Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Januar Susanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amyra Marlia
"Kebutuhan ruang didalam kota semakin meningkat. Kota sendiri memiliki ruang-ruang residual yang dianggap sebagai ruang yang negatif. Didukung dengan faktor-faktor seperti kebutuhan akan ruang, okupansi, dan keterikatan terhadap ruang itu sendiri, ruang residual memiliki kemungkinan untuk diambil alih apropriasi oleh penghuni kota yang membutuhkan ruang. Salah satu jenis ruang residual didalam kota adalah ruang tepi sungai. Dengan mengamati kegiatan apropriasi sebagai alterasi yang mengakibatkan transformasi ruang pada ruang residual, maka akan terlihat potensi dari ruang residual itu sendiri dan munculnya kegunaan baru dalam ruang residual.

The need for space within a city is increasing. The city itself has residual spaces that are considered as negative spaces. Supported by factors such as the need for space, occupancy, and attachment to the space itself, it is possible for a residual space to be taken over appropriated by city dwellers in need of space. One of many types of residual spaces within the city is a riverfront. By observing the space appropriation as an altering act resulting in the transformation of space in the residual space, it will show the potential of the residual space itself and the emergence of new affordances in the residual space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Apriliani
"ABSTRAK
Sungai memberi banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat yaitu sebagai sumber air, penyedia habitat, menyeimbangkan ekosistem hingga menjadi area rekreasi untuk masyarakat sekitar. Saat ini, banyak sungai yang diabaikan oleh masyarakat sehingga menjadi tercemar dan tidak dapat berfungsi dengan maksimal. Oleh karena itu, pengembangan tepi sungai dilakukan, termasuk Cisadane Riverside di Tangerang, Indonesia. Studi ini dilakukan di Cisadane Riverside yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis elemen yang menyusun riverbank yang merupakan bagian dari pengembangan riverfront sebagai fasilitas publik terhadap faktor keberlanjutan: lingkungan, sosial dan ekonomi sehingga membantu keberlanjutan kota. Kesimpulan studi menunjukkan bahwa pengembangan tepi sungai dengan memperhatikan faktor lingkungan, sosial dan ekonomi yang terintegrasi membentuk ruang untuk beraktivitas dan berinteraksi bagi masyarakat yang mendukung keberlanjutan kota dan riverbank itu sendiri. Hasil temuan dari studi akan digunakan sebagai acuan pendukung keberlanjutan dalam riverbank sebagai bagian dari pengembangan riverfront.

ABSTRACT
River gives many benefits for the environment and community as the water resources, habitat provision, balancing the ecosystem to become a recreation area for the community around. Currently, many rivers are being neglected by the community so that they become polluted and cannot be used to its full potential. Therefore, riverbank developments exist, including in Cisadane Riverside in Tangerang, Indonesia. This study is held in Cisadane Riverside to study and analyse the elements that construct the riverbank which is part of the riverfront development as public facilities toward some sustainable factors: environment, social and economy so that it helps the urban sustainability. It concludes that the riverbank development which considers the integrated environment, social and economic factor create the activity and interaction space for supporting the urban sustainability and the riverbank sustainability itself. The result of this study will be used as the reference of urban sustainability in riverbank as part of riverfront development.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Asih Putrina Taim
"Salah satu bentuk permukiman di tepi sungai adalah yang terdapat di kota Palembang Sumatera Selatan. Palembang merupakan salah satu permukiman tepi sungai yang memiliki sejarah panjang dan lama di Indonesia. Seperti permukiman tadisional yang lainnya di Sumatera, sungai merupakan faktor yang cukup vital dalam berkembangnya suatu pemukiman. Berdasarkan sejarah dan hasil temuan arkeologis, bukti-bukti tentang adanya kegiatan bermukim di wilayah ini telah ada sejak abad ke 6 masehi ( Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,1994).
Pada masa kesultanan hingga kolonial dan masa kemerdekaan, permukiman penduduk di kota Palembang berkembang dan terpusat di tepi sungai Musi terutama di tepi bagian utara. Pada masa kesultanan terdapat peraturan yang mengatur tentang kepemilikan dan penggunaan lahan. Oleh karena Palembang terletak di dataran rendah yang berawa-rawa dan dialiri oleh banyak anak sungai sehingga hanya pada bagian - bagian tertentu terdapat tanah-tanah tinggi dan padat, maka pembagian lahan serta letak permukiman pun di atur berdasarkan status sosial dan mata pencaharian masyarakat masa itu ( Sevenhoven, 1971). Pada masa berkembangan hingga kini warisan masa lalu pun masih diterapkan oleh para pemukim di kota Palembang, namun karena makin bertambahnya penduduk dan makin kompleksnya hubungan sosial yang ada serta berubahnya kondisi lingkungan, menimbulkan masalah baru bagi masyarakat di kota ini untuk beriteraksi baik antar masyarakat maupun dengan lingkungan mereka.
Kondisi wilayah permukiman tepi sungai yang dahulunya telah ditata rapi pada masa kesultanan kini telah menjadi suatu kawasan padat dan tidak teratur serta terkenal cukup rawan baik sosial, budaya, dan lingkungan. Derasnya arus urbanisasi dari berbagai daerah di sekitar kota Palembang, dengan berbagai latar belakang kebudayaannya, dan tidak jelasnya peraturan yang ada sekarang membuat permukiman di tepi sungai menjadi semakin padat dan tak teratur, sedangkan warga sendiri selanjutnya tidak membuat aturan dalam penerapan tata ruang dalam pemukiman.
Penelitian dilakukan di dua Kecamatan , masing-masing terletak di sisi tepian sungai yang berbeda (berseberangan) yaitu Kecamatan Ulu Barat II dan Seberang Ulu I. Dari hasil penelitian ini diketahui ternyata bukan raja urbanisasi yang membuat padat dan kumuh permukiman di tepi sungai, tetapi juga kebiasaan dan kecenderungan penduduk setempat untuk tinggal dekat dengan sanak keluarga dan memanfaatkan ruang yang ada untuk tempat tinggal anak-anak mereka yang telah menikah atau untuk di sewakan kepada para pendatang, meskipun seringkali kondisi fisik lingkungan dan tempat tersebut sudah sangat tidak layak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Taufik H.A
"Dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi di lingkungan PT. X sering mengalami berbagai hambatan, dimana hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya kinerja kualitas pencapaian hasil pekerjaan kontraktor seperti yang diharapkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan faktor risiko kualitas yang dominan pada tahap pelaksanaan konstruksi, serta mengetahui dampak, penyebab, dan tindakan koreksi yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pencapaian hasil pekerjaan di masa yang akan datang. Penelitian ini dikaji berdasarkan dari berbagai sumber literatur terutama literatur mengenai manajemen risiko dan manajemen kualitas pencapaian hasil pelaksanaan konstruksi. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara survei dan menyebarkan kuesioner kepada kontraktor dan para pihak yang terlibat (stake holder) pada proyek konstruksi di lingkungan PT. X. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan 3 variabel faktor risiko kualitas yang dominan pada tahap pelaksanaan konstruksi berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, adalah ketidak jelasan informasi lingkup pekerjaan pada saat penjelasan pekerjaan, Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap, dan tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur manajemen kualitas.

There are many problems during the implementation of the projects construction at area of PT. X, which is affected to the output of contractor to reach the expectation of quality performance. The purpose of this research is getting a dominant risk factor to influence the quality of construction stage, also finding a cause, effect and recommendation of the correction action in order to improve the quality performance in the near future This research is studied based on various source of literatures especially in concerning the management risk and management quality of output performance resulted by the construction stage. The method of this research is by doing the survey and giving questioners to contractors and stake holders in the area of projects at PT X. From the research it was found that are three variable of risk factors to the most dominant influent to the qualities of construction based on analysis data has been done, the variable are ; there are no clearly scope of work information on the bidding process, the planning (drawing/specification) are wrong and incompletely, and there are have not or ineffective procedure of quality management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26755
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sobirin
"ABSTRAK
Urbanisasi telah mengubah tutupan lahan dari permukaan lolos air menjadi permukaan
kedap air yang dapat berdampak pada peningkatan limpasan hujan di kawasan
perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas sebaran spasial Green
Infrastructure (GI) dalam pengurangan limpasan hujan di berbagai spektrum hujan.
Simulasi pengurangan limpasan hujan melalui penerapan GI diimplementasikan pada
DTA yang berlokasi di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur. EPA SWMM
digunakan untuk mensimulasi model hidrologi melalui tiga skenario : skenario-1
baseline (kondisi eksisting tanpa penerapan GI), skenario-2 GI (penerapan GI melalui
rain garden, rain barrel dan porous pavement), skenario-3 RDTR (sesuai Rencana
Detail Tata Ruang DKI Jakarta). Hasil simulasi SWMM menunjukkan skenario-2 GI
untuk hujan kala ulang 2-, 5-, 10-, 25-, 50-tahun menghasilkan persentase pengurangan
total volume limpasan secara berurutan sebesar 9.76%, 8.76%, 8.27%, 7.50%, 7.05%
dan persentase pengurangan debit puncak sebesar 9.29%, 7.97%, 5.83%, 3.49%, 2.21%
dibandingkan tanpa penerapan GI. Adapun untuk skenario-3 RDTR untuk kala ulang
hujan yang sama menghasilkan persentase penambahan total volume limpasan secara
berurutan sebesar 7.43%, 6.15%, 5.36%, 4.67%, 4.20% dan persentase penambahan
debit puncak sebesar 3.93%, 2.33%, 1.29%, 0.63%, 0.63% dibandingkan dengan
kondisi eksisting tanpa penerapan GI.

ABSTRACT
Urbanization has changed the land use from pervious cover to impervious cover which
have an impact on increasing runoff in urban areas. The objective of this study is to
determine the effectiveness of spatial distribution of Green Infrastructure (GI) in
reducing runoff under various design storms. Simulation of runoff reduction is carried
out by implementing the GI in the catchment area located in Pondok Kelapa, Eastern
Jakarta, Indonesia. EPA SWMM 5.1 was used to simulate the performance of GI on
reducing runoff in the study site for three simulation scenarios: baseline scenario
(current conditions), GI scenario (implementing rain garden and rain barrel) and
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) scenario. The results show that GI scenario
compared to the baseline scenario under various design storms 2-year, 5-year, 10-year,
25-year and 50-year return periods reduce the total runoff volume approximately 9.76%,
8.76%, 8.27%, 7.50%, 7.05, respectively and reduce the peak flows approximately
9.29%, 7.97%, 5.83%, 3.49%, 2.21%. For RDTR scenario compared to BL scenario
resulting in percentile of total runoff volumes increase were 7.43%, 6.15%, 5.36%,
4.67%, 4.20% and the percentile of peak flows increase were 3.93%, 2.33%, 1.29%,
0.63%, 0.63% for the same return periods.

"
2019
T52731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fijar Lazuardi
"Kajian ini menjelaskan mengenai lingkungan dan pembangunan jalan Semarang-Kedu-Yogyakarta oleh masyarakat sepanjang tahun 1830 sampai dengan 1856. Ketiadaan sungai sebagai sarana transportasi dari Semarang dan pedalaman membuat jalan menjadi satu-satunya sarana bagi masyarakat pada abad ke-19. Dengan menerapkan metode sejarah, penelitian ini menganalisis informasi dari sumber-sumber primer koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia yang terdiri dari arsip laporan umum tahunan dari Semarang, Kedu, dan Yogyakarta, serta laporan survei seputar jalan pedalaman Jawa bagian tengah. Studi ini menggunakan pendekatan hubungan struktural–agensi yang menjelaskan hubungan antara habitus dan modal yang berbeda dengan struktur atau arena dapat menghasilkan tindakan berbeda juga. Hasil penelusuran arsip menunjukkan bahwa masyarakat Jawa membentuk jaringan jalan desa dan sistem pemeliharaan jalan sendiri untuk menyesuaikan kondisi lingkungan geografis, seperti teknik perawatan jalan dan penanaman pohon di sisi jalan. Kondisi geografis pegunungan juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian dengan penyewaan jasa kuli angkut dan penyewaan kuda. Di sisi lain, administrasi kolonial membuat sistem pembangunan serta perawatan jalan dan jembatan untuk mengoptimalkan pengangkutan hasil pertanian. Beberapa teknik pembangunan jalan dan jembatan diterapkan untuk mengatasi berbagai kondisi lingkungan yang ada di sepanjang jalan Semarang, Kedu, dan Yogyakarta.

This study discusses the ecology of Semarang-Kedu-Yogyakarta road construction by the people during the period 1830 to 1856. The unavailability of navigable rivers for transportation between Semarang and the hinterland left the road as the only option for people. This research utilised the historical method with primary sources from the Arsip Nasional Republik Indonesia, consisting of annual reports archieves from Semarang, Kedu and Yogyakarta, as well as inland roads survey reports of central Java. This study applied a structural-agency approach referred to as the field. Pierre Bourdieu explains that the relationship between different agencies in the same field may generate different practices. Thus, the geographical environment prompted Javanese people to build village road networks and establish their own road maintenance systems, such as preservation techniques and plantation of trees on the side of the road. The mountainous geographical landscape was also utilised by the villagers for livelihoods by providing porters and horse rental service. While the colonial administration instituted a system of constructing and maintaining roads and bridges to optimise the transport of agricultural products. Several road and bridge construction engineering works were applied to overcome the various environmental conditions that existed along the Semarang, Kedu, and Yogyakarta roads."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"salah satu arah kebijakan pembangunan nasional yang tercantum dalam rencana (RPJMN) 2004-2009 adalah mengurangi ketimpangan pembangunan di Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hegar Adrian
"Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat sehingga banyak diselengarakan proyek konstruksi dengan skala besar, semakin besar suatu proyek maka akan semakin komplek pekerjaannya. Proyek konstruksi sangat erat dengan berbagai risiko perubahan yang memungkinan untuk terjadinya konflik. Untuk menghindari sengketa atas konflik yang terjadi karena adanya perubahan, sangat penting bagi kontraktor untuk mengajukan klaim dengan langkah-langkah yang ditentukan sesuai dengan kondisi kontrak. Proses improvisasi pelaksanaan klaim pada penelitian ini disini berupa pengembangan sistem administrasi dan dokumentasi klaim pada proyek konstruksi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa studi kasus penanganan klaim proyek konstruksi di PT X dengan menganalisa faktor-faktor dominan pada klaim proyek konstruksi yang didapatkan dari penelitian terdahulu serta jurnal-jurnal internasional. Faktor-faktor tersebut dianalisa lebih lanjut dengan metode Interpretive Structural Modeling (ISM) yang bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara masing-masing faktor sehingga didapatkan suatu model proses setiap indikator klaim, hasil dari analisa ISM berupa diagram hubungan antara masing-masing variabel dari setiap indikator, antara lain: identifikasi klaim, perencanaan klaim, penyajian klaim, administrasi klaim dan dokumentasi klaim, yang dikembangkan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) Klaim di PT X yang berguna untuk membantu kontraktor/penyedia jasa dalam pengajuan klaim, agar klaim yang mereka ajukan bisa diterima oleh pengguna jasa/owner.

Along with Indonesia's economic growth increased in line which held by largescale construction projects , the bigger of scale of the project will increase the complexity of work, with the result of project construction loaded with a variety of risk changes that allow for conflict, to avoid disputes over the conflict because the change, it is important for contractors to make a claim under the measures determined in accordance with the conditions of the contract. The improvement claims process in this research is the development of administrative systems and documentations claim in construction project.
The method used is a case study of handling claims on construction projects at PT X by analyze domain factors claim on construction project which got from previous research and international journals. The factors will be analyzed using Interpretive Structural Modeling (ISM) method to obtain the relationship between these factors, so the result is a proces model every claim indicator the results of the analysis ISM in the form of a flowchart between each of the variables of each indicator, among others: identification of claims, claims planning, presentation of claims, claims administration and claims documentation, developed into Standard Operating Procedure (SOP) Claims in PT X that help contractors in claims submission,in other their claim can be accepted by owner.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Multazam
"Proyek konstruksi harus diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, hal ini merupakan pekerjaan yang sulit untuk dicapai karena kerumitannya, melibatkan banyak pihak dan lingkungan yang dinamis. Karakteristik proyek konstruksi yang penuh dengan berbagai risiko mengharuskan kontraktor untuk cepat beradaptasi dengan berbagai dinamika perubahan, di mana salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan membentuk Kerja Sama Operasi. Dengan berbagai risiko, konstruksi selalu terbuka untuk kemungkinan terjadinya perselisihan, sehingga perlu untuk merancang konsep manajemen klaim dalam Kerja Sama Operasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus penanganan klaim proyek Kerja Sama Operasi di PT X dengan menganalisis faktor-faktor yang mendominasi klaim proyek yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Dengan memperoleh faktor risiko dominan dalam pelaksanaan klaim proyek Kerja Sama Operasi, temuan penelitian akan digunakan untuk menghindari terjadinya penolakan klaim yang selanjutnya dikembangkan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) klaim Kerja Sama Operasi di PT X untuk membantu kontraktor meraih target klaim.

Construction projects should be completed according to a predetermined schedule, this is a work that is difficult to achieve because of its complexity, involves many parties and a dynamic environment. The characteristics of construction projects that are full of various risks require the contractor to quickly adapt to the various dynamics of change, where one of the efforts made to deal with these challenges is to establish Joint Ventures. With a variety of risks, the construction is always open to the possibility of disputes, so that it is necessary to design a claim management concept in the Joint Ventures project to obtain success in its implementation.
The method used in this research is a case study of handling claim of Joint Ventures projects at PT X by analyzing the factors that dominate the project claims obtained from previous research. By obtaining the dominant risk factors in achieving the Joint Ventures project claim target, finding activities will be prepared to eliminate the occurrence of claims rejection. Throughout this research, the findings revealed that, establish provisions on limitation of intervention by the parent company of both parties, prepare clear coordination pattern regarding job allocation sharing between each member, clarifying the duration of approval drawings by the owner, determine the responsibility party in working on the design and its changes, prepare personnel who are experienced in detecting claims during the execution of work, and more finding activity which are developed into Standard Operational Procedures (SOP) claims of Joint Ventures at PT X to support contractors reach claim target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>