Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160643 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susanti
"Alasan dan tujuan penelitian ini adalah memberikan sumbangan pengetahuan mengenai kondisi persaingan perusahaan saat ini, masalah-masalah yang menghambat dan bagaimana masalah tersebut dapat mempengaruhi daya saing perusahaan serta peranan Total Quality Management untuk membantu perusahaan mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan meningkatkan daya saing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian lapangan yang meliputi observasi, wawancara dan membandingkan rancangan sistem dengan pelaksanaannya serta metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian yang diperoleh ialah perusahaan saat ini makin menghadapi persaingan yang ketat. Kualitas adalah kunci utama menuju sukses dan perbaikan yang berkesinambungan harus mulai diterapkan dengan terencana untuk dapat meningkatkan kualitas produk. Masalah perlu dicari penyebabnya dengan analisa yang mendalam. Masalah yang sangat mempengaruhi daya saing perusahaan saat ini adalah masalah kualitas yaitu bagaimana perusahaan dapat memproduksi sesuai produk sesuai dengan keinginan konsumen termasuk di dalamnya waktu pengiriman yang tepat. Perbaikan tidak dapat dilakukan hanya pada bagian tertenu tapi secara menyeluruh. Kesimpulan dan saran yang diberikan adalah bahwa perusahaan saat ini sedang dalam tahap perbaikan tetapi perbaikan yang dilakukan perlu dievaluasi keefektifannya dan perlu dianalisa lebih lanjut masalah-masalah yang tampaknya tidak ada jalan pemecahannya selama bertahun-tahun. Disarankan untuk meningkatkan sistem informasi untuk dapat menyediakan informasi yang lebih tajam untuk menemukan adanya masalah, penyebabnya dan penyelesaiannya. Diperlukan kerjasama yang terkoordinasi secara menyeluruh dari semua karyawan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi Adipranata
"Strategic Cost Management merupakan suatu konsep pemikiran yang mendasari sistem akuntansi manajemen yang dapat membantu manajemen dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dengan menggunakan strategi yang sesuai. Terdapat tiga strategi dasar yang dapat diterapkan, yaitu low cost, diferensiasi dan fokus. Strategi yang diterapkan PT X adalah diferensiasi yaitu memberikan produk yang berkualitas dan pengiriman yang tepat livaktu. PT X memiliki 6 aktivitas utama, yaitu aktivitas pembelian, produksi, pemasaran, riset dan pengembangan, administrasi dan pengendalian mutu. Penerapan strategi diferensiasi pada aktivitas pembelian adaiah membina hubungan yang baik dengan pemasok yang ada serta menekankan pada manajemen mute yang balk untuk memperoleh bahan baku yang berkualitas balk dan tepat pada waktunya. Penerapan strategi diferensiasi pada aktivitas produksi lebih ditekankan pada faktor efisiensi dan efektivitas produksi dan faktor kualitas produk. Penerapan strategi diferensiasi pada aktivitas pemasaran adalah melakukan kegiatan promosi produk dengan mengikuti berbagai pameran yang bertujuan untuk menjaga hubungan yang baik dengan para konsumen serta untuk menunjukkan bahvva produk yang dihasilkan telah memenuhi standar kualitas yang tinggi. Penerapan strategi diferensiasi pada aktivitas rriset dan pengembangan ditekankan pda kegiatan yang akan memberikan manfaaat dalam penurunan biaya produksi dan peningkatan kualitas produk. Penerapan strategi diferensiasi pada aktivitas pengendalian mutu ditujukan untuk meningkatkan pengendalian mutu secara preventif pada berbagai tahap produksi. Penerapan strategi diferensiasi pada aktivitas administrasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas, pengalaman dan keahlian dalam pemrosesan informasi sehingga dapat memberikan informasi yang berharga secara tepat waktu dan tegat guna, meningkatkan mutu atau kualitas tenaga kerja, yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan efisiensi produksi serta kualitas produk yang dihasilkan. Kerjasama yang baik antar akitivitas utama juga penting dalam menunjang strategi perusahaan. Penerapan strategic cost management mendorong PT X untuk mengambil berbagai langkah-langkah strategis sehingga Perusahaan dapat unggul dalam persaingan dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan pengiriman barang yang tepat tivaktu, yang pada akhirnya akan menuju kepada tercapainya tujuan Perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niftira Jalanti Hanif
"Kualitas yang buruk ternyata menimbulkan biaya yang besar. Berdasarkan kenyataan tersebut, perusahaan mulai merasakan pentingnya untuk mengevaluasi quality cost. Sebagian besar perusahaan mengelompokkan quality cost ke dalam empat kategori besar, yaitu: internal failure cost, external failure cost, prevention cost dan appraisal cost. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan quality cost merupakan hal yang sulit, karena sistim akuntansi yang ada belum memungkinkan untuk menelusuri quality cost secara langsung. Oleh karena itu hams dilakukan estimasi dan perlu dukungan dari semua pihak di dalam perusahaan. Pada PT. Waskita Karya Cabang IV, penghitungan dan pengevaluasian quality cost akan lebih bermanfaat bila dilakukan per proyek, karena setiap proyek memiliki karakteristik khusus. Penulis menyarankan agar disusun anggaran quality cost sebelum proyek dimulai, dan membuat quality cost report secara periodik, agar dapat meningkatkan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya yang harus dikeluarkan, untuk memperoleh kualitas yang di inginkan. Dengan pengendalian quality cost yang baik, perusahaan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan dan mengendalikan kualitas basil pekerjaannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Satu hal yang hams diingat adalah bahwa quality cost bukanlah merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah kualitas. Quality cost hanya merupakan alat manajemen untuk melakukan pengukuran dan penganalisaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Ratna Puspita
"Penerapan konsep TQM membutuhkan keikutsertaan dari semua pihak dalam perusahaan. Fungsi akuntansi manajemen perusahaan dapat ikut berperan melalui dua cara, yaitu dengan menerapkan konsep TQM pada departemen akuntansi dan dengan menyediakan suatu pengukuran kinerja kualitas yang bersifat finansial maupun nonfinansial. Dalam penulisan ini, penulis mencoba membandingkan peranan akuntansi manajemen dalam penerapan TQM di dunia nyata, melalui studi kasus pada PT Gaya Motor, dengan teori yang ada. PT. Gaya Motor, sebagai suatu perusahaan perakitan mobil, sudah menerapkan konsep TQM ini sejak lama. Dalam perusahaan ini, flings; akuntansi manajemennya sudah menerapkan program TQM di departemen akuntansi dan juga sudah menyediakan suatu pengukuran kinerja kualitas bagi penilaian efektifitas penerapan program TQM. Hanya saja, pengukuran kinerja kuali.tas yang dilakukannya masih terpusat pada pengukuran yang bersifat finansial. Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa tugas bagian akuntansi hanya lab untuk menangani hal-hal yang bersifat finansial saja; sementara untuk pengukuran kinerja kualitas yang bersifat nonfinansial dilakukan oleh departemen Quality Asssurance. Jadi, dengan mengambil contoh pada PT Gaya Motor, peranan akuntansi manajemen dalam kaitannya dengan konsep TQM telah cukup sesuai. Perbedaan yang ada hanyalah dalam hal pengukuran kinerja kualitas yang bersifat nonfinansial, yang temyata masih dianggap bukan merupakan tugas dari bagian akuntansi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Leonard, auhtor
"Meningkatnya tingkat persaingan di dalam industri, perkembangan kronologi informasi yang semakin cepat, dan adanya tuntutan untuk bergerak dengan cepat dalam mengantisipasi perkembangan bisnis, mendorong banyak perusahaan untuk mencari solusi yang dinilai efektif dalam membantu perusahaan menghadapi kondisi tersebut Solusi yang banyak digunakan oleh perusahaan adalah menerapkan outsourcing dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Penerapan outsourcing akhir-akhir ini semakin berkembang, karena telah banyak perusahaan yang menawarkan diri sebagai provider, dan semakin tingginya kesadaran dari pelaku bisnis untuk menggunakan outsourcing. Penerapan outsourcing pada beberapa perusahaan telah terbukti memberikan banyak keuntungan.
Didorong oleh keingintahuan yang besar, penulis mencoba untuk melakukan penelitian pada perusahaan yang telah menerapkan outsourcing di Indonesia. Penelitian penulis dilakukan di sebuah perusahaan (selanjutnya ditulis PT. XYZ), yang dalam aktivitasnya sehari-hari memproduksi dan memasarkan makanan kesehatan Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ. telah dipasarkan secara luas di seluruh Indonesia, dan juga telah diekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara. Dalam peneiitian ini, penulis memfokuskan untuk melakukan analisis pada pengelolaan inventori dan logistjk, guna melihat seberapa efektif outsourcing membartu PT XYZ dalam mengelola inventori dan Iogistiknya.
Data yang dibutuhkafl penulis dalam melakukan penelitian diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara dilakukan untuk membenikan gambaran kepada penulis seputar pengelolaan inventori dan logistik pcrusahaan yang rnencakup sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran bahan baku barang jadi, biaya yang dikeluarkan dalam Pengelolaan inventori logistik, strategi yang diterapkan perusahaan dalam pengelolaan logistiknya, serta kebijakan outsourcing yang telah diterapkan perusahaan. Dalam pengelolaan logistiknya, PT. XYZ telah menyerahkan kegiatan distribusi produknya diseluruh wiIayah penjualan di Indonesìa kepada PT. Enseval Putera Megatrading. Demikian juga dalam menyediakan gudang penyimpanan, PT. XYZ saat ini menyewa gudang milik PT. Senorupa sebagai tempat penyimpanan bahan baku dan barang jadi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, penerapan outsourcing oleh PT. XYZ terbukti sangat efektif dan bermanfaat. Karena dengan menerapkan outsourcing, PT. XYZ bisa memperoleh penghematan biaya dalam jumlah yang besar. Selain itu, outsourcing juga sangat membantu PT. XYZ dalam mengatasi keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Karena dengan melakukan outsourcing, PT. XYZ terbebas dari keharusan menyediakan dana dalam jumìah yang besar untuk menyediakan gudang, tenaga kerja, dan armada pengangkutan dalam pendistribusian produknya. Dengan menerapkan outsourcing, PT. XYZ juga dapat memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh providernya. Keunggulan yang dimiliki oleh PT. EPM, dapat membantu PT XYZ dalam mernperbaiki dan meningkatkan pelayanannya kepada konsumen. Sistem teknologi informasi yang telab diterapkan oleh PT. EPM, juga memungkinkan PT. XYZ untuk menjangkau konsumennya dengan cepat dan efisien, dan memampukan PT. XYZ untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi di pasar, khususnya yang melibatkan teknologi informasi.
Penulis juga melihat bahwa PT. XYZ bisa mempertimbangkan untuk menjalankan sendiri kegiatan distribusinya di pulau Jawa, karena cakupan wilayah distribusi di pulau Jawa yang relatif lebih mudah dijangkau. Selain itu sebagian besar hasil penjualan PT. XYZ berasal dan wílayah penjualan di pulau Jawa. Dengan demikian PT. XYZ dapat memaksimalkan armada Pengangkutan yang mereka gunakan. PT. XYZ juga bisa memanfaatkan letak pabrik provider mereka yang tersebar di beberapa daerah di pualau Jawa, untuk menjangkau outlet -ouitlet penjuaIan produk mereka dengan Iebih cepat dan efisien.
Dengan menerapkan Outsourcing, PT. XYZ juga menghadapi beberapa resiko. SekaIiP1 resiko-resiko tersebut sulit dinjiai secara moneter, namun jika sampai terjadi bisa mengakibatkan kerugian yang besar bagi PT. XYZ. Karena itu pihak manajemen harus senantisa melakukan pemanfaatan, agar PT. XYZ mampu mengantisipasi dan meminimalkan resiko."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"Kenaikan harga timah dalam kurun waktu 1970-1980 telah menarik minat banyak negara penghasil timah untuk mencari cadangan baru dan meningkatkan usahanya. Karena produksi tidak terkendali akibatnya terjadi keadaan over supply di pasar dunia, terjadilah kemerosotan harga yang menyebabkan terjadi nya krisis harga timah pada tahun 1985. Produsen timah diseluruh dunia terancam kebangkrutan tak terkecuali Indonesia.
Menghadapi ancaman kebangkrutan, FT Tambang Timah satusatunya BUMN yang berusaha dibidang pertambangan timah di Indonesia, dihadapkan pada empat pilihan yaitu ; Digabungkan dengan BUMN sejenis, melakukan restrukturisasi, dijual kepada swasta atau di liquidasi. Dari empat alternatif tersebut dipi lih restrukturisasi guna menyelamatkan perusahaan dan usaha pertambangan timah di Indonesia.
Tahap awal dari restrukturisasi ialah menyusun konsep restrukturisasi. Guna menajami konsep dan menyusun action plan-nya perusahaan mendapat bantuan dari Bank Dunia dan Konsultan Arthur Andersen.
Mengingat PT Tambang Timah adalah BUMN itiaka diperlukan persetujuan dari pemerintah sebagai pemegang saham terlebih dahulu sebelum melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Untuk men dapatkan dukungan dari pemerintah Direksi PT Tambang Timah melakukan pendekatan kepada Instansi Pemerintah, DPR RI dan DPRD serta ABRI.
Restrukturisasi mempunyai empat program ; Reorganisasi, Relokasi, Penglepasan Asset dan Rekonstruksi.
1. Reorganisasi bertujuan mendapatkan struktur organisasi yang sederhana, arus informasi yang cepat dan berorientasi pada fungsi. Reorganisasi pada fungsi produksi ialah dengan meru bah organisasi yang berorientasi geografis ke teknologi. Re organisasi telah menghasilkan organisasi yang ramping, yang semula ada 8 jenjang pengambil keputusan menjadi 4 jenjang. Reorganisasi juga menyebabkan pengurangan karyawan sebanyak kurang lebih 16 ribu, pengurangan karyawan telah berhasil tanpa menimbulkan gejolak. Dana untuk pengurangan karyawan diperoleh dari Pemerintah berupa Penyertaan Modal Pemerin tah sebesar Rp.113 milyard.
2. Relokasi ialah memindahkan Kantor Pusat dari Jakarta ke Pangkalpinang guna percepatan pengambilan keputusan, pengu rangan biaya overhead dan meningkatkan kebersamaan. Reloka si dapat dilakukan lebih cepat dari pada jadwal yang diren canakan.
3. Penglepasan asset yang tidak berkaitan dengan core business bertujuan untuk mengkonsentrasikan aktivitas perusahaan hanya pada bidang yang berkaitan dengan produksi timah, mengurangi beban usaha dan pengembangan ekonoiiii wilayah. Penglepasan asset dilakukan dengan hibah kepada Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, dialihkelolakan, kerja sama operasi, dijual kepada BUMN lain dan Swasta.
4. Rekonstruksi alat produksi dan sarana pendukungnya bertuju an meningkatkan efisiensi teknis. Program rekonstruksi telah berhasil merekondisi seluruh Kapal keruk, pembukaan satu bengkel yang modern dan pemasangan sarana komunikasi melalui satelite.
Meskipun restrukturisasi telah berhasil mempertahankan hidup perusahaan dan meningkatkan daya saing, namun ada ekses ekses yang menyedihkan, terutama di wilayah yang ditinggalkan. Mengingat bahan galian adalah asset yang tak dapat diganti, hendaknya perusahaan dan pemerintah bekerja sama dalam me nyusun perencanaan jangka panjang berkaitan dengan usaha pertambangan dan dampaknya bagi masyarakat sekitarnya. Kasus PT Tambang Timah ini dapat dijadikan pelajaran bagi perusahaan BUMN ma upun swasta yang berniat untuk melakukan restrukturisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Antonius Rusli
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Pinandhita
"Industri konstruksi menjadi perhatian karena buruknya kualitas yang dihasilkan industri konstruksi jika dibandingkan dengan industri manufaktur. Untuk merespon itu, banyak perusahaan kontraktor mengadopsi dan mengimplementasikan strategi manajemen untuk meningkatkan kualitas. Salah satu pendekatan manajemen yang dapat digunakan untuk mencapai perbaikan kualitas berkelanjutan adalah Total Quality Management (TQM). Tujuan TQM dalam industri konstruksi adalah untuk menurunkan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan daya saing. Implementasi TQM membutuhkan perubahan mendasar dengan mengubah budaya, proses, strategi, dan keyakinan dalam suatu perusahaan. Orientasi pada kualitas ini lah yang menjadi kunci dari kepuasan pelanggan dan praktik bisnis. Quality Culture adalah bagian dari budaya organisasi yang berkaitan dengan kebiasaan, kepercayaan, nilai dan moral, dan perilaku untuk meningkatkan kualitas. Quality Culture juga dapat didefinisikan sebagai budaya organisasi yang berorientasikan kepada kualitas dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Konsep dari TQM dan Quality Culture ini adalah pendekatan holistic dalam pengembangan industry kontstruksi untuk menciptakan produk tanpa cacat dan tanpa melakukan pekerjaan tambahan. Studi daya saing kontraktor sebelumnya menekankan pada harga tender dan relatif mengabaikan evaluasi atribut kinerja kontraktor. Mekanisme yang paling populer untuk memberikan kontrak kepada kontraktor masih merupakan daya saing harga. Namun, telah diakui bahwa layanan berkualitas tinggi tidak dapat dicapai jika tender terendah diterima yang mengakibatkan kebutuhan untuk beralih dari “kemenangan harga terendah” menjadi ke “pemilihan multi-kriteria” dalam proses pemilihan. DI Indonesia, perusahaan kontraktor secara umum masih lemah dalam berbagai hal, antara lain manajemen yang tidak efisien, dana dan teknologi yang terbatas, sumber daya manusia yang kurang kompeten. Hal ini akan menyebabkan kontraktor di Indonesia akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi persaingan dengan kontraktor asing. Meningkatnya persaingan global ini yang kemudian membuat perusahaan kontraktor di Indonesia harus mengadopsi TQM dan Quality Culture sebagai salah satu strategi untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga memberikan kontribusi terhadap keunggulan daya saing dan kinerja perusahaan. Dibutuhkan sebuah alternative strategi untuk perusahaan kontraktor Indonesia agar dapat bersaing dengan kontraktor asing. Sebuah strategi dan suatu kerangka kerja untuk membantu pengembangan bisnis manajemen yang strategis. Kerangka kerja tersebut adalah hasil implementasi dari TQM dan Quality Culture, karena TQM dapat dilihat sebagai sebuah strategi yang meningkatkan kondisi ekonomi dan membantu perusahaan mencapai keunggulan daya saing.

The construction industry is a concern because of the poor quality produced by the construction industry when compared to the manufacturing industry. In response, many contracting companies adopted and implemented management strategies to improve quality. One of management approach that can be used to achieve continuous quality improvement is Total Quality Management (TQM). The purpose of TQM in the construction industry is to reduce production costs, thereby increasing competitiveness. Implementation of TQM requires a fundamental change by changing the culture, processes, strategies, and beliefs in a company. This quality orientation is the key to customer satisfaction and business practices. Quality Culture is a part of organizational culture related to habits, beliefs, values and morals, and behavior to improve quality. Quality Culture can also be defined as an organizational culture oriented to quality in every activity undertaken. The concept of TQM and Quality Culture is a holistic approach in the development of the construction industry to create products without defects and without doing additional work. Previous contractor competitiveness studies emphasized tender prices and relatively ignored evaluations of contractor performance attributes. The most popular mechanism for awarding contracts to contractors is still price competitiveness. However, it has been recognized that high quality service cannot be achieved if the lowest tender is accepted which results in the need to move from "lowest price wins" to "multi-criteria selection" in the selection process. In Indonesia, contractor companies are generally weak in many ways, including inefficient management, limited funds and technology, and less competent human resources. This will cause contractors in Indonesia to experience great difficulties in facing competition with foreign contractors. The increasing global competition which then makes contracting companies in Indonesia must adopt TQM and Quality Culture as one of the strategies to always make continuous improvements so as to contribute to the company's competitive advantage and performance. An alternative strategy is needed for Indonesian contracting companies to compete with foreign contractors. A strategy and a framework to help develop strategic business management. The framework is the result of the implementation of TQM and Quality Culture, because TQM can be seen as a strategy that improves economic conditions and helps companies achieve competitive advantage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sihombing, Yudi
"Tesis ini membahas strategi pengelolaan aset tetap distribusi pada PT ABC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi mekanisme pengelolaan aset tetap yang diterapkan oleh PT ABC, serta mengidentifikasi kendala-kendala dalam menerapkan standar/SOP (standard operating procedures) yang berlaku. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus pada PT ABC yang bergerak di bidang jasa penyediaan energi. Pengumpulan data dilakukan melalui aktivitas penelaahaan dokumen dan wawancara semi-terstruktur. Kerangka konseptual (framework) yang digunakan dalam proses analisis studi kasus yaitu Total Life-Cycle Asset Management (TLAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pengelolaan aset tetap PT ABC masih ditemukan proses bisnis yang belum dilaksanakan secara efektif sehingga disarankan untuk dilakukan refreshment pemahaman terkait pengelolaan aset tetap, optimalisasi digitalisasi untuk mendukung efektifitas dan efisiensi pengelolaan aset tetap di lingkungan perusahaan, serta dukungan, komitmen, dan konsistensi penyelarasan perencanaan Program Rencana Kerja penambahan aset tetap dengan visi, strategi, dan nilai-nilai fundamental perusahaan.

The purposes of this case study are to understand the fixed asset management mechanisms determined by PT ABC and identify the constraints in applying the applicable Standard Operating Procedure (SOP). This research is qualitative research with a study case method on PT ABC that operates in an energy-providing service area. The data collection method is done through document evaluations and interviews. The research instrument used in this research is the Total Life-Cycle Asset Management Theory (TLAM). The result of this research show that there are business prcess that are not effectively executed yet. The author suggests/ recommends refreshing the understanding of fixed asset management, optimizing digitalization to support the effectiveness and efficiency of fixed asset management in PT ABC’s environment, as well as support, commitment, and consistency of Work Plan Program planning’ alignment for additional fixed assets, with the company’s vision, strategies, and fundamental values."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>