Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emil Prawira Muhammad
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hurst, Kenneth S.
Jakarta: Erlangga, 2006
620.004 2 HUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Darmawan
"Dengan melihat kondisi departemen design engineering, dalam tatanan job order pada industri manufaktur, pelayanan yang ada dicoba untuk ditingkatkan, dengan berdasarkan peluang yang ada dan strategi tertentu untuk mencapainya.
Pada umumnya design engineering yang ada cenderung mempunyai pola kerja perseorangan, sangat tergantung dari individu yang menangani, sehingga dari sistem kerja tersebut akan sangat sulit untuk melakukan monitoringnya, karena setiap personil yang bekerja tidak membuat dokumentasi dari setiap tahap kerjanya.
Sistem kerja design engineering dicoba untuk dipecah menjadi komponen kerja yang terpisah, memerlukan input dan menghasilkan output tertentu, saling berurutan membentuk suatu rantai, sehingga output komponen kerja sebelumnya merupakan input komponen kerja sesudahnya, demikian seterusnya.
Tiap komponen kerja yang terbentuk, agar lebih mudah untuk melaksanakannya dibuat pedoman kerja atau prosedur operasi, yang bersifat baku atau standar, hal ini yang disebut standar operating prosedur (SOP)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T2072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin Muchtar
"Globalisasi memaksa setiap perusahaan untuk dapat bersaing lebih berat lagi. Jika sebelumnya saingan hanya sebatas loyal saja (sedikit). maka dengan adanya globalisasi saingan dari berbagai negara di dunia akan semakin banyak.
Diperlukan suatu strategi perusahaan agar perusahaan tersebut dapat tetap bertahan. Salah satu strategi tersebut adalah dengan melakukan aliansi atau partnership dengan perusahaan lain khususnya dengan perusahaan asing untuk meningkatkan keunggulannya. Tewnwork adalah bentuk terapan dari Aliansi atau partnership tersebut untuk menyelesaikan tugas-tugas atau masalah mereka.
Dalam studi kasus ini dicari faktor hambatan komunikasi yang paling sering terjadi dalam teamwork dengan partner asing pada pekerjaan Engineering design. Tahap Engineering design merupakan tahap yang cukup kritis karena kualitas design sangat besar pengaruhnya terhadap biaya, mutu, dan waktu proyek secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan tim kerja (teamwork) yang baik untuk mengeksekusi tahap Engineering design ini.
Ada 5 faktor utama yang menghambat komunikasi dalam teamwork yaitu (1) Filtering. (2) Selective Perception. (3) Information overload. (4) Defensiveness. dan (5) Language. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor language (bahasa) menduduki faktor hambatan komunikasi yang paling banyak terjadi dalam teamwork dengan partner asing.

Globalisation forces each company to compete harder. Before, the competitor is limited co a local company only. globalisation. it makes more competitors from other country all over the word. It-s required corporate strategy to make the company still exist.
Strategic alliance or partnership with other company (especially with foreign company) is the one of alternative to increase company competency. Teamwork is an applied form of its strategic alliance or partnership in order to perform their works or problems.
In this case study. we would like to find out communication barrier factor that the most frequencies happen in teamwork with foreign partner for Engineering design work. Work phase of Engineering design is a critical due to design quality has big impact on cost. quality. and time (schedule) of the project overall. Therefore the good teamwork is needed to execute the work in this Engineering design phase.
There are 5 main factors that become communication barrier in the teamwork are (1) Filtering. (2) Selective Perception, (3) Information overload. (4) Defensiveness. and (5) Language. Research has found that a "language" has more frequent happen in a communication barrier in teamwork with foreign partner."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Tarcia Nada
"Saat ini sudah mulai banyak desain ramah lingkungan yang merupakan bagian dari konsep sustainable design. Di Indonesia sudah banyak bangunan yang memakai konsep green building; bentuk masif penerapan sustainable design. Namun, konsep ini juga dapat dilakukan dalam bentuk sederhana, salah satunya adalah penggunaan material bekas sebagai elemen ruang interior. Selain bertujuan untuk lebih ramah lingkungan, material bekas juga digunakan dengan alasan visualnya. Semakin banyak restoran, kafe atau bar yang menggunakan desain tematik untuk menarik pengunjung. Material bekas menjadi cara baru untuk membentuk suasana ruang yang berbeda. Pada skripsi ini, penulis akan meninjau variasi penerapan material bekas pada elemen ruang interior, dampaknya secara estetis dan pengalaman ruang yang dirasakan pengunjung. Untuk mengetahui poin-poin tersebut, telah dilakukan pengumpulan data dengan observasi langsung pada studi kasus, wawancara dengan pihak menajemen tempat dan pengunjung.

Nowadays, there’s already a lot of eco-friendly design which is a part of sustainable design concept. In Indonesia itself, many buildings has been using green building concept; a way of applying sustainable design. However, this concept can also be done through simplistic way, one of them is applying used materials as interior elements. Apart from aiming for an eco-friendly design, used materials are also applied for its visual purpose. There’s an increase in the number of restaurants, cafes, or bars that are applying thematic design to attract visitors. Used materials has become a new way to build a different spatial experience. In this final report, writer will look into the variation in applying used materials as interior elements, the aesthetic impact and the spatial experience felt by visitors. To find out about these points, data collection has been done through direct observation at the study cases, interview with the management side of those places and visitors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ambari
"Penelitian ini membahas perbandingan waktu standar pada proses inspeksi sebelum dan sesudah proses dengan tujuan menyeimbangkan lintasan pada stasiun kerja. Waktu proses di lintasan inspeksi sebelum perbaikan adalah 0.56 menit/pcs dan setelah dilakukan aktivitas perbaikan menggunakan keseimbangan lintasan dengan metode bobot posisi (weighted position) di dapat 0.51 menit/pcs. Pengukuran waktu standar di lintasan inspeksi dilakukan dengan menggunakan jam henti (stopwatch), data yang diambil sebanyak 50 data yang kemudian dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data. Jumlah stasiun kerja berkurang menjadi 3 stasiun kerja dengan menyederhanakan lintasan agar terjadi keseimbangan lintasan. Telah terjadi penurunan nilai efisiensi dan besarnya persentase balance delay sesudah dilakukan perbaikan, sehingga makin memperbesar bottleneck pada proses inspeksi. Efisiensi di stasiun kerja 1 sampai 4 berturut-turut adalah 53.85%, 29.17%, 50%, dan 41.18%. Jika dilihat dari total waktu standar proses inspeksi yang dihasilkan sesudah perbaikan didapat hasil yang kecil di bandingkan sebelum perbaikan, sehingga dapat mengakibatkan kecepatan rata-rata proses inspeksi meningkat sebesar 8.93% dari 0.56 menit/pcs menjadi 0.51 menit/pcs. Selain itu, terjadi kenaikan produktivitas sesudah perbaikan sebesar 0.05 menit/pcs, dengan membandingkan total waktu proses operasi inspeksi sudah perbaikan dengan sebelum perbaikan. Berkurangnya 1 stasiun kerja maka berkurang pula waktu proses inspeksi. Hal ini berakibat terjadinya penghematan biaya sebesar 0.24 JPY/pcs atau sekitar Rp.25. Selain itu dapat pula menghemat area pemisahan produk.

This research discusses the comparison of the standard time in the inspection process before and after the process with the goal of balancing the track at the work station. The time on the track inspection process before improvement is 0.56 minutes / pcs and after repair activity using a balance weight position trajectory method (weighted position) in the can 0.51 min / pcs. Measurement standard time on the track inspection is done using clock-stop (stopwatch), data collected by 50 then carried out test data uniformity and adequacy of the data. The number of work stations is reduced to 3 work stations by simplifying the track so that a balance trajectory. There has been a decline in the percentage of the value of efficiency and balance delay after repairs, further increase the bottleneck in the inspection process. Efficiency at work stations 1-4, respectively 53.85%, 29.17%, 50%, and 41.18%. When viewed from the total time of the standard inspection process produced results obtained after a small improvement compared to before the repair, which would cause the average speed of the inspection process increased by 8.93% from the 0.56 minute/pcs a 0.51 minute/pcs. In addition, an increase in productivity after the improvement of 0.05 minute/pcs, by comparing total operating time of the inspection has been improved with prior repair. Reduced one work station then diminish its inspection process time. This results in cost savings of $ 0.24 JPY/pcs or about Rp 25. Moreover, it can also save product separation area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Yuli Saptana
"Kompleksitas proyek EPC yang dikarenakan saling ketergantungan antara aktifitas engineering, procurement dan construction mempunyai tantangan utama dalam mengkoordinasikan aliran informasi dan proses iterasi diantara disiplin engineering yang terlibat. Penerapan concurrent engineering memerlukan suatu sistem untuk meminimalkan terjadinya rework yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dalam pengelolaan aliran informasi engineering. Tesis ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis yang menghasilkan model fitted dengan nilai R2 62% yang menunjukkan hubungan signifikan antara faktor internal dan eksternal terhadap rework. Tesis ini juga mengkaji penerapan concurrent engineering dengan pendekatan Design Structure Matrix (DSM) yang bertujuan untuk meminimalkan rework dengan pengaturan aktifitas proyek.

EPC project complexity with interdependences between engineering, procurement and construction has a major challenge in coordinating the flow of information and iterative process between engineering disciplines. Implementation of concurrent engineering requires a system to minimize the occurrence of rework caused by internal and external factors in the management of the flow of engineering information. With Confirmatory Factor Analysis resulting models fitted R2 62% which showing a significant relationship between internal and external factors with rework. This thesis also examines the application of Concurrent Engineering with Design Structure Matrix (DSM) approach to minimize rework."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Febria Rachmadini
"Penelitian ini merupakan penilaian ergonomi di tempat kerja konstruksi Proyek Apartemen Pejaten Park Residence PT PP Persero tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif kuantitatif dengan desain studi cross sectional, melalui observasi langsung pada seluruh tahapan kegiatan. Penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan metode Ovake Working Assesment (OWAS) dan Quick Exposure Checklist (QEC), sedangkan keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Maps. Berdasarkan metode OWAS hasil analisis risiko ergonomi pada pekerjaan plesteran, pengecatan, pemasangan keramik, dan pemasangan plafon memiliki tingkat risiko menengah, sedangkan berdasarkan metode QEC tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh rata- rata pada setiap pekerjaan, pada punggung memiliki risiko tinggi, bahu/lengan dan pergelangan tangan memiliki risiko sedang, dan leher memiliki risiko sangat tinggi. Hasil kuesioner Nordic Body Maps, paling banyak merasakan keluhan gangguan otot rangka pada pinggang (62,9%), leher bagian atas (61,4%), punggung (60%), bahu kanan (58,6%), dan bahu kiri (55,7%). Upaya untuk mengatasi pajanan ergonomi dan keluhan MSDs dapat dilakukan dengan meninjau kembali desain kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja.

This study is an ergonomic assesment in the construction workplace at project of Apartment Pejaten Park Residence PT PP Persero in 2016. This research is a quantitatve descriptive research with cross sectional study design, through direct observation at all stages of activity. The assesment of ergonomic risk level uses Ovake Working Assessment System (OWAS) and Quick Exposure Checklist (QEC), while the level of MSDs complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Maps questionnaire. Based on the results of risk analysis methods OWAS ergonomics at work plastering, painting, tiling, and installation of ceiling has a medium risk level, while based on QEC method ergonomic risk levels per body part on average at every task, on the back has a high risk, shoulder / arm and the wrist has a moderate risk, and the neck has a very high risk. Nordic Body Map questionnaire results about MSDs complaints were many who complained on the the waist (62.9%), upper neck (61.4%), back (60%), right shoulder (58.6%), and left shoulder (55,7%). Efforts to overcome the ergonomic exposures and MSDs complaint can be done with the review of design work, equipment, and environment in the workplace.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Marson Dauna
"ABSTRAK
Alat pembalik frame adalah salah sam alat yang ada di pabrik PT. Toyota Astra Motor. Alat ini digunakan untuk membalik iiame kendaraan, khususnya kendaraan crown dan landcruiser. Selama beroperasi alat ini melakukan gerakan-gerakan seperti menjepit dan melepas, memutar 180°, dan naik dan turun. Untuk melakukan gerakan-gerakan tersebut alat ini memerlukan tenaga penggerak seperti motor listrik dan tekanan penumatik.
Pemilihan tenaga penggerak tersebut adalah masalah utama dalam perancangan mekanisme penggerak pembalik iiame. Mekanisme penggerak tersebut harus mampu melawan beban statis dan beban dinamis yang terjadi selama beroperasi.
Beban statis yang terjadi pada alat pembalik frame seperti gesekan-gesekan yang texjadi selama pergerakan. Pada gerakan pexputaran teljadi gesekan pada sekeliling luas permukaan. Gesekan ini terjadi karena adanya pergeseran antara dua permukaan benda berbeban yang bergerak. Beban ini sangat bervariasi sehingga rnemerlukan analisa untuk mengetahui berapa besarnya rcaksi texjadi pada tiap titik prgerakkan tersebut.
Beban dinamis yang teljadi pada alat pembalik Eame adalah dibutuhkannya gaya tambahan untuk melakukan percepatan-percepatan linier maupun percepatan sudut.
Selain tenaga penggerak, mekanisme penggerak juga membutuhkan elernen-elernen lain yang mefndukung pergerakkan tersebun Seperti gerakan perputaran dibutuhkan poros, bantalan, sprol-cet, dan rantai rol. Sedangkan pada gerakkan menjepit dibutuhkan elemen-elemen pneumatik seperti katup arah, pengendali aliran, pipa, dll.
Pada gerakkan naik-turun dibutuhkan rangkaian batang-batang yang beximgsi sebagai penyeimbang.
Dengan adanya analisa dan perhitungan yang seksama diharapkan tidak te1jadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan pemilihan dan pembelian elemen-elemen penggerak tersebut.

"
1996
S36235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>