Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius A.P. Utomo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Heryana
"Penelitian ini membahas mengenai alternatif-alternatif strategi peningkatan retribusi terminal di Kota Sukabumi pasca penghapusan retribusi terminal tipe A dengan menggunakan analisis SWOT melalui empat instrumen yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Permasalahan yang terjadi bahwa Kota Sukabumi kehilangan sebagian potensi penerimaan retribusi terminal akibat penghapusan retribusi terminal pada terminal tipe A. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat enam alternatif strategi bagi Pemerintah Kota Sukabumi yang dapat digunakan dalam meningkatkan penerimaan retribusi terminal pasca penghapusan retribusi terminal tipe A antara lain seperti penyesuaian tarif dan optimalisasi lahan dan sdm.

This research discuss about the alternatives strategy to improve bus station rsquo s user charges after the deletion of type A bus station user charges with SWOT analysis through four instrument, includes strengths, weaknesses, opportunities, and threats. Problem occured that Sukabumi City has lost some of its potential revenue of bus station rsquo s user charges due to the deletion of type A bus station user charges. This research classified as qualitative with descriptive design.
The results showed that based on SWOT analysis, there are six alternative strategies for Sukabumi City that can be used in improving bus station rsquo s user charges revenue after the deletion of type A bus station user charges.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Achmad
"Perkembangan kota dan kemajuan teknologi telah mengembangkan penggunaan alat angkut yang bersifat kolektif. Sebuah kota metropolitan mensyaratkan ketersediaan sistem transportasi umum yang baik. Sistem ini harus pula didukung infrastruktur yang terencana baik moda transportasi maupun sarana pendukungnya, termasuk terminal dan halte. Terminal harus dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dan memudahkan semua kalangan pengguna secara umum. Dalam hal ini, Tanda Informasi sebagai kebutuhan elementer di terminal terkadang terlupakan fungsinya. Bagaimana sebuah bahasa visual dan atau gambar tertulis yang sistematis dapat menavigasi, memandu, memudahkan, mengamankan dan melindungi manusia yang berlalu lalang dengan berbagai tujuan yang berbeda daiarn sebuah ruang publik.
Terminal bus Blok M sebagai terminal yang paling representatif di DKI, saat ini memang masih berfungsi sebagai terminal, pertemuan bus dengan penumpang naik-turun penumpang. Tetapi aspek pelayanan terhadap kemudahan informasi, kenyamanan, dan keselamatan para penumpangnya sudah terkubur bersama mati fungsinya sistem tanda informasi yang ada. Kesemrawutan pun terjadi dan masih terus berlangsung.
Penelitian ini bermaksud mengurai permasalahan dan hubungan kesemrawutan dengan keberfungsian tanda informasi yang ada. Dilakukan secara kualitatif melalui observasi dan survei lapangan, kajian teori hingga pengamatan ke beberapa kota di negara lain dengan harapan akan ditemukan titik-titik permasalahan yang dapat diuraikan dan dibenahi nantinya.
Dari hasil pengamatan dan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terminal BIokM sebagai terminal transit masih dapat berfungsi semata sebagai alat distribusi penumpang. Tetapi sistem tanda Informasi yang mendukungnya, walaupun masih cukup disadari keberadaanya, sudah tidak berfungsi sesuai tujuannya. Ribuan pengguna terminal yang berinteraksi tanpa panduan dan kejelasan informasi merupakan pangkal kesemrawutan yang terjadi.
Penulis berasumsi bahwa pembenahan tanda informasi akan berperan penting .dalam memperbaiki kualitas terminal, tetapi dengan menyadari sepenuhnya terhadap sayap persoalan secara makro. DiperIukan penelitian lanjutan yang menyoroti masalah besar lain yang saling berkaitan di terminal BlokM, diantaranya : masalah efisiensi arsitektural ruang publik, masalah manajemen dan swastanisasi terminal, masalah kualitas alat transportasi yang melalui terminal, masalah sosial (kaki lima) di terminal, masalah prilaku dan disiplin masyarakat dan masalah aturan dan hukum yang dapat diberlakukan dalam mendukung kelancaran transportasi perkotaan.

The progression of the city and the advancement of technology has created the need and use for collective transportation. A metropolitan city's regulation neccesities are for a good system of transportation. This system has to be able to support the well planned infrastructure of transportation and all the supporting aids that go along with it; this includes its terminals and stations. A terminal's usage is targeted to be accessible and easy for all persons in the general public. In correlation to this point, the sign guide's function as the elementary need of a terminal is often forgotten. Focusing on this point however, a visual language and or picture written systematically is able to navigate, guide, facillitate easily, protect and safe-guard an individual that is busy going about their daily lives with different purposes within a public space.
The bus terminal, BlokM Terminal, as the most represented terminal in DKI at the present moment still functions as a terminal, a bus station with commuters entering and departing. But the service aspect towards the accessibility of information, comfort, and the safety of its commuters have become buried along with the dead dysfunctions of the information signs system that is existing today. Much chaos still occurs and still continues to continue.
This research is focused towards tackling the problems and relationships of the chaos that occurs within the functioning of information signs that exists today. This is done qualitatively through observation and field surveys, theoretical reviews until exchange studies; with the hope that the main points of the problems are able to arise to the surface and be explained and fixed at a latter time.
From observation results and research that was completed, it is possible to conclude that the Blok M terminal as a transit terminal is still able to function as a transport distribution tool for the commuters. But the information signage that is supposed to support the terminal although still in the awareness of the public, is not currently functioning as it is purposed to be. Thousands of commuters interact without any clear guide or information clarity which is the center or reason behind the chaos that occurs in public transit terminals.
The writer assumes that with fixing the information signs, its role is significant to improving the quality of the terminal. Realizing the macro affects of the problem at hand, further research is needed to assess the other major problems which accompany and interrelate with the Blok M terminal. Such problems are : architectural efficiency of a public space, management problems (terminal privatization), quality aspects of the transport that enters and departs from the terminal, social problems (side-road) at the terminal, problems of social behavior and conduct, public discipline, and the regulations and laws that are applicable in supporting the ease of metropolitan transportation.
"
2005
T20562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryo
"Tugas akhir ini membahas tentang teori antrian dan penerapannya pada Terminal Bis Antar Kota Cililitan dengan menggunakan analisa teori antrian model Saluran Tunggal dan Ganda. Dengan analisa teori antrian model Saluran Tunggal dan Ganda, dapat diketahui apakah sistim pelayanan yang ada di Terminal Bis Antar Kota Cililitan apakah sudah melebihi kapasitasnya ( mencapal keadaan yang optimal).

This final project discusses the queuing theory and its application at the Cililitan Intercity Bus Terminal using the Single and Dual Channel queuing theory analysis. With the Single and Dual Channel queuing theory analysis, it can be seen whether the service system at the Cililitan Intercity Bus Terminal has exceeded its capacity (reached an optimal state).
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Handika Marta
"Terminal Pulo Gebang merupakan terminal tipe A yang mempunyai kewajiban melayani perjalanan antar kota antar provinsi dengan moda transportasi bus Antar Kota Antar Provinsi AKAP , dengan pengelolaan di bawah pemerintah daerah. Terminal Pulo Gebang mendapat pengalihfungsian operasional bus AKAP dari Terminal Pulo Gadung. Setelah beroperasi dan setelah adanya penambahan beban operasional pindahan dari terminal Pulo Gadung diperlukan adanya evaluasi kinerja operasional bus AKAP. Penilitian ini menjadi gambaran pengelolaan operasional bus AKAP yang sudah berjalan. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode statis dan dinamis pada jam sibuk pagi dan sore hari agar didapatkan hasil yang valid. Survey dilakukan untuk mendapatkan data penumpang, data bus, pola perjalanan calon penumpang, karakteristik parkir bus, antrian bus serta kapasitas terminal bagi operasional bus AKAP. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pola perjalanan calon penumpang berasal dari daerah Bekasi dan Jakarta Timur. Untuk akumulasi parkir berkisar dari 52 ndash; 53 bus pada sore hari dari 80 slot bus yang tersedia. Tingkat pelayanan bus AKAP sebesar 10.22 bus per jam untuk kedatangan dan 5.69 bus untuk keberangkatan. Serta nilai perhitungan kapasitas terminal masih lebih kecil diabanding luas eksisting Terminal Pulo Gebang.

Pulo Gebang Terminal is a type A terminal that has the obligation to serve inter city travel between provinces with Inter City Inter Province AKAP bus transportation modes, under management under local government. Pulo Gebang terminal gets transfer of AKAP bus operational function from Terminal Pulo Gadung. After operation and after the addition of operational load from Pulo Gadung terminal it is necessary to evaluate the operational performance of AKAP bus. This research becomes an overview of operational management of AKAP bus that has been running. This research process is done by static and dynamic method during morning and afternoon rush hour to get valid result. The survey was conducted to obtain passenger data, bus data, passenger travel pattern, bus parking characteristic, bus queue and terminal capacity for AKAP bus operation. The result of this research shows that the pattern of passengers 39 travel is from Bekasi and East Jakarta. For parking accumulation ranges from 52 53 buses in the afternoon from 80 available bus slots. AKAP bus service level is 10.22 bus per hour for arrival and 5.69 bus for departure. And the calculation of terminal capacity is still smaller than the existing width of Pulo Gebang terminal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayana Fitri
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana optimisasi jumlah angkutan umum perkotaan pada suatu rute dilakukan menggunakan metode Integer Linear Programming. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan juga mengurangi biaya yang dikeluarkan.
Model yang digunakan merujuk kepada model penelitian yang telah dibangun oleh Alkheder et al., 2018, dengan menyesuaikan kondisi objek penelitian. Variabel yang digunakan merupakan variabel yang berkaitan dengan tingkat pelayanan angkutan umum, dengan permintaan yang ada pada saat jam sibuk.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, perlu adanya pengurangan angkutan umum yang sudah ada, dengan frekuensi per jam yang telah ditetapkan. Kuantitas optimal yang didapatkan merupakan kuantitas optimal untuk jam sibuk, yang sudah memenuhi syarat untuk melayani penumpang di jam tidak sibuk.

This study discusses about how to optimize bus quantity that is used as urban transport. As the problem constructed is about optimization, Integer Linear Programming is chosen to be the method for this study. The purpose of this study is to decrease the quantity of bus based on demand and certain constraints made by observing the object of this study, thus will decrease total cost in each route based on the length of them.
This study was conducted with case study design to apply and modify Alkheder et al., 2018 model through observation results. The variables involved in this study are about service level given by the operator of bus and the demand in each route.
This study found that a decrease in bus quantity is a must to match the demand with certain standard frequency. The optimal quantity of bus is the optimal quantity for peak hours, assuming the quantity is edible to serve demand in off peak hours.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parinding, Yeremia
"Penelitian yang berjudul “Kualitas Pelayanan Terminal Angkutan Umum dan Bus Kota Depok Dilihat Dari Perspektif Pengguna Jasa” ini dilakukan dalam rangka akademis. Kualitas diukur berdasarkan tujuh kriteria kualitas pelayanan terminal antarmoda oleh Komisi Eropa, yaitu indikator waktu, keandalan, fleksibilitas, kualifikasi, aksesibilitas, pemantauan dan keamanan. Penelitian berlangsung pada 2-31 Mei 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian kepada 130 responden (100 penumpang; 30 kru angkutan) dengan menggunakan teknik penarikan sampel Accidental yang diolah dengan aplikasi SPSS.
Hasil yang diperoleh dari pengolahan data menunjukan bahwa kualitas pelayanan terminal Kota Depok adalah buruk, yaitu sebesar 21%. Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan fasilitas-fasilitas dan infrastruktur terminal; mengurangi kemacetan di pintu keluar terminal melalui regulasi-regulasi; membenahi tata lokasi terminal serta pengaturan angkutan guna mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas yang sudah baik dalam pelayanan terminal.

This research which is entitled “Quality of Depok Public Transport and Bus Terminals Service Based On Users Perspective” is on academic purpose. Level of quality was measured based on Europe Commission’s quality of intermodal terminals, time indicator, reliability, flexibility, qualification, accessibility, monitoring, safety and security. The study took place from May 2nd to May 31st 2013. This is a quantitative-based research, therefore 130 questionnaires (100 passengers; 30 transport crews) were using Accidental Sampling technique and then processed using the SPSS.
The result obtained shows that service quality of Depok terminals is not good, amounting to 21%. Local Government of Depok, in this way Transport Departement is expected to make increasement in terminal facilities and infrastructures; decrease stagnation in exit gate of terminal; and arrange the city vehicles to maintain or even raise the quality of terminal eventhough the numbers are already in high terms of terminals services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putriayu Hartini
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) memiliki risiko pekerjaan, keadaan tersebut dapat menjadi faktor risiko psikososial pekerjaan bagi pengemudi dan berpotensi menjadi faktor risiko hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara faktor psikososial pekerjaan dengan hipertensi pada pengemudi bus AKAP di Terminal X Jakarta.
Metode: Desain adalah potong lintang pada 120 pengemudi bus AKAP, laki-laki usia 18-60 tahun di Terminal X Jakarta. Pengambilan sampel dengan convenience sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner serta pemeriksaan tekanan darah. Faktor risiko psikososial yang diukur adalah dukungan atasan, partisipasi pengambilan keputusan, kemajuan karier, sistem penggajian tidak sesuai, konflik, istirahat yang cukup, cukup waktu bersama keluarga, kondisi bus laik, kemacetan lalu lintas, perlakuan penumpang baik dengan mempergunakan kuesioner. Hasil: Prevalensi hipertensi pada pengemudi bus 38,3%. Variabel sistem penggajian sesuai pekerjan yang paling berhubungan dengan hipertensi pada penelitian ini, dengan OR 3,19 dan CI 95% (1,025-9,94).
Kesimpulan: Prevalensi hipertensi pada pengemudi bus AKAP di Terminal X cukup tinggi dibandingkan populasi umum Riskesdas 2018 yakni 34,1%. Faktor risiko psikososial pekerjaan (sistem penggajian tidak sesuai pekerjaan) berhubungan dengan hipertensi. Dibutuhkan pemeriksaan tekanan pada pengemudi bus AKAP dan edukasi pencegahan risiko psikososial pekerjaan secara berkala.

ABSTRACT
Background: Inter-provincial inter-city (IPIC) bus drivers are exposed to specific occupational hazards which may be associated with hypertension. The purpose of this study was to analyze the relationship between hypertension and occupational psychosocial factors among IPIC bus drivers from X Terminal East Jakarta.
Methods: A cross-sectional study with 120 IPIC male bus drivers, aged 18-60 years in X Terminal East Jakarta was conducted. Convenience sampling method was used and data was colleced by guided interviews using a questionnaire and blood pressure measurement. Hypertension risk factors measured were age, Body Mass Index (BMI), smoking habits, caffeine drinking habits, family history of hypertension, weekly driving hours and years of working. Psychosocial risk factors measured were supervisor support, participation in decision-making, career development, fair waging system, conflict, sufficient rest, sufficient time for the family, bus condition, traffic congestion, and passengers treatment by using a questionnaire.
Results: The prevalence of hypertension was 38.3%. Unfair waging system was most related to hypertension in this study with OR 3.19 CI 95% (1.25 to 9.94).
Conclusion: The hypertension prevalence among IPIC bus driver is quite high compared to the general prevalence from National Basic Health Survey 2018 which is 34.1%. Occupational psychosocial risk factors (unfair waging system) had association with hypertension. Blood pressure measurement and education about occupational pychosocial risk factors prevention should be done periodically."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bebi Risetiawulan Sutomo
"Masyarakat merupakan basic consumer dari desain tarif jenis angkutan umum perkotaan. Oleh karena itu persepsi masyarakat terhadap desain tarif jenis angkutan umum perkotaaan merupakan informasi penting bagi para policy makers, transport planners atau pihak-pihak yang terlibat di dalam mendesain tarif pasar. Seringkali persepsi tersebut tidak diperhitungkan oleh mereka. Akibatnya tarif yang diberlakukan tidak mencerminkan situasi pasar yang berlaku pada masyarakat perkotaan. Indikasi tersebut menunjukkan pemerintah gagal dalam menciptakan tarif ideal jenis angkutan umum perkotaan. Sejauh ini kualitas studi atau laporan yang berkaitan dengan desain tarif moda angkutan umum perkotaan relatif lemah, karena belum dapat memetakan bagaimana cara mendesain tarif jenis angkutan umum perkotaan yang ideal berdasarkan persepsi masyarakat setempat (users, awak angkutan ummu dan pemilik angkutan umum). Produk studi terlihat pada laporan Departemen Transportasi Bangkok (2000), Organda DKI Jakarta (Juni 2001), Universitas Gadjah Mada (November 2000), dan ALMEC (Januari, 2001).
Tarif ideal pada jenis angkutan umum perkotaan adalah tarif yang sesuai dengan situasi pasar yang berlaku, dimana nilai real yang diberlakukan cenderung tidak menimbulkan konflik tarif antara masyarakat dengan pemerintah.Dengan mengacu pada kegagalan pemerintah dalam mendesain tarif ideal jenis angkutan umum perkotaan dan kelemahan studi yang ada, maka peneliti memfokuskan studinya pada pemetaan tarif ideal jenis bus kota berdasarkan persepsi masyarakat dengan menitik beratkan prinsip desainnya pada situasi pasar yang cenderung tidak menimbulkan konflik tarif. Diharapkan temuan studi dapat dijadikan bahan masukan bagi transport planners? atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam mendesain tarif ideal bus kota.
Kontribusi studi bagi peserta "Program Pasca-Sarjana Manajemen Pembangunan Sosial-Universitas Indonesia (MPS-UI) adalah memberikan informasi mengenai prinsip desain tarif ideal pada bus kota berdasarkan Teori Sosilogi Moderen (Kelas versi Dahrendorf serta prinsip rasional versi Hechter) dan Perencanaan Sosial (analisis situasi) dan Psikologi Sosial (persepsi versi Anderson dan Slavin). Informasi yang diberikan peneliti antara lain berupa:
a. Pemetaan persepsi masyarakat sebagai basic consumer dari produk perencanaan sosial dalam konteks transportasi perkotaan, melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif (prinsip desain kebutuhan masyarakat berdasarkan analisis situasi pasar/ keseimbangan supply, demand dan regulasi / kebijaksanaan yang berlaku);
b. Pemahaman terhadap pengambilan keputusan masyarakat yang rasional berdasarkan model persamaan posisi dalam bargaining power guna merealisasikan kebutuhannya;
c. Memetakan teori studi dalam bentuk indentifikasi masalah dan tujuan yang akan dicapai, sebagai media untuk merealisasikan produk perencanaan yang dianggap ideal;
d. Mekanisme identifikasi kendala dan peluang dalam merealisasikan tujuan jangka panjang dan pendek, berdasarkan potret kegagalan yang ada;
e. Pemilihan prioritas sasaran yang dapat diimplementasikan berdasarkan konsekuensi peluang dan kendala yang berlaku di masyarakat, guna merealisasikan tujuan jangka panjang dan pendek.
Sifat penelitian analitik. Unit pengamatannya adalah individu yang berperan sebagai users, awak bus dan pemilik bus. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif guna mengidentifikasikan bentuk tarif ideal dan tidak ideal yang berlaku di pasar bus kota berdasarkan karakteristik persepsi rasonal masyarakat, melalui unstructured depth interview dan creative interview. Sedangkan pada pendekatan kuantitatif peneliti ingin melihat hubungan pemilihan opsi tarif pasar versi users dan awak bus dengan situasi pasar yang berlaku dalam memetakan nilai real tarif ideal, melalui hasil perhitungan chisquare, spearmen dan crosstab.
Dengan mengkombinasikan temuan lapangan secara kualitatif dan kuantitatif, maka peneliti dapat memetakan bagaimana prinsip desain tarif secara makro dan mikro berdasarkan persepsi masyarakat yang rasional. Gambaran mikro menunjukkan prinsip desain tarif bus patas AC dan regular di Jakarta berdasarkan potret kegagalan pemerintah selama tahun 1989-2000. Sedangkan pemetaan makro memfokuskan pada prinsip desain tarif bus kota berdasarkan kegagalan yang terjadi selama 2-13 tahun. Diharapkan temuan studi dapat bermanfaat bagi policy makers, transport planners atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam mendesain tarif ideal serta dapat menjawab kelemahan studi yang ada saat ini. Terutama dalam memberikan solusi terhadap masalah penyediaan bus kota yang sesuai dengan kebutuhan supply dan demand."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Ferza
"ABSTRACT
Bus Terminal, as a revenue-producing service entity in the regional government jurisdiction, is expected to contribute to the independence of the region in the form of the Regional Governments Own-Source Revenue (Pendapatan Asli Daerah/PAD). However, the performance of the bus terminals levy was less than desirable. Furthermore, due to the change of authority over some type of bus terminals, it no longer able to produce revenue for the Regional Government. The authority to raise levies from the bus terminals motivated the regional government to introduce service innovations for the bus terminals under their jurisdiction. One example of such innovation was Tirtonadi Bus Terminal in Surakarta, Central Java. This study objective was to understand the impact of the terminal services innovations on the improvement of PAD in Surakarta, Central Java. The study used descriptive methods with a qualitative approach. The result of the study showed that the innovation in Tirtonadi Bus Terminal services was in the form of modernization of the bus terminals facilities. The impact of terminal services innovations on the increase of levy collections was not significant. The impact of the innovations on the improvement of services was mainly on the physical aspect. The innovations increase customer satisfaction; however, the number of passengers tend to be stagnant and even slightly decrease. Some problems also appear in relation to the change of authority over the bus terminal, in the form of transfer of personnel, funding, infrastructures, and documents (personil, pendanaan, sarana/prasarana dan dokumen/P3D). The change of the authority has a positive impact on the management of the bus terminal. To reap the benefit, the bus terminal management should be directed to utilize a Public Private Partnership cooperation (PPP), change the revenue base and adopt the transit-oriented development (TOD) approach."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, 2019
351 JBP 11:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>