Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lina Kusmawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
S2011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya stereotip yang berkembang di masyarakat bahwa setiap wanita dewasa yang telah menikah diharapkan perannya sebagai seorang ibu, bila ia mau dikatakan sebagai wanita yang sempurna. Namun demikian, sekitar 10 % pasangan di Indonesia tidak beruntung memiliki keturunan. Sedangkan penyebab kekurang berhasilan seorang wanita untuk bisa hamil dan melahirkan anak setelah 12 bulan pernikahan dengan kegiatan bersenggama secara teratur, yang lazimnya disebut infertilitas, sangat bervariasi. Adanya kenyataan infertilitas tersebut membuat wanita memiliki penghayatan psikologis terhadap kondisinya tersebut, yang pada akhirnya bisa menjadi satu sumber stres baginya.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan pertimbangan bahwa masalah yang diteliti merupakan masalah yang peka dan membutuhkan kedalaman informal. Teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Ruang lingkup penelitian adalah wanita yang sudah menikah, paling sedikit 12 bulan, berpendidikan minimal SMA dan belum punya anak. Lokasi penelitian pun dibatasi yaitu kompleks perumahan salah satu BUMN di Cilegon.
Hasil yang diperoleh adalah terjaringnya berbagai sumber-sumber stres, baik berupa penghayatan frustrasi, karena adanya hambatan fisik dan sosial, konflik maupun tekanan-tekanan yang dirasakan oleh wanita infertil. Tergali pula mengenai makna anak, serta hal yang menarik lagi adalah diketahuinya peran dukungan suami yang sangat besar dalam memotivasi istri untuk melakukan coping secara efektif. Sedangkan strategi coping yang muncul pun bervariasi, mencakup coping baik yang berpusat pada masalah, maupun berpusat pada emosi. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan oleh wanita infertil lebih condong bersifat bukan medis/tradisional. Hal ini berkaitan dengan kurangnya dukungan suami untuk terlibat dalam upaya pencarian pengobatan. Kesimpulan yang diperoleh adalah tentang pentingnya dukungan suami dalam memotivasi wanita infertil untuk melakukan upaya pencarian pengobatan. Saran yang diberikan adalah perlunya konseling infertilitas bagi pasangan infertil dan pemberdayaan pengobatan tradisional oleh wanita infertil.

This research is base on stereotype about role of woman as married adult who has a child. About 10% of married couples in Indonesia doesn't have child. They are called infertile couple or who has infertility problem. The infertility is condition where married woman doesn?t have pregnancy including 12 months during her married periods within do coitus routinely. The cause of infertility is varied. The infertility made a married woman appreciate some psychological feeling about her problem, so that can be a stressor for her.
Method of this research is qualitative, because of the essential research problem is sensitive and wants a accurate and in-depth data. The informants are married women, with married age at least 12 months, high school education minimal, Childless. The research location is in Cilegon.
The results of research are known frustration, because of physical and social barriers, conflicts and stress. The informants appreciated varied meaning of child for them. The role of social support from informants? husbands is very important, because that can motivate them to do coping effectively. There are many coping strategy; problem-focused coping and emotion focused coping that do by informants. The low of social support from their husbands made them do traditional treatments, that no husband participants. The infertility counseling and the improvement traditional medicine is propose to help infertility couple to solve their problems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Nastiti Purwitasari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Dianasari
"ABSTRAK
Pengangguran merupakan masalah rumit yang muncul di banyak negara. Di Indonesia,
data terakhir (Sakernas 1994) menunjukkan angka pengangguran sejumlah 1,5 juta.
Dari angka tersebut, 6,25 persen di antaranya adalah pengangguran lulusan perguruan
tinggi. Setiap tahunnya, lulusan perguruan tinggi yang terpaksa menganggur mencapai
70.000 orang. Angka tersebut menunjukkan bahwa gelar kesarjanaan yang
belum menjamin seseorang akan cepat mendapat pekerjaan. Kondisi menganggur
dapat menimbulkan tekanan atau stres. Stres, pada hakikatnya terdiri dari dua aspek,
yaitu sumber stres dan reaksi stres. Stres tidak akan muncul jika tidak ada sumber stres,
atau sebaliknya. Stres pada kondisi menganggur dapat muncul dari aspek-aspek atau
manfaat bekerja yang tidak dapat dinikmati oleh para penganggur.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hal-hal atau faktor-faktor apa saja yang dapat
menjadi sumber stres, serta bagaimana gambaran faktor-faktor sumber stres tersebut
pada sarjana penganggur di Jakarta dan sekitarnya. Secara lebih khusus, penelitian ini
juga mencoba melihat perbandingan antara pria dan wanita dalam gambaran
masing-masing faktor. Dari analisis faktor yang dilakukan berdasarkan data yang
terkumpul dari 102 sarjana penganggur pria dan wanita, ditemukan 8 (delapan) faktor
yang dianggap sebagai sumber stres oleh sarjana penganggur di perkotaan.
Faktor-faktor tersebut adalah Tekanan untuk memperoleh pekerjaan; Persaingan untuk
memperoleh pekerjaan; Perasaan negatif sebagai penganggur; Tekanan Finansial ;
Persepsi kemampuan diri; Proses pencarian pekerjaan; Perencanaan masa depan; dan Penerapan dan pengembangan ilmu. Kedelapan faktor tersebut dapat digolongkan ke
dalam dua bagian, yaitu sumber stres eksternal dan sumber stres internal. Dari
peringkat antar faktor, diketahui bahwa faktor tekanan untuk memperoleh pekerjaan
(sumber stres eksternal) dipandang sebagai faktor yang paling besar menimbulkan
stres, sedangkan faktor penerapan dan pengembangan ilmu (sumber stres internal)
dipandang sebagai faktor yang paling sedikit menimbulkan stres.
Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan antara pria dan wanita
dalam memandang tiga faktor, yaitu persaingan untuk memperoleh pekerjaan; perasaan
negatif sebagai penganggur; dan proses pencarian pekerjaan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Becker, Horowitz dan Campbell (1973) bahwa jenis kelamin merupakan
salah satu karakteristik individu yang membuat individu memandang sumber stres dan
mengalami intensitas stres yang berbeda. Hasil ini juga sesuai dengan riset Silverman,
Eicher dan Williams (1987) bahwa pria dan wanita memiliki pandangan yang berbeda
terhadap sumber stres yang dihadapi. Pada ketiga faktor tersebut, wanita memandang
ketiga faktor ini sebagai lebih menimbulkan stres dibanding pria.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk melakukan penelitian kualitatif dengan
metode wawancara mendalam untuk mengetahui dinamika masalah yang dihadapi dan
memperbanyak responden. Disarankan pula untuk menyempurnakan alat ukur yang
dipergunakan dalam penelitian. Sebaiknya penelitian serupa juga dilaksanakan pada
penganggur dari semua tingkat pendidikan, tidak hanya sarjana saja. Selain itu juga
diberikan beberapa saran praktis agar para sarjana penganggur tidak terganggu
penyesuaian dirinya, serta membantu diperolehnya pekerjaan yang diidamkan."
1996
S2395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Widyasari Soeyitno
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Betty
"Pasien dengan hemodialisa ( HD ) memerlukan jangka waktu yang lama dalam terapinya yang memungkinkannya untuk menjadi stres. Stres dapat hersumber dari internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran sumber- sumber stres pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RS. PGI. Cikini. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, dirnana jumlah responden sebanyak 53 orang, pasien hernodialisa diminta untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner penelitian. Dari hasil analisis didapat sumber internal yang rnempengaruhi timbulnya stres pda pasien yang menjalani terapi hemodialisa yaitu yang berusia 35-39 tahun dan 45-49 tahun (18,9% ), pendidikan SLTA (37,7%], kepercayaan yang baik (64,2%), emosi yang baik (50,9% ), hidup penuh arti ( 54,7% ), tingkat pengetahuan yang baik (50,9%). Sumber eksternal yang mempengaruhi timbulnya stres pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa yaitu dukungan keluarga ( 75,5 %), dukungan sosial ( 54,7 %), status ekonomi yang memadai (54,7%)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5884
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Musdalifah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feera Agustina Handiyani
"ABSTRAK
Sampai saat ini kontradiksi mengenai status pernikahan dan kaitannya
dengan stres kerja masih berlanjut. Begitu banyak penelitian yang menyatakan
bahwa mereka yang telah menikah dinilai lebih baik secara fisik maupun
psikologis, namun begitu banyak pula penelitian yang menyakana bahwa mereka
yang telah menikah cenderung mengalami beberapa keadaan yang malah dapat
memacu timbulnya stres kerja. Sementara itu penelitian mengenai individu yang
masih melajang juga mengalami kontradiksi. Contohnya Hurlock (1980) yang
menyatakan bahwa mereka yang melajang cenderung lebih konsentrasi terhadap
pekerjaan dan berhasil dalam jenjang karir. Sementara kontradiksi datang dari
beberapa peneliti diantaranya Newman & Newman (1990) yang menyatakan
bahwa mereka yang melajang kurang sukses dibandingkan mereka yang telah
menikah dan Gove (dalam Cooper & Payne, 1981) yang mengatakan bahwa
mereka yang melajang memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk
mengalami gangguan mental. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran stres keija pada
anggota Sat I / Gegana, dengan cara melihat sumber-sumber stres keija,
penghayatan, dan skor stres keija pada anggota yang sudah menikah dan anggota
yang belum menikah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara incidental
sampling. Subyek penelitian ini adalah para anggota Sat I / Gegana yang bertugas
di markas Kelapa-Dua Depok dan berada di sana pada saat penelitian
berlangsung, serta tercatat aktif dalam menjalankan tugas di lapangan.
Subyek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok yaitu menikah dan
belum menikah. Untuk pengambilan data dilakukan dengan pemberian kuesioner
berskala 1-6. Penyusunan item kuesioner didasarkan pada teori Abelson (dalam
Everly, Dusek, & Girdano, 1993).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua sub stressor dalam
dimensi stressor organisasi dialami atau dianggap sebagai sumber stres oleh para
anggota Sat I / Gegana. Sementara itu dalam penghayatannya, terdapat perbedaan
skor yang signifikan pada stressor organisasi. Penelitian juga menunjukkan
adanya perbedaan skor stres keija yang signifikan pada kedua kelompok subyek.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan memperbaiki
alat ukur, yaitu menambah jumlah item kuesioner sehingga jumlah item pada tiap
dimensi stressor seimbang. Selain itu akan lebih baik bila jumlah subyek
penelitian diperbanyak dan dilakukan wawancara kepada beberapa subyek
penelitian untuk memperoleh data kualitatif yang cukup mendalam dan
mendukung hasil penelitian yang lebih baik."
2003
S3312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Ferdayanti
"Stres merupakan kondisi yang timbul karena adanya tuntutan situasi di luar kemampuan seseorang. Waria termasuk dalam kategori transeksual, dimana transeksual termasuk dalam gender identity disorder (Nevid, Rathus, Greene, 2000). Penyimpangan identitas gender adalah persepsi individu yanmg tidak konsisten terhadap anatomi biologisnya sebagai wanita atau pria (Kelly,2001). Jadi waria termasuk kondisi abnormal, sehingga orang disekitamya menuntut agar dia menjadi normal. Hal tersebut menyebabkan timbulnya stres pada waria. Pada penelitian meneliti sumber-sumber stres pada waria. Menurut Sarafino (2002) sumber stres ada tiga macam, yaitu sumber stres yang berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas serta masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan menggunakan teknik incidental-purposive sampling. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur, yang berupa skala sumber stres, kuesioner tersebut dibuat oleh peneliti sebab belum ada alat ukur sumber stres, berdasarkan teori sumber stres Sarafino (2002). Subyek dalam penelitian ini adalah waria yang tinggal di Jabotabek, usia antara 22-40 tahun, dan lama menjadi waria minimal 2 tahun. Untuk menjawab hasil penelitian, pengolahan data menggunakan perhitungan mean item dan f-test dengan program SPSS 11.5 dan urutan/ranking. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa urutan pertama adalah sumber stres yang berasal dari komunitas dan masyarakat, urutan kedua sumber stres yang berasal dari keluarga, dan urutan terakhir adalah sumber stres yang berasal dari diri sendiri. Secara keseluruhan sumber stres tertinggi adalah dikejar atau ditangkap kamtib atau polisi. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>