Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinulingga, Andi
Jakarta: Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila bekerjasama dengan Suara Karya, 2006
320.54 AND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Nur Handayani
"Sebagai Ibukota negara Republik Indonesia, DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk yang besar tentu menyisakan berbagai masalah sosial. Pemuda dengan potensinya yang besar diharapkan dapat memberikan pembaruan dan perubahan terhadap permasalahan yang terjadi. Kerelawanan merupakan sumbangan masyarakat bagi pembangunan masyarakat sipil. Masyarakat sipil yang kuat dapat dipastikan memiliki tingkat kerelawanan yang tinggi. Kerelawanan pun memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Pemuda menggambarkan sebuah potensi besar dalam pembangunan. Terdapat kebutuhan yang mendesak dalam membangun potensi ini, yang melibatkan partisipasi pemuda termasuk kerelawanan. Tesis ini bertujuan untuk menggali pengembangan pemuda dalam organisasi kerelawanan yang dilakukan di organisasi massa, Masyarakat Relawan Indonesia dan organisasi bentukan pemerintah, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan).
Berdasarkan penelitian melalui pendekatan kualitatif, diperoleh kesimpulan bahwa keterlibatan pemuda dalam organisasi kerelawanan MRI mencapai 85% - 90%, sedangkan keterlibatan pemuda dalam PNPM Mandiri Perkotaan hanya mencapai 2%. Sedikitnya keterlibatan pemuda di PNPM MP disebabkan karena kurangnya kapasitas fasilitator pendamping dalam melakukan pendekatan dengan pemuda/ komunitas kepemudaan dan tidak dilibatkannya pemuda dalam kegiatan fase pembelajaran. Berkebalikan dengan PNPM MP, MRI menggunakan media promosi sosial media sebagai pendekatan kepada pemuda. Selain itu, pelibatan yang dominan bagi pemuda pada kegiatan kerelawanan mendorong relawan pemuda tersebut merasa memiliki saran aktualisasi dan pengembangan diri. Selain itu, pemuda menjadi merasa tertantang dan memiliki tanggung jawab yang besar. Keterlibatan relawan pemuda yang tinggi menyebabkan gerakan kerelawanan akan semakin bergerak cepat dan luas, sehingga masyarakat yang mandiri dan sejahtera akan tercapai.

As the capital of the Republic of Indonesia, Jakarta has a large population so that leaves many social problems. Youth with great potential that is expected to provide inovations and changes to the problems that occurred. Voluntary give contributions for the development of civil society. Strong civil society is certain to have a high level of volunteerism. Volunteerism also has a huge influence on a country's economic condition. Youth described a huge potential for development. There is an essential need to build this potential, which involves the participation of youth including volunteerism. This thesis aims to explore the development of youth in volunteer organizations conducted in mass organizations, Community Volunteer Indonesian and government organization, the National Program Community Empowerment of Independent Urban.
Based on a qualitative research approach, the conclusion that youth involvement in voluntary organizations MRI was 85% - 90%, while youth involvement in PNPM MP only reached 2%. At least the youth involvement in PNPM MP due to lack of capacity of the facilitator in engaging with young people/ youth community and youth involvement in the activities of the learning phase. Otherwise to PNPM MP, MRI uses social media as a promotional media approaches to youth. In addition, the dominant involvement for youth in volunteer activities that encourage youth volunteers have suggestions feel actualization and self-development. In addition, youth are challenged and have a great responsibility. High involvement of youth volunteers led volunteer movement will increasingly move quickly and widely, so that an independent and prosperous society will be achieved.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Purnawan
"ABSTRAK
Dalam setiap organisasi, terjadinya konflik merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini terjadi karena pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi mempunyai perbedaan sasaran ( goals); nilai (values); pikiran (cognition); perasaan (affect); dan perilaku (behavior) dalam memaknai tujuan (goal) dalam organisasi. Konflik dalam organisasi kepemudaan biasanya identik dengan persoalan-persoalan yang bersifat politis, persoalan kepemimpinan, pembentukan struktur, distribusi jabatan, pengambilan keputusan organisasi, pemberlakuan keputusan dan persoalan yang lain.
Guna memahami lebih dalam konflik yang terjadi di organisasi kepemudaan, maka diperlukan suatu tinjauan, telaah dan penelitian terhadapnya. Oleh karena itu, dalam tesis ini dipaparkan perihal bentuk konflik dalam organisasi, faktor-faktor yang melatar belakangi, pengelolaan (manajemen) terhadap konflik yang terjadi dan hambatan dalam pengelolaan konflik tersebut dalam organisasi kemasyarakatan pemuda, dengan objek penelitian Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dari tinjauan tersebut akan diperoleh kesimpulan mengenai konflik yang terjadi di HMI masih tataran fungsional atau telah menjurus kepada disfungsional.

ABSTRACT
Conflict in every Organization is always occurred. Conflict usually caused by whose get involved inside have different path on Goals; Value; Cognition; Affect and Behavior in implementing Organization Goals. Those are related with Political problems, Leadership issue, power distribution, decision maker, etc.
In way to understand Conflict on Youth Organization, we need to review, research and some thought to analyze. This Thesis explain about forms of Conflict in Organization, historical background, managing conflict and threat in managing conflict on Youth Organization, the research object Islamic Association of University Students (HMI). We will get conclusion about how Conflict that happened in HMI is on functional layer or they are in way to dysfunctional."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Rianisa Mausili
"Penelitian ini membahas tentang Strategi Politisi Muda Pada Pemilihan Kepala Daerah Tingkat Kabupaten dan Tantangan Primordialisme. Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo sebagai pemuda yang ikut dalam kontestasi pilkada di kabupaten Gowa menggunakan jalur independen, melekat unsur primordialisme dalam dirinya dan melawan Raja Gowa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (design studi kasus) yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dan dokumentasi. Esensi penelitian ini adalah Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo sebagai Bupati Gowa terpilih pada pemilihan kepala daerah tahun 2015 merupakan potret keberhasilan pemuda dalam kontestasi pemilihan Bupati dalam suatu daerah. Selain itu, Ia sebagai pemuda memiliki hubungan darah dengan bupati sebelumnya sehingga dirinya selalu dikritik sebagai calon yang dipundaknya melekat unsur primordialisme dan memiliki lawan politik yang sangat berat yaitu Raja Gowa yang terlibat dalam kontestasi tersebut. Realitas itu mengharuskan dirinya dan timnya menyiasati dan merancang strategi kampanye berupa mengandalkan seorang komunikator yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni, mengemas kampanye dalam bentuk persuasif melalui pertemuan langsung dengan masyarakat dan membuat program program zikir dan doa sebagai medium untuk menampilkan image dirinya sebagai kandidat terbaik yang religius. Ia juga menggunakan strategi pelibatan relawan yang dari berbagai kalangan untuk menaikkan popularitasnya sebagai kandidat, melibatkan berbagai media untuk menayangkan berita tentangnya secara positif dan yang sangat fenomenal yaitu Ia mampu menentukan pilihannya kepada Karaeng Kio sebagai wakilnya dengan pertimbangan pengalaman birokrasi dan popularitas. Selain itu, dalam kontestasi Pilkada di kabupaten Gowa, citra primordial dikonstruksi melalui simbol-simbol dan praktek politik sehingga kontestasi sesungguhnya hanyalah sebuah pertempuran antara klan Yasin Limpo dan Raja Gowa untuk memperebutkan ruang kekuasaan tertinggi di kabupaten Gowa yaitu menjadi seorang Bupati.

This study discusses about the Strategy of Young Politicians in District Head Election and Primordialism Challenges. Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo as a youth took a part in Gowa elections used an independent way, attached a primordialism to himself and stood out against Gowas King. The method used in this study is a qualitative method (case study design) that is descriptive. Collecting the data has been done by interveiew (in-depth interview) and documentation. The essence of this research is that Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo as the Gowa Regent elected in the 2015 regional head election is a portrait of the success of youth in the contestation of the Regents election in a region. In addition, Ichsan as a youth who has a blood relation with the previous regent was always criticized as candidate whose shoulder was attached to an element of primordialism and had a very heavy political opponent, namely King Gowa who was involved in the contestation. That reality requires him and his team to get around and design a campaign strategy in the form of relying on a communicator who has capable capacity and capability, packing campaigns in a persuasive manner through direct meetings with the community and making remembrance and prayer programs as a medium to present his image as the best faithful candidate. He also used the strategy of volunteer involvement from various circles to increase his popularity as a candidate, involving various media to broadcast the news about him positively and a very fantastic point from Ichsans way is that he made a big decision to choose Your Honour Kio as his vice in consideration of bureaucratic experience and popularity. Otherwise, in the regional election in Gowa district, primordial images were constructed through political symbols and practices so that the actual contestation was only a battle between the Yasin Limpo clan and the King of Gowa to fight for the highest power space in Gowa district, namely becoming a regent.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rowena Descagita
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami peran need for cognitive closure terhadap perilaku unfriending pada pengguna media sosial Facebook yang mengalami perbedaan pandangan politik daring terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Pertanyaan survei diedarkan secara daring dan diikuti oleh 116 pengguna Facebook yang berdomisili di Jakarta. Hasil dari penelitian ini tidak menemukan pengaruh yang signifikan dari need for cognitive closure terhadap perilaku unfriending dalam konteks perbedaan pandangan politik. Akan tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan pandangan politik daring dapat memprediksi munculnya perilaku unfriending di Facebook. Perbedaan pandangan politik seharusnya dapat menjadi masukan bagi pemerintahan dan meningkatkan keterlibatan individu di dalam politik pemerintahan. Dengan munculnya kecenderungan individu untuk menghindari perbedaan pandangan politik di dunia maya, terdapat kekhawatiran akan terhambatnya proses perkembangan demokrasi yang difasilitasi oleh penggunaan internet.

ABSTRACT
The present study tries to understand the role of need for cognitive closure to unfriending behavior among Facebook users that encounters online political disagreement regarding the 2017 Jakarta Gubernatorial election. A set of survey items were administered online and yield responses from 116 Facebook users living in Jakarta. The result of this study did not found a significant effect of need for cognitive closure to unfriending behavior in the context of political disagreement. However, the present study indicates that online political disagreement is able to predict unfriending behavior in Facebook. Political disagreement should emerge as an input towards the current ruling government and promotes the people rsquo s political involvement. The emerging trend of individuals avoiding online political disagreement raises a concern in how the internet plays a role in harming democracy."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The decreasing rate of involvement in organized groups and with voting by young people is a disturbing trend that perhaps can be turned around. Becoming Citizens: Deepening the Craft of Youth Civic Engagement brings together civic education, experiential education, and political theory to provide a revealing multiple-perspective examination of the new alternative way of practice in the youth work field called civic youth work. This helpful resource bridges the theory of civic engagement with education, ground both in extensive data, and then discuss various youth civic engagement init."
London: Routledge, 2009
323.042 BEC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meiftia Eka Puspasari
"Organisasi kepemudaan Indonesia Future Leader (IFL) memanfaatkan media sosial yaitu Twitter sebagai instrumen organisasi dan melalui tweet dari akun @ifutureleaders, IFL mengkonstruksikan pemuda sebagai agen perubahan. Dengan menggunakan teori wacana Foucault serta konsep imagined community, peneliti menganalisis tweet dari akun tersebut selama bulan April-Mei 2013. Proses analisis terbagi menjadi 3 level yaitu: profil IFL, pemanfaatan Twitter untuk pengembangan kepemudaan, dan analisis wacana kritis terhadap tweet.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IFL memanfaatkan media sosial untuk promosi dan membangun jaringan berbentuk imagined community. Sedangkan dalam pengembangan kepemudaan, akun @ifutureleaders cenderung fokus pada pengembangan kepemudaan yang bersifat individualistik dan berorientasi global. Hasil analisis wacana kritis model Sara Mills menunjukkan bahwa IFL dalam tweet mereka memposisikan pemuda Indonesia secara general yaitu menjadi objek dalam citra negatif.

Indonesian Future Leader (IFL), an Indonesian youth organization, utilizes social media, Twitter, as their organization instrument. Through tweets from account @ifutureleaders, IFL constructed youth as agent of changes. By using Foucault discourse theory and imagined community concept, reseacher analyzed tweets from that account within April – May 2013. The analysis process was divided into 3 level : IFL profile, Twitter utilization for youth development and critical discourse for tweet analysis.
The result showed that IFL utilized social media for promoting and developing imagined community network. On the other hand, for youth development, account @ifutureleaders tended to focus on individualistically and globally oriented youth development. The result of Sara Mills critical discourse analysis showed that IFL, in their tweets, placed Indonesia Youth generally as object in negative imaged.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Wahyudi
"ABSTRAK
Penelitian ini menjawab pertanyaan yaitu faktor apa di antara variabel persepsi terhadap keadilan sosial atau variabel kepercayaan interpersonal yang paling memprediksi kepercayaan politik. Metode penelitian yang dipakai adalah korelasional, dengan subjek penelitian yaitu mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia yang berusia di atas 19 tahun, dengan teknik accidental sampling, dan didapatkan sejumlah 1161 responden. Persepsi keadilan sosial diukur dengan Procedural dan Distributive Justice Scale (Blader dan Tyler, 2003), kepercayaan interpersonal diukur dengan Propensity to Trust Scale (Evans dan Revelle, 2008), dan kepercayaan politik diukur dengan Citizen Trust in Government Organizations Scale (Grimmelikhuijsen dan Knies, 2015). Hasil menunjukan bahwa kepercayaan politik berkorelasi positif secara signifikan dengan persepsi keadilan sosial (r = 0.714, n = 1161, p>0.01, one-tailed) dan kepercayaan interpersonal (r = 0.112, n = 1161, p>0.01, one-tailed). Hasil dari analisis regresi juga menunjukan bahwa persepsi keadilan sosial menjadi prediktor yang lebih kuat (β = 0.711) dibandingkan kepercayaan interpersonal (β = 0.114) terhadap kepercayaan politik.

ABSTRACT
This research purpose was to answer the question regarding whether perceived social justice or interpersonal trust is the stronger predictors of political trust. The research method was correlational study, used accidental sampling method, with university students above 19 years old as the research respondent, and gathered 1161 respondent. Perceived social justice was measured by Procedural dan Distributive Justice Scale (Blader dan Tyler, 2003), interpersonal trust was measured by Propensity to Trust Scale (Evans dan Revelle, 2008), and political trust was measured by Citizen Trust in Government Organizations Scale (Grimmelikhuijsen dan Knies, 2015). Results show that political trust was positively correlated with perceived social justice (r = 0.714, n = 1161, p>0.01, one-tailed) and interpersonal trust (r = 0.112, n = 1161, p>0.01, one-tailed). Regression analysis showed that perceived social justice was the better predictor (β = 0.711) rather than interpersonal trust (β = 0.114) towards political trust."
2016
S64861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>