Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 245582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Wulandari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Yuanita
"Dalam berinvestasi investor pada dasarnya menghadapai dua macam resiko, yaitu resiko sistematis dan resiko non-sistematis. Resiko sistematis berasal dari faktor luar seperti kondisi perekonomian makro, keadaan politik di suatu negara, dan sebagainya. Resiko ini tidak dapat dihilangkan dengan adanya diversifikasi, sedangkan resiko nonsistematis dapat terdiversifikasi. Resiko non-sistematis dapat berasal dari perusahaan. Pada era globalisasi, investasi dapat dilakukan secara internasional. Dengan melakukan diversifikasi internasional, diharapkan resiko yang dihadapi investor dapat tersebar di lebih banyak jenis dan karakteristik sekuritas. Tingkat investasi internasional yang semakin meningkat menimbulkan dugaan adanya integrasi antar pasar saham di dunia. Penelitianpenelitian sebelumnya telah dapat membuktikan adanya integrasi antar beberapa pasar saham di dunia.
Penelitian ini menguji hubungan jangka panjang dan jangka pendek selama 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2007 antara beberapa pasar saham dunia, dengan fokus utama pada pasar saham Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji stationarity, uji Granger causality, uji cointegration, uji VAR/VEC, dan uji sensitivitas menggunakan analisa impulse respons dan dekomposisi varians. Dalam penelitian ini beberapa pasar yang terbukti dominan adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Hubungan jangka panjang dan pendek antar pasar saham dalam penelitian juga terbukti. Selain itu, pasar modal Indonesia menunjukan integrasi dengan pergerakan pasar saham dunia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam jangka pendek pengaruh Amerika Serikat dan Jepang terlihat pada pasar saham Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Martha Anastasia
"Penelitian pada karya akhir ini dilakukan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Conrad dan Conroy (1994), tentang transaksi saham pada saat split ex-date, dengan mengambil sampel dari saham-saham yang ada di Indonesia, secara khusus yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Conroy dan Flood, ditemukan bahwa pada saat ex-date, terjadi peningkatan yang tidak terduga yaitu sekitar 40%, dalam jumlah transaksi yang dilaporkan dari saham-saham yang cukup mewakili keseluruhan saham. Pada saat yang sama juga terjadi penurunan yang signifikan pada volume yang dilaporkan dan peningkatan jumlah shareholder setelah ex-date. Secara khusus, riset pada karya akhir ini akan meneliti pengaruh bias pengukuran, yang terjadi karena adanya sebuah variable, yang disebut dengan order flow bias, pada tingkat pengembalian abnormal (abnormal return) harga transaksi pada saat terjadi stock split atau biasa dikenal dengan split ex-day return. Dugaan yang timbul adalah bahwa order setelah stock split akan terdiri atas lebih banyak pembeli yang membeli dalam jumlah atau volume yang lebih sedikit dan lebih sedikit penjual yang menjual dalam jumlah yang lebih besar. Perubahan dalam arus pemesanan (order flow) menyebabkan harga penutupan akan lebih sering sama dengan harga penawaran (ask price), konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maloney dan Mulherin pada tahun 1992 dan Grinblatt dan Keim pada tahun 1991. Di samping itu, keuntungan yang diterima oleh specialist (market maker) akan meningkat, sebagai kompensasi terhadap pengelolaan inventori yang secara rata-rata lebih tinggi akibat ketidakseimbangan yang terjadi antara jumlah permintaan dan penawaran. Jadi, pada karya akhir ini, akan dilihat bagaimana order flow bias mempengaruhi abnormal return serta bagaimana perubahan pada order transaksi dapat menjelaskan order flow bias yang terjadi di Indonesia, pada saham-saham yang terdaftar di BEJ. Secara singkat, kesimpulan akhir yang diperoleh adalah bahwa memang order flow bias mempengaruhi tingkat pengembalian abnormal yang terjadi pada harga saham pada hari perusahaan memecah sahamnya atau yang disebut dengan split ex-date. Lebih jauh lagi ditemukan bahwa order flow bias tidak bergantung pada perubahan pada volume dan jumlah (frekuensi) order transaksi yang terjadi seperti yang diduga dan ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaukabus Syarqiah
"Perkembangan ekonomi syariah akhir-akhir ini menambah marak khasanah perekonomian kita. Salah satu bukti dari perkembangan ekonomi syariah adalah adanya institusi keuangan syariah. Institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang adalah pasar modal syariah, yang pertumbuhannya tidak lepas dari perkembangan industri keuangan syariah. Geliat saham-saham syariah yang ada pada pasar modal syariah dapat kita lihat pada Jakarta Islamic Index (JII). Dengan menganalisis indeks ini kita dapat mengetahui kinerja, risiko dan imbal hasil pada pasar modal syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah seleksi saham-saham yang sesuai dengan syariah mempengaruhi kinerja dari indeks syariah dan mengetahui yang menjadi keseimbangan risiko dan imbal hasil dari indeks syariah. Penelitian ini membandingkan antara JII dan LQ45 sebagai saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi. Pemilihan obyek yang digunakan dalam penelitian tidak berdasarkan kriteria tertentu. Obyek yang digunakan adalah data mingguan indeks JII, LQ45 dan SBI rate antara tahun 2002 sampai 2006. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS), Generalized Methods of Moments (GMM) dan Metode Rekursif dari data Time Series yang ada. Penggunaan metode OLS, GMM dan rekursif adalah untuk mencapai hasil yang optimal. Dari hasil penelitian, seleksi yang ada dalam JII tidak mempengaruhi kinerja dari indeks. JII juga memiliki risiko dan imbal hasil yang kompetitif jika dibandingkan dengan LQ45."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rianti
"Kepemilikan dan analisis yang tepat pada informasi penting untuk dilakukan investor agar mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi. Investor dihadapkan dengan berbagai macam informasi di pasar modal. Data historis seperti volume transaksi dan imbal hasil dapat menjadi informasi yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan menggunakan data perdagangan saham intrahari untuk periode 10 Agustus hingga 28 Desember 2007 dari Bursa Efek Indonesia, penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh volatilitas imbal hasil saham terhadap volume transaksi dan sebaliknya pada 14 saham teraktif di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian membuktikan bahwa volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan memiliki korelasi yang positif. Korelasi ini menunjukkan bahwa ketika volatilitas imbal hasil atau resiko karena variabilitas tingkat pengembalian tinggi, volume perdagangan yang terjadi juga tinggi. Hal ini merupakan indikasi bahwa tipe investor pada 14 saham teraktif di BEI merupakan risk taker. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kausalitas antara volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa volatilitas imbal hasil tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume perdagangan dan sebaliknya. Hubungan yang terjadi pada 14 saham teraktif di Bursa Efek Indonesia merupakan aplikasi dari Mixture Distribution Hypothesis.

Ownership and analysis of information are important for investor in order to make profit from investing. Investors face many types of information at stock market. Historical data for example trading volume and return are also has a possibility to become significant information to exploit profit. By using intraday stocks transaction data for period August, 10 until December 28, 2007, this research try to figure out how return volatility influence trading volume and vice versa on Indonesia Stock Exchange?s 14 most active stocks. The concluding remark proved that return volatility and trading volume has positive correlation. The correlation shows at the time volatility or risk from variability to get return high, trading volume also high. This result indicates that profile of investor in 14 most active stocks are risk taker. However, research can not found causality relationship between return volatility and trading volume. This result show that return volatility can not be used to predict trading volume and vice versa. The relationship between return volatility and trading volume on Indonesia Stock Exchange?s 14 most active stocks are the application of Mixture Distribution Hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6564
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Christiana A. Andyono
"Tujuan dari skripsi ini adalah meneliti mengenai pengaruh dari faktor fundamental perusahaan yang digambarkan dengan book-to-market ratio, kebijakan pendanaan perusahaan, dan ukuran perusahaan, serta kondisi makroekonomi yang digambarkan oleh inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan pada periode 2004-2008 dengan rentang data tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa book-to-market ratio, ukuran perusahaan, tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang memiliki pengaruh yang signifikan.. Sedangkan kebijakan pendanaan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat imbal hasil saham pertambangan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan-keputusan berinvestasi terutama pada saham-saham pertambangan.

The purpose of this thesis is to analyze the effects of book-to-market ratio, corporate financing decision, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and the growth of Mining Sector GDP for the period of 2004-2008. The range of data used in this research paper is yearly data. The result shows that book-to-market ratio, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and growth of Mining sector GDP have a significant effect on the mining companies stock return. Nevertheless, corporate financing decision don?t have a significant effect on mining companies? stock return. This result can be utilized as a reference for investors in order to determine the best investment decisions especially in mining sector stocks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wasilah
"Penelitian ini mencakup pembahasan tentang hubungan antara informasi asimetri dengan perataan labs di Indonesia. Jika informasi asimetri tinggi, maka stakeholder tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh manajer sehingga akan mendorong adanya perataan laba.
Penelitian ini menggunakan pendekatan aggregate accruals dengan model Jones yang telah dimodifikasi ntuk melihat adanya praktek perataan laba. Sedangkan untuk informasi asimetri digunakan pendekatan teori market microstructure dengan proxy bid ask spread. Sedangkan variabel untuk menerangkan bid ask spread digunakan variabel volatilitas return, volume perdagangan dan harga quotes.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan data pcrdangangan BEJ. Dalam menganalisa digunakan generalized least squares dengan balanced panel data untuk 60 perusahaan selama tahun 1994 - 1999.
Selain itu penelitian ini juga melihat tentang bagaimana pengaruh kondisi lingkungan ekonomi berupa krisis keuangan yang melanda Indonesia terhadap hubungan antara informasi asimetri dengan perataan laba. Hal ini dilakukan dengan menarik sub sampel dari periode sebelum krisis dan periode saat krisis.
Hasil dari penelitian ini terbukti secara signifikan bahwa ada hubungan positif antara informasi asimetri -- yang diproxy dengan bid ask spread - dengan perataan Iaba di Indonesia. Hubungan positif ini tidak terpengaruh oleh krisis yang mcnimpa Indonesia, yang dibuktikan dengan basil penelitian untuk sub sampel dalam periode sebelum krisis maupun saat krisis keuangan di Indonesia.

This paper conducts an empirical investigations about the relationship between information asymmetry and earnings management in Indonesia. When information asymmetry is high, the stakeholders don't have any information or resources to monitor and to know manager's activities which gave rise to the practice of earnings management. To know earning managements practices and information asymmetry, this paper use aggregate accruals with modified Jones model and market microstructure theory. This paper proposed return volatility, trading volume and quates price for bid ask spread which proxy in market microstructure.
This research use secondary data as financial report and Jakarta Stock Exchange trading data . This paper use generelized least squares with 60 firm balanced panel data in the 1994-1999.
This paper also concerned about the effect of Indonesian financial crisis to the relationship between information asymmetry and earnings management. We use and compare sub sample before and in the financial crisis period.
Empirical result suggest a positive relationship between information asymmetry as measured by bid ask spreads and the level of earnings management in Indonesia. This positive relationship didn't effect by Indonesian financial crisis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yusuf
"Stock Market Crash yang terjadi di pasar modal membuat regulator berpikir untuk menemukan sistem perdagangan yang dapat mencegah terjadinya crash. Shiller (1984) dan De Long, Shleifer, Summers, dan Waldmann (1989, 1990) berpendapat harga saham dapat melenceng dari nilai fundamentalnya karena aktivitas perdagangan uninformed serta terdapat penelitian yang membuktikan pada 19 Oktober 1987 terjadi aktivitas pembelian yang signifikan oleh insider serta perusahaan yang dibeli dalam jumlah lebih banyak oleh insider pada periode crash juga menunjukkan pemulihan signifikan harga secara lebih besar pada periode pasca crash.1 Uniformed trading terjadi karena terdapt asymmetrid information. Maka regulator pun menerapkan mekanisme circuit breaker untuk mengatasi aktivitas perdagangan uninformed yang menyebabkan terjadinya crash. Penerapan sistem ini memicu perdebatan di kalangan akademisi maupun praktisi tentang kinerja sesungguhnya dalam mengatasi permasalah asymmetric information. Pendukung circuit breaker meyakini bahwa circuit breaker dapat menurunkan volatilitas harga saham, melawan reaksi berlebihan, dan tidak mengganggu aktivitas perdagangan sementara kritikus circuit breaker menyatakan cicuit breaker dapat meningkatkan volatilitas, mencegah harga mencapai titik equilibriumnya, dan mengganggu aktivitas perdagangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi terhadap volatilitas harga saham, pergerakan harga saham, dan volume perdagangan saham serta kinerjanya dalam mengatasi masalah asymmetric information. Dari hasil penelitian yang menggunakan data saham pada periode 2003 ? 2005 diperoleh kesimpulan supensi meningkatkan aktivitas uninformed trading, terbukti dari periode volume perdagangan tertinggi sama dengan periode volatilitas saham tertinggi, yakni di hari-hari pasca suspensi. Dan di saat perbedaan harga dengan nilai fundamental saham mulai mengecil (karena walaupun volatilitas turun namun arah pergerakan harganya masih menjauhi nilai fundamental saham) aktivitas perdagangan justru berkurang. Sehingga manfaat suspensi di BEJ dipertanyakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Maya Sarah
"Penelitian ini menganalisis rasio Market Efficiency Coefficient (MEC) dan biaya eksekusi. Analisis mencakup perhitungan besarnya rasio MEC dan biaya eksekusi, pemeringkatan berdasarkan sektor industri dan saham, dan regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel harga saham, volume transaksi, dan varians return saham terhadap MEC dan biaya eksekusi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga puluh saham yang termasuk dalam enam sektor industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ), yaitu sektor industri pertanian, barang konsumsi, pertambangan, transportasi dan infrastruktur, properti dan real estate, serta keuangan. Data harga saham dan volume transaksi diperoleh untuk periode Januari dan Febuari 2007, selama 30 hari perdagangan di BEJ, kecuali hari Jumat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor industri pertanian merupakan sektor industri yang paling efisien sedangkan sektor properti dan real estate memiliki tingkat efisiensi terendah. Berdasarkan perhitungan biaya eksekusi, sektor industri pertanian memiliki biaya eksekusi terendah sedangkan sektor industri barang konsumsi memiliki biaya eksekusi tertinggi. Hasil regresi menunjukkan variabel varians return saham dan volume yang berpengaruh secara signifikan dan positif dengan MEC dan hanya variabel varians return saham yang berpengaruh secara signifikan dan positif dengan biaya eksekusi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Eva Chaharani
"Penelitian ini menguji hubungan antara cuaca lokal di Jakarta terhadap imbal hasil saham pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengikuti yang dilakukan oleh Saunders (1993), Hirshleifer dan Shumway (2003), dan Chang et al. (2007), penelitian ini menguji pengaruh dari cloud cover terhadap imbal hasil saham. Dimana, penelitian ini menghipotesiskan terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Fokus dari penelitian ini ada pada cloud cover. Hal ini karena berdasarkan Saunders (1993) dan Hirshleifer dan Shumway (2003), yang menyatakan bahwa sinar matahari merupakan variabel cuaca paling penting yang memengaruhi mood [Chang et al. (2007)]. Peneliti meregresikan imbal hasil saham dalam cloud cover. Karena efek dari cloud cover dapat didorong oleh kondisi cuaca yang berlawanan, maka mengikuti Chang et al. (2007), peneliti memasukkan variabel-variabel cuaca lain ke dalam regresi meliputi tingkat hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Sebuah variabel dummy untuk tingkat hujan (Dhujan) didefinisikan sebagai 1 jika data dari BMG menunjukkan bahwa terjadi hujan selama observasi. Suhu diukur dalam Celcius, dan kecepatan angin (angin) diukur dalam knot. Mengikuti Chang et al. (2007), peneliti juga mengendalikan efek day-of-the-week dan month-of-the-year. Oleh karena itu peneliti memasukkan variabel dummy untuk hari Senin (DMon), Jumat (DFri), Januari (DJan), Desember (DDec) ke dalam perhitungan regresi. Peneliti melakukan dua penghitungan regresi. Dimana dalam penghitungan pertama, dengan mengikuti Hirshleifer dan Shumway (2003), peneliti melakukan deseasonalize terhadap tiap variabel cuaca dengan mengurangi rata-rata variabel cuaca tiap minggu dari rata-rata tiap-tiap hari. Sedangkan dalam penghitungan ke dua, dengan mengikuti Saunders (1993), peneliti tidak melakukan deseasonalize terhadap variabel-variabel cuaca. Dari 17 hasil regresi yang dilakukan, baik dengan menggunakan variabelvariabel cuaca yang telah maupun yang belum di-deseasonalized, terdapat satu variabel terikat yang dipengaruhi oleh cloud cover, yaitu variabel terikat return saham LSIP. Namun, pada sebagian besar sampel penelitian ditemukan bahwa cloud cover tidak memengaruhi imbal hasil saham. Oleh karena itu, untuk sebagian besar sampel penelitian, dapat dikatakan bahwa peneliti gagal menolak hipotesis nol dari penelitian, yang berarti tidak terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa investor tidak dapat membuat sebuah strategi aktif dengan menggunakan kondisi cuaca."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>