outcomes, found deficiencies based on the theory of The Four Level Model. For that reason, in this study will be discussed on practice 39 s review of calculation the total cost of training and measurement of training outcomes at PT. XYZ. Furthermore, assess the training program contributes financially to the company 39 s business by comparing costs with the benefits of training.
The results of this study indicate that actual total cost of training at PT. XYZ in 2015 was 4 greater than the initial value which has been calculated. Meanwhile, the practice of measuring training results, it is known that the impact of training on employee performance improvement and performance of the company, respectively 2.34 and 7.15 with the contribution of training at 30.12 per participant or after becoming moderated by 31,71 , 33.47 , and 37.65 for the three groups of moderation value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Afif Fadhilah
"Penelitian ini menganalisis perlakuan akuntansi dan perpajakan yang tepat atas sengketa pajak biaya tooling di PT XYZ. Biaya tooling dibayarkan oleh oleh PT. XYZ kepada PT. PQR dalam rangka memproduksi pesanan dari PT. HOA. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan teknik analisis dekriptif kualitatif berdasarkan dokumentasi dan hasil wawancara. Hasil analisis berdasarkan regulasi dan hasil wawancara, biaya tooling dapat dikapitalisasi oleh PT. XYZ sebagai aset tetap jika manfaat lebih dari satu periode, jika tidak maka akan diakui sebagai beban. Biaya tooling dapat diperlakukan sebagai sewa (aset hak guna) secara akuntansi oleh PT. HOA, jika secara substansi memenuhi kriteria sewa atau mengandung sewa. Perpajakan tidak mengakui prinsip transaksi mengandung sewa dalam transaksi tersebut sehingga biaya tooling tidak dapat diakui sebagai sewa menurut pajak.

This study analyses the appropriate accounting and taxation treatment for tooling fee tax disputes at PT XYZ. The tooling fee is paid by PT. XYZ to PT. PQR in regards to produce orders from PT HOA. This research is a case study with qualitative descriptive analysis techniques based on documentation and interviews. The result of the analysis is tooling costs can be capitalized by PT XYZ as a fixed asset based on regulations and interviews. It can be capitalized if its benefit is more than one period otherwise, it will be recognized as an expense. Tooling costs can be treated as leases (right of use assets) in accounting perspective by PT HOA, if it substantially fulfils the criteria of a lease or contains a lease. Taxation does not recognize the principle of a transaction containing a lease in the transaction. Thus, tooling costs cannot be recognized as a lease in tax perspective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metania Oktaviani
"Tujuan penelitian ini untuk memperoleh struktur biaya output, target output yang sulit diestimasi dan bobot biaya masing-masing aktivitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Kerangka untuk memperoleh struktur biaya yaitu kerangka logic model. Target output yang sulit diestimasi ditentukan dengan simulasi Monte Carlo. Hasil penelitian diperoleh bahwa outcome Ditjen Kekayaan Negara yaitu optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP . Output yang dihasilkan terdiri dari pengelolaan aset, penyelesaian piutang negara dan pelayanan lelang. Indikator masing-masing output yaitu total optimalisasi penilaian aset, total bea administrasi dan total bea lelang. Kerangka logic model membuktikan bahwa anggaran disusun berdasarkan kinerja aktual.

The objective of this study is to obtain output cost of structure, to determine output 39 s target and the weight cost of each activity. This research uses qualitative and quantitative methods with case study approach. The logic model framework is used to produce the cost structure of output. Monte Carlo simulation is used to estimate the output rsquo s target which hardly estimated. The result of the research is that the outcome of Directorate General of State Assets is based on Non tax state revenue optimization. Outputs consist of asset management, completion of state account receivable, and the service of auction. Indicator for each of output are total optimization of asset valuation, total custom of administration, and total custom of auction. The logic model framework proves that budgeting is based of actual performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Leo
"Kecenderungan perusahaan multinasional mempergunakan perjanjian alokasi biaya untuk merencanakan dan membentuk perjanjian komersial internasional menunjukkan tendensi kenaikan. Dan jika direncanakan dan ditata dengan sistematis, perjanjian ini dapat mengatasi kesulitan dan komplikasi masalah transfer pricing dalam transaksi internasional. Alokasi biaya antar unit-unit usaha grup perusahaan multinasional umumnya menggunakan metode biaya tidak langsung dalam pembebanannya, yang mengacu pada prinsip dan metode OECD. Indonesia, dalam hal ini juga menganut kesamaan prinsip dan metode dalam menentukan harga pasar yang wajar dalam transaksi hubungan istimewa.
Penulis melakukan penelitian deskriptif terhadap perjanjian alokasi biaya antar unit usaha perusahaan multinasional, melalui studi literatur yang bersumber dari buku-buku teks, artikel, masalah, karya ilmiah, laporan, majalah/bulletin, peraturan-peraturan yang berhubungan dengan alokasi biaya; baik peraturan yang berlaku di Indonesia maupun peraturan yang berlaku pada beberapa negara OECD dan non OECD sebagai perbandingan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan pajak terhadap prilaku perusahaan multinasional dalam aktivitasnya melalui perjanjian alokasi biaya, implikasi dan indikasi transfer pricing melalui perjanjian tersebut. Data sekunder untuk menunjang penelitian deskriptif yang dilakukan berdasarkan pengalaman penulis pada perusahaan-perusahaan multinasional, khususnya PT. XYZ, dengan mempelajari perjanjian alokasi biaya clan laporan keuangan PT. XYZ sebagai tahapan awal evaluasi ada tidaknya mekanisme transfer pricing yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perkembangan dan peranan perusahaan multinasional dapat mempengaruhi perdagangan internasional dan pajak penghasilan suatu negara, melalui mekanisme transfer pricing yang tidak terlepas dari fenomena usaha grup perusahaan multinasional melakukan ekspansi dengan kecenderungan mengoperasikan usahanya secara desentralisasi. Hal ini tidak terlepas dari keinginan grup perusahaan untuk mencapai tujuan penghematan pajak, melalui ekspor/impor, pelayanan jasa oleh induk perusahaan ataupun unit usaha yang ditunjuk oleh grup perusahaan melalui alokasi biaya, royalti, dan pinjaman dengan bunga oleh induk perusahaan melalui perbankan; dimana penulisan ini difokuskan pada perjanjian alokasi biaya. Prinsip arm's length merupakan acuan dasar dari otoritas pajak suatu negara dalam menempatkan transaksi hubungan istimewa antar unit usaha grup perusahaan multinasional, dimana prinsip tersebut dapat mengeliminasi faktor keuntungan maupun kerugian sepihak dari transaksi hubungan istimewa; walaupun demikian prinsip arm's length tidak efektif pada usaha yang terintergrasi dan bersifat khusus.
OECD memberi petunjuk penanganan transfer pricing harus selaras dengan prinsip arm's length dengan beragam tatacara, dari perbandingan transaksi sampai pada metodemetode peniaian yang dapat dilakukan oleh otoritas pajak suatu negara pada saat melakukan pemeriksaan pajak terhadap unit-unit usaha grup perusahaan multinasional yang berdomisili di negara tersebut. Beragam metode juga dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkan mekanisme transfer pricing pada transaksi hubungan istimewa dengan unit-unit usahanya. Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah metode cost-based, dan modifikasi metode ini juga sering digunakan baik oleh otoritas pajak maupun grup perusahaan yaitu metode cost-plus.
Otoritas pajak berbagai negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap mekanisme transfer pricing, khususnya perjanjian alokasi biaya; dimana dokumentasi merupakan data pendukung utama untuk menentukan prinsip arm's length atas transaksi hubungan istimewa; dengan pengalihan tanggung jawab pembuktian kepada wajib pajak. Indonesia, dalam hal ini belum memperluas cakupan peraturan perpajakannya sehubungan dengan transfer pricing antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa; namun peraturan yang ada masih mengacu pada petunjuk OECD tahun 1979. Hal ini terlihat dari peraturan yang masih berlaku, antara lain: Keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-01/PJ.7/1993 dan Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-04/PJ.7/1993.
Peraturan yang berlaku di Indonesia seyogyanya telah dapat mengakomodir pemeriksaan sehubungan dengan masalah transfer pricing umumnya dan alokasi biaya khususnya; namun dalam pelaksanaannya para pemeriksa masih berpatokan pada Pasal 6 dan Pasal 9 UU PPh nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 17 tahun 2000. Perlunya pengaturan lebih lanjut, dalam hal tanggung jawab pembuktian, pembatasan jangka waktu kerugian usaha untuk mencapai keseimbangan dan keadilan alokasi penghasilan pajak; serta memperluas cakupan Keputusan Dirjen Pajak No. Kep-62/PJ/1995 dengan memasukkan Wajib Pajak dalam negeri karena kesamaan bentuk dan manfaat alokasi antara alokasi biaya untuk bentuk usaha tetap (BUT) dan Wajib Pajak dalam negeri.
Peningkatan kualitas para pemeriksa pajak dalam penguasaan peraturan perpajakan sehubungan dengan transfer pricing, kerjasama antar instansi terkait di Indonesia dan pihak otoritas pajak negara lainnya, serta tindak lanjut para pembuat kebijakan dan peraturan perpajakan merupakan hal yang disarankan.

Mainstream of multinational companies are increasingly using Cost Contribution Agreements to structure and plan their international commercial agreements. And if structured and documented properly, these agreements can provide with solution to difficult and complicated transfer pricing issues in global business. Cost contribution among the business units of multinational company generally use method of indirect expenses in its encumbering, what related to principal and method of OECD. Indonesia, in this case also embraces equality of principal and method in determining the arm's length price in the special relationship transactions.
A writer conduct an descriptive research to Cost Contribution Agreements among the business units of multinational company, through study of literature from textbooks, articles, working papers, journals, reports, bulletins, regulation which deal with cost contribution; even regulation going into effect in Indonesia and also the regulation going into effect in OECD and non OECD countries as comparison to know how far the tax policy effected to multinational companies in its activity through Cost Contribution Agreements, implication and indication of transfer pricing through the agreements. The secondary data to support descriptive research done by pursuant to experience of a writer at multinational companies, specially PT. XYZ, learnedly the Cost Contribution Agreements and financial statement of PT. XYZ as the first step of evaluation that no mechanism of transfer pricing which is disagree with rule going into effects.
Growth and roles of multinational companies can influence international trades and income taxes of an countries, through mechanism of transfer pricing which is not quit of phenomenon effort the group of multinational companies in conduct expansion with tendency operate effort by decentralized. This matter is not quit of desire of the group of companies to reach target of tax savings, through exports/imports, service activities by parent companies and or business units which showed by the group of companies through costs contribution, royalties, and loans with interests by parent companies through banking; where this writing focused at Cost Contribution Agreements. The arm's length principle represent elementary reference from tax authority of a country in placing the special relationship transactions of the business unit of a group multinationals efforts, where the principle can eliminate of advantage factors and also unilateral losses from the special relationship transactions; even though the arm's length principle is not effective at the integrated efforts and have the special characters.
OECD give an guideline in handling transfer pricing have to be in harmony with the arm's length principle at the ways of immeasurable, from comparison of transaction come up with method of assessment which can be done by the tax authority of a country at the time of conducting the tax audit to the business unit of a group multinational company which living in the country. The method also has done by company in applying mechanism of transfer pricing at the special relationship transactions with business units efforts. One of method, which most commonly used is cost-based method, and modification of this method also often used by the tax authority and also a group of company that is cost-plus method.
The tax authorities of various countries put a profound interests to mechanism transfer pricing, specially the Cost Contribution Agreements; where documentation represent as a main supporting data to determine the arm's length principle for the special relationship transactions; with transfer of verification responsibility to a Taxpayer. Indonesia, in this case not extended the taxation regulation coverage yet, referring to transfer pricing between a parties having a special relationship, but the existing regulations still relate with OECD Guideline for the year of 1979. This matter seen from the regulations which still go into effect, for example: Tax Director Decision Letter number KEP-O1/PJ.7/1993 and Tax Director Circular Letter number SE-04/PJ.7/1993.
The regulation going into effect in Indonesia have earned to accommodate audit properly referring to transfer pricing problem generally and the cost contribution specially; but in its execution all tax auditors still based on Section 6 and Section 9 Income Tax Law number 7 of the year 1983 as have been altered by the Law number 17 of the year 2000. The importance of furthermore arrangement, in the case of responsibility verification, restriction of business losses duration to reach justice and balance of tax income allocation, and also extend the coverage of Tax Director Decision Letter number Kep-62/P3/1995 with included Domestic Taxpayers because the equality form and the allocation benefit among the cost contribution to Permanent Establishment and Domestic Taxpayers.
Improvement of all tax auditors quality in hand of mastery the taxation regulation referring to transfer pricing, cooperation among the related institutions in Indonesia and the tax authorities of other countries, and also follow-up of the taxation regulation and policy maker represent suggested matters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dwi Noor Ramadhania Sari
"ABSTRAK
Dalam menjaga pertumbuhan bisnis, operator perlu mempertahankan serta meningkatkan kualitas jaringannya. Kunci dari kualitas jaringan adalah dengan mempertahankan ketersediaan dan kehandalan jaringan, untuk itu operator melaksanakan aktivitas pemeliharaan BTS yang dimilikinya. Pada operator PT. XYZ sudah dilakukan aktivitas pemeliharaan, namun belum ada kesesuaian antara jadwal pemeliharaan BTS dengan frekuensi downtime yang menyebabkan besarnya biaya kerusakan yang harus dikeluarkan operator, sehingga hal ini menyebabkan meningkatnya kontribusi biaya pemeliharaan terhadap total biaya operasional. Dengan menerapkan strategi penjadwalan ulang pemeliharaan pencegahan preventive maintenance yang berbeda-beda pada setiap site berdasarkan minimal interval waktu downtime atau Mean Time Between Failure MTBF dari masing-masing site, maka biaya pemeliharaan dapat dihemat hingga 50 dari total biaya failure dengan nilai kehandalan jaringan reliability sesuai harapan, yaitu pada nilai di atas 90 .

ABSTRACT
Operators need to maintain and improve the network quality to sustain business growth. The keys of the network quality are availability and reliability network, therefore operator needs to do the maintenance activities of base stations. Operator PT. XYZ has been performed maintenance activities, but there is no compatibility between the maintenance schedule and the frequency of site downtime, so operator must spend more failure cost and the contribution of maintenance costs to the total operating costs will increase. By implementing a strategy of re scheduling preventive maintenance at each site based on a minimum interval of downtime or Mean Time Between Failure MTBF , the maintenance costs can be saved up to 50 of the total failure cost with network reliability as expected at value above 90 ."
2016
T46983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>