Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Desmon
Jakarta: Erlangga, 2013
629.13 HUT p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Ardani
"Menghadapi perkembangan ekonomi di masa depan, arah kebijakan pembangunan transportasi pada GBHN 1999-2004 dan prinsip kebijakan pembangunan angkutan udara sangat mendukung kebijakan otonomi daerah, sebagai dasar pelaksanaan proses desentralisasi dalam peningkatan potensi sumber daya ekonomi oleh daerah sebagai upaya mewujudkan pemerataan pembangunan.
Peningkatan potensi sumber daya ekonomi oleh daerah di wilayah Indonesia Bagian Timur, dimana wilayah sangat luas dan terdiri dari pulau-pulau tersebar perlu dukungan sarana pengangkutan bahkan perlu lebih dahulu dibangun, dalam hal ini adalah sarana angkutan udara mengingat kemampuan potensi sarana dan prasarana lebih dapat menjangkau daerah terpencil dan terisolasi.
Penyelenggaraan jasa angkutan udara saat ini, sesuai sifat atau karakteristik umum angkutan udara lebih berfungsi sebagai sektor penyedia jasa pelayanan (the servicing sector) terhadap permintaan tersedia (existing demand) dampak kegiatan ekonomi dan kurang berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting sector) pada peningkatan permintaan potensial (potensial demand) dampak pemanfaatan potensi sumber daya ekonomi.
Angkutan udara perintis diselenggarakan oleh pemerintah sebagai sektor penunjang pembangunan melalui keikutsertaan perusahaan angkutan udara niaga nasional. Pada pengoperasian dan pengelolaan terdapat banyak faktor penyebab sehingga belum mencapai tingkat efektivitas pelayanan sesuai harapan, antara lain yaitu berkurang jumlah armada dan terdapat aspek komersial dalam pengelolaan.
Kebijakan bidang-bidang angkutan udara dan pengelolaan angkutan udara perintis menyebabkan jaringan struktur rute utama, rute pengumpan dan rute perintis sebagai rute penerbangan tersedia kurang berintegrasi lebih baik dalam pemenuhan kapasitas angkutan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi peningkatan volume angkutan udara.
Upaya dalam meningkatkan volume angkutan udara, adalah melalui pembaruan terhadap kebijakan bidang-bidang angkutan udara dan pengelolaan angkutan udara perintis agar terjadi integrasi lebih baik pada pola jaringan rute penerbangan dalam pemenuhan kapasitas angkutan pada rute utama dan rute pengumpan dimulai dari rute perintis sebagai sektor penunjang pembangunan dalam mendukung upaya pemerataan pembangunan.
Wujud pembaruan tersebut dapat diketahui, melalui langkah evaluasi terhadap kebijakan bidang-bidang angkutan udara dalam membentuk sistem angkutan udara, sebagai dasar guna melakukan langkah kajian terhadap konsep kebijakan bidang-bidang angkutan udara dalam membentuk pembaruan sistem angkutan udara melalui peningkatan pelayanan pada kegiatan ekonomi didasari oleh lebih menunjang upaya pemerataan pembangunan, dalam bentuk pembaruan kebijakan pola jaringan rute penerbangan di wilayah Indonesia Bagian Timur."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T11910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Muhammad Alif
"Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan tanggung jawab pelaku usaha penerbangan terhadap penumpang dalam hal terjadinya pembatalan penerbangan secara sepihak. Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah pelanggaran hukum apa yang terjadi dalam pembatalan penerbangan secara sepihak oleh pelaku usaha, bagaimana bentuk pertanggungjawaban dari pelaku usaha tersebut terhadap konsumen, serta apakah putusan No. 441/PDT.G/2013/PN.JKT.PST berkaitan dengan tanggung jawab PT Lion air terhadap Mauliate yang menjadi studi kasus dalam penelitian ini sudah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian yuridis normatif dimana penulis menganalisis menggunakan data sekunder atau berupa norma hukum tertulis. Analisis dilakukan dengan dasar hukum Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dan peraturan Menteri Perhubungan yang terkait dengan tanggung jawab terhadap pembatalan penerbangan.

This study discusses the implementation of the responsibilities of business operators flying to passengers in case of flight cancellations unilaterally. In this study, the problem is lawlessness that happened in the flight cancellation unilaterally by businesses, how to shape the accountability of businesses to consumers, as well as whether the verdict No. 441 / PDT.G / 2013 / PN.JKT.PST relating to the responsibility of PT Lion Air to Mauliate as the case studies in this study are in accordance with the provisions of applicable regulations.
To answer these problems used normative juridical research method in which the authors analyzed using secondary data or in the form of written legal norms. The analysis was performed with the legal basis of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection, Law No. 1 Year 2009 on Aviation, and Minister of Transportation regulations relating to responsibility for flight cancellations."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S59934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamat Rachmat
"ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) pegawai Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan penulisan kehumasan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai, khususnya pada pelatihan penulisan kehumasan bidang cipta karya.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah untuk mengetahui sistem diklat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya digunakan metode deskriptif kualitatif, sedangkan untuk mengetahui pengaruh diklat terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan menggunakan metode hipotesa t-test yaitu dengan membandingkan kedua mean dari nilai pre test dan post test pada pelatihan penulisan kehumasan bidang cipta karya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Sistem diktat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri dari;
1) perencanaan, yang meliputi : (a) penyusunan kebutuhan diktat, (b) penyusunan program diktat dan (c) persiapan pelaksanaan;
2) pelaksanaan diktat;
3) evaluasi diktat, yang meliputi : (a) evaluasi sebelum pelaksanaan, (b) evaluasi pada saat pelaksanaan dan (c) evaluasi pada saat berakhirnya diktat.
b) Pendidikan dan pelatihan penulisan kehumasan bidang cipta karya mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa program pelatihan menunjukkan efektivitasnya. Efektivitas ini ditunjukkan oleh level signifikansi dari t-test bagi pre test dan post test.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Hasan
"Bentuk pelayanan masyarakat yang diberikan oleh Pemda DKI Jakarta baik mencakup aspek layanan administrasi, jasa maupun layanan barang, tapi layanan yang diberikan masih mendapat keluhan dari masyarakat. Penyebab dari lemahnya layanan masyarakat, salah satunya diakibatkan dari kemampuan aparat dalam memberikan layanan. Ada dua solusi dalam meningkatkan kemampuan aparat, yaitu solusi dengan alternatif diklat maupun dengan solusi non diktat. Solusi diklat dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari aparat.
Untuk menjawab tantangan di atas, maka diadakan Diktat Pelayanan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Kantor Diktat Prop. DKI Jakarta. Peningkatan aparat dengan solusi diklat pelayanan masyarakat perlu diketahui sampai seberapa efektif diktat tersebut. Persoalan efektifitas pelatihan ada pada saat input pelatihan, pada saat proses pelatihan, seberapa banyak output pelatihan dan seberapa besar outcome nya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dengan studi dokumen, studi kepustakaan, penyebaran kuesioner dan wawancara di Kantor Diktat Prop. DKI Jakarta sebagai pelaksana diktat serta peninjauan langsung ke unit kerja sesuai dengan lokasi responden. Seluruh alumni diktat yang berjumlah 35 orang menjadi responden ditambah dengan responden dari atasan tangsung dan teman sejawat dari alumni diklat masing-masing 35 orang serta pakar layanan masyarakat. Dari hasil kegiatan tersebut dapat diperoleh data dan informasi yang objektif dan akurat selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan diinterpretasikan secara naratif.
Berdasarkan input pelatihan pada aspek analisis kebutuhan pelatihan dinyatakan tujuan pelatihan telah tepat sesuai dengan kebutuhan layanan terhadap masyarakat, hanya saja analisa kebutuhan pelatihannya belum spesifik individual sehingga kompetensi kelompok sasaran menjadi kurang jelas. Kurikulum telah ada walaupun belum terstruktur, metode andragogi telah digunakan dengan parasarana dan sarana diklat yang memadai. Pada input kepesertaan berdasarkan kualitas peserta masih ada kriteria kepesertaan yang dilanggar, kriteria perlu diperbaharui dan kepesertaan di unit-unit kerja belum merata. Berdasarkan kuantitas input peserta tidak tercapai. Pengajar memadai walaupun ada kriteria yang perlu ditambah.
Pada analisis proses, secara keseluruhan peserta menilai baik kepada pengajar dan penyelenggara diklat. Begitupun dengan pelaksanaan jadwal sesuai dengan rencana, kurikulum dan metode pembelajaran peserta menilai baik, sarana dan prasarana digunakan dengan baik. Di masa yang akan datang sebaiknya peserta tidak menilai pengajar dan penyelenggara tapi hanya menyatakan kepuasannya saja.
Analisis output diklat secara kuantitas tercapai. Krtiteria penilaian perlu memperhatikan seluruh kegiatan peserta selama diklat sehingga akan menggambarkan kualitas dari output diklat, seperti nilai harian, perubahan nilai pre tes dengan post tes. Rangking output peserta tidak berbanding lurus dengan kriteria input peserta (pada kriteria pendidikan, jabatan dan usia).
Berdasarkan analisis outcome diklat dinyatakan materi diklat berguna, membantu dan mampu dilaksanakan peserta di unit kerjanya. Berdasarkan persepsi atasan dan teman sejawat dari alumni diklat, secara keseluruhan terjadi perbaikan kinerja alumni diklat pada saat sesudah diklat dibandingkan sebelum diklat.
Secara keseluruhan penyelengaaran Diklat Pelayanan Masyarakat dapat dikatakan baik dan diharapakan dapat dilanjutkan di masa selanjutnya. Walaupun beberapa saran pada input diktat, proses diklat, output diktat sampai outcome diklat harus diperhatikan demi meningkatakan efektifitas diklat selanjutnya.
Daftar Pustaka : 46 buku + 2 Tesis + 3 artikel + 1 Perundang-undangan + 2 lain-lain (1980 -2003)

The types of public service provided by the local government of Jakarta special territory include aspect of administration, service and goods procurement. These service, however, are still complained by the public. One cause of this poor public service has been the low performance on the part of state apparatus. There are two solutions to upgrade their performance training and education solution and non-training and education solution. The former has been intended to increase the apparatus, knowledge, skill and attitude.
The above challenge has been responded by the provision of public service training held by The Education and Training Office of Jakarta Specific Territory Province. It is essential to discover how effective this kind of training is. The question of effectiveness lies in the training input, training process, output quantity and outcome quantity.
The data collecting methods employed in this investigation have been document study, library research, questionnaire distribution, interviews at the Training Office as the administrator of training and site visit to the work places for which the respondents work. There were 35 alumni of this public service training chosen to be respondents, 35 respondents selected from alumni?s immediate supervisor and another 35 taken from their co employees and the specialist of public service. These procedures were expected to held obtain more objective and accurate data and information which were subsequently processed with analysis and descriptive techniques from which narrative was made.
Based on the input analysis in which training needs are stated, we can say that the objectives of training have met the needs of public service; however, the training needs have not been individually specific so that the target group competence is not clear. Curricula have been available, but are not were structured. The andragogy method has been used with adequate facility and infrastructure. From the participanship input, there are some criteria that have not been met. Therefore, theses criteria need to be revised together with more even participanship a cross the existing work places. On the basis of quantity, the participant input has not been met. Qualified instructors has been available, some more criteria, however, need to be added.
The process analysis indicates that all participants gave positive assessment to either the instructor or the training administrator. The similar appraisal has gone to implementation schedule, curriculum and methods of training, facilities and infrastructure. In the future it is advisable that the participant not assess both the instructor and administrator; they will just state their satisfaction.
Quantitatively the output analysis has been reached_ The assessment criteria should include the overall activities done by the course participant as to describe the training output such as daily scores, change in score (from pre test to post test). The participants ranks are not parallel to their input (the criteria of education, position and age).
The outcome analysis has shown that the training materials are useful, helpful and workable in the work place. From the information supplied by the alumni?s superiors and coworkers, we can discover some improvement on the part the alumni?s performance by comparing their pre training performance to that of post and pre training.
On the whole the administration public service training has been successful and this success is expected to continue in the years to come. Some suggestions, nonetheless, have been made on the input, process, output and outcome aspects of such training.
Bibliography : 46 books + 2 Thesis + 3 articles + 1 document + 2 other materials (1980 -2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Budiman
"ABSTRAK
Dunia seakan tidak berbatas karena adanya era globalisasi dimana banyak perusahaan perusahaan yang tidak lagi diam disatu negara tetapi mereka mulai membuka cabang cabang mereka dinegara lain. Maka tantangan bagi perusahaan penerbangan berjadwalpun akan dirasakan semakin berat, baik penerbangan domestik maupun internasional. Persaingan ini dipengaruhi dengan berkembangnya dan perubahan yang sangat cepat dalam bisnis penerbangan dan dihadapkan dengan issue-issue penting seperli deregulasi, liberalisasi, privatisasi, multiliteral agreement, dan strategi aliansi yang telah mendorong munculnya mega carrier yang berskala global.
Bagi PT. Garuda Indonesia, prospek usaha pada bisnis penerbangan yang dihadapi saat ini dan masa yang akan datang, mempunyai potensi yang besar untuk berkembang. Pasar yang ada di berbagai kawasan masih dapat ditumbuh kembangkan lebih lanjut, diperkirakan pasar Garuda Indonesia tumbuh sebesar kurang-lebih 5.7% pertahun. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat baik di dalam negri maupun di kawasan Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa persiapan yang matang serta penerapan strategi korporasi yang terpadu secara menyeluruh, maka PT. Garuda Indonesia bisa jatuh justru ditengah maraknya industn penerbangan dalam masa recovery setelah masa perang teluk dewasa ini.
Meski proteksi pemerintah masih mungkin dapat dilakukan untuk melindungi airline Domestik, tetapi dimasa yang akan datang tampaknya hal itu harus dilepaskan. Mengingat adanya desakan open Sky? baik melalui multilateral agreement seperti GATT maupun Bilateral agreement yang semakin kuat, serta pertimbangan ekonomi bahwa sumbangan dunia bisnis penerbangan kurang Iebih hanya sebesar 7% dan perekonomian secara keseluruhan. Sebagal contoh telah dikeluarkan PP-20 yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta asìng(PMA) untuk mendirikan perusahaan di Indonesia, serta adanya kerja sama antara Pemenntah Indonesia dengan Pemerintah Singapura di bidang pariwisata, yang telah membuka jalur penerbangan Iangsung dari singapura ke beberapa kota di Indonesia , baik oleh Singapore Airline maupun carrer di Indonesia dan juga pemberian fifth freedom kepada Singapore Airline untuk penerbangan ke Austyralia.
Untuk menghadapi hal itu maka perlu bagi para eksekutif di PT. Garuda Indonesia mendapatkan peralatan yang cukup sehingga mereka dapat menghadapi persaingan ¡ni dengan Iebih baik. Para eksekutif itu harus dllengkapi dengan sebuah sistem informasi yang canggih sehingga mereka dapat mengetahui keadaan mereka. Jika mereka tidak diperlengkapi dengan informasi yang aktual maka mereka seakan mengendarai pesawat udara tanpa mempunyai sistem navigasi dan radar yang memadai. Tanpa informasi yang aktual para eksekutif akan merasa aman, yang seharusnya sudah harus dalam situasi gawat dawrat.
Kelemahan dari sistem informasi yang berada di PT. Garuda Indonesia adalah banyaknya personnel yang belum menyadari akan pentingnya data. Data bagi beberapa orang hanya merupakan sesuatu yang tidak berarti sama sekali. Tetapi mereka lupa bahwa para eksekutif memerlukan data yang balk untuk mengambil keputusan yang lebìh baik. Sering ditemui penginman data yang tidak lengkap dari perwakilan sehìngga sistem yang canggih dianggap tidak dapat menangani persoalari. Juga kemauan untuk belajar sesuatu yang baru, sehingga terkadang mereka menganggap komputer sebagal pesaing mereka dan perlu dimusuhi. Tidak jarang komputer yang ada akhimya dipergunakan hanya sebagai mesin ketik dan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Juga dapat dilihat bahwa sistem informasi yang berada di PT. Garuda Indonesia sangat banyak jenisnya sehingga datapun agak sulit untuk dìhubungkan satu dengan yang lain sehingga untuk pengolahan data-data ¡tu untuk menjadikan sebagai informasi sangatlah sulit dan lama. Untuk itu perlu dicarikan jalan keluar supaya komputer-komputer yang ada dapat terintegrasi secara baik.
Sistem Informasi Eksekutif sangatlah berguna bagi para eksekutif kita karena selain dapat mengetahul keadaan dari perusahaan secara menyeluruh dari hari kesehari mereka juga dapat mendapatkan masukan mengenai keadaan pesaing. Maka dengan sistem informasi eksekutif yang dirancang secara baik maka akan diharapkan pula para eksekutif dapat bekerja secara maksimal sehingga dapat memajukan perusahaan.
Pada karya akhir ini diberikan gambaran mengenai Sistem Informasi Eksekutif yang sebaiknya di buat untuk para eksekutif PT. Garuda Indonesia. Pembuatan model dan Sistem Informasi Eksekutif ini dilakukan dengan menggunakan Commander prism dan pemasukan data dilakukan secara manual karena belum adanya sistem yang dapat merubah dari data yang ada kedalam program aplikasi ini secara Iangsung. Dengan memasukan data secara manual maka juga didapatkan bahwa banyak data yang sulit didapatkan karena sistem yang rumit dan sulit mengkonrfersikan data kedaLam bentuk ascii yang dapat di baca.
Sebagai saran penulis juga menjelaskan bagaimana sebaiknya mengintegrasikan komputer komputer yang ada di PT. Garuda Indonesia. Dengan sistem yang terintegrasi dìharapkan pemasukan data akan dapat dilakukan secara otomatis dan penyajian informasi kepada para eksekutif dapat dilakukan secara lebih baik dan menyeluruh."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Syaltout
"ABSTRAK
Kebijakan "Limited Open Sky" yang diberlakukan oleh pemerintah memberi dampak pada peningkatan persaingan dalam bisnis jasa angkutan udara baik domestik maupun intemasional. Hal ini menjadi ancaman serius bagi maskapai penerbangan nasional jika tidak profesional dalam bidangnya. Hal ini telah dibuktikan sejalan dengan beriringan waktu, bermunculan beberapa maskapai penerbangan bam dan dengan semakin ketatnya persaingan dalam industri penerbangan, ada maskapai penerbangan yang dapat bertahan tetapi tidak sedikit maskapai yang pada akhimya menghentikan kegiatan operasionalnya.
Untuk dapat bersaing didalam bisnis penerbangan, bisnis yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang, perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada penumpangnya baik pelayanan sebelum keberangkatan (pre-flight), pelayanan selama penerbangan (in-flight) dan pelayanan setelah tiba di tujuan (post-flight).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentiftkasi perilaku konsumen melalui faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen didalam memilih maskapai penerbangan pada jalur Jakarta-Palembang, mengetahui segmentasi konsumen penerbangan jalur Jakarta-Palembang dan mengidentifikasi atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi tiap-tiap segmen konsumen dalam memilih maskapai penerbangan, dan mengetahui perceptual map maskapai penerbangan yang melayani jalur Jakarta-Palembang.
Studi karya akhir ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian eksploratori dan penelitian deskriptif. Penelitian eksploratori dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen berkaitan dengan pemilihan maskapai penerbangan, sedangkan penelitian deskriptif dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner terhadap 200 responden yang bertujuan untuk mendapatkan informasi data pnmer mengenai perilaku konsumen penerbangan jalur Jakarta-Palembang. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan penerbangan jalur Jakarta-Palembang dalam satu tahun terakhir (dari bulan Agustus 2002 hingga bulan Agustus 2003).
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis cluster. Hasil analisis yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan pemilihan maskapai penerbangan menunjukkan bahwa top of mind maskapai penerbangan merupakan penerbangan yang paling banyak digunakan oleh responden didalam melakukan perjalanan Jakarta-Palembang.
Sumber informasi responden didalam memilih maskapai penerbangan adalah ternan dan sebagian lagi mengetahui dari iklan. Iklan mengenai maskapai penerbangan diketahui responden melalui surat kabar. Pengaruh terkuat bagi responden didalam memutuskan maskapai penerbangan mana yang akan dipilihnya berasal dari keluarga dan sebagiannya lagi memutuskannya sendiri.
Responden melakukan perjalanan secara terencana atau mendadak juga berpengaruh didalam pengambilan keputusan maskapai apa yang akan menjadi pilihan responden. Jika responden melakukan perjalanan dengan perencanaan terlebih dahulu, maka faktor kualitas dan reputasi penerbangan menjadi pertimbangan utama responden, sedangkan jika perjalanan dilakukan secara mendadak, maka jadwal penerbangan menjadi pertimbangan utama resoponden.
Sebagian besar responden memiliki tingkat loyalitas yang rendah terhadap suatu maskapai penerbangan. Alasan responden tidak menggunakan maskapai penerbangan yang sama adalah faktor tarif penerbangan, sedangkan responden yang loyal dikarenakan maskapai penerbangan yang sekarang telah cukup memadai.
Konsumen penerbangan dapat dikelompokkan menjadi empat cluster berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap atribut-atribut yang mempengaruhi pemilihan suatu maskapai penerbangan. Cluster pertama adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan pertimbangan tarif penerbangan. Cluster kedua adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan kombinasi antara waktu dan harga. Cluster ketiga adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan pertimbangan waktu dan pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan. Cluster keempat adalah kelompok responden yang memilih penerbangan berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan.
Beberapa maskapai penerbangan yang melayani jalur Jakarta-Palembang memiliki persepsi yang berdekatan di mata responden. Misalnya Lion Air, Bali Air dan Batavia Air dipersepsikan sama oleh responden sebagai maskapai penerbangan yang menawarkan tariff penerbangan murah.
Usaha pemasaran yang dilakukan oleh suatu maskapai penerbangan tidak akan memenuhi seluruh lapisan konsumen. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap konsumen pengguna jasa penerbangan memiliki tingkat keunikan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Keefektifan pemanfaatan perbedaan ini tergantung dari kemampuan perusahaan penerbangan untuk mensegmentasikan permintaan, kemudian dipilih segmen pasar mana yang akan dilayani oleh maskapai penerbangan. Setelah dipilih target pasar yang akan dilayani oleh maskapai penerbangan, maka dikembangkan program pemasaran berdasarkan atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen didalam memilih penerbangan."
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidil Akbar
"Penelitian ini membahas mengenai risiko operasional yang muncul akibat ditetapkanya peraturan menteri yang mengatur keterlambatan penerbangan lebih dari 4 jam. Sebagai peraturan yang baru diterapkan maka setiap maskapai tidak dapat menghitung risiko secara langsung karena belum adanya data historis mengenai kerugian atas kegiatan tersebut. Namun, dengan menggunakan data historis data keterlambatan dan jumlah penumpang maka peneliti mencoba untuk menghitung kerugian yang timbul akibat peraturan tersebut. Dengan melakukan pengujian chi square, kolmogorov smirnov dan anderson darling didapatkan bahwa data frekuensi terdistribusi secara geomet dan data severitas terdistribusi lognormal. Dan dengan menggunakan aggregation method melalui pendekatan loss distribution didapatkan nilai VaR pada tingkat keyakinan 95% sebesar 83.306.690 untuk skenario tanpa penumpang re-route serta nilai VaR pada tingkat keyakinan 95% Rp 80.933.100 untuk skenario penumpang re-route. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan kupiec test maka diketahui bahwa perhitungan VaR menggunakan metode tersebut adalah valid dan dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya.

This study discusses about operational risks arising from the establishment of ministerial regulations which regulates flight delay of more than 4 hours. As the new regulations, each airline can not directly calculate the risk. It is because of the lack of historical data from these activities. However, using historical delay frequency and number of passengers, the researcher tried to calculate the losses resulting from these regulations. By chi-square test, Kolmogorov smirnov and anderson darling test, researcher found that the frequency of delay distributed geometrically and the severity data distributed lognormal. And by using the aggregation method through the loss distribution approach (LDA), Value at Risk ​​using 95% confidence level is Rp 83,306,690 for the scenario without re-route passengers, and the value of VaR at 95% confidence level is Rp 80,933,100 for re-route passengers scenario. After testing by using kupiec test, it is known that the VaR calculation method is valid and can be used for further calculations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Mariska
"Latar belakang: kecenderungan depresi yang berkaitan dengan dukungan purser, rekan kerja, beban kerja mental dan masa kerja pada pramugari akan mempengaruhi kinerja dan absen kerja. Tujuan penelitian ini membuktikan pengaruh dukungan purser dan faktor lainnya terhadap kecenderungan depresi pada pramugari penerbangan sipil di Indonesia.
Metode: Studi potong lintang dengan sampling purposif pada tanggal 12-28 Mei 2014 terhadap pramugari yang sedang melakukan pengujian kesehatan rutin di Balai Kesehatan Penerbangan, Jakarta. Pengambilan data dengan kuesioner Beck inventory dan NIOSH generic job stress. Kecenderungan depresi dianalisis dengan menggunakan regresi linear.
Hasil: Jumlah total pramugari yang melakukan pengujian kesehatan rutin di Balai Kesehatan Penerbangan 242 orang, tetapi yang memenuhi kriteria inklusi adalah 145 orang, kecenderungan depresi dipengaruhi oleh dukungan purser, dukungan di luar pekerjaan dan beban kerja mental. Beban kerja mental terbukti meningkatkan kecenderungan depresi [koefisien regresi (β) = 0,549; p = 0,045] sedangkan dukungan purser [(β) = 0,552; p = 0,033] dan dukungan di luar pekerjaan [(β) = -1,191; p = 0,000] terbukti menurunkan kecenderungan depresi.
Kesimpulan: Dukungan purser dan dukungan di luar pekerjaan menurunkan kecenderungan depresi, sedangkan beban kerja mental meningkatkan kecenderungan depresi.

Background: Depression is associated with a tendency purser support, co-workers support, and mental workload on the flight attendants working lives will affect the performance and absence from work. The purpose of this study demonstrate the influence of other factors support the purser and the tendency of depression in civil aviation flight attendants in Indonesia.
Methods: A cross-sectional study with purposive sampling on 12-28 May 2014 at flight attendant who was doing a routine health examination in Aviation Medical Center, Jakarta. Questionnaire data retrieval Beck inventory and NIOSH generic job stress. The tendency of depression were analyzed using linear regression.
Results: The total number of flight attendants who perform routine health examination in aviation medical Center hall 242 flight attendent, but the inclusion and exclusion criteria in this study was 145 flight attendent, depression tendencies influenced by the purser support, support outside work and mental workload. Mental workload proved increase of depression (p = 0.045, β = 0.549). wheareas purser support (p = 0.033, β = 0.552) and support outside work (p = 0.000, β = -1.191) shown to reduce the tendency of depression.
Conclusion: Purser support and support outside work reduces the tendency of depression, whereas mental workload increases of depression.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>