Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desira K. Yamin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S19224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmantia Brava Prajitno
"Incurred But Not Reported (IBNR) adalah salah satu bagian dari cadangan klaim
yang harus disiapkan oleh perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi di Indonesia
umumnya menggunakan metode Chain Ladder dalam membentuk cadangan IBNR.
Hal ini juga berlaku di perusahaan asuransi jiwa ABC. Namun dikarenakan metode
Chain Ladder hanya bergantung pada nilai klaim, maka nilai yang ekstrim akan
sangat memengaruhi ketepatan dari estimasi. Maka dari itu, metode Cape Cod
dirancang untuk mengatasi kekurangan dari metode Chain Ladder dengan
menambahkan pertimbangan ekspektasi klaim melalui pendapatan premi. Metode
Cape Cod juga dinilai sebagai best practice dalam melakukan estimasi cadangan
IBNR. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melihat penerapan metode Cape
Cod di perusahaan asuransi jiwa ABC dan apakah metode tersebut dapat
menghasilkan nilai yang lebih mendekati nilai sebenarnya. Dengan menggunakan
data dari perusahaan asuransi jiwa ABC dengan tahun pengamatan 2016-2018,
didapatkan nilai deviasi dan eror yang lebih rendah pada metode Cape Cod
dibandingkan dengan metode Chain Ladder untuk masing-masing tahun pengujian.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa metode
Cape Cod akan menghasilkan nilai yang lebih mendekati nilai sebenarnya
dibandingkan dengan metode Chain Ladder. Penelitian ini juga menyimpulkan
bahwa metode Cape Cod dapat diterapkan pada perusahaan asuransi jiwa ABC
untuk mendapatkan nilai cadangan IBNR yang lebih mendekati nilai sebenarnya

Incurred But Not Reported (IBNR) is a part of the claim reserve that must be
prepared by insurance companies. In general, insurance companies in Indonesia
adopt Chain Ladder method to determine the IBNR reserves. This also applies to
the ABC life insurance company. However, because the Chain Ladder method only
depends on the value of the claim, the extreme value will greatly affect the accuracy
of the estimate. Therefore, the Cape Cod method is designed to overcome the
shortcomings of the Chain Ladder method by adding consideration of expected
claims through premium income. Cape Cod methos is considered as the best
practice for estimating IBNR reserves. This research was conducted at ABC life
insurance company with the aim of seeing the application of the Cape Cod method
and if the method can obtain a value closer to the true value. The results obtained
were lower error values in the Cape Cod method compared to the Chain Ladder
method for each testing year. The results of this study are consistent with previous
research which revealed that the accuracy of the Cape Cod method is better than
the Chain Ladder method. This study also concludes that the Cape Cod method can
be applied to ABC life insurance companies to obtain an IBNR reserve value that
is closer to its true value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fida Fathiyah Addini
"ABSTRAK
Perusahaan asuransi wajib menyiapkan cadangan klaim untuk membayar klaim yang diajukan pemegang polis. Cadangan klaim terdiri dari cadangan untuk klaim-klaim yang sudah dilaporkan tetapi masih dalam proses penyelesaian reported claims disebut juga cadangan klaim RBNS Reported but Not Settled, dan cadangan untuk klaim-klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan unreported claims disebut juga cadangan klaim IBNR Incurred but Not Reported. Perusahaan asuransi memprediksi cadangan klaim menggunakan data run-off triangle. Terdapat dua jenis data run-off triangle yaitu data besar klaim dan data banyak klaim. Metode Chain Ladder CL merupakan metode yang sering digunakan untuk mengestimasi besarnya cadangan klaim. Pada metode CL, cadangan klaim diestimasi menggunakan run-off triangle data besar klaim dengan cara memprediksi pola pembayaran dari data yang digunakan kemudian menggunakan pola tersebut untuk memprediksi cadangan klaim. Namun cadangan klaim yang dihasilkan metode CL tidak terpisah antara cadangan klaim RBNS dan cadangan klaim IBNR. Oleh karena itu, pada skripsi ini digunakan metode Double Chain Ladder DCL, dimana metode ini berhubungan dengan metode CL. Metode DCL menerapkan metode CL pada dua run-off triangle, masing-masing berisi data besar klaim dan data banyak klaim. Adanya informasi tambahan dari run-off triangle data banyak klaim mengakibatkan cadangan klaim RBNS dan cadangan klaim IBNR dapat diprediksi terpisah.

ABSTRACT
An insurance company is required to set up a claims reserve to pay claims reported by the policyholders. There are two types of claims reserve Reported but Not Settled RBNS claims reserve and Incurred but Not Reported IBNR claims reserve. Insurance company predict a claims reserve using run off triangle data. There are two types of data in a run off triangle claims amount and number of claims. The Chain Ladder Method CLM is often used to estimate the claims reserve. In CLM, the estimate of the claims reserve may be determined using the run off triangle claims amount by calculated development pattern from the data and then calculated a predictive value of the claims reserve using that development pattern. But CLM unable to estimate the RBNS and IBNR reserves separately. The method used in this thesis is closely related to CLM and is called a Double Chain Ladder DCL method. The DCL method applies the Chain Ladder algorithm to two run off triangles, the run off triangle of claims amount and number of claims. The additional information from the run off triangle of the number of claims enable the DCL method to estimate the RBNS and IBNR reserves separately."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marbun, Erick Hizkia Pangihutan
"ABSTRAK
Asuransi Kesehatan merupakan salah satu produk perlindungan asuransi yang memiliki manfaat menggantikan biaya atau kerugian yang sudah dikeluarkan oleh seorang tertanggung karena mengalami sakit. Sebagai kewajiban terhadap perusahaan asuransi, seorang tertanggung harus membayar premi kepada perusahaan asuransi. Penetapan premi asuransi yang wajar dihitung dengan melakukan evaluasi data pengalaman klaim yang sudah terjadi di periode lalu. Tugas utama seorang aktuaris di dalam perusahaan asuransi adalah melakukan perhitungan cadangan klaim (Loss Reserving) dan pembuatan tarif premi (ratemaking). Perhitungan cadangan klaim yang tepat perlu dilakukan sebagai dasar untuk melakukan pembuatan tarif premi. Dalam melakukan estimasi cadangan klaim, seorang aktuaris harus memperhatikan keterlambatan dalam melakukan pembayaran klaim (delay time). Adanya keterlambatan pelaporan dan pembayaran klaim menjadi penyebab utama mengapa perusahaan asuransi perlu menyediakan cadangan klaim IBNR (Incurred But Not Reported) yang memadai untuk memenuhi kewajiban perusahaan asuransi di periode yang akan datang. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan penaksiran cadangan klaim IBNR adalah klasik chain ladder dan metode Bornhuetter ? Ferguson. Cadangan klaim yang terlalu besar akan membuat tarif premi asuransi cenderung mahal sehingga akan susah untuk dijual ke pasar dan dapat menyebabkan profit perusahaan yang diharapkan tidak tercapai. Sedangkan jika jumlah cadangan klaim terlalu kecil dikhawatirkan tidak akan cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan asuransi untuk membayar klaim di periode yang akan datang. Dengan menggunakan metode klasik chain-ladder dan metode Bornhuetter ? Ferguson dapat diperoleh hasil estimasi cadangan klaim IBNR dengan tingkat kewajaran yang lebih baik.

ABSTRACT
Health insurance is one of many insurance products that have benefit to cover the cost of incurred losses by an insured because of an illness. As the liabilities to the insurer, insured must pay the premiums to the company. The determination of a reasonable premium is calculated by evaluating the data of experience claims incurred in previous periods. The main task of an actuary in the insurance company is estimating claims reserves (Loss Reserving) and calculating of premium rates (ratemaking). In order to calculate premium rates, the right method of estimation claims reserves needs to be done. While estimating of claims reserves, an actuary should put consideration the delay time in payment of claims. Due to delay in reporting and payment of claims, is the main reason why insurance companies need to provide a sufficient IBNR reserves to fulfill the obligation of insurance company in the coming period. There are some loss reserving methods insurance companies can use such as classic chain-ladder and Bornhuetter ? Ferguson. If the result estimation of claims reserves is over the realization amount of claims payment then it could be affected to premium, pricing tends to be expensive, and resulted declining in sales performance. Meanwhile, if the number of claims reserves are below than the realization amount of claims payment, feared that insurance companies would not be sufficient to meet the obligations in the coming period. By using the classic chain-ladder and Bornhuetter ? Ferguson method, the result of reserves estimation can be obtained with reasonable levels of IBNR.
;"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyara Choirun Nisa
"ABSTRAK
Dalam menentukan perjanjian reasuransi, hanya sedikit penelitian yang menemukan manfaat bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi secara bersamaan. Sebagian besar penelitian yang ditemukan hanya sebatas menentukan reasuransi yang optimal dari sudut pandang perusahaan asuransi. Dalam penelitian ini, alat pengukuran risiko Value-at-Risk (VaR) digunakan untuk menentukan perjanjian reasuransi kuota-share optimal yang menguntungkan kedua belah pihak. Keuntungan adalah peningkatan nilai utilitas yang diharapkan setelah mengadakan perjanjian reasuransi. Dalam proses penghitungan total nilai VaR minimum untuk kedua perusahaan tersebut, maka akan ditentukan terlebih dahulu retensi quota share yang optimal untuk perusahaan asuransi. Nilai retensi yang optimal sangat dipengaruhi oleh safety loading yang ditentukan oleh perusahaan reasuransi. Pada tugas akhir ini akan dicari kesepakatan reasuransi yang optimal untuk data klaim yang dihasilkan menggunakan R 3.5.0.
ABSTRACT
In determining reinsurance agreements, only a few studies have found benefits for insurance companies and reinsurance companies simultaneously. Most of the research found is limited to determining the optimal reinsurance from the insurance company's point of view. In this study, a Value-at-Risk (VaR) risk measurement tool is used to determine the optimal quota-share reinsurance agreement that benefits both parties. Profit is the expected increase in utility value after entering into a reinsurance agreement. In the process of calculating the minimum total VaR value for the two companies, the optimal quota share retention will be determined in advance for the insurance company. The optimal retention value is strongly influenced by the safety loading determined by the reinsurance company. In this final project, the optimal reinsurance agreement will be sought for claim data generated using R 3.5.0."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Zahra Asdianti
"Perusahaan asuransi memerlukan perhitungan cadangan klaim dengan tepat karena karena cadangan klaim merupakan ukuran kesehatan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu komponen yang wajib dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan. Dalam menghitung cadangan klaim, aktuaris harus memperhatikan waktu penundaan (delay time) dalam pelaporan klaim. Adanya waktu penundaan dari terjadinya klaim sampai pelaporan klaim, mengharuskan perusahaan asuransi menghitung cadangan klaim Incurred but Not Reported (IBNR). Cadangan klaim IBNR adalah cadangan klaim yang mengestimasi nilai klaim yang sudah terjadi tetapi dilaporkan di periode berikutnya. Penelitian pada tesis ini dilakukan pada PT Asuransi Jiwa XYZ yang merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa lokal yang berdiri pada tahun 2017 dan memiliki data historis yang masih terbatas dengan pelaporan klaim yang singkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung cadangan klaim IBNR dengan metode Bornhuetter-Ferguson dan metode Cape Cod yang dianggap sebagai metode yang best practice dan well-established. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan hasil estimasi dari kedua metode tersebut, sehingga diketahui metode mana yang memberikan hasil yang lebih mendekati klaim aktual dan lebih cocok dengan karakteristik data PT Asuransi Jiwa XYZ. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data klaim dan data premi PT Asuransi Jiwa XYZ dengan periode 2018 sampai dengan 2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode Bornhuetter-Ferguson memberikan nilai IBNR yang lebih mendekati nilai klaim aktual dibandingkan dengan metode Cape Cod. Penelitian ini juga menyarankan bahwa metode Bornhuetter-Ferguson dapat diterapkan pada PT Asuransi Jiwa XYZ dengan historis data klaim yang masih terbatas dan periode pelaporan klaim yang singkat.

Insurance companies need to calculate claim reserves accurately because claim reserves are the measure of the companies’ financial health and become one of the components that must be reported to Indonesia Financial Services Authority. In calculating claims reserves, actuaries must pay attention to the delay time in reporting claim. There is a delay time from the occurrence of claims to the claim is reported, requiring insurance companies to calculate IBNR claim reserves. IBNR claims reserves are claims reserves that estimate the value of claims that have already occurred but reported in the next period. This research was conducted at PT Asuransi Jiwa XYZ, which is a local life insurance company that was established in 2017 and has limited historical data with short period of claim reporting. The purpose of this study is to calculate the IBNR claim reserves using Bornhuetter-Ferguson method and Cape Cod method which are considered as best practice and well-established methods. In this study, the researcher compares the performance of the two methods and evaluate the results of the IBNR claim reserves estimation, so that it is known which method gives IBNR result that is closer to the actual claim and which method more suitable with the characteristics of PT Asuransi Jiwa XYZ’s data. The data used in this study is PT Asuransi Jiwa XYZ's claims and premium data for the period from 2018 to 2020. The results of this study indicate that Bornhuetter-Ferguson method has IBNR value that is closer to the actual claim value compared to Cape Cod method. This studyalso suggests that Bornhuetter-Ferguson method can be applied to PT Asuransi Jiwa XYZ with a short period of observation and limited claim data."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Robert
"Sebagaimana lembaga keuangan lainnya pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan dalam industri asuransi sangat perlu dilakukan, alasan utama pengawasan tersebut adalah adanya fakta bahwa seluruh nilai (value) dari janji (Promise) yang dijual pada masyarakat oleh perusahaan asuransi terletak pada kondisi perusahaan di masa yang akan datang (Future Perfomance). Dengan pengertian lain kesanggupan perusahaan asuransi dalam memenuhi janjinya terletak pada bagaimana perusahaan menjaga kondisinya saat sekarang dan saat yang akan datang.
Untuk melindungi masyarakat sebagai pengguna jasa asuransi dan dalam rangka pengawasan dan pembinaan industri asuransi pemerintah memberlakukan ketentuan-ketentuan tentang usaha penyelenggaraan usaha peransuransian, kesehatan keuangan perusahaan dan batas tingkat solvabilitas perusahaan. Ketentuan ini mengharuskan seluruh perusahaan asuransi dan Reasuransi menjaga tingkat solvabilitas atau aturan lain sebaik-baiknya.
Dengan metode perhitungan Risk Based Capital (RBC) regulator mengawasi seluruh perusahaan asuransi dan Reasuransi dengan menentukan tingkat minimun solvabilitas yang harus dipenuhi yaitu sekurang-kurangnya 120 persen dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Deviasi tersebut meliputi :
1. Kegagalan pengelolaan kekayaan.
2. Ketidaksesuaian antara kekayaan dan kewajiban
3. Ketidaksesuaian antara kekayaan dan kewajiban
4. Perbedaan antara klaim yang terjadi dan beban beban yang diperkirakan.
5. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan antara hasil investasi yang diperkirakan dan yang terjadi) dan terakhir
6. Ketidakmampuan reasuransi memenuhi kewajiban
Tidak terkecuali PT Reasuransi Internasional Indonesia sebagai satu dari empat Profesional dalam negeri mutlak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan. Dari perhitungan Risk Based Capital (RBC) yang dilakukan dalam penulisan ini, PT Reasuransi Internasional belum mencapai tingkat solvabilitas yang diwajibkan, oleh karenanya kerja keras dan keinginan untuk menaikkan tingkat solvabilitas dapat dilakukan melalui tindakan-tindakan efektif seperti revaluasi atas asset, utang-piutang atau cara lain dalam menaikkan tingkat solvabilitas. Penyampaian perhitungan tingkat solvabilitas dalam tulisan ini diharapkan bermanfaat membantu pembaca dalam memahami dan menghitung tingkat solvabilitas dengan metode Risk Based Capital (RBC)."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Baskoro Tunggul Birowo
"Alasan dan tujuan penelitian adalah menguraikan pentingnya penerapan metode pengakuan pendapatan dalam mengungkapkan informasi keuangan yang akurat bagi para pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Penulisan skripsi menggunakan dua metode. Pertama studi literatur akuntansi dan asuransi. Kedua penelitian pada perusahaan asuransi kerugian PT. "X". Hasil penelitian penerapan metode pengakuan pendapatan pada PT. "X" adalah sebagai berikut. Secara keseluruhan PT. "X" melakukan pengakuan pendapatan sesuai dengan standar akuntansi khusus asuransi kerugian. Namun meskipun demikian penulis melihat beberapa kelemahan dalam penerapan metode tersebut. Kelemahan tersebut yaitu pengakuan biaya/pendapatan yang tidak akurat, inkonsistensi alokasi komisi dan klaim serta penyajian hasil kegiatan investasi. Kelemahan ini dapat mengakibatkan informasi keuangan yang terdapat pada laporan keuangan tidak akurat dan menyesatkan pemakainya. Penulis mengambil kesimpulan bahwa kelemahan tersebut diatas berasal dari tiga hal yaitu pihak internal perusahaan, eksternal perusahaan dan pemakaian metode pengakuan pendapatan. Sehingga baik sistem pengawasan internal dan metode pengakuan pendapatan pada perusahaan asuransi kerugian perlu disempurnakan untuk menghindari resiko informasi yang tidak akurat dan dapat menyesatkan. Penulis juga menyumbangkan saran agar kiranya kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki. Pertama menetapkan standar untuk pos-pos khusus kegiatan underwriting. Kedua menyajikan hasil kegiatan investasi secara detail bukan hanya hasil bersihnya saja. Ketiga menggunakan metode pengakuan pendapatan yang lebih cocok bagi perusahaan asuransi (bila ada)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Mardiana
"Risiko klaim merupakan salah satu risiko operasional yang harus dikelola oleh perusahaan asuransi. Pada penelitian ini akan dihitung besar perkiraan risiko klaim yang akan terjadi dengan menggunakan pendekatan Loss Distribution Approach-Aggregation Method dan Extreme Value Theory-Generalized Pareto Distribution. Selanjutnya akan dibandingkan metode mana yang lebih cocok dalam pengukuran risiko operasional untuk klaim kecelakaan kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan dan back testing didapat bahwa kedua metode valid digunakan untuk menghitung perkiraan risiko klaim operasional pada klaim kecelakaan kerja. Akan tetapi metode Loss Distribution Approach-Aggregation Method lebih cocok untuk mengukur risiko klaim kecelakaan kerja berdasarkan data yang ada.

The risk of claims is one of the operational risks that must be managed by the insurance company. This research will calculate the estimates of the risk of claims that will occur using Loss Distribution Approach Aggregation Method and Extreme Value Theory Generalized Pareto Distribution. Furthermore, these two methods will be compared and chosen which is more suitable for the measurement of operational risk for work accident claims.
Based on the calculations and back testing, both of the methods are valid to calculate the estimates operational risk of claim for work accident claims but the Loss Distribution Approach Aggregation Method is more suitable to measure the risk of work accident claims based on existing data.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>